Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlaila
"Berdasarkan ciri morfemnya, bahasa Arab membedakan antara bentuk verba. partikel dan nomina. Pada skripsi ini penulis membahas tentang adverbia yang termasuk kelompok bentuk partikel dan adverbial, dengan menitikberatkan pada padanan adverbia-adverbial tersebut dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab adverbiaa-adverbial ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu adverbia kata dan adverbial frase. Padanan-padanan adverbis-adverbial ini tidak ditentukan oleh struktur sintaksis bahasa sumbernya. Yang menentukan_nya adalah tindakan interpretatif penterjemah. yang merupakan keputusan bebas pihak penterjemah sejauh hal tersebut tidak merubah pesan inti yang terkandung dalam bahasa sum_bernya. Ada 2 jenis padanan adverbia-adverbial bA dalam bI yaitu padanan formal dan padanan nonformal. Padanan formal men_cakup padanan adverbia, verba dan frase. Sedangkan padanan nonformal mencakup padanan zerro. Contoh adverbia kata memi1iki kemungkinan berpadanan dengan adverbia, diantara_nya tidak, tak pernah, jangan. Adverbial frase -frase nomi_nal yang tersusun sari MM + N berkemungkiiian berpadanan dengan adverbia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Pratiwi
"ABSTRAK
Tujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.
Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.

"
1989
S13505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
"Dalam bagian terdahulu dari karangan ini telah dikemukakan beberapa masalah tentang adverbia. Dari pokok-pokok permasalahan yang dibahas dapatlah disimpulkan sebagai berikut. Pembicaraan mengenai adverbia selama ini lebih mementingkan arti dari pada bentuk. Di antara 9 orang penulis yang diringkaskan pendapatnya, hanya tiga orang (Zainuddin, Slametmuljana, dan C.A. Mees) yang membicarakan adverbia dari segi bentuk. Penulis yang lain membicarakan adverbia hanya dari segi arti.
Dengan menyadari betapa pentingnya segi bentuk di samping arti, karangan ini menampilkan pambicaraan dari segi bentuk; karena bentuk kata dapat menentukan perubahan jenis kata. Kata tertentu yang mandapat afiks, diulang pengucapannya atau digabungkan dengan partikel, dapat merubah makna. Oleh sebab itulah dalam karangan ini selain segi arti segi bentukpun diuraikan pula. Di samping masalah arti. (semantis) dan bentuk (morfologis), segi sintaktis dalam adverbia harus pula diteliti. Adverbia yang unsurnya lebih dari satu kata pada dasarnya adalah satuan sintaktis sebab hubungan antar unsur, dan bentuk gabungan (frase adverbial) barulah jelas kedudukannya bila diuraikan dari segi sintaktis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S11003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asvi Warman Adam
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delfina Yuniara
"Penelitian mengenai adverbia dalam bahasa Indonesia ini telah dilakukan, tujuannya adalah mengetahui perilaku sintaktis Adverbia Reduplikatif dalam Bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan kalimat kalimat yang mengandung adverbia reduplikatif, baik dari bahasa tulis, yaitu karya-karya Nh. Dini, Harian Kompas, dan kamus maupun hasil intuisi penulis. Kemudian dilakukan pengklasifikasian data dan data-data tersebut dianalisis. Hasilnya diperoleh seperangkat kaidah mengenai perilaku sintaktis Adverbia Reduplikatif dalam Bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, 1963-
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.25 SRY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya
"Masalah pokok yang diutarakan dalam skripsi ini adalah Filsafat Kebersamaan Gabriel Marcel (G.Marcel's Philosophy of Communion). Nenurut Marcel manusia itu berorientasi pada kebersamaan ontologis (ontological communion). Manusia akan merasa tidak lengkap atau utuh dan mengalami frustrasi bila disendirikan atau mengurung diri lepas dari keberbarengan dengan sesamanya. Ini adalah teristimewa nyata bagi manusia yang sadar diri, yang dalam dirinya terkandung tuntutan-tuntutan on_tologis akan pemenuhan, akan transendensi, akan keutuhan bersama. Namun manusia itu juga bebas dan karenanya bisa saja memilih menutup diri terhadap dorongan-dorongan dan harapan-harapan akan partisipasi intersubyektif dengan alam semesta, dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Menurutnya berada itu berpartisipasi dalam keberadaan, atau Ada selalu berarti ada bersama (Ease est co-ease). Jadi pilihan yang dihadapi manusia adalah terpisah mengurung diri atau melibatkan diri, bercampur bersama dengan lainnya. Karena diri dan dengan siapa diri itu berpartisipasi tidak bisa dipisahkan, maka berarti manusia itu secara organik dengan alam dan begitu pula alam