Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilastuti Sunarya
"Setelah melihat perjalanan karir T.S. Eliot sebagai sastrawan, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya puisi dan karya-karya dramanya bukanlah merupakan suatu perubahan yang bertolak belakang. Mungkin lebih tepat bila dikatakan bahwa perubahan ini lebih merupakan perkembangan pandangan dunia sang sastrawan. Jika dalam karya-karya puisinya pertanyaan Eliot akan kelanjutan nasib manusia modern yang secara spi_ritual begitu kering belumlah terjawab, maka tampaknya jawaban itu telah ditemukannya dalam karya dramanya. Tampaknya Eliot telah menemukan jawaban atas pertanyaannya dan menganggap bahwa dengan berpegang kepada agama dan menjalankan ajaran cinta kasih terhadap sesama maka manusia dapat mengatasi kekeringan jiwanya. Eliot sendiri telah menegaskan pendapatnya ini melalui kata-kata berikut: ... it is doubtful whether civilization can endure without religion (Thorp, 1965: 298). Inilah perkembangan pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya--karya dramanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Dennis Prasetyo
"Setelah melalui pembahasan ketiga novel Virginia Woolf yang berjudul The Voyage Out, Mrs.Dalloway dan To the lighthouse, terlihat adanya perubahan pandangan terhadap kehidupan yang tercermin dalam tokoh-tokoh utama novel-novel. Pada mulanya tokoh-tokoh utama memandang kehidupan dengan pessimistic sekali, namun pada akhirnya mereka da_pat menerima kenyataan-kenyataan dalam kehidupan tanpa mengharapkan lebih dari yang ada dan tanpa ada rasa penyesalan dalam dirinya. Namun sebelum saya menerangkan lebih jauh mengenai hal tersebut diatas, terlebih dahulu, saya menerangkan atau menyimpulkan bagaimana perkembangan Virginia Woolf dalam mengungkapkan tema pokoknya, yaitu, pandangan terhadap kehidupan tokoh-tokoh utamanya, dalam ke tiga karyanya yang berjudul The Voyage Out, Mrs. Dalloway, den To the Lighthouse. Pertama-tama terlihat perkembangan dalam masalah pokok dan lingkungan sosial yang melingkupi tokoh-tokoh utama. Dalam novel pertamanya, berjudul The Voyage Out , masalah pokok yang meliputinya adalah masalah percintaan, yaitu, bagaimana sepasang kekasih yaitu Rachel dan Terence Hewet mengalami kesulitan dalam mencapai suatu titik temu"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atka Savitri
"Berdasarkan pendapat seorang tokoh kulit hitam, W.E.B. DuBois yang mengatakan bahwa kaum kulit hitam di Amerika selalu berada dalam dua keadaan yang tidak sempurna (mereka merupakan bagian dari Afrika dan juga bagian dari Amerika), maka tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melihat sejauh mana keadaan mendua atau dualisme tersebut mempengaruhi diri salah seorang penyair Harlem Renaissance yaitu Langston Hughes. Dibantu dengan data sejarah sosial kaum kulit hitam di Amerika, teknik penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual terhadap delapan puisi Langston Hughes. Adapun kedelapan puisi yang ditulisnya antara tahun 1921 hingga 1931 adalah sebagai berikut, The Negro Speaks of Rivers yang ditulis pada tahun 1921, My People (1922),Negro (1922), Afro American Fragment (1930), I Too (1924), Our Land (1924), As I Grew Older (1926), serta Union (1931). Empat puisi pertama mengungkapkan pandangannya terhadap Afrika dan kaum kulit hitam. Sedangkan keempat puisi berikutnya mencerminkan pandangannya terhadap rasialisme dan demokrasi di Amerika. Dari analisis tekstual terhadap kedelapan puisi tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perkembangan sikap dalam diri Langston Hughes. Puisi-puisi yang di tulisnya pada awal tahun 1920-an menunjukkan sikap optimis penyair. Sebaliknya, pada puisi-puisi yang ditulis pada tahun berikutnya, tampak sikap pesimis disertai protes penyair terhadap sistem sosial dan masyarakat. Selain itu diperoleh kesimpulan bahwa dualism yang dialami oleh Langston Hughes terletak pada keragu raguannya dan ketidakpastiannya dalam menempatkan dirinya sebagai seorang yang berasal dari Afrika, namun lahir dan dibesarkan di Amerika. Sebagai seorang kulit hitam yang berasal dari Afrika, ia bangga akan identitasnya namun ia tidak mengenali benua Afrika . Baginya, tanah airnya adalah benua Amerika, meskipun Ia membenci sistem sosial yang berlaku di benua tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Sastrowardoyo
