Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananta Iswari
"Berangkat dari asumsi bahwa tokoh-tokoh Banjo ini dianggap sebagai orang-orang Australia tulen yang pertama kali benar-benar muncul dalam sajak dan yang kemudian menjadi figur bush heroes (Ollif, 1971: 35), skripsi ini mencoba mendeskripsi apa dan bagaimana bush heroes itu sebenarnya: bagaimana karakter dan kehidupan mereka, bagaimana hubungan antar mereka, dan bagaimana hubungan antara mereka dengan latarnya. Deskripsi ini jelas merupakan konsep hero menurut Banjo. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana sampai hero ciptaan Banjo ini diterima pula sebagai hero khas Australia. Untuk menjawab hal ini, penelitian akan dihubungkan dengan sejarah kehidupan komunitas bush. Untuk meneliti masalah yang diajukan dalam skripsi ini, penulis memaparkan sejarah terbentuknya komunitas bush serta memilih enam balada karya Banjo, yaitu: Clancy of the Overflow, The Man from Snowy River, The Man from Ironbark, A Bushman Song, Saltbush Bill, dan Waltzing Matilda. Keenam balada ini dipilih karena alasan sebagai berikut: tokoh yang diciptakan semua berasal dari kalangan pekerja bush dan mereka itu digambarkan menghadapi tantangan untuk membuktikan sesuatu. Selain itu, balada-balada ini (kecuali Waltzing Matilda) termasuk dalam kumpulan The Man from Snowy River yang merupakan koleksi karya Banjo yang terbaik yang pernah ditulisnya (Semmler, 1974: 69). Inilah yang membuat penulis memilih keenam balada ini, disamping karena mereka merupakan balada-balada yang paling terkenal dan paling banyak diminati orang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sydney : Angus and Robertson, 1955
821.208 AUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sydney: Angus and Robertson, 1968
828.993 AUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Paramitha
"Perbudakan di Amerika yang terjadi pada masa Antebellum telah merupakan cerita yang stereotip, yaitu adanya kekuasaan majikan kulit putih yang mengeksploitasi tenaga budak terutama di Selatan. Di dalam Bab I, pada latar belakang permasalahan dijelaskan nyanyian rakyat sebagai sarana prates sosial dan sebagai bentuk folklor budak Negro yang merupakan ciri dari kebudayaan folklor Afro-Amerika. Hudak mencari kebebasannya dengan berbagai cara, yaitu dengan menebus diri sendiri, hadiah pembebasan oleh majikan (manumission), memberontak, melalui perkawinan dengan Afro-Amerika bebas atau wanita kulit putih, dan melarikan diri dengan bantuan golongan Abolisionis. Bagi budak yang tidak dapat menggunakan cara-cara tersebut di atas, maka cara yang ditempuh adalah hanya dengan menggugah hati nurani majikan kulit putih. Nyanyian-rakyat (folksong) yang berupa teriakan-teriakan, terdiri dari Marian hollers, shouts, calls, cries dan spiritual, lirik-liriknya menyatakan penderitaan dan harapannya untuk mendapat kebebasan.
Selanjutnya Bab. II. menjelaskan mengenai adanya tragedi di Selatan pada masa Antebellum (1776-1866), ditandai dengan semakin kokoh dan suburnya lembaga yang tidak lazim (peculiar institution), sebagai suatu lembaga yang masih mempertahankan sistem perbudakan. Setelah Perang Kermerdekaan Amerika terkenal sebagai bangsa yang memperjuangkan hak azazi manusia, melalui Deklarasi Xemerdekaan (Declaration of Independence) di seluruh dunia. Demikian pula beberapa pasal dalam Konstitusi Amerika (Amandemen ke (1791). Amandemen ke XIII (1865), Amandemen ke-XIV (1868), Amandemen ke XV (1870), sebenarnya telah menghapuskan perbudakan dan menghilangkan diskriminasi terhadap etnik Afro-Amerika di bumi Amerika, ternyata perbudakan tetap ada. Hal ini disebabkan tenaga budak sebagai salah satu faktor produksi yang produktif dan tahan lama dibandingkan dengan tenaga kulit putih. Selain itu, budak dianggap sebagai "harta benda" (property) daripada sebagai "manusia" (person) yang dapat dipindah tangankan secara hukum misalnya dijual. Dalam bab II menjelaskan mengenai perbudakan di Selatan dan organisasi Underground Rail-road telah membantu budak mendapatkan kebebasan dengan Cara melarikan diri.
