Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danihar Irawati Is. Gunawan
"Pembahasan deskriptif sufiks nominalisator bahasa Perancis dilakukan karena jumlah dan macamnya yang banyak, di mana setiap macam memiliki satu nilai atau lebih. Deskripsi ini bertujuan untuk memerikan macam macam sufiks nominalisator tersebut dan nilai yang dimiliki oleh setiap macamnya. Pembahasan sufiks nominalisator ini dilakukan berdasarkan teori linguistik aliran fungsional, khususnya yang menyangkut morfologi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan kamus ekabahasa Petit Robert 1, Dictionnaire de ia Langue Francaise. Sufiks nominalisator yang dapat bergabung dengan verba ada 17 buah, dengan adjektiva hanya 3 buah dan dengan keduanya ada 14 buah. Hasilnya menunjukkan bahwa pembentukan nomina melalui proses afiksasi atau derivasi, cenderung terjadi pada verba. Penambahan sufiks nominalisator pada sebuah verba dapat menghasilkan bermacam-macam nilai, dan nilai terbanyak adalah nilai tindakan. Dari 33 sufiks nominalisator yang ada, sufiks nominalisator, yang produktif adalah sufiks nominalisator -ment mencapai jumlah 1024 (18.08%)."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sujai
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis bermacam-macam sufiks pembentuk nomina bahasa Rusia serta nomen-nomen yang terdapat di dalamnya, yang merupakan kajian morfologi dalam studi linguistik.
Penelitian dilakulan dengan menganalisis sumber data dari majalah berbahasa Rusia, edisi tahun 1985, 1991 dan 1992.
Latar belaKang penulisan ini adalah meneliti sufiks pembentuk nomina bahasa Rusia, yang dalam Khasanah gramatika bahasa Rusia mempunyai peran yang besar, baik dalam penuli_san-penulisan ilmlah maupun dalam bidang perkamusan.
Hasil analisis data menunjukan bahwa sufiks -ocTb /-ost/ merupakan sufiks yang paling produktif, yaitu. sebanyak 1476 sufiks (21.23%). Selanjutnya adalah sufiks eHM /-eni/ sebanyak 1234 sufiks (17.75X), dan sufiks, cTra(o) /-stv(o)/ sebanyak 790 sufilts (11,360).
Dalam pembentukan nomina bahasa Rusia, secara kuantitas, Rata Kerja merupakan Kelas Rata yang paling produktif, yaitu sebanyak 3303 sufiks (47,52X) dari 6951 Jumlah sufiks yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vance. Timonthy J.
Jakarta: Kesain Blanc, 1993
495.682 VAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Magfiroh
"Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti sufiks_in yang tergolong dalam ragam informal berdasarkan maknanya dan mendeskripsikan sufiks_in yang berpadanan dan tidak berpadanan dengan sufiks_i dan_kan dalam ragam formal bahasa Indonesia. Data diambil dari novel remaja berjudul Cowok Nyebelin Banget. Dari novel tersebut diperoleh 110 verba yang bersufiks_in. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data berupa verba bersufiks_in diidentifikasi dan dikelompokkan maknanya. Analisis makna dilakukan dengan menggunakan pendapat Kridalaksana (1989) mengenai sufiks_in. Untuk mengetahui apakah sufiks_in berpadanan dengan sufiks_i dan_kan atau tidak, sufiks_in yang terdapat dalam verba diganti dengan dengan sufiks_i dan_kan. Dari analisis yang dilakukan, ditemukan enam macam makna sufiks _in. Enam makna yang dimaksud adalah (1) _buat objek atau subjek jadi bentuk dasar_, (2)_melakukan perbuatan yang dinyatakan pada bentuk dasar kepada objek atau subjek_, (3) _memberi bentuk dasar kepada objek atau subjek_, (4) _melakukan dengan sungguh-sungguh_, (5) _bersikap bentuk dasar kepada objek_, dan (6) _melakukan hal yang dinyatakan pada bentuk dasar_. Sementara itu, hasil perbandingan antara sufiks_in dengan sufiks_i dan_kan menunjukkan bahwa sufiks _in cenderung berpadanan dengan sufiks_kan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Daniella
"Sufiks merupakan salah satu jenis afiks yang berperan dalam pembentukan kata. Pada bahasa berciri aglutinatif seperti bahasa Korea dan bahasa Indonesia, pemahaman terkait sufiks dan penggunaannya dapat memberikan wawasan terhadap struktur dan fungsi morfologis bahasanya. Khususnya bagi pembelajar bahasa Korea, pemahaman akan sufiks dapat lebih diperdalam dengan dilakukannya perbandingan antara sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode analisis kontrastif dan pendekatan kualitatif, penelitian ini membandingkan sufiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Pertanyaan penelