Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian sastra dapat dilakukan dengan melihat satu jenis genre sastra, misalnya, novel, cerpen, pantun, dan lain-lain. Selain itu, penelitian sastra juga dapat dilakukan dengan melihat dua genre sastra, cerpen dan novel, puisi dan novel, film dan novel, dan lain sebagainya. Penelitian terhadap kedua genre ini, umumnya berbentuk perbandingan terhadap salah satu unsur genre. Sama halnya dengan skripsi ini, bentuk dari penelitiannya adalah perbandingan, yaitu membandingkan sebuah cerita film hasil adaptasi dengan cerita pada genre asalnya, novel. Melalui perbandingan, dapat diketahui bahwa umumnya, ketika novel difilmkan (prosesnya biasa dikenal dengan sebutan adaptasi) ditemukan perbedaan cerita. Hal ini pula, yang diangkat menjadi masalah dalam skripsi ini, yaitu bagairnana proses adaptasi yang terjadi dalam novel dan film yang dijadikan bahan penelitian dalam skripsi ini. Bagian dari proses adaptasi yang akan diteliti adalah bagian struktur cerita, yaitu tema dan sudut pandang novel dan film, Objek dari penelitian ini adalah cerita Izu no Odoriko. Novel Izu no Odoriko diterbitkan pada tahun 1925, pengarangnya adalah Kawabata Yasunari_ Novel ini diangkat menjadi objek penelitian karma memiliki cara bertutur yang nyata, sehingga setiap orang yang membacanya mendapat gambaran jelas akan hal yang diceritakan oleh pengarang. Penggambaran yang nyata ini pula yang membuat beberapa pernbuat film di Jepang ingin memfilrnkan novel ini. Terbukti, setidaknya sudah empat kali novel ini difilmkam Film Izu no Odoriko yang dijadikan objek penelitian adalah film versi 1974 yang disutradarai oleh Nishikawa Katsuki. Jika dilihat secara garis besar cerita film versi 1974 sama persis dengan cerita novelnya; ada kesamaan seluruh cerita dengan novel anal, umumnya tidak ditemukan dalam film adaptasi. Penelitian tentang adaptasi dari novel ke film Izu no Odariko ini, menggunakan teori intertekstual dalam menganalisis masalah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa cerita film tidak seutuhnya sama dengan cerita novelnya. Perubahan cerita akibat pergantian media sebenamya tetap terjadi, hanya saja pembuat film berusaha agar perubahan cerita tidak terlalu jauh berbeda dari cerita novel. Bagian terbesar yang mengalarni perubahan (transforrnasi} adalah tema clan sudut pandang. Tema tidak berubah secara total hanya saja bergeser, yaitu tema yang awalnya menjadi tema bawahan dalam novel, berubah menjadi tema utama dalam film. Sedangkan jika dilihat berdasarkan sudut pandang, maka baru dirasakan ada perubahan. Perubahan yang tidak dapat dielakkan akibat perpindahan media. Penerapan sudut pandang 'tokoh utama' dari novel, tidak dapat dimasukkan secara keseluruhan dalam film, karena akan menimbulkan perasaan monoton bagi penonton. Menerapkan secara terus-menerus sudut pandang 'tokoh' utama dalam film berarti membuat penonton melihat cerita hanya dari sudut pandang seorang tokoh. Bahkan dari segi garnbar sekalipun, penonton hanya dapat melihat benda-benda yang dilihat tokoh. Untuk itu sudut pandang harus ciiubah menjadi sudut pandang yang lebih objektif, di mana sudut pandang lebih berpihak pada jalan cerita bukan pada salah satu tokoh. Penelitian ini tidak hanya bermaksud untuk menganalisis masalah adaptasi, tetapi juga ingin mengajak pihak-pihak pernerhati sastra untuk melihat media lain penyampai sastra Sebuah karya sastra tidak hanya terns menerus disarnpaikan melalui tulisan tetapi juga bisa dilihat melalui gambar. Jangan takut kehilangan nilai estetis dari kata-kata, karena ketika sebuah karya sastra difilmkan kata-kata tidak akan kehilangan nilai estetisnya, lebih baik lagi ditambah dengan nilai estetis gambar."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Saptawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai unsur kibun dan kanketsu dalam dua novel karya Shiga Naoya telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Agustus 1989. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui lagi kekhasan gaya penulisan dari pengarang Shiga Naoya.
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation, Jakarta.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara latar belakang kehidupan pengarang dengan karya-karya yang dihasilkannya. Disamping itu ditemukannya gaya penulisan yang khas dari pengarang Shiga Naoya, khususnya dalam pemakaian unsur kibun (perasaan) dan kanketsu (singkat dan padat).

"
1989
S13730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Rindu Prameswari
"Skripsi ini membahas Peristiwa pembakaran Kuil Kinkakuji di Kyoto pada tahun 1950 menjadi alasan Mishima Yukio untuk membuat novel Kinkakuji. Karakter utama dari novelnya, Mizoguchi, dibuat berdasarkan pelaku utama pembakaran, karena itu memiliki gangguan kejiwaan seperti pelaku aslinya. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Mizoguchi memiliki kelainan jiwa sehingga nekad membakar KuilKinkakuji. Dari analisis yang dilakukan maka ditemukan faktor-faktor penyebab gangguan jiwa dari Mizoguchi berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain karena trauma masa kecil, doktrinasi dari ayah Mizoguchi, dan ejekan teman-temannya karena kegagapannya yang membuatnya mengisolasi dirinya sendiri dari dunia luar.

Kinkakuji Shrine_s arson in 1950 becomes the reason for Mishima Yukio to write a novel titled Kinkakuji. The main character of the novel, Mizoguchi, is based by the real arsonist, therefore the main character also has a mental disorder like the real arsonist. This thesis is written to know the factors that makes Mizoguchi to have mental disorder. From the analysis can be found that the factors came from the outside. Those factors are because of childhood trauma, father_s doctrine, and his friends_ ridicule on his stuttering that makes him isolate himself from the outside world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Eka Putri
"Genji Monogatari merupakan sebuah karya sastra Jepang dari Zaman Heian yang ditulis oleh Murasaki Shikibu. Novel ini menceritakan perjalanan cinta Genji yang panjang dan rumit dengan banyak perempuan. Analisis baru mengenai perilaku, karakter, dan bahkan keadaan psikologis seorang tokoh dapat membawa perspektif baru dalam memahami novel. Artikel ini berusaha menganalisis tokoh protagonis Genji Monogatari, Hikaru no Genji. Dari berbagai metode dalam memahami teks, teori Sigmund Freud dapat digunakan dalam menganalisis tokoh karya sastra. Maka, penelitian ini menggunakan metode ini untuk menganalisis tokoh Hikaru Genji lebih dalam, yaitu kecenderungan narsisme yang mempengaruhi kehidupan cinta tokoh Genji. Teori yang digunakan adalah teori Sigmund Freud mengenai narsisme. Tulisan ini berusaha menganalisis kecenderungan narsisme yang mempengaruhi kehidupan cinta Genji. Hasil analisis menunjukkan bahwa Genji sebagai seorang narcissist memiliki kecenderungan menyukai perempuan yang memiliki kemiripan fisik dengan dirinya sehingga ketertarikannya terhadap Fujitsubo dan Murasaki merupakan ego libido dan ia juga memiliki kecenderungan menyukai perempuan yang lebih inferior dibanding dirinya.

Genji Monogatari is an old Japanese literature work from Heian era written by Murasaki Shikibu. This novel mostly tells a long complicated love story between Genji and a lot of women. New analysis of a character's behavior, characteristics, and even their psychological state in a novel would give us a new perspective at understanding it. This article would try to analyze the protagonist of Genji Monogatari, Hikaro no Genji. Amongst a lot of methods to interpret a text, Sigmund Freud's theories could be used to understand literature work by understanding its character. For that reason, this method was used in this article to analyze Hikaru no Genji's narcissistic tendency shown in his love life in Genji Monogatari. The theory that was used in this article is Sigmund Freud's narcissism. This article is trying to analyst the narcissistic tendency that influenced Genji's love life. The analysis shows Genji, as a narcissist, has an inclination to have interest in women who have similar physical attributes with himself therefore his interest in Fujitsubo and Murasaki is the manifestations of his ego libido and he also has an inclination to take interest in women who are more inferior to himself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Yusnidar S.
"Izu no Odoriko adalah salah satu karya Kawabata Yasunari yang di tulis pada masa awal karirnya sebagai penulis, dan menjadi salah satu karya terbaiknya. Banyak karya-karya Kawabata Yasunari yang bercerita tentang kematian. Hal ini dipengaruhi oleh kehidupan Kawabata Yasunari yang telah yatim piatu sejak ia masih sangat kanak-kanak. Kematian keluarga yang berturut-turut menimpa dirinya, sangat membekas dihatinya dan berpengaruh terha_dap karya-karya yang di hasilkannya. Izu no Odoriko adalah sebuah cerita perjalanan yang menceritakan tokoh 'Aku', pemuda yatim piatu, yang melakukan perjalanan ke Izu karena ia sudah tidak tahan terhadap perasaan tertekannya sebagai yatim piatu. Dalam perjalanan itu ia bertemu dengan rombongan penari keliling dan jatuh cinta pada si penari tersebut. la kemudian bergabung dengan rombongan tersebut. Dan setelah beberapa hari mengadakan perjalanan bersama mereka banyak hal dan pengalaman batin yang diperoleh 'Aku'. Sebagai sebuah cerita perjalanan, Izu no Odoriko berhasil menampilkan sebuah cerita yang lebih dari sekedar perjalanan raja. Di dalamnya juga terdapat kisah cinta dan usaha untuk menca_pai cita-cita. Dari beberapa masalah yang ada dalam novel Izu no Odoriko, penulis memilih dua aspek yaitu aspek kehidupan dan aspek kematian. Kehidupan dan kematian adalah dua unsur yang saling berkaitan, karena pada dasarnya di alam ini segala sesuatu terbagi atas dua unsur yang berlawaran, seperti air- api, siang-malam, tua-muda, bertamu-berpisah, atau hidup-mati. Kehidupan yang penulis maksud dalam tema skripsi ini mencakup hakekat kehidupan, di mana di dalamnya terkandunn bemacam-macam unsur. Di antaranya adalah cita-cita dan cinta. Dengan berharap, berkeinginan, dan bercita-cita manusia akan merasa terpacu untuk melakukan perjalanan dan berbagai aktivitas lainnya, tidak apa yang ia harapkan, ia inginkan dan ia cita-citakan akan terwujud. Dan segala yang ada di alam ini akan dapat berlangsung tanang apabila ada rasa cnta yang mendasarinya. Baik itu cinta terhadap alam, terhadap orang tua, atau terhadap sesama. Cinta merupakan sumber kehidupan dan mempunyai kekuatan besar untuk mendorong manusia melakukan apa saja. Meskipun banyak kritikus yang menyatakan bahwa Izu no Oriko adalah novel yang bertemakan cinta murni, penulis berpendapat bahwa novel inipun berisi tentang kematian. Kematian yang penulis maksud dalam tema skripsiini tidak hanya bermaksud kematian itu sendiri, tetapi juga makna lain yang berkaitan dengan kamatian, yaitu makna yatim piatu, makna sakit, dan makna perpisahan. Tema kematian ini akan lebih terlihat setelah membaca riwayat hidup Kawabata Yatsunari. Izu no Oriono adalah sebuah novel yang bertemakan kehidupan dan kematian yang diceritanya tidak dapat di pisahkan dari kenyataan sebenarnya yang di alami oleh pengarangnya. Lewat novel ini pengarang ingin menyampaikan bahwa kehidupan yang terdiri dari berbagai unsur ini suatu saat akan berakhir. Semua yang hidup akhirnya akan mati. Dan kesadaran akan adanya kematian ini mendorong manusia untuk mengisi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Dari sekian banyak unsur yang ada dalam kehidupan ini, ada satu unsur yang menjadi sumber inspirasi, yaitu cinta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfirda Harry Esti
"Penelitian ini mempunyai tiga tujuan. Yang pertama adalah untuk mengetahui apakah kasus ijime yang digambarkan dalam novel Ijime 14 sai no Message karya Hayashi Miki ini bisa dianggap sebagai gambaran yang dengan baik merefleksikan kasus ijime yang ada pada masyarakat Jepang. Tujuan penelitian yang kedua adalah untuk mengetahui apakah pengalaman pribadi pengarang tercermin dalam karyanya tersebut. Dan tujuan ketiga adalah untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Artanti
"Adaptasi novel ke film atau sebaliknya selalu menimbulkan perubahan sebagai akibat perubahan media dan perubahan interpretasi penulis dan sutradara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan perubahan unsur-unsur cerita dan penceritaan yang terjadi sebagai akibat adaptasi novel Le Colonel Chabert ke dalam film, (2) dan menemukan dampak yang ditimbulkan perubahan-perubahan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Strukturalisme, yang memfokuskan pada unsur-unsur intrinsik suatu karya. Unsur-unsur novel dan film yang dianalisis dan dibandingkan dalam penelitian ini adalah alur penyajian kedua, alur sebab-akibat, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, pada keduanya. Sudut pandang dalam penelitian ini hanya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan dalam alur penyajian dan alur sebab akibatnya, tokoh dan penokohan serta latar ruang dan waktu pada novel dan film. Cerita pada keduanya pada dasarnya sama tetapi detil-detil yang berlimpah dan pengulangan-pengulangan perang dalam film Le Colonel Chabert rnembuat film lebih tampak realistis dan padat daripada novelnya. Demikian juga pada ketidakterpusatan penokohan dalam film memberikan kesan bahwa film terasa lebih menyajikan suatu peristiwa yang bisa menimpa semua manusia. Pemadatan latar ruang dan waktu selain karena kebutuhan sinematografis yang bertujuan untuk mengikat penonton pada satu ruang dan waktu yang terbatas, juga mampu menimbulkan kesan yang tampak lebih realistis jika dibandingkan dengan novelnya. Semua perbedaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan interpretasi sutradara atas cerita novel Le Colonel Chabert karya Honore de Balzac.

Narrative Changes and Presentation in The Adaptation Into Film of The Novel Le Colonel Chabert : Comparison StudyThe adaptation of any novel into film, or vice verse, always result in some changes due to the change of medium and to the interpretation of the author and the film director. This thesis aims to (1) study the changes in the elements and the presentation of the story that are results of the adaptation of the novel Le Colonel Chabert into film, (2) and study the effect of these changes.
The method used in this analysis is structuralism, focusing on the intrinsic elements of the work. The elements of the story to be analyzed in this thesis are the plot, the characters, the background, and the timing.