itu secara or_ganik dengan manusia. Dengan perkataan lain partisipasi adalah dasar bagi pengalaman eksistensi manusia. Kebersamaan (communion) merupakan kenyataan yang dinamis, dimana person-person dalam seluruh kehidupan konkritnya saling memberikan, saling mengisi, saling ada di dalam yang lain, se_hingga bersama mewujudkan realitas baru yang merupakan partisipasi dalam suatu kenyataan yang lebih tinggi; aku dan kau menjadi suatu kesatuan baru yang tidak bisa terpisah menjadi dua bagian. Kebersamaan (communion) adalah kehadiran (presence) yang tercapai sepenuhnya. Hanya karena manusia tetap terbuka bagi yang lain dan secara aktif tetap hadir baginya, kebersamaan (communion) bisa menjadi kenyataan. Dalam hal kebersamaan (communion) Marcel menjelaskan, bahwa penghalang utama bagi terpenuhinya kebersamaan adalah kecen_derungan untuk mengobyektivikasi, karena tindakan ini mengandung kekuatan yang memecah-mecah. Untuk mendalami ini diperlukan pengertian perbedaan antara problem dan misteri. Menurut Marcel problem itu dijumpai pada pertanyaan mengenai obyek yang eksterior bagiku dan tidak memperdulikan saya. Sedangkan misteri menyangkut perjumpaan dengan realitas yang mencakup subyek yang sedang mencari atau mempertanyakan. Kebersamaan bisa tercapai karena orang monghormati misteri. Filsafat Marcel adalah terbuka_ artinya seraya filsafat_nya mengarah ke kematangan dalam komunitas lewat kebersamaan asli. Filsafatnya itu mengharap mendapat kesempurnaan lebih lanjut dari dialektika cinta kasih dari atas yang mengalir dari Yang Absolut ke dalam manusia dan lingkungan manusia. Sesuai dengan sifatnya yang religius ia selalu berhasrat menolong masyarakat dari atomisasi dan kolektivitas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifullah Kamalie
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan padanan preposisi bahasa Arab 'ala dan Prep li dalam bahasa Indonesia dengan berpedoman pada makna kedua preposisi tersebutdalam bahasa sumber sebagai faktor kontekstual yang mempengaruhi perpadanannya dan pada unsur bahasa yang berada di sekitar preposisi tersebut sebagai faktor ko-tekstual yang juga mempengaruhi perpadanannya. Data diambil dari Al Qur'an dan Terjemahnya, yaitu terjemahan AI-Qur'an versi Departemen Agama cetakan Madinah, Saudi Arabia. Dad sumber data tersebut lerkumpul 4208 korpus data yang terdiri atas 1445 'ala dan 2763 li, masing-masing dengan padananannya. Temuan dari penelitian terhadap kedua preposisi bahasa Arab ini adalah bahwa dari sembilan buah makna Prep 'ala, ditemukan hanya enam makna yang lerdapat di dalam Al-Qur'an, yaitu (1) Al-Isti'1a; (2) semakna Prep (3) Al-Ta'ffs (4) semakna Prep ma 'a, (5) semakna Prep min dan,(6) semakna Prep bi Sementara dari dari 30 buah makna, dalam korpus ditemukan hanya 21 buah makna, yaitu: (1) Al-Milk, (2) Al Tamlik, (3) Syibh AI--Milk, (4) Syibh Al-Tamlik (5) Al-T?lil (6) Al-Tabyin, (7) Al-Ta'diyah, (8) Al-5ayrurah. (9) Al-Tablig (10) semakna Prep ila, (11) semakna Prep 1% (12) semakna Prep 'an, (13) semakna Prep 'ala, (14) semakna Adv 'inda, (15) semakna Adv ba'da, (16) semakna Prep min, (19) Al-Tab 'id, (18) Kay, (19) AI-Juhud, (20) AI-Tagwiyah, dan (21) semakna Prep bi. Juga ditemukan bahwa mayoritas padanan kedua preposisi tersebut sama-sama berbentuk preposisi. Sebanyak 898 buah padanan Prep 'ala sama-sama berbentuk Prep, yaitu 62% dari total 1445 kali kemunculan Prep 'ala, dan sebanyak 1653 buah padanan Prep li sama-sama berbentuk Prep , yaitu 60% dari total 2763 kali kemunculan Prep li. Dengan adanya padanan yang sejajar ini, banyak ditemukan transferensi baik pada tataran frasa, maupun pada tataran klausa atau kalimat. Hal itu sebagai akibat penerjemahan kedua Prep tersebut secara harfiah. Dari temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh bahasa Arab dalam penerjemahan Prep 'ala dan Prep li cukup kuat. Dan bila berpedoman pada pendapat Nida dan Taber (1974:12) bahwa 'the best translation does not sound like a translation', maka Al-Qur'an dan Terjemahnya masih jauh dari kriteria tersebut Untuk itu, prinsip ?terjemah Al-Qur'an tidak boleh mengikuti teori dan teknik terjemah menuruf ahli bahasa Indonesia? sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang anggota ?Dewan Penterjemah?' perlu ditinjau ulang, karena sasaran terjemahan tersebut adalah masyarakat Indonesia. Bila Nida dan Taber (1974:173) berpendapat bahwa tidak ada pujian yang lebih baik bagi seorang penerjemah daripada ucapan ?I never knew before that God spoke my language?, maka bila kaidah dan rasa bahasa Indonesia turut dipertimbangkan dalam penerjemahan Al-Qur'an, umat Islam Indonesia akan mengatakan 'Saya tidak mengira sebelumnya bahwa Allah berbahasa Indonesia'.

