Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanda Damayanti
"ABSTRAK
Pada mulanya adalah menggulingkan pemerintahan Bakufu dan mendirikan pemerintahan yang baru. untuk tujuan itu Shibusawa sudah berjuang sedapat-dapatnya tetapi keadaan telah memaksanya meninggalkan rencana itu dan bekerja pada Hitotsubashi, yaitu masih sanak keluarga Tokugawa. Hal ini telah mengakibatkan Shibusawa menjadi orang gajian Bakufu dan walaupun terperangkap pada suatu keadaan yang tidak menyenangkan, ia menyambut baik kesempatan pergi ke luar negeri. Hal inilah yang menpengaruhi perubahan pemikiran Shibusawa Eiichi. Shibusawa yang memulai karirnya sebagai anggota yang aktif dari birokrasi pemerintah yang baru dan secara pribadi terlibat dalam proses perubahan yang cepat, sehingga ia menyadari bahwa modernisasi bangsa tidak akan tercapai hanya dengan upaya pemerintah sendiri. Shibusawa tahu bahwa negara yang modern tidak akan pernah terjadi tanpa adanya sekelompok wirausaha yang mau menerima saran dan kebijakan pemerintah dan mengelola perubahan dengan mempertimbangkan keadaan masyarakat dan kondisi pasar dengan seksama, bekerja setahap demi setahap untuk kemakmuran bangsa.

"
1996
S13991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kartika Pramudita
"Penelaahan mengenai pokok-pokok pemikiran Shibusawa Eiichi yang mengkaitan perekonomian dengan moral dan dasar terbentuknya pemikiran-pemikiran tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran Shibusawa Eiichi yang berkaitan dengan pedoman moral bagi kalangan bisnis dalam usahanya menunjang modernisasi di zaman Meiji, dan menemukan landasan dari pemikiran-pemikirannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan metode kepustakaan, terutama didasarkan pada buku Rongo to Soroban yang ditulis oleh Shibusawa Eiichi. Selain itu jugs dipergunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan terra permasalahan sebagai acuan penunjang. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Shibusawa Eiichi menganggap perlu ada suatu pegangan moral bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatannya. Pegangan moral tersebut dimaksudkan agar kegiatan yang mereka lakukan tidak saja menghasilkan keuntungan pribadi melainkan diharapkan juga dapat menunjang usaha pengembangan perekonomian negara secara keseluruhan, sesuai dengan tuntutan zaman ketika itu.Pegangan moral yang dianjurkan oleh Shibusawa Eiichi adalah ajaran - ajaran Konfusianisme lama, yaitu ajaran menurut Kooshi, yang termuat dalam kitab Rongo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Widianingsih
"konsep pemikiran yang mendorong perkembangan politik dan pemikiran di awal periode Meiji adalah kenyataan yang dramatis mengenai ketidakberdayaan Jepang untuk mengatasi serangan dan tuntutan Barat yang mendadak. Suatu perubahan drastis sangat diperlukan bila Jepang berkeinginan tetap bertahan sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat. Situasi seperti ini dimulai sejak kedatangan Komodor Matthew C. Perry dari Armada Samudra Hindia Timur Amerika Serikat di Uraga (1853) dengan tujuan menuntut dibukanya politik isolasi Jepang.
Kelanjutan dari kedatangan Perry yang melahirkan perjanjian Kanagawa (1854) yang tidak adil bagi Jepang, telah melahirkan perasaan anti orang asing. Sementara itu pengaruh lain yang ditimbulkan dari pembukaan negara ini adalah menurunnya wewenang Shogun dan para Daimyo sehingga melahirkan kekuatan-kekuatan politik baru yang terpecah menjadi dua bagian, yaitu golongan yang pro Barat dengan golongan yang kontra terhadap pembaharuan dari Barat. Perkembangan pemikiran di dalam usaha mencari Bentuk yang tepat dalam arah pembaharuan Jepang selanjutnya merupakan kunci pembahasan zaman ini. Konflik dan permasalahan yang ditimbulkan pada periode ini telah melahirkan generasi-generasi baru yang dengan caranya sendiri melakukan berbagai terobosan atas kepelikan situasi yang dihadapi.
Keadaan zaman yang demikian ini merupakan gambaran situasi Jepang pada saat Tokutomi Sohood; lahirkan. yaitu suatu masa dimana tradisi feodal masih berakar Kuat sementara pengaruh Barat mulai berangsur-angsur masuk mempengaruhi pola pikir masyarakat. Tokutomi Sohoo merupakan salah satu wakil dari generasi zamannya yang mempunyai suatu keinginan kuat untuk ikut berusaha dalam menentukan nasib bangsanya. Satu hal yang menarik perhatian dalam studi ini adalah dalam memilih karir jurnalis sebagai wadah penyaluran ide-ide dan aspirasinya. Hal inilah yang menjadikan Sohoo lain dari kebanyakan intelektual Jepang masa itu yang langsung terjun menjadi politikus. Sohoo menempatkan dirinya sebagai seorang pengamat, kritikus, komentator, dan sekaligus kemudian menjadi penerbit dari majalah dan koran yang dipimpinnya.
Studi ini menjadi lebih menarik dengan perubahan-perubahan pemikiran Sohoo. Bagi Sohoo seorang jurnalis haruslah memiliki nilai lebih dari pada hanya menjadi sporting penulis dan pencari berita. Bentuk pelayanan masyarakat seperti ini baginya merupakan suatu kerja yang menuntut pengabdian total demi untuk membantu kesejahtereran sosia1 masyarakat dan juga kepentingan negaranya. Pada pertengahan tahun 1880-an pada saat karirnya sebagai seorang penulis dimulai sampai pada tahun 1945 saat aktivitasnya di masyarakat berakhir, Sohoo telah banyak mengghasilkan tulisan penting. Sampai akhir masa hidupnya Sohoo telah menulis lebih dari 35O buah tulisan mengenai masalah-masalah dalam negeri, hubungan internasional, sejarah, geografi, penelitian sastra, dan kritik-kritik sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Haryosusanto
"R. Haryosusanto (0794080235). Peranan Okuma Shigenobu di Bidang Polilik, Pemerintahan dan Pendidikan dalam Modernisasi Jepang. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. I Ketut Surajaya), Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Okuma Shigenobu merupakan seorang dari sedikit tokoh Jepang yang konsisten dengan sikap dan pendiriannya. Okuma begitu gigih mempertahankan pendapat dan pemikitrannya walaupun harus menerima pemecatan dirinya sebagai anggota majelis dan mendapat serangan percobaan pembunuhan. Namun demikian hal tersebut tidak mengendurkan semangat Okuma untuk mewujudkan cita-citanya. Sebagai bukti kekonsistenan sikapnya itu, meski ia telah dipecat dan anggota majelis ia tetap diminta untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan menjabat menteri diberbagai bidang, menjadi perdana menteri sebanyak dua kali selain itu ia juga mendirikan Rikken Kaishinto yakni partai progresif kedua di Jepang setelah Jiyuto. Itu semua merupakan sebagian kecil karirnya dibidang politik dan pemerintahan. Dibidang pendidikan kesuksesan Okuma ditandai dengan didirikannya Universitas waseda (Waseda Daigaku) pada tahun 1882 yang sebelumnya bernama Sekolah Hukum Tokyo (Tokyo Senmon Gakko). Selain itu Okuma juga mengadakan perubahan substansial pada sekolah hukum swasta, yakni dengan diadakannya kursus persiapan untuk memasuki universitas, dimana jika sebelumya universitas hanya diperuntukan bagi mereka yang telah menempuh pendidikan formal, misalnya SMA dan sederajatnya. Maka bagi mereka yang tidak atau belum menempuh pendidikan formal sampai setingkat SMA tetapi telah lulus mengikuti kelas persiapan, mereka dapat masuk ke Universitas."
