Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudirman
"Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan. Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan. Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S13414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antika Narasanti
"Penelitian tentang sejarah nasionalisme Arab bertujuan untuk mengetahui latar belakang pemikiran yang mendasari timbulnya paham nasionalisme Arab dan bagaimana paham sekuler ini bisa berkembang pada bangsa Arab yang sebelumnya justru disatukan oleh ikatan keagamaan. Selanjutnya bagaimana perkembangan Gerakan dan cita-cita Gerakan Nasionalisme arab ini di zaman modern. Pengumpulan data penulisan dilakukan melalui studi kepustakaan yang bersumber pada buku-buku sejarah politik Arab dan Islam yang berkaitan dnegan masalah-masalah nasionalisme Arab. Metode penulisan yang digunakan dalam membahas topik ini adalah metode deskriptif analisis yang dimulai dengan pemapapran sejarah umum nasionalisme, sejarah latar belakang timbulnya nasionalisme Arab, ide-ide dan pemikiran tentang dasar nasionalisme Arab serta sejarah perkembangan Gerakan Nasionalisme Arab. Kesimpulan dari penelitian sejarah ini adalah, bahwa modernisasi di dunia Arab merupakan cikal bakal timbulnya kebangkitan politik bangsa Arab. Dan nasionalisme Arab adalah paham yang dihasilkan dari dampak modernisasi politik. Dalam perkembangan gerakannya nasionalisme Arab timbul sepenuhnya karena masalah politik yang dihadapi dunia Arab saat itu. Nasionalisme Arab baru benar-benar muncul ke permukaan jika ada tekanan politik dari luar yang memaksa kaum nasionalis untuk berbuat sesuatu. Persatuan Arab merupakan wujud dari cita-cita nasionalisme Arab. tetapi cita-cita persatuan Arab tampaknya tidak didukung oleh semua naggota-anggota negara Arab. Hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya cita-cita itu disebabkan karena faktor politik, ekonomi, sosial budaya Arab, yang tidak merata pada anggota-anggota negara Arab. Sementara faktor terpenting yang sesungguhnya menghambat cita-cita itu adalah karena tidak adanya kemauan bersama bagi anggota negara-negara Arab untuk memajukan negara Persatuan Arab."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S13167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazem Zaki Nuseibeh
Djakarta: Bhratara, 1969
953.8 HAZ g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bur Anwar
"Dunia Islam di Asia dan Afrika di wilayah Timur Tengah adalah wilayah-wilayah yang secara geografis dan kultural sangat kaya dan menjanjikan. Bagi imperialis jalur perdagangan ini sangat baik untuk menopang pembangunan ekonomi dunia Islam yang sejak abad 18 menjadi mitra dagang Eropa dijadikan koloni pada abad 19. Kolonialisme dan Imperialisme barat dimulai dan ini berlangsung sampai dengan abad 20.
Sumber-sumber kekayaan alam di dunia Islam hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang, yaitu kalangan elit pemerintahan, elit ekonomi serta para imperialis dan sebagian besar sumber-sumber vital dikuasakan kepada lembaga-lembaga asing. Keadaan seperti itu telah mengkristal menjadi sebuah struktur sehingga perubahan harus dilakukan baik secara ideologis maupun struktural dalam rangka memperbaiki nasib rakyat secara keseluruhan.
Munculnya Gamal Abdul Nasser pada pertengahan abad 20 merupakan mata rantai diujung lingkaran perjuangan di wilayah Islam, terutama di di timur tengah Arab. Ideologi perjuangan dan sepak terjang politik Gamal Abdul Nasser yang kemudian dikenal dengan sebutan Nasserisme, telah menimbulkan perhatian yang sangat besar, bukan hanya kalangan timur tengah arab tetapi juga didunia internasional. Hal ini karena timur tengah, terutama wilayah Arabnya merupakan wilayah yang menduduki posisi strategis bagi percaturan politik internasional dimana negara-negara besar yang berkepentingan memperbesar pengaruh dan kekuasaannya menjadikan wilayah ini sebagai incaran untuk dikuasai dan dieksploitasi sumber-sumbernya.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk memberi kejelasan mengenai sejarah dan karakteristik Nasserisme sebagai ideologi politik yang dikembangkan oleh Gamal Abdul Nasser berdasarkan hal tersebut diatas maka untuk mengarahkan penelitian selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: "Bagaimana sejarah dan karakteristik Ideologi Politik Pan Arabisme, politik dan ekonomi sosialisme arab yang dikembangkan Gamal Abdul Nasser".
