Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Amalia Ismenia Larasati Gunarwan
"
ABSTRAK
Sajak Le Pont Mirabeau karya Guillaume Apollinaire telah diterjemahkan oleh dua orang sastrawan Indonesia, Mahmud Taslim Ali dan Wing Kardjo. Skripsi ini mencoba membandingkan kedua terjemahan tersebut dart segi kesetiaannya masing-masing kepada karya aslinya.
Teori yang digunakan terdiri atas teori yang berkaitan dengan sajak (hakikatnya dan sifat-sifatnya sebagai karya puitik) dan teori yang berkaitan dengan penerjemahan. Salah satu pedoman utama teori penerjemahan ialah bahwa pesan linguistik adalah kesatuan yang terdiri atas bentuk sebagai struktur luar dan makna sebagai struktur dalamnya. Sifat sajak sebagai karya puitik, adalah bahwa sajak memiliki kekhasan baik dalam hal bentuk (dengan rima, irama, enjambemen dsb.) maupun dalam hal makna (bahasanya yang penuh dengan konotasi). Bentuk dan makna sajak berkaitan erat dan saling mengisi, sebab makna suatu sajak juga tersalurkan melalui bentuknya. Oleh karena itu, penerjemah sajak harus dapat menampilkan kembali efek yang ditimbulkan dari keterpaduan bentuk dan makna suatu sajak ke dalam terjemahannya.
Dengan berpedoman pada prinsip itulah analisis terjemahan dalam skripsi ini dibagi atas analisis dari segi bentuk dan analisis dari segi makna. Analisis itu pun dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pemerian pengalihan-pengalihan dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pemerian pengalihan-pengalihan bentuk dan makna yang dilakukan MTA dan WK secara terpisah dan tahap kedua adalah pembandingan kedua terjemahan itu.
Ditemukan bahwa di antara kedua terjemahan itu, terjemahan WK lebih setia baik kepada bentuk maupun kepada makna sajak LPM. Dengan perkataan lain, terjemahan WK menggunakan kesejajaran bentuk dan kesejajaran makna. Terjemahan MTA tidak memperlihatkan kesejajaran seperti terjemahan WK, tetapi terjemahannya itu masih menggunakan kesepadanan dinamis. Juga ditemukan bahwa subjektivitas dan jarak waktu memegang peranan penting dalam perbedaan kedua terjemahan sajak LPM itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syukron Ramdhani
"[ABSTRAK
Le Pont Mirabeau merupakan sebuah puisi karya Guillaume Apollinaire yang merupakan ungkapan perasaan terutama rasa cinta penyair kepada kekasihnya, Marie Laurencine yang telah meninggal dunia. Melalui artikel ini penulis akan menganalisis bagaimana Guilllaume Apollinaire menyampaikan rasa cintanya kepada Marie
Laurencine dengan menggunakan simbol-simbol dalam puisi Le Pont Mirabeau. Cinta penyair kepada Marie
Laurencine disimbolisasikan dengan pemilihan diksi, tipografi, dan rima yang terdapat pada puisi ini. Penyair ingin menyampaikan bahwa cintanya kepada sang kekasih bersifat kokoh, abadi, dan istimewa.

ABSTRACT
Le Pont Mirabeau is a work by Gullaume Apollinaire which served as a love letter for his lover, Marie
Laurencine who has deceased. The delivering of the sentimental message will be analysed by symbols
mentioned in the poem. The profound love of the author will be reflected through the diction, typography, and
rhyme of the poem. The structural analysis shall reveal that his love is strong, special and to eternity., Le Pont Mirabeau is a work by Gullaume Apollinaire which served as a love letter for his lover, Marie
Laurencine who has deceased. The delivering of the sentimental message will be analysed by symbols
mentioned in the poem. The profound love of the author will be reflected through the diction, typography, and
rhyme of the poem. The structural analysis shall reveal that his love is strong, special and to eternity.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Nur Oktaviani
"