"Alasan dan tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengungkapkan Perjuangan Tokoh Tragis dalam usaha merubah nasibnya.Metode yang saya pakai dalam Pembahasan novel-novel ini adalah metode deskriptis-analistis yang meneliti karya sastra dari unsur-unsur dalam karya sastra itu dan berdasarkan penelitian kepustakaan. Mengenai basil penelitian karya tulis ini adalah seba_gai berikut. Saya mencoba mewujudkan gambaran dimana manusia itu ternyata tidak dapat lepas dari berbagai faktor. Saya melihat misalnya manusia tidak dapat lepas dari faktor lingkungan baik masyarakat, keluarga maupun lingkungan alamnya. Disamping itu, manusia juga tidak dapat lepas dari sifatnya. Yang dimaksud dengan faktor sifat adalah kelemahan manusia yang ada dalam dirinya. Contohnya harga diri yang terlalu besar, ambisi untuk berkuasa dan sebagainya. Faktor lain yang cukup berperan adalah faktor turunan atau Heredinty. Ketergantungan manusia terhadap faktor-faktor tersebut menyebabkan ia tidak dapat lepas dari nasibnya. Bagaimana_pun ia berusaha menjauhi nasibnya, ia akan selalu terperang_kap kembali.Kesimpulan akhir adalah bahwa nasib atau tujuan akhir dari hidup itu tidak dapat diramalkan. Kadang kala usaha ma_nusia untuk merubah nasibnya hanya akan menjerumuskan diri_nya ke arah malapetaka. Hal ini juga dialami oleh tokoh tokoh tragis dalam 3 novel T. Hardy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Winarni Suleiman
"Setelah saya menganalisa masing-masing novel dari segi pengaruh modernisasi terhadap tokoh-tokoh novel Hardy yang tinggal di pedesaan, maka dapat saya mengambil kesimpulan, bahwa pengaruh modernisasi terhadap pedesaan mempunyai dua akibat. Yang pertama adalah akibat positif, misalnya dalam bidang pertanian, dengan masuknya mesin-mesin, maka produksi pertanian akan meningkat. Selain itu metode-metode baru mulai dikenal. Dengan demikian ilmu pengetahuan para petani dalam bidang pertanian menjadi maju. Misalnya mereka dapat meningkatkan hasil pertanian mereka dengan adanya pupuk-pupuk buatan. Metode lama dalam penanaman bibit diganti dengan metode baru. Penghitungan dengan cara lama seperti yang dilakukan para petani mulai ditinggalkan. Dengan demikian waktu dapat dipergunakan secara efisien. Contoh diatas dapat kita lihat dalam novel Thomas Hardy yang berjudul The Mayor of Casterbridge seperti apa yang telah dilakukan oleh Farfrae. Demikian pula halnya dalam bidang pendidikan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Gerda
"Utopia adalah suatu gagasan untuk mengubah keadaan masyarakat yang dipandang oleh penduduknya kurang menye_nangkan. Para sastrawan dalam hal ini berperan sebagai pembuka mata dengan memaparkan kepincangan-kepincang_an dalam masyarakat melalui karya-karyanya. Inilah awal mula lahirnya ide atau gagasan utopia. Para sastrawan dikatakan bersifat progresif dan revolusioner kalau melalui karyanya mereka menyokong hak setiap orang untuk dapat makan sesuap nasi dalam masyarakat di mana setiap gelandangan dipandang sebagai sampah masyarakat; hak persamaan bagi setiap wanita dalam masyarakat di mana mereka, dipandang dari sudut pembantu rumah_tangga, sedikit lebih tinggi kedudukannya daripada budak. Para sastrawan juga dianggap revolusioner jika mereka memperjuangkan hak setiap anak untuk menikmati masa kanak-kanak yang bahagia, dan hak setiap orang untuk mengecap pendidikan yang baik, yang tadinya hanya menjadi hak anak-anak bangsawan atau orang kaya...."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
572.792 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marbun, Rismaya
"Walaupun para pendatang dari Inggris tidak pernah membayangkan akan mendirikan institusi perbudakan terhadap orang-orang Negro, tak sampai seabad setelah kedatangan mereka di koloni, dasar-dasar dari suatu institusi yang ganjil telah dibentuk (Jordan,1968: 44).