Sedangkan Bab III, menjelaskan arti nyanyian-rakyat (folksong) budak yang terdiri dari beberapa jenis teriakan yang dikenal sebagai hollers, shouts calls, cries dan spiritual untuk berkomunikasi dengan sesama budak dan Tuhan mereka. Semua bentuk nyanyian-rakyat tersebut mewarnai kehidupan budak sehari-hari dalam rangka budak mendambakan kebebasannya. Selain itu nyanyian-rakyat mempunyai fungsi pelipur lara, sarana pendidikan bagi generasi yang lebih muda, pernyataan angan-angan yang terpendam dan sarana protes sosial terhadap kebebasan (freedom) dan persamaan (equality) sebagai nilai-nilai demokrasi yang tercantum di dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika.
Adapun pada Bab IV, dijelaskan struktur (text) nyanyianrakyat lebih memenuhi persyaratan sebagai balada karena liriknya mempunyai tema yang bebas, menggambarkan cerita kehidupan budak atau sejarah perbudakan, demikian pula bait-baitnya tidak terikat oleh ketentuan tertentu seperti pada bentuk folklor peribahasa atau teka-teki. Sedangkan penyebarannya adalah hubungan (context) dengan masyarakat penerima folklor tersebut, menandakan bahwa nyanyian-rakyat dapat bertahan hidup (survival), karena dipertahankan oleh budak secara turun temurun.
Bab V. Merupakan kesimpulan dari isi tesis ini, fokusnya adalah mengenai fungsi nyanyian-rakyat dilihat dari lirikliriknya, ternyata sebagai sarana protes sosial budak atas diskriminasi, segregasi dan penyimpangan dari azas demokrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T5466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Henry, 1867-1922
Australia: Angus and Robertson, 1991
828.993 4 LAW h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Kath
Brisbane: Jacaranda Press, 1964
821.91 WAL w (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Baynton, Barbara
Sydney: Angus and Roberson Publishers, 1972
823.2 BAY b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Lukman Sinar
Medan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
572 TEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reinhard Imanuel Putra Daniel
"Lagu daerah merupakan salah satu bentuk identitas dari daerah tersebut. Dalam geografi, identitas tempat adalah salah satu indikator adanya keterikatan antara manusia dengan suatu tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi dan keterikatan masyarakat rantau NTT terhadap kampung halamannya dipengaruhi oleh lagu daerah. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner untuk masyarakat NTT yang merantau. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu daerah dirasa menjadi salah satu faktor identitas mereka sebagai masyarakat NTT serta memperkuat persepsi dan rasa keterikatan masyarakat rantau NTT terhadap kampung halamannya. Masyarakat rantau NTT memiliki persepsi bahwa kampung halamannya lebih baik daripada tanah rantau karena rasa kekeluargaan, persaudaraan dan sikap toleransi yang tinggi di kampung halaman kurang mereka dapatkan di tanah rantau. Disisi lain, lagu daerah memperkuat rasa keterikatan masyarakat rantau NTT terhadap kampung halamannya. Hal ini dibuktikan dengan perasaan bangga dan rindu kampung halaman ketika mereka mendengar atau menyanyikan lagu daerah di perantauan. Kesimpulannya, lagu daerah adalah salah satu faktor yang menjadi identitas masyarakat rantau NTT serta memperkuat persepsi dan place attachment mereka terhadap kampung halamannya.

Folk songs are a form of identity from the region. In geography, place identity is one indicator of an attachment between humans and a place. This study aims to determine whether the perceptions and attachments of the NTT overseas community to their hometowns are influenced by folk songs. The method used for data collection was a questionnaire for NTT people who had migrated. The analysis used is descriptive analysis. The results showed that the folk song was felt to be one of the factors of their identity as the people of NTT and strengthened the perception and sense of attachment of the NTT overseas community to their hometown. The people of foreigners in NTT have the perception that their hometowns are better than their homeland because of the feeling of kinship, brotherhood and a high attitude of tolerance in their hometowns they do not get in the overseas lands. On the other hand, the folk song strengthens the sense of attachment of the NTT overseas community to their hometown. This is evidenced by feelings of pride and homesickness when they hear or sing folk songs overseas. In conclusion, folk song is one of the factors that has become the identity of the people of foreigners in NTT and strengthens their perception and place of attachment to their hometown."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>