Agar jawaban pokok permasalahan tersebut lebih terarah, selanjutnya penulis memperinci tujuan penelitian ini yang mencakup menganalisis dan mendeskripsikan sejarah dan karakteristik ideologi politik Pan Arabisme, ideologi politik ekonomi sosialisme arab yang dikembangkan oleh Gamal Abdul Nasser di timur tengah Arab.
Dari data yang telah di analisa diperoleh suatu kesimpulan bahwa karakteristik Pan Arabisme dan sosialisme Arab Nasser dapat dimengerti dari berbagai pernyataan persatuan arab untuk menjaga identitas, berkat martabat, dan kepentingan regional arab dan menghapus pengaruh-pengaruh imperialisme ekonomi barat yang kapitalistik.

By the cultural and geography the Islamic world in Africa and Asia on middle east territory was the territories which was very rich and promising for the imperialist, this trade way was very good to hold the economic development, since the 18th century the Islamic world got Europe trading company was become a colony in the 19th century. West Imperialism and Colonialism was begun and this is happening until the 20th century.
Natural resources in the Islamic world was only felt by a little part of people, such as government elite society, economy elite and Imperialism and a big part of vita, resources was held to foreign institutions. The situation was like be done not only ideologies but also structural in order to repair people destinies entirety.
Gamal Abdul Nasser appeared in the middle of the 20th century as a link in the end of struggle circle in the Islamic territory, especially in Middle East. Struggle Ideology and Politic of Carnal Abdul Nasser, which was known as Nasserism. It had appeared attention that is very big, not only in Middle east but also International. It was because middle east, especially its Arab territory, was a territory which held a strategy position to international politic, where big countries authority to be large their power and influence became this territory as a target to be held and exploitation their resources.
This thesis research aimed to give an explicit about Nasserism Characteristic and history as a politic Ideology that was developed by Gamal Abdul Nasser. Based of matters above, so that, to direct next research, the writer formulates subject of problem: "How characteristic and history of Arabism Pan Politic Ideology, Arab Socialism Economic and Politic which expanded by Carnal Abdul Nasser".
In order problem subject answer is more direction, the writer explains this research aim, which scope history description and analyze and characteristic of Arabism Pan Politic Ideology, Arab Socialism economy politic ideology that was expanded by Gamal Abdul Nasser in Middle East.
This research thesis is a history research category is observed from complex problem which is researched, and is observed from research sources is literature research.
From date, which had analyzed it, got a conclusion that the characteristic of Arabism Pan and Nasser Arab Socialism can be understood from all kinds of Arab society statement to keep identity, dignity and Arab Regional importance and deleting of Capitalistic west economy Imperialism influences.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boellstorff, Tom
"This essay argues for paying attention to the life-worlds of gay and lesbian Indonesians. These Indonesians' lives provide valuable clues to how being 'Indonesian' gets defined and to the workings of nation-states more generally. In particularly, the lives of gay and lesbian Indonesians help to demonstrate how heteronormativity the assumption that heterosexuality is the only normal or proper sexuality plays a fundamental role in forming nation-states as "imagined communities." Restricting the family model to the heterosexual couple has been a key means by which the idea of the Indonesian nation (and other nations) has been promulgated and sustained. Thus, rather than see the exclusion of homosexuality as a latter-day response to an encroaching global gay and lesbian movement, this exclusion is most accurately understood as a point of departure by which the idea of 'Indonesia' comes to exist in the first place."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa, 2005
899.221 3 REV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2017
297.272 NAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>