Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satiza
"ABSTRAK
Karya-karya awal Kikuchikan pada majalah Shinshicho yang akan diketengahkan adalah Minage Kyujogyo dan Miurauemon no Saigo yang mana kedua karya ini sangat banyak menarik simpati masyarakat umumnya. Sedangkan para kritikus tidak bersimpati pada karya-karya Kikuchikan. Dalam hal ini nantinya akan terlihat mengapa hal seperti ini terjadi.
Pembahasan dimulai dengan menguraikan secara singkat apa yang menjadi ciri-ciri penulisan Kikuchikan, dan apa yang dimaksud dengan novel Human Interest serta Tema Shosetsu. Berdasarkan ini semualah dapat diketahui seperti apa karya-karya Kikuchikan sehingga masyarakat sangat menyenanginya.
Latar belakang kehidupannya juga mempengaruhinya dalam ia menghasilkan karya-karyanya. Kikuchikan selalu menitik beratkan karya-karyanya. Kikuchikan selalu menitik beratkan karyanya pada apa yang menjadi perhatian atau minat manusia. Untuk lebih jelasnya dipergunakan analisis dari dua karya Kikuchikan yaitu Minage Kyujogyo dan Miurauemon no Saigo.
Dari pembahasan ditarik kesimpulan karakteristik penulisan Kikuchikan ini yang menyebabkan ia sangat disenangi maupun digemari masyarakat umum. Kikuchikan selalu memperhatikan apa yang menjadi minat masyarakat. Inilah suatu pembaharuan yang dilakukan Kikuchikan.

"
1989
S13854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grafton, Sue
Tai bei shi : Xiao Zhitang Wenhua, 1996
SIN 895.13 GRA sx
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Penning, L.
Nijkerk: Callenbach, 1927
BLD 839.36 PEN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gijsen, Marnix, 1899-
Rotterdam: Nijgh & Van Ditmar, [Date of publication not identified]
BLD 839.36 GIJ k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Hakim
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud , 1997
808.84 ZAE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Japan P.E.N. Club, 1984
895.609 SUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hussein, Ismail
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1986
899.208 ISM t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
"Sastra anak dapat membantu pendidikan moral melalui berbagai macam pesan yang disampaikannya. Berbagai macam cerita anak bermunculan namun penelitian mengenai karya sastra anak sangat sedikit sehingga penulis memutuskan untuk meneliti mengenai tokoh dan penokohan karakter rubah dari cerita pendek yang berjudul Gongitsune karya Niimi Nankichi yang dianggap dapat mewakili sastra anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisa yang mengkaji berbagai macam teks dalam cerita pendek Gongitsune kemudian menganalisisnya untuk mengetahui seperti apakah tokoh dan penokohan rubah yang ditulis oleh Niimi Nankichi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran tokoh rubah dibuat serupa dengan kebudayaan dan kepercayaan orang Jepang yaitu, banyak akal dan suka menjahili manusia, kemudian diselipkan juga amanat-amanat agar dapat membantu menanam moral yang baik bagi anak-anak berupa pentingnya melakukan kebaikan dan tidak berbuat kenakalan.

Children's literature can help moral education through various messages it conveyed. Various children’s stories surface but research about children’s literature is very few so the writer chose to research about character and characterization of the fox character in a short story titled Gongitsune by Niimi Nankichi whom considered can represents children’s literature. The research method used in this research is analysis approach that examines a wide range of texts in Gongitsune then analyzed it to know what is the character and characterization of the fox that's been written by Niimi Nankichi. This research showed that the characterization of the fox character is made similar with culture and faith of the Japanese that is a lot of wile and likes to pull some tricks on human, afterward various messages was slipped so it can helped to plant a good moral for children in the form of the importance of doing good and not doing mischief.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Erra Rismorlita
"Usia Rata-rata Pertama Menikah wanita Jepang termasuk urutan tertinggi kedua didunia. Fenomena ini dimulai pada pertengahan tahun 1970-an seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang maju pesat, sehingga membuka peluang bagi wanita untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, serta meniti karir dibidang-bidang pekerjaan profesional. Kepuasan hidup yang diraih melalui kemandirian secara ekonomi dan spiritual ini mengubah pandangan mereka terhadap perkawinan. Menikah menjadi suatu pilihan individu, dan mereka babas untuk menentukan dan memilih kapan, dimana dan dengan siapa mereka akan menikah.
Penelitian ini mengkaji dan menganalisis terjadinya fenomena penundaan usia kawin pada wanita Jepang tahun 1970-2000. Adapun pembahasannya meliputi latar belakang, faktorfaktor penyebab, dampak , serta upaya-upaya yang dilakukan pemerintah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alifa Rosyidah Resalia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kalimat imperatif bahasa Korea dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dalam novel Singeulbil dan novel terjemahan bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia ditinjau dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka dan analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia dilihat dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Persamaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kedua bahasa, kalimat imperatif memiliki penanda verba dalam bentuk kata, pelaku tindakan yang tidak selalu terungkap, dapat diakhiri dengan tanda titik atau tanda seru, dan tidak dapat berbentuk kala lampau atau kala akan datang. Persamaan dari segi pragmatiknya adalah dapat menghasilkan makna perintah, permintaan, ajakan, dan larangan, serta memiliki bentuk sopan sesuai dengan mitra tuturnya. Perbedaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia terdapat afiksasi, penggunaan partikel lsquo;-lah rsquo;, dan kata penanda, sedangkan dalam bahasa Korea penanda kalimat imperatif fokus pada eomi yang digunakan. Perbedaan lainnya adalah dalam kalimat imperatif Bahasa Indonesia dapat bentuk pasif dan kata penanda makna dapat berdiri sendiri. Sementara hal-hal tersebut tidak ditemukan dalam kalimat imperatif bahasa Korea. Dalam penyampaiannya, penanda kalimat imperatif eomi harus digunakan secara tepat, sedangkan penanda kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia digunakan tidak terikat pada usia atau status sosial mitra tutur.

ABSTRACT
This research describes Korean and Indonesian imperative sentences in a novel entitled Singeulbil and its Indonesian translated version. This research aims to explain the characteristics, similarities and differences of Korean and Indonesian imperative sentence from syntax and pragmatic rsquo s view. This research used a qualitative method of literature study and contrastive analysis. The results of this study show that there are some similarities and differences between Korean and Indonesian imperative sentences refer to it rsquo s syntax and pragmatic. The syntactic similarities are the imperative sentence in both languages has verb marker in a form of words, the subject is not always revealed, it can be completed with a period or exclamation mark, and it can rsquo t be used in past tense or future tense form. The pragmatic similarities in both languages are the imperative sentence possible to significance command, demand, invitation, and prohibition, also it has formal form depends on the listener. The syntactic differences are imperative marker in Indonesian has exertion of ldquo lah rdquo particle and a marker in a form of words, meanwhile Korean imperative form focus on the use of eomi. The other differences can be found in the Indonesian imperative are the affixation of verbs, the passive form, and the word signifier of meaning can stand on its own. It can rsquo t be found in Korean imperative. The usage of Korean imperative eomi has certain rules on age and social status of the listener, but Indonesian imperative is more flexible. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>