2000
S13677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Kathrin Octiana
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini, yang dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sastra pada tahun 1996, ialah memaparkan serta mengkaji pemikiran dari seorang politikus pada zaman Meiji, yaitu Mori Arinori dalam memodernisasikan Jepang. Kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian seorang tokoh Mori Arinori adalah bagaimana dia dapat mencetuskan pemikirannya untuk memodernisasikan Jepang, dengan gaya dan pikirannya yang berani dan gigih. la memiliki tekad yang tinggi untuk memajukan Jepang dengan hasil pemikirannya yang modern. Latar belakang keluarga dan pendidikan yang dipelajarinya menjadikan Mori Arinori memiliki pemikiran bergaya Eropa. Negara Jepang yang pada saat itu menurut Mori sangat ketinggalan zaman, sehingga tidak akan mengalami kemajuan jika tidak melakukan tindakan modernisasi seperti penghapusan kebiasaan menyandang pedang pada kaum samurai, pemakaian bahasa Inggris, dan mengajarkan pendidikan bergaya militer. Karena dinilai pemikirannya terlalu berani dan...

"
1996
S13993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S5761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspitasari
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Negara
"Hancurnya berbagai sektor ekonomi dunia pasca Perang Dunia ke-2 mengakibatkan hancurya perekonomian di berbagai negara-negara dunia. Di asia, Jepang merupakan Negara yang mampu bangkit dengan cepat dari keterpurukan ekonomi Pasca PD II. Salah satu faktor yang membuat Jepang cepat bangkit dari Keterpurukan ekonomi Asia adalah peranan keiretsu dalam perusahaan-perusahaannya. Meskipun keberadaanya dipadang sebagai hambatan terbesar bagi pihak asing dalam memasuki perindustrian Jepang, tetapi keiretsu melalui kekuatan jaringan dan pembagian kerja serta difersifikasi produk yang dilakukanya telah berhasil memenuhi kebutuhan domestik Jepang, bahkan secara aktif dan agresif membawa Jepang ke dalam perdagangan internasional melalui penetrasi produk dan investasi ke negara-negara lain. Dalam penelitian ini saya akan membahas mengenai peranan keiretsu dan dampaknya terhadap pertumbuhan perekonomian Jepang dari tahun 1951-1973.

The destruction of the various sectors of the world economy after World War 2 resulted collapse economy in various countries of the world. In Asia, Japan is a country that is able to rise quickly from the economic downturn post-World War 2. One of the factors that make Japan rapid rise of Asian economic downturn is the role of the keiretsu in its companies, event keiretsu seen as the biggest obstacle for foreign in industrial enter to Japan, but through the strength of the keiretsu network and division of labor and product has been successfully meet the needs of Japanese domestic, moreover its actively and aggressively bringing Japan into the international trade and investment through the penetration of the product in other countries. In this research, I will explain the role of keiretsu and its impact on Japanese economic growth from 1951-1973.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Ferdinand Poli
Depok: Universitas Indonesia, 1983
D442
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koritelu, Paulus
"Fokus utama penelitian ini untuk melihat perubahan hubungan sosial duan dan lolat di Olilit dalam kurun waktu 1995-2004. Temuan sebelumnya: Hubungan sosial duan dan lolat; baik Drabbe, Renwarin maupun McKinnon menemukan bahwa: hubungan sosial duan dan lolat merupakan bagian dari struktur sosial yang di dalamnya terdapat status dan peranan sebagai duan dan lolat. Status yang dimaksudkan berhubungan dengan posisi sebagai pemberi anak dara dan posisi sebagai penerima anak dara. Sedang peranan: dalam hal memilih dan menentukan jodoh, membayar harta adat serta peranan dan fungsi sebagai pelindung dalam sistem Arin serta peranan dalam pembuatan tais sebagai simbol pengikat hubungan sosial duan dan lolat. Ketiga peneliti di Tanimbar juga menemukan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hubungan sosial duan dan lolat antara lain faktor konflik, faktor birokrasi formal dan faktor agama. Dengan data tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teori tindakan sosial dan struktur sosial dari Weber yang menekankan pentingnya memahami arti subyektif dari satu tindakan sosial serta dasar rasionalitas obyektif dalam setiap tindakan sosial.