The result of this thesis shows that there are similarities and differences in plot, character, time and space and their presentation in the film and the novel. The story remains the same in the film but the discourse slightly changes. But the amount of details, and the number of repetition of the some elements, especially the war event, the abundance of details of the character and space-time in the film increased the realistic impression. The compression of the time of story in the film is pure cinematic consideration due to the limited duration. The whole differences reveal the specific interpretation of the director on the sad story, and the need of cinemato graphical language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafanissa Thalita Aureadelinesia
"Perubahan dari satu bentuk kesenian ke bentuk kesenian lainnya sudah lazim terjadi, terutama dari novel ke film. Perubahan ini menyebabkan suatu karya seni mengalami bentuk dan ekspresi berbeda. Dalam istilah teknis, perubahan bentuk yang terjadi ini disebut sebagai alih wahana. Beberapa istilah dikenal dalam alih wahana ini seperti ekranisasi, musikalisasi, dramatisasi, dan novelisasi. Dalam penelitian ini, analisis difokuskan pada ekranisasi yang terjadi dari novel Ranah 3 Warna ke dalam film ‘’Ranah 3 Warna’’ karya Guntur Soeharjanto. Dialihwahanakannya novel Ahmad Fuadi menjadi film menunjukkan bahwa tema perjuangan dalam mengubah nasib seseorang seperti yang tersurat dalam novel dianggap penting oleh Soeharjanto. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua perubahan, yaitu perubahan mayor dan perubahan minor. Perubahan mayor menunjukkan adanya keinginan pada sutradara film untuk mengubah hampir total sumber dalam novel dengan dugaan bahwa konsumsi bagi indra pandang-dengar berbeda dengan konsumsi bagi otak. Kemudian perubahan minor, dilakukan sutradara sebagai upaya untuk tetap setia kepada novel tetapi perlu disesuaikan dengan media yang dipergunakannya. Secara esensi, perubahan yang dilakukan oleh sutradara tidak mengubah inti alur novel.

The transformation from one art form to another are common, especially from novels to films. These changes cause a work of art to experience different forms and expressions. In technical terms, the shape change that occurs is referred to as vehicle transfer. Several terms are known in this transition, such as ecranization, musicalization, dramatization, and novelization. In this study, the analysis is focused on the ecranization that occurs from the novel Ranah 3 Warna into the film ‘’Ranah 3 Warna’’ by Guntur Soeharjanto. The conversion of Ahmad Fuadi's novel into a film shows that the theme of struggle in changing one's fate as written in the novel is considered important by Soeharjanto. The method used is descriptive-qualitative. The results showed that there were three changes, namely major changes, partial changes, and minor changes. The major change shows the desire of the film director to change almost the total source in the novel with the assumption that consumption for the sense of sight and hearing is different from consumption for the brain. Then minor changes are made by the director in an effort to remain loyal to the novel but need to be adapted to the medium he uses. In essence, the changes made by the director do not change the core plot of the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sudijono Abdurachman
"Skripsi ini membicarakan novel penting dalam sejarah Jepang, gaya penulisannya adalah gaya naturalisme. Aliran ini timbul sebagai akibat pengaruh Kesusastraan Barat. Shimazaki Toson adalh punjangga pertama yang mengungkapkan adat, tradisi dan kebiasaan hidup masyarakat jepang, dengan tema kaum Burakumin Sekelompok orang Jepang yang tergolong dalam kelas masyarakat terendah pada zaman itu yang disebut kaum Burakumin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S13452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutyaningsih
"Kajii Motojiro adalah seorang pengarang zaman Tai_sho yang mengidap suatu penyakit kronis yang cukup meng_khawatirkan. Karya-karyanya sebagian besar berisi catat_an pribadinya ketika ia berada di suatu tempat atau keti_ka ia sedang mengadakan suatu perjalanan. Nove1nya yang berjudul Fuyu no Hae, Yami no Emaki dan Kobi merupakan karya-karya Kajii Motojiro yang men_jadi bahan penelitian penulis dalam skripsi ini. Fuyu no Hae, Yami no Emaki dan Kobi banyak mence_ritakan tentang gelap atau kegelapan yang selalu dialami pengarang ketika ia sedang berjaian-jalan pada senja atau malam hari di suatu tempat yang umumnya sunyi. Unsur gelap yang terkandung di dalam ketiganya itu ternyata berhubungan erat dengan kesunyian hidup yang dialami pengarang atau Kajii Motojiro sebagai seorang penderita penyakit TBC atau paru-paru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>