Translation of literary works has its own challenges from various factors such as language style and cultural content. Therefore, the translation of Saidjah-Adinda's poems in Multatuli's novel Max Havelaar is interesting to discuss. The data used in this study were sourced from the Dutch version of the seventeenth chapter of Max Havelaar's novel, the Indonesian translation by H. B. Jassin (TSa 1) and Ingrid Dwijani Nimpoeno (TSa 2), and the English translation by Baron Alphonse Nahuys (TP). The data is in the form of two poems by Saidjah-Adinda in Dutch, two versions in Indonesian and in English. The theory used in this study is Mona Baker's theory regarding translation strategies at the word level. This study used descriptive qualitative method. The researcher will mark the words in the source text which are not literally translated along with their translations, then compare the words in the source language with their translations in the target language using the help of three dictionaries in Dutch, English and Indonesian. The researcher will then analyze the strategies used by translators based on Baker's translation theory at the word level. Based on data analysis, there are four of Baker's eight translation strategies used in translating two poems from chapter seventeen of Max Havelaar's novel. As a result of relay translation, semantically Nimpoeno's translation (TSa 2) is not that far from Jassin's translation (TSa 1). This cannot be separated from the role of Nahuys' translation as an intermediary for the translation of TSa 2."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Subagio Sastrowardoyo
Jakarta : Balai Pustaka, 1990
808.81 SUB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ajip Rosidi, 1938-
Jakarta : Pustaka Jaya, 1984
808.81 AJI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ende Nusa Indah 1985
895 S 30
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Teusthi Eddy
Ende-Flores: Nusa Indah, 1985
895 NYO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Subagio Sastrowardoyo
Jakarta: Pustaka Jaya, 1975
808.81 SUB k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Dameria Angelina Ekklesia
"Setiap penerjemahan karya sastra pasti memiliki tantangan tersendiri bagi para penerjemah. Tidak hanya menerjemahkan kata per kata, kalimat per kalimat maupun paragraf dari bahasa sumber (BSu), penerjemah harus mengalihkan makna sesuai dengan struktur gramatika, situasi komunikasi, serta konteks budaya dari bahasa sasaran (BSa). Penelitian ini membahas penerjemahan istilah hukum dalam lingkup kelompok kata dari novel The Chamber karya John Grisham yang merupakan teks sumber (TSu) berbahasa Inggris ke dalam terjemahan bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Larson pada tingkat kelompok kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan studi kepustakaan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa baik pada novel terjemahan bahasa Belanda maupun bahasa Indonesia, istilah hukum pada kelompok kata kedua novel ini secara umum diterjemahkan idiomatis. Penerjemah menerjemahkan teks sesuai dengan struktur dan konteks hukum kedua teks sasaran (TSa), sehingga hasil penerjemahan tampak natural dan dapat dipahami oleh pembaca novel terjemahan karena makna asli istilah hukum dari TSu tersampaikan dengan baik dalam TSa.

Every literary translation has its own challenges for the translators. Not only translating word by word, sentence by sentence or paragraph from the source language (BSu), the translator must also transfer the meaning in accordance with the grammatical structure, communication situation, and cultural context of the target language text (BSa). This research discusses the translation of legal terms within the scope of word groups from John Grisham's English novel "The Chamber" (TSu) into Dutch (TSa1) and Indonesian (TSa2) translations. The theory used in this study is Larson's theory at the word group level. The method used in this research is qualitative and uses literature study. The results of the data analysis show that in both the Dutch and Indonesian translated novels, the legal terms in the word groups of these two novels are generally translated idiomatically. The translator translates the texts in accordance with the legal structure and context of both target texts (TSa), so the translation results appear natural and can be understood by the readers of the translated novels because the original meaning of the legal terms from TSu is well conveyed in TSa.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Tjahjasari Mutiara
"Linguistik merupakan mata pelajaran yang sangat menarik yang telah mendorong penulis untuk menyusun skripsi. Kekhususan bentuk pasif, baik di dalam bahasa Belanda maupun di dalam bahasa Indonesia, telah menimbulkan perasaan ingin tahu mengenai bagaimana hal_nya pemakaian bentuk itu dalam hubungan terjermahan dari teks berbahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Tulisan mengenai hal-hal bahasa Belanda dan bahasa Indonesia yang berbentuk buku-buku maupun yang berupa tulisan dalam bentuk artikel--artikel atas dasar hasil penelitian atau penyelidikan banyak kita jumpai, tetapi penyelidikan khusus perbandingan bentuk pasif dalam kedua bahasa ini, dengan menganbil hasil terjernahan se_bagai bahan penyelidikan, belum pernah dilakukan oleh para ahli bahasa yang khusus menyelidiki dan memberikan keterangannya yang lengkap; oleh karena itu penyelidik_an perbandingan dua bahasa ini dapat diangap sebagai penyelidikan yang bersifat pendahuluan. Perbandingan ini mempergunakan metode deskriptif komparatif. Maksud perbandingan ini untuk mendapatkan data dan keterangan yang kiranya akan cukup bermanfaat bagi pengajaran timbal balik kedua bahasa tersebut, terutama seka1i bagi penerjemahan yang sekarang ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>