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan 3 teknik perolehan data yakni: 1. Observasi. 2. Diskusi kelompok terfokus (FGD) dan 3. Indept Interview. Ketiga teknik ini digunakan untuk saling melengkapi, apalagi waktu penelitian yang singkat serta secara substansial berusaha melakukan cross-check data dari informan yang sama pada ketiga kesempatan yang berbeda. Konsistensi data penelitian dari ketiga teknik tersebut dapat dikontrol melalui instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Karena itu kontrol atas hal itu dapat dilakukan ke informan baik pada waktu diskusi, diwawancara secara mendalam maupun ketika diobservasi. Karena substansi observasinya dalam kurun waktu yang lalu, maka observasi dibantu dengan teknik recall interview dari sumber-sumber yang representative. Penelitian difokuskan pada 54 informan, 40 orang diajak diskusi dalam 5 kelompok yang berbeda, 22 orang diwawancarai, diantaranya berasal dari 8 peserta diskusi.
Temuan studi ini memperlihatkan: ada terjadi perubahan hubungan sosial duan dan lolat saling berbeda dalam kurun waktu 1995-1999 dan 2000-2004, yaitu sebagai berikut:
- Status adat dalam 2 kurun waktu tersebut tetap ada dan tidak tergantikan dengan status yang lain, walaupun dalam perannya mengalami pergeseran dari satu orang ke orang lainnya.
- Terjadi perubahan dalam peran adat dalam hubungan sosial duan maupun lolat (peran untuk memilih atau menentukan jodoh; sedikit bergeser/berubah dalam tahun 1995- 1999), peran membayar harta adat; tidak berubah dalam tahun 1995-1999). Sedang peran sebagai pelindung dalam sistem arin maupun pembuatan tais juga mengalami pergeseran/perubahan dalam kurun waktu 1995-1999.
- Sedang semua peran adat duan dan lolat mengalami perubahan yang sangat kelihatan ?perubahan besar/banyak? dalam kurun waktu 2000-2004, baik memilih jodoh, membayar harta adat, maupun peran dalam sistem Arin dan pembuatan tais pengikat hubungan sosial duan dan lolat.
- Dalam tahun 1995-1999 faktor konflik dan perang tidak berpengaruh, sedang faktor agama dan aturan birokrasi formal membuat sedikit perubahan/pergeseran dalam hubungan sosial duan dan lolat. Sedang dalam tahun 2000-2004, faktor aturan birokrasi formal sangat berperan banyak/besar terhadap perubahan hubungan sosial duan dan lolat, demikian halnya dengan konflik internal antara duan dan lolat. Berbeda dengan agama yang sebenarnya tidak berpengaruh.
Temuan tentang status adat duan dan lolat di Olilit yakni: Ompakain, udanain, dan empuain adalah hal baru yang tidak ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Perubahan hubungan sosial duan dan lolat terjadi dalam tingkatan perubahan yang berbeda dalam dua kurun waktu tersebut, dan hal itu berlaku untuk semua dimensi hubungan sosial duan dan lolat. Hal inilah yang tidak dijelaskan dalam teori atau temuan sebelumnya. Termasuk kehadiran kota kabupaten di Olilit merupakan sebuah temuan yang berbeda dengan temuan-temuan sebelumnya. Bahwa dinamika dari situasi tersebut menjadi salah satu stimulus yang memberi penjelasan atas perubahan hubungan sosial duan dan lolat dalam dua kurun waktu tersebut. Satu masukan yang bisa disampaikan: diperlukan satu upaya duduk bersama antara birokrat atau pemda, agama dan orang Olilit untuk membuat kebijakan praktis atas proses perubahan hubungan sosial yang sedang terjadi sampai saat ini.