Orang-orang Selatan menyebut institusi perbudakan sebagai suatu institusi yang ganjil dalam pengertian bahwa institusi itu unik dalam kehidupan orang-orang Selatan. Alam serta iklim selatan cocok untuk pertanian, sementara orang-orang Negro dapat memenuhi tenaga kerja yang diperlukan. Jadi seolah dijumpai keadaan yang saling mengisi, di mana kedua belah pihak sama-sama mendapat keuntungan.
Keadaan alam serta iklim daerah selatan memungkinkan untuk diusahakannya perkebunan dalam skala besar dan pendatang-pendatang tersebut segera mengusahakan pertanian, seperti; tembakau, padi dan indigo. Segera setelah mereka mengusahakan pertanian yang lebih intensif, para petani itu dihadapkan pada suatu masalah serius, yaitu kurangnya tenaga kerja. Pengusahaan perkebunan ternyata memerlukan tenaga kerja yang banyak; mulai dari pembersihan hutan; pengurusan dan pemetikan memerlukan tenaga kerja yang tidak sedikit, sementara teknologi belum maju sehingga semua pekerjaan harus dikerjakan dengan tenaga manusia.
Kedua keadaan ini, yaitu keadaan alam yang cocok untuk pertanian perkebunan dan tersedianya orang-orang Negro untuk di pekerjakan telah mengakibatkan semakin berkembangnya usaha pertanian besar yang telah menghasilkan cash crop di daerah selatan, dan telah mendorong orang-orang untuk melakukan usaha pertanian secara besar-besaran. Maka muncullah apa yang kemudian kita kenal dengan perkebunan. Dan akibatnya ialah orang-orang Negro harus didatangkan dalam jumlah yang lebih besar.
Ketika jumlah orang-orang Negro di koloni semakin banyak, orang-orang putih mulai merasakan kecemasan kalau-kalau kehadiran orang-orang Negro ini akan mengaburkan kebudayaan mereka.
Dengan masuknya suatu suku bangsa yang baru, biasanya cara hidup dan kebudayaan suku bangsa tersebut akan terbawa dan berbaur dengan cara hidup dan kebudayaan masyarakat yang didapatnya, sehingga seringkali akan mengaburkan keaslian budaya masyarakat terdahulu tersebut. Orang-orang putih di Selatan tidak menginginkan hal seperti itu terjadi. Mereka menginginkan agar daerah Selatan tetap sebagai daerah orang putih, baik dalam cara hidup maupun kebudayaannya. Hal ini telah menimbulkan niat dalam pikiran orang-orang putih untuk membuat undangundang khusus untuk mengatur kehidupan orang-orang Negro berbeda dari orang putih. Keinginan ini ditunjang pula oleh kenyataan bahwa orang-orang Negro adalah dari ras yang berbeda; bahwa mereka telah dibeli dengan status yang tidak bebas; dan bahwa mereka bukan orang orang kristen. Pada masa itu ada anggapan bahwa memperbudak orang-orang yang tidak beragama bukanlah suatu kejahatan atau dosa."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Savitri
"Tujuan utama skripsi ini, adalah untuk mengkaji pemikiran Lorraine Hansberry tentang manusia yang mendasari tema lakon-lakonnya. Pendekatan yang dipakai di sini adalah pendekatan kritik sastra tradisional yang Menggunakan analisis tekstual dan latar belakang sejarah serta sosial sebagai sarana untuk menciptakan interpretasi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>