Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87932 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Rainy Harbiyanti Dewi. Ikhtisar sbb. Penelitian mengenai Gion matsuri di Tobata dan yatai (usaha dagang kaki lima) yang menyertainya telah dilakukan di Jepang dan Tobata khususnya, pada bulan Mei 2004-April 2005, tujuannya ialah memberi gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Gion matsuri, suatu kegiatan yang bersifat keagamaaan, dengan yatai yang merupakan kegiatan berdagang, sehingga dapat diketahui makna dari matsuri sebagai sarana perpaduan antara shinji ( kegiatan keagamaan yang dilakukan di Jinja, tempat pemujaan dewa Shinto) dan goraku ( hal yang menghibur dan menyenangkan perasaan orang atau hal bersuka ria )..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Zorsyna
"ABSTRAK
Pada hakekatnya setiap individu, setiap bang_sa memiliki dua segi budaya di dalam kehidupannya, yaitu segi material dan segi spiritual, yang mana keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, dan keduanya Baling menunjang. Menurut seorang ahli filsafat Indonesia, Soerjono Soekanto budaya material mengandung karya dan kemampuan manusia untuk menghasilkan benda, sedangkan budaya spiritual mengandung karsa, yang menghasilkan kaidah-kaidah kepercayaan, moral, hukum dan juga kaidah-_kaidah keindahan. Dalam meneliti karakteristik suatu bangsa atau dalam mempelajari karakteristik budaya dalam anti cara berpikir suatu bangsa, ada dua buah alternatif, yaitu menelitinya melalui segi spiritual ataukah menelitinya me1alui segi material. Demikian pula ketika kita hendak mengetahui bagaimana karakteristik cara berpikir orang _

"
1986
S13480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ligia Emila
"ABSTRAK
Cara bunuh diri yang dilakukan, oleh orang-orang hampir di se1uruh dunia, umumnya mengambil bentuk yang hampir sama. Misalnya; menggunakan obat serangga, terjun dari tempat yang tinggi, gantung diri, menggunakan senjata api, bakar diri, memotong urat nadi. Tetapi didalam masyarakat Jepang diantara cara-cara tersebut diatas ini mereka mengenal suatu cara bunuh diri yaitu apa yang disebut Seppuku atau Harakiri (pemotongan perut). Cara ini sangat terkenal dan diakui sebagai salah satu cara bunuh diri yang dianggap terhormat.
Cara bunuh diri seperti ini khususnya diselenggarakan dikalangan kaum Samurai atau Rushi (kesatria Jepang). Seppuku bagi kaum samurai memiliki dua pengertian. Yakni, pertama, Jisatsu yaitu bunuh diri, dan kedua Keioatsu yang artinya hukuman mati.
Setelah membaca sebuah karya yang berjudul Seppuku no Eanashi yang ditulis oleh seorang ahli Antropologi Jepang yang bernama Chiba Tokuji, hal ini telah menjadi suatu motivasi bagi penulis untuk lebih mengetahui dan memahami maksud dan pengertian seppuku. Dalam karya tersebut diuraikan tujuan dan arti seppuku yang hidup didalam sejarah kebudayaan Jepang mengikuti arus perkembangan_