Kehadiran kota kabupaten menjadi sebuah fenomena yang amat relevan untuk menerapkan teori Weber tentang Rasionalitas tindakan sosial berdasarkan Otoritas Legal Formal dalam birokrasi, ternyata membawa pengaruh besar dalam perubahan hubungan sosial duan dan lolat, di samping faktor Teknologi dan sedikit juga pengaruh dari faktor Agama.

This research principal focus for seeing change of social relationship duan and lolat in Olilit in range of time of 1995-2004. Finding before all: Social relationship duan and lolat; good Drabbe Renwarin and also McKinnon find that: social relationship duan and lolat is part of social structure which in it there are status and role as duan and lolat. Status which meant relating to position as giver of child of virgin and position of as receiver child of virgin. Medium of role: in the case of choosing and determine couple, pay for custom estae and also function and role as protector in system Arin and also role of making of tais as fastener symbol the relation of social duan and lolat. Third researcher in Tanimbar also find existence of factor having an effect on to social relationship duan and lolat for example conflict factor, formal bureaucracy factor and religion factor. With the data, hence this research will be done by using social action theory and social structure from Emphasizing weber important thinks comprehend meaning of subjective out of an social action and also objective rationality base in every social action.
Research method which applied is qualitative by using 3 technique in data acquisition namely: 1. observation. 2. Discussion group of focused (FGD) and 3. Indept Interview. Third this technique applied for complementary, more than anything else brief research time and also in substansial make an attempt on cross check data from same informan at third of different opportunity. Research data consistency from the technical is third can be controlled through instrument which applied in research. In consequence control to that thing can be done to informan either at discussion time, interviewed exhaustively and also when observation. Because the observation substance in last range of time, hence observation assisted with technique in recall interview from source of source of which representative. Research is focussed at 54 informan, 40 people invited by discussion at 5 different group, 22 held an interview people, between the come out of 8 discussants.
This study finding show: there is happened change of social relationship duan and lolat is each other differing in range of time of 1995-1999 and 2000-2004, that is as follows:
- Status custom in 2 the range of time is irreplaceable and immanent with other status, although in the role experience friction out of one people to other people.
- Has been a change in role of custom in social relationship duan and also lolat (role for choosing or determine couple; a few change/friction in year 1995-1999), role of paying custom estae don't change in year 1995-1999). Medium role of as protector in system arin and also making of tais also experience change/friction in range of time of 1995-1999.? Is medium all role of custom duan and lolat experience change which hardly looked to be "Big changing / a lot" in range of time of 2000-2004, good choose couple, pay for custom estae, and also role of in system Arin and making of tais fastener the relation of social duan and lolat.
- In year 1995-1999 war and conflict factor don't have an effect, medium of formal bureaucracy order and religion factor make a few change/friction in socials relationships duan and lolat. Medium in year 2000-2004, formal bureaucracy order factor so central large/many to change of social relationship duan and lolat, that way the things of internal conflict between duan and lolat. Differ from religion which actually don't have an effect.
Finding concerning custom status duan and lolat in Olilit namely: Ompakain, udanain, and empuain is new things which be not found in research before all. Change of social relationship duan and lolat tedadi in different change level in two the range of time, and that thing valid for all dimensions the relation of socials duan and lolat. This things is not explained in finding or theory before all. Included attendance of sub-province town in Olilit is a different finding with finding finding before all. That dynamics from the situation becoming one of stimulus giving explanation of to change of social relationship duan and lolat in two the range of time. An input which can be submitted: required an sessile effort with between local government or bureaucrats, religion and people Olilit for making practical policy to process change of social relationship being happened till now.
Attendance of sub-province town become a very phenomenon relevant to apply Weber theory concerning Social action rationality based on Formal legal Authority in bureaucracy, temyata bring major effect in change of social relationship duan and lolat, beside Technological factor and a few also influences from Religions factors."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D927
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>