Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Mantiri
"Proses untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, tentu tidak mudah. Hal seperti ini ternyata melibatkan banyak pihak baik dari lingkungan (eksternal) maupun dari dalam diri subyek sendiri (internal). Jepang, salah satu negara industri, dikenal memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas. `Kualitas' tersebut dapat berarti kemampuan tiap individu dalam menguasai bidang pekerjaannya dengan baik disertai dengan semangat kerja yang tinggi dan keinginan untuk terus maju. Disamping hal itu, yang diharapkan dari seorang manusia dewasa yang berkualitas adalah keberhasilannya dalam hidup bermasyarakat.
Keterlibatan anak dalam pendidikan prasekolah adalah salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut. Pendidikan prasekolah menjadi alternatif bagi orang tua di Jepang untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat.
Kondisi seorang anak yang berusia 0 hingga menginjak usia 6 tahun merupakan masa yang penting. Pada masa itu dalam diri anak akan terbentuk suatu sikap untuk bersosialisasi dengan orang lain. Melalui pendidikan prasekolah inilah, ditanamkan nilai--nilai hidup dalam masyarakat. Dengan kurikulum yang lebih banyak menekankan kegiatan yang bersifat kelompok, secara tidak sadar, telah tertanam rasa kebersamaan dalam diri anak, yang juga merupakan bekal yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Madubrangti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
306.52 DIA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Fumiyo Wangsaputri
"Penelaahan mengenai pendidikan pra sekolah bagi anak-_anak Jepang didasarkan pada tradisi yang diterapkan pada anak-anak yang berusia antara 0 tahun hingga 6 tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara orang tua Jepang mendidik dan mempersiapkan anak-anaknya menjadi calon-calon manusia Jepang yang berpotensi.Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian melalui metode kepustakaan terutama didasarkan pada buku The Chrysanthemum and The Sword yang ditulis oleh Ruth Benedict. Selain itu juga diacu buku-buku lain yang berkaitan dengan tema permasalahan. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa tradisi pendidikan pra sekolah yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang dimulai sejak si bayi masih berada di dalam rahim ibunya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan si anak menuju ke kedewasaan. Peranan orang tua, terutama ibu, sangat penting pada masa pengasuhan anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidniya Hani Muthmainnah
"Penelitian ini membahas mengenai cara guru mengajar anak bersosialisasi di pendidikan prasekolah Jepang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif analitis berdasarkan data kepustakaan, serta observasi dan wawancara singkat. Sosialisasi anak prasekolah di Jepang bertujuan untuk membangun ikatan personal anak-anak satu sama lain serta membangun kemauan dan kemampuan pribadi untuk hidup berkelompok.
Metode yang digunakan oleh guru Jepang untuk melatih anak prasekolah agar bersikap yang sesuai dengan harapan kelompok dipaparkan oleh Lois Peak (1991) dan Catherine C. Lewis (1995). Untuk mengetahui penerapan metode-metode tersebut, penulis melakukan observasi singkat pada guru-guru di Taman Kanak-Kanak Sekolah Jepang Jakarta atau Jakarta Japanese School Kindergarten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru tersebut menggunakan cara yang serupa dengan yang dipaparkan oleh Peak dan Lewis. Cara-cara tersebut mendukung tujuan sosialisasi anak prasekolah di Jepang.

This thesis discusses the way teachers teach preschool children to socialize in Japan. This thesis use qualitative descriptive analysis method based on data from literatures, as well as observation and brief interviews. Socialization of preschool children in Japan aims to build children's personal ties to each other and build personal willingness and ability to live in groups.
The methods used by the Japanese teachers to train preschool children in order to be in line with the expectations of the group life are described by Lois Peak (1991) and Catherine C. Lewis (1995). To determine the application of these methods, the author conducted a brief observation on the teachers in Taman Kanak-Kanak Sekolah Jepang Jakarta or Jakarta Japanese School Kindergarten.
The result shows that the teachers use similar methods to the method?s that described by Peak and Lewis. These methods support the objectives of socialization of preschool children in Japan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmi
"Salah satu tugas perkembangan pada masa prasekolah adalah berkembangnya kemampuan motorik kasar anak. Pada saat ini tubuh anak berkembang pesat, terutama perkernbangan otot-otot besar yang memungkinkan perkembangan motorik kasarnya. Anak juga sangat aktif dan energik, sehingga membutuhkan latihan kegiatan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar ini memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan kognitif, emosi dan sosial pada anak. Pentingnya perkembangan motorik kasar sudah menjadi perhatian para pendidik sejak lama. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan motorik kasar anak prasekolah belum mendapat perhatian yang sesuai. Penelitian pada 212 Taman Kanak-kanak (TK) di DKI Jakarta pada tahun 2002, ditemukan bahwa hanya 57,3 % sekolah yang memberi kesempatan bagi murid untuk melakukan kegiatan motorik kasar.
Program Pendidikan Rumah Bagi Orangtua Dalam Mengembangkan Motorik Kasar Anak Prasekolah ini disusun sebagai alternatif pendidikan untuk anak prasekolah. Pada masa prasekolah anak tidak harus mengikuti pendidikan di sekolah atau institusi tertentu di luar rumah. Kebutuhan anak adalah memperoleh Stimulasi yang kaya dan beragam, sehingga dapat mengembangkan dirinya dengan optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan sendiri oleh orangtua rnelalui pendidikan rumah. Dengan peran aktif orangtua sebagai guru di rumah dapat terjalin hubungan yang lebih akrab antara anak dengan orangtua.