"
1984
S13652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Fumiyo Wangsaputri
"Penelaahan mengenai pendidikan pra sekolah bagi anak-_anak Jepang didasarkan pada tradisi yang diterapkan pada anak-anak yang berusia antara 0 tahun hingga 6 tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara orang tua Jepang mendidik dan mempersiapkan anak-anaknya menjadi calon-calon manusia Jepang yang berpotensi.Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian melalui metode kepustakaan terutama didasarkan pada buku The Chrysanthemum and The Sword yang ditulis oleh Ruth Benedict. Selain itu juga diacu buku-buku lain yang berkaitan dengan tema permasalahan. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa tradisi pendidikan pra sekolah yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang dimulai sejak si bayi masih berada di dalam rahim ibunya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan si anak menuju ke kedewasaan. Peranan orang tua, terutama ibu, sangat penting pada masa pengasuhan anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Panjaitan, Dahlia
"Dengan sering adanya berita mengenai bunuh diri di kalangan rernaja dan lanjut usia di Jepang serta menurunnya pertumbuhan penduduk, menyebabkan penulis mencari tahu sumber permasalahannya. Keluarga adalah satuan terkecil dari masyarakat dan keanehan suatu masyarakat dapat digambarkan dengan menjelaskan hubungan kekeluargaan yang berlangsung di dalamnya. Keluarga ialah fungsi pengantar pada masyarakat besar. Kehidupan berkeluarga di Jepang mengalami perubahan sebelum dan sesudah perang dunia kedua. Bentuk keluarga di Jepang sebelum perang dunia kedua adalah le. Dimana sekelompok manusia yang tinggal bersama-sama dan hubungan antara anggotanya terjalin erat baik secara ekonomi dan sosial. Semua anggota harus patuh kepada Kachoo, dan segala sesuatunya dilakukan untuk kepentingan le. Setelah perang dunia kedua dengan masuknya pengaruh demokrasi, generasi muda tidak lagi merasa berkewajiban untuk melanjutkan le. Pala hidup berkeluarga berubah dari le menjadi kalau kazoku (keluarga inti). Hal ini juga dipengaruhi perkembangan industri yang pesat sehingga masyarakat menjadi konsumtif dan biaya hidup menjadi mahal. Segala sesuatunya harus diperhitungkan secara ekonomi. Kehidupan modem membuat setiap anggotanya harus berkompetisi. Para orang tua memberi perhatian yang berlebihan demi ambisi mereka untuk masa depan anak-anak yang lebih baik. Hal ini menyebabkan banyak generasi muda merasa tertekan, sementara para lansia merasa kesepian karena mereka merasa tidak berguna sehingga mereka harus tinggal di panti-panti jompo. Demikianlah perubahan kehidupan berkeluarga di Jepang menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial di Jepang saat ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : The Japan Foundation
050 HJTI (2006)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Widyaningsih
"Di Jepang, obentou tidak hanya dianggap sebagai kotak makan siang saja, tetapi juga merupakan sarana mengekspresikan kasih sayang. Selain kaya akan nutrisi, obentou juga harus ditata sedemikian rupa agar orang-orang tertarik untuk memakannya. Di Taman Kanak-Kanak Jepang, seorang ibulah yang wajib membuatkan obentou bagi anaknya. Para ibu harus berusaha sekuat tenaga mengekspresikan atau merepresentasikan diri mereka dalam obentou tersebut agar anak-anak dapat mengikuti kegiatan di Taman Kanak-Kanak tanpa kesulitan. Untuk membuat obentou yang identik dengan kasih sayang, usaha yang melibatkan pengorbanan, pengertian, juga kreatifitas sangat dibutuhkan. Dengan membuat obentou yang menarik dan penuh nutrisi, anak-anak diharapkan tidak hanya dapat makan dengan lahap dan riang, namun juga dapat merasakan cinta sang ibu dalam obentou yang dimakannya.

Abstract
In Japan, obentou is not only just a lunch box, but also one mean to express someone_s affection. Besides the nutrition factor, obentou has to be nicely arranged and designed so that the people are interested in consuming it. In Japanese Preschool, it is the mothers who have the obligation to make the obentou for their children every morning. Mothers must have the ability to represent and express themselves through the obentou arrangement so that the children can do their daily activities well at preschool. In order to make obentou full of motherly affection, effort needs to be done. The effort made to express affection involves sacrifice, understanding, and creativity. Because of the nutritious and well arranged obentou, children are not only expected could enjoy their lunch time, but also could feel their mothers_ affection in the obentou."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, 1991.
307.72 A 385 a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>