Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal
"Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana deskripsi pola sintaktis dan bentuk leksikal ujaran pujian yang dinyatakan di dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa sastra Inggris Universitas Indonesia. Permasalahan kedua adalah mengenai bagaimana pemilihan tipe tanggapan atas pujian menurut kategori yang dibuat oleh Holmes (1986) dan apakah pemilihan tersebut turut dipengaruhi oleh budaya Indonesia, serta bagaimana Pula realisasi ujaran tanggapan atas pujian ditinjau dari sudut pandang kesantunan berbahasa.
Dasar teoretis yang dijadikan landasan dalam menganalisis data adalah teori tindak tutu, teori kesantunan berbahasa, teori bahasa dan kebudayaan, serta penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian.
Data yang dapat dijaring berjumlah 134 ujaran pujian dan 101 ujaran tanggapan atas pujian. Data tersebut diperoleh dengan meminta responden untuk mengisikan kuesioner yang berisi situasi-situasi yang dirancang sedapat mungkin mendekati kenyataan yang sangat mungkin responder temui dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil analisis data ujaran pujian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam menyatakan ujaran pujiannya bergantung kepada seperangkat pola sintaktis yang terbatas jumlahnya dan bentuk leksikal (yang mencakup kata kerja dan kata sifat) yang mengandung makna atau nilai positif Dapat dikatakan bahwa pujian adalah tindak ujaran yang terformula. Hal ini akan memudahkan penutur dan berbagai latar belakang yang berbeda untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan lawan bicara.
Untuk ujaran tanggapan atas pujian, hasilnya menunjukkan bahwa 73,3% responden menerima pujian, 22,7% menghindar/menyimpang, dan 4,0% menolaknya. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang cenderung menolak pujian. Jika dikaitkan dengan kesantunan berbahasa, temyata dari hasil di atas masih ditemukan beberapa responden yang melanggar norma kesantunan yang berlaku di dalam masyarakat tutur yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Tanggapan yang dianggap paling sopan adalah menerima pujian yang diujarkan oleh lawan bicara dan menghindari memuji diri sendiri. Namun, sebagian responden menerima pujian dengan memuji diri sendiri. Oleh sebab itu sebaiknya mereka mempelajari lagi norma kesantunan berbahasa agar hubungan sosial di antara penyerta komunikasi dapat tetap terbina dan terpelihara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Santy
"This study investigated the use or the strategies or the speech act of criticizing by learners of English as a foreign language using a modified discourse completion. The purpose of this study was to know the realization of the speech act of criticizing by learners of English in four given speech situations. The speech situations differed in three contextual variables, i.e. power, solidarity, and the presence of a third party in every speech situation.
The subjects of this study were the students of the English Department, Atma Jaya Catholic University of Indonesia, sitting in semesters 2, 4, 6, and 8. This was a case study. The subjects consisted in 128 respondents. They were grouped by sex, class of semester, duration of stay in English speaking countries, duration of learning English in an English course, and their TOEFL score in the last one or two years, all of which were treated as independent variables in this study. However, as only a few respondents stayed in an English speaking country, the duration of stay in the English speaking country was not analyzed in this study.
This study revealed that the strategies of criticizing performed by learners of English as a second language, especially by students of the English Department, Atma Jaya Catholic University of Indonesia, differed in terms of the categories, such as sex, class of semester, duration of stay in English speaking countries, duration of learning English in an English course, and their TOEFL score in the last one or two years. The differences were caused by power and solidarity in the four speech situations. However, the public parameter investigated by the presence of a third party in every speech situation did not affect the realization of the speech act of criticizing in the four given situations. There was a tendency that the respondents used solidarity parameter when expressing criticism. In a speech situation where the hearer was superior to the respondent and they had close relationship, the respondents tended to express criticism baldly and off record. On the contrary, in the circumstances where the hearers were superior to the respondents and they did not have close relationship, the respondents tended to choose the strategy of criticizing by using negative politeness. Sub-strategies of negative politeness the respondents often used included the use of hedges, terms of deference, conventionally indirect utterance, and apologizing expression.
By using the T-test, this study revealed that there was no significant difference in four given speech situation between semester 2/4 respondents and semester 6/8 respondents. The same is true in the four speech situations between male and female respondents. By using ANOVA, this study found out that there was no significant difference in the four given speech situations between the respondents that learned English in an English course for 1 year, 1 until 3 years, and more than 3 years. In addition, ANOVA revealed that there was no significant difference in the four speech situations between the respondents with TOEFL score of 400-450, 451-500, and 501-550. Furthermore, although there were no substantial differences between respondents in terms of dependent variables, the performance of criticizing reflected communicative styles and interference of Indonesian as L1 socio-cultural strategies in their second language behavior. In other words, the respondents failed to use communicative competence in interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Diah Soelistyarini
"ABSTRAK
Sehubungan dengan semakin pentingnya peran bahasa Inggris di dalam era globalisasi ini semakin banyak orang Indonesia mempelajari bahasa Inggris. Bahasa Inggris yang digunakan oleh para pembelajar ini menjadi fokus di dalam skripsi saya, yang khususnya membahas tentang tindak tutur permintaan maaf di dalam bahasa Inggris yang direalisasikan oieh penutur bahasa Indonesia sebagai pembelajar bahasa Inggris. Bentuk ujaran yang digunakan untuk merealisasikan tindak tutur ini akan dikaitkan dengan strategi-strategi tertentu (Olshtain dan Cohen, 1983) yang diterapkan sebagai sebuah upaya untuk melindungi keterancaman muka para peserta tutur serta dalam kaitannya dengan prinsip kesantunan dan prinsip keseimbangan dalam hubungan antarpeserta tutur (Brown and Levinson, 1992). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden. Dipilih sebagai responden adalah para mahasiswa dari jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, yang sedang atau telah menempuh tahun ketiga. Berdasarkan hasil analisis dari data yang terkumpul, saya sampai pada kesimpulan bahwa para responden mempunyai kecenderungan untuk menggunakan IFID (Illocutionary Force Indicating Device) di dalam tindak tutur permintaan maaf yang mereka lakukan, atau dengan kata lain mereka cenderung untuk mengungkapkan permintaan maaf secara eksplisit dengan verba-verba tertentu yang menjadikan daya ilokusioner ujaran-ujaran tersebut jelas. Satu temuan yang menarik dari penelitian ini adalah munculnya sebuah strategi dalam meminta maaf secara tidak langsung yang tidak ada dalam penelitian Olshtain dan Cohen yang terdahulu, yakni penutur menyatakan harapannya agar petutur bersedia untuk menerima permintaan maafnya, seperti dalam ujaran I hope you're not angry with me. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh latar belakang budaya responden sebagai orang Indonesia yang cenderung untuk menjunjung norma-norma kesopanan. Miskinnya khazanah tutur (repertoire) yang tampak dari pilihan kata untuk mengungkapkan permintaan maaf dapat dikaitkan dengan kompetensi komunikatif yang dimiliki responden. Hal ini juga mengandung implikasi bahwa perlu adanya perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran bahasa Inggris sehingga pengajaran bahasa Inggris pada masa-masa mendatang lebih berlandaskan pada aspek-aspek sosiologis dan komunikatif bahasa.

"
1996
S14229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheyla Taradia Habib
"Penelitian ini meneliti penggunaan campur kode dalam Twitter di kalangan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia yang cenderung melakukan code mixing dalam percakapan sehari-hari karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris di lingkungan perkuliahan sehari-hari. Namun, fokus penelitian ini adalah komunikasi tertulis pada akun Twitter mereka. Penelitian ini memiliki dua poin utama. Pertama, penjelasan tentang code switching itu sendiri berdasarkan teori “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languanges” dari Hoffman (1991). Kedua, alasan mengapa mahasiswa melakukan code switching pada akun sosial media mereka, seperti Twitter. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari tweet sepuluh responden yang merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2010 Universitas Indonesia. Selanjutnya, responden diwawancara terkait penggunaan campur. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa terdapat enam alasan penggunaan campur kode, yaitu talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (Inserting sentence fillers or sentence connectors), pride and limited Words or Unknown Translation. Akan tetapi, persentase penggunaan campur kode yang paling tinggi digunakan adalah interjection karena menurut responden, mereka dapat menunjukkan perilaku bahasa ini sengaja atau tidak sengaja dalam komunikasi tertulis untuk mengungkapkan perasaan mereka.

This paper examines the use of code mixing in Twitter among students of English Studies 2010 at Universitas Indonesia who tend to do code mixing in their daily conversation since they are used to speak English every day in their courses. However, this research focuses more on written communication in their Twitter account. There are two major points that this paper attempts to make. First, the description of code mixing itself according to the theory “Reasons for Bilinguals to Switch or Mix their Languages” given by Hoffman (1991). Second, the reasons why those students use code mixing in their media social account, such as Twitter. In order to get the result, descriptive qualitative method is used to analyzed the data from the twitter account of ten students of English studies 2010 at Universitas Indonesia. Moreover, a structured interview regarding the code mixing practised was conducted. The results of this research indicate that code mixing occurs among students for six reasons: talking about a particular topic, quoting somebody else, being emphatic about something, interjection (inserting sentence fillers or sentence connectors), indicating pride and limited words or not knowing the equivalent word in Indonesian language. However, the most common practice is of code mixing is the use of interjection because according to the respondents, they may show this language behavior accidentally or intentionally in written communication to express their feelings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rainer Abraham
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah kajian sosiolinguistik untuk meneliti pemilihan bahasa antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dan hubungannya dengan presentasi diri dalam media sosial Instagram. Subjek dari penelitian ini adalah 6 orang mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia. Melalui analisis tekstual dan pendekatan techno-linguistic biography, penelitian ini berusaha untuk mencari tahu bagaimana pemilihan bahasa digunakan untuk membangun presentasi diri di Instagram, dan mengapa subjek penelitian lebih sering memilih untuk menggunakan bahasa Inggris dibanding Indonesia. Presentasi diri dan konstruksi identitas dipilih karena bahasa merupakan penanda identitas dan dapat dipakai sebagai salah satu strategi presentasi diri. Penelitian ini menemukan bahwa bahasa Inggris dipilih saat para subjek mempresentasikan diri sebagai kaum muda metropolitan berkelas yang tergabung dalam masyarakat global. Sedangkan bahasa Indonesia dipilih saat para subjek mempresentasikan diri sebagai kaum muda Indonesia yang santai. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami bagaimana kaum muda melakukan pemilihan bahasa di media sosial, khususnya Instagram.

ABSTRACT
This thesis conducts a sociolinguistics research about language choice between English and Indonesian and its relationship to self presentation in social media site Instagram. The subjects are 6 students from the English study program of Universitas Indonesia. Using textual analysis and techno linguistic biography approach, this research wants to find out how language choice is used to build self presentation in Instagram, and why the subjects prefer to choose English rather than Indonesian. Self presentation and identity construction are chosen to be researched because language is a sign of identity and can be used as a strategy in doing self presentation. This research found that English is chosen to present an image of classy young metropolitan and global people. Meanwhile, Indonesian is chosen to present an image of playful young people. Hopefully this research can help to understand the language choice of young people in social media, particularly Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Marudut Hotman Pangihutan Bancin
"Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengungkap derajat kepatutan tindak tutur direktif bahasa inggris yang dicapai pemelajar bahasa Inggris yang telah mempelajari bahasa ini sebagai bahasa kedua selama lima semester di FIPB UI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendiskusikan, mengklasifikasi, dan mengkuantitikasi kesalahan yang dibuat pemelajar ini menurut penyebab atau sumber kesalahan tersebut.
Korpus data penelitian ini dikumpulka1i dari jawaban responden dengan kuesioner survei. Sementara ancangan kualitatif dimanfaatkan untuk mengungkap hentuk-bentuk tindak tutur yang digunakan dan kesalahan yang ada yang dibuat responden penelitian ini, ancangan kuantitatif dipakai untuk mengkuantifikasi data dengan analisis statistik, Anaiis variansi dan Uji-t.
Temuannva mencakupi kelebihsukaan responden dalam menggunakan strategi bertutur tertentu, jenis dan sumber kesalahan kompetensi, dan korelasi kompetensi linguistik dengan kompetensi sosiolinguistik. Kemudian analisis variansi dalam hal jenis kelamin memperoleh basil yang menunjukkan bahwa kepatutan tindak tutur direktif responden berbeda secara signifikan menurut jenis kelamin seperti yang dapat disimpulkan dari basil uji-t yang signitikan pada a=0,05 Implikasinya adalah kelompok perempuan cenderung memiliki tindak tutur yang lebih patut daripada kelompok laki-laki.

This research is primarily aimed at exploring and revealing the appropriateness degree of English directive speech acts achieved by the English learners who have been exposed to English as a second language for five semesters at FiPB UI. in order that a speaker speaks English appropriately, he should take several factors into account whether or not the hearer is superior, the speaker and the hearer have known each other well, and the verbal interaction takes place in public. Also, it is the aim of this study to discuss. classify, and quantify errors made by the learners according to their causes or sources.
The corpus of data for this research was extracted from the answers of the respondents via a survey questionnaire. Whereas the qualitative approach was employed in this work to explore the forms of speech act used and the existing errors commitTed by the respondents, the quantitative approach was utilized to e quantify the data using statistical analyses, Analysis of variance and T-test.
The findings include the respondents' preference to use particular strategies, the types and sources of competence errors, and the correlation between linguistic competence and sociolinguistic competence. Moreover, the analysis of variance in terms of sex yields a result which shows that appropriateness of the respondents' directive speech acts does vary significantly according to sex as can be inferred from the result of the t-test significant at a=0.05. The implication is that female group tends to have more appropriate speech act than male group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Sujarwati
"Analisis kesalahan berbahasa ialah suatu prosedur kerja dan sebagai suatu prosedur kerja, penelitian analisis kesalahan berbahasa ini telah melewati tahap-tahap kerja tertentu dan telah berhasil mengidentifikasi jenis dan penyebab kesalahan penggunaan frasa nominal dalam kalimat bahasa Inggris yang ditulis olch pemelajar. Kesalahan tata bahasa yang ditemukan dianalisis secara linguistik berdasarkan kaidah tata bahasa dari bahasa yang dipelajari, yaitu kaidah bahasa Inggris, untuk mengetahui jenis dan penyebab kesalahan itu. Kemudian lerdasarkan deskripsi linguistik ini, penyebab kesalahan dijelaskan berdasarkan teori psikolinguistik dan teori belajar.
Penelitian analisis kesalahan berbahasa ini mempunyai manfaat praktis dan teoretis. Manfaat praktis penelitian ini bagi pengajaran ialah dapat menjadi bahan latihan bahasa yang bersifat remedial, menjadi alat untuk memilih butir-butir sebagai bahan evaluasi atau pengujian kemahiran pemelajar dan menjadi masukan untuk penyusunan materi pengajaran bahasa, seperti menentukan butir pengajaran bahasa yang sesuai dengan tingkat kesulitan dan kemudahan belajar, menentukan butir-butir yang perlu penjelasan dalam bahasa sasaran dan menentukan butir pengajaran. Manfaat teoretisnya ialah sebagai usaha untuk memberikan pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa kedua. Pengetahuan ini penting untuk..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T37560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Jannes Freddy
"The objectives of this research are to find the relationship between language attitude and self-concept with English writing ability and to describe the language attitude, self-concept, and English writing ability based on social factors such as gender, ethnicity, and college background. The survey was conducted at five universities/colleges in Jakarta.
There are three approaches used in this research. sociolinguistic, psychological, and language teaching approaches. The collecting data technique applied in this research was randomly purposive sampling. Questionnaires are used to obtain the language attitude and self-concept data. Writing tests are conducted to get the writing ability scores. The obtained writing scores are the mean provided by two qualified writing raters. All data in the form of numbers are statistically analyzed by computer using SPPS (Slalislical Packages./or Social Studies) 1 1.0 for windows by using parametric and nonparametric tests such as Pearson Product Moment, Regression, Anova, T-testnd Kruskal-Wallis H.
The study reveals that there are positive relationships between:
(1) attitude toward English and English writing ability;
(2) self-concept and English writing ability; and
(3) attitude toward English and self-concept with English writing ability.
The study also proves that:
(4) except for the kind of work that needs English, the social variables such as gender, ethnicity, college background do not seem to contribute to the attitude toward English;
(5) the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept; and
(6) except for college background and the kind of work that needs English, the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Hafitatul Aini
"Karya Proyek ini bertujuan merancang silabus mata kuliah Bahasa Inggris I untuk Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Penulis menggunakan langkah-langkah perancangan silabus yang dikemukakan oleh Jordan (1997). Dalam perancangan silabus ini, penulis terlebih dahulu melakukan analisis terhadap silabus lama mata kuliah Bahasa Inggris I dan kurikulum Jurusan Budidaya Pertanian. Tes diagnostik penulis berikan kepada mahasiswa semester dua yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajaran Bahasa Inggris I pada semester pertama yang selama ini dilakukan dengan menggunakan silabus yang lama. Survei selanjutnya adalah menyebarkan kuesioner dan wawancara terhadap pimpinan fakultas, pengajar, ketua prodi, ketua jurusan, dan pemelajar di Jurusan Budidaya Pertanian. Hal tersebut dilakukan untuk memeroleh informasi mengenai pemelajaran bahasa Inggris yang saat ini ini dilaksanakan, dan yang akan diharapkan kedepannya. Data yang diperoleh dari hasil survei tersebut, dianalisis guna merumuskan tujuan mata kuliah dan menentukan jenis silabus. jenis silabus yang digunakan adalah silabus berbasis keterampilan. Keterampilan yang akan digunakan adalah pada keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan hal utama yang harus dilakukan mahasiswa untuk kepentingan akademis mereka selama dalam masa perkuliahan. Silabus baru mata kuliah Bahasa Inggris I yang berbasis pada keterampilan membaca, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa, bermanfaat bagi pengajaran dan pembelajaran Bahasa Inggris I di Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Malikussaleh.

This project is intended to design an English syllabus for Agriculture Faculty of Malikussaleh University. The writer used the steps recommended by Jordan (1997) in designing syllabus. In designing the syllabus, the writer first analyzed the English syllabus used for English I subject and the curriculum of Agriculture Faculty. A diagnostic test was administrated to the students of the second semester in order to find out the effectiveness of the teaching and learning of English I subject in the first semester, which has been conducted using the old syllabus. Further survey was done by distributing questionnaires and conducting an interview with the head of Faculty, the teachers, the head of program study, the head of department, and the students in Agriculture department. These were done to find information about the current condition of teaching and learning English and the expectation about teaching and learning English at the Faculty in the future. Data from the two surveys were then analyzed to formulate the goal of the subject, and the type of the syllabus. The type of the syllabus used is a skill based syllabus which would focus on reading skill. Being skillful in reading is necessary for student in relation to their academic needs during their study. The new skill based syllabus for English I subject hopefully can accommodate students? needs, beneficial for teaching and learning of English I subject in Agriculture Faculty of Malikussaleh University."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T24427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Clevelyn Ikralia Divine
"Kemahiran berbicara adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa semasa belajar di universitas. Pada kenyataannya, beberapa studi menunjukkan bahwa kemahiran berbicara mahasiswa masih dipertanyakan karena kurangnya motivasi dalam belajar yang berakibat pada ketidakpercayaan diri untuk mempraktekkannya sehari-hari. Studi ini akan berfokus pada orientasi mahasiswa UI tingkat akhir yang dapat dikategorikan menjadi instrumental dan integratif dalam korelasinya kepada kemahiran berbicara. Data menunjukkan bahwa mayoritas dari partisipan cenderung memiliki orientasi instrumental daripada integratif. Data juga menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara orientasi mahasiswa dengan kemahiran berbicara dalam bahasa Inggris.

Students speaking proficiency is one of the competencies that should be acquired throughout their study in university. Regrettably, studies show that students speaking skill is still questionable due to their lack of motivation that makes them hesitate to practice more. This study will focus on UI sophomore students orientation which can be distinguished to instrumental and integrative in correlation to their speaking proficiency. It is found that the majority of the participants tend to have instrumental rather than integrative orientation and high motivational level in learning. Positive correlation is also found between students orientation and their speaking proficiency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>