Dengan demikian, program ini disusun agar anak dapat mencapai perkembangan motorik kasar yang optimal. Program ini menggunakan teori perkembangan motorik dari Gallahue dan Ozmun yang dirangkum dengan teori-teori dari ahli-ahli lainnya, seperti Berk, Miller dan Feldman. Perkembangan motorik kasar disebut juga perkembangan gerak, dibagi menjadi tiga aspek, yaitu stabilitas, lokomosi dan manipulasi. Masing-masing aspek terdiri dari beberapa kemampuan yang nantinya akan dilatihkan pada anak.
Di dalam program ini terdapat kegiatan-kegiatan yang sederhana, material yang mudah didapat Serta tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga aplikatif untuk digunakan oleh orangtua. Untuk penyempurnaan program ini selanjutnya dapat dilakukan dengan uji coba di lapangan serta evaluasi. Perbaikan terhadap hasil evaluasi akan menghasilkan program baru yang telah teruji. Kemudian diberikan pelatihan untuk orangtua."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Ahmad Fihri
"ABSTRAK
Mengasuh anak prasekolah merupakan tanggung jawab yang besar, karena pada masa ini memilikipengaruh yang besar dalam pembentukan karakter anak baik positif maupun negative. Pola asuhorang tua diantaranya otoriter, demokrasi, dan permisif. Hal yang paling berguna dalam mendidikanak adalah kasih sayang, rasa antusias, rasa humor, kesabaran, keberanian bersikap tergas dankonsisten. Interaksi antara anak dan orang tua juga tidak kalah penting dalam membentuk pribadianak. Mendidik anak di era digital dengan cara menerapkan pola asuh yang tidak otoriter karenaanak tidak senang dipaksa melainkan dibujuk dan dibiarkan namun juga tetap diawasi olehorang tua. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran orang tua dalam mengasuh danmendidik anak pada era digital saat ini."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Mesta
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, peran sebagai "ibu" tetap dituntut berfungsi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan anaknya, khususnya anak prasekolah sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Secara teoretis masa usia prasekolah adalah masa terpenting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia ini, bisa saja timbul stagnasi dalam usaha memenuhi tugas-tugas perkembangannya jika tidak diberi dukungan dan kesempatan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah; apakah ada hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan: perkembangan kemampuan sosialisasi, perkembangan kemampuan komunikasi dan pola komunikasi keluarga pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta, melibatkan 142 anak usia prasekolah dari 8 Taman Kanak-kanak. Dengan rincian 71 anak mewakili kelompok ibu bekerja dan 71 anak lainnya mewakili kelompok ibu tidak bekerja.
Untuk melihat hubungan pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, hubungan pola komunikasi dengan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, serta hubungan perkembangan kemampuan sosialisasi dan perkembangan kemampuan komunikasi dari anak usia prasekolah digunakan analisa korelasi. Sedangkan teknik untuk menguji perbedaan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah, perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah, pola komunikasi keluarga ibu bekerja dan ibu tidak bekerja digunakan uji beda rata-rata.
Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positip dan bermakna antara pola komunikasi keluarga dengan perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah. Di peroleh hasi l 0,201 dan signifikan pada taraf 5 %. Berarti antara pola komunikasi keluarga dan perkembangan kemampuan sosialisasi ada korelasi positip.
Selanjutnya ada hubungan yang positip dan signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan pola komunikasi keluarga. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pola komunikasi keluarga yang digunakan, berarti akan meningkatkan perkembangan kemampuan komunikasi anak usia prasekolah.
Hubungan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak dan perkembangan kemampuan sosialisasi anak diperoleh sebesar 0,446 dan signifikan pada taraf 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat perkembangan komunikasi akan semakin meningkat pula perkembangan kemampuan sosialisasinya.
Untuk pola komunkasi keluarga dari Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja, tidak terbukti ada perbedaan. Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja dalam sampel penelitian ini cenderung menggunakan pola komunikasi keluarga protektif, yaitu komunikasi orientasi sosialnya tinggi, sedangkan komunikasi orientasi konsepnya rendah, hasilnya sebanyak 77 sampel (54 %). Untuk pola komunikasi keluarga Laisser-faire dengan komunikasi yang orientasi sosial maupun komunikasi orientasi konsepnya rendah sebanyak 26 sampel (18 %). Pola komunikasi keluarga pluralistik yaitu dengan komunikasi yang berorientasi sosial rendah dan komunikasi berorientasi konsepnya tinggi sebanyak 7 sampel (5 %). Sedangkan Pola Komunikasi Konsensual dimana komunikasi yang berorientasi sosialnya maupun komunikasi orientasi konsepnya tinggi sebanyak 32 sampel (23 %).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan komunikasi anak, dari kelompok Ibu bekerja maupun Ibu tidak bekerja. Ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan komunikasi anak pada usia prasekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bekerja/tak bekerja Ibu. Apapun aktivitas dan tanggung jawab Ibu, nampaknya tetap memperhatikan perkembangan kemampuan komunikasi anak-anaknya.
Ada perbedaan yang signifikan antara perkembangan kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah pada Ibu bekerja dan tidak bekerja. Dibuktikan dari uji coba peluang rata-rata sebesar 0, 0166 pada tabel 4.10.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>