This study attempts to describe the Indonesian equivalents of the Arabic prepositions 'a/a and Ii This attempt is based on (1) the meanings of those prepositions in the source language as contextual factors that influence the equivalency and (2) language elements around those prepositions as co-textual factors that also influence the equivalency. The data was taken from Al Qur'an dan Terjemahnya, the authorized translation of al-Qur'an done by Indonesia's Department of Religious Affairs. In the data, 4208 examples were found consisting of 1445 occurrences of 'a/a and 2761 occurrences of l; with their equivalents. A survey of the literature uncovered nine total meanings for 'ala and thirty for ti. Of the nine possible meanings of the preposition ala, only six are found in al-Qur'an. They are: (1) al-Isti'la; (2) equivalent to preposition if, (3) al-Ta 'lil, (4) equivalent to preposition ma 'a, (5) equivalent to preposition min and (6) equivalent to preposition bi. Of the thirty total meanings of the preposition li, twenty appear in al-Qur'an. They are: (1) al-Milk, (2) al-Tamlr7r, (3) Syibh al-Milk, (4) Syibh al-Tamlik, (5) al-Ta'lil, (6) al-Tabyin, (7) al-Ta 'diyah, (8) al-Sayrurah, (9) al-Tabyin, (10) equivalent to preposition ilia, (11) equivalent to preposition fi, (12) equivalent to preposition an, (13) equivalent to preposition 'ala, (14) equivalent to adverb 'inda, (15) equivalent to adverb ba 'da, (16) equivalent to preposition min, (17) kay, (18) al-Juhud, (19) al-Tagwiyah, and (20) equivalent to preposition bi Indonesian equivalents of 'ala and li are mostly prepositions. 62% of all occurrences of 'ala and 60% of all occurrences of li are prepositions. From this formal correspondence, I found transference not only at the phrase level, but also at the clause and sentence level. That is the result of literal translation. This adherence by the translators to the grammatical as well as semantic properties of the original somewhat constrains the result in Indonesian. According to Nida and Taber (1984:12) ?the best translation does not sound like translation?, The AI-Qur'an dan Terjemahnya fails that test. We need to reconsider the validity of the principles underlying the translation of sacred literature to free it from rigid linguistic formalism and provide a rationale that will influence a new generation of translators by giving them the freedom to express the essence of the massage without being tied to the 'letter of the law'. Nida and Taber (1974:173) said there is no better compliment for a translator than to have someone say,"I never knew before that God spoke my language", If the principle and taste of Indonesian are also considered in translating al-Qur'an, Indonesian Moslem will say, "I never knew before that Allah spoke lndonesian"."
2000
T3683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
907 PJKB 6: 2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pitaloka Tidarwati
"ABSTRAK
Dewasa ini kegiatan penerjemahan yang menyangkut karya naratif banyak dilakukan. Karya naratif adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu ( Gf. Keraf, 1985 : 136). Ciri-ciri utama suatu suatu karya naratif menurut Nida der l_aber (1969:163) adalah banyaknya tindakan dan hubungan temporal. Salah satu cara untuk memperlihatkan hubungan temporal adalah dengan menggunakan ungkapan waktu bahasa Prancis (BP) dalam bahasa Indonesia (BI).
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Padanan Ungkapan Waktu Bahasa Prancis Dalam Bahasa Indonesia, digunakan konsep-konsep: satuan-satuan yang berupa ungkapan waktu, ungkapan waktu, dan teori terjemahan.
Hasil analisi menunjukkan bahwa ungkapan waktu BP semuanya mendapat padanan dalam BI. Padanannya adalah berupa nomina waktu, adverbial temporal, frase nominal, frase adverbal, dan frase preposisional (sejumlah 97,2 %); dan berupa padanan zero sejumlah 2,8 %. Dalam proses perpadanan tersebut banyak terjadi pergeseran. Pergeseran itu adalah pergeseran struktur, kelas, tingkatan, dan intrasistem.
Dalam hubungannya dengan verba, ungkapan yaitu BP sangat erat kaitannya dengan bentuk verba yang menyertainya. Bentuk verba dalam BP berperan menentukan rujukan ungkapan waktunya. Sebaliknya dalam BI, verba tidak ada hubungannya dengan penggunaan ungkapan waktu. Hal ini dapat dimengerti mengingat dalam BI tidak dikenal system kala.
Akhirnya, analisis ini diharapkan menjadi masukkan dalam bidang terjemahan dan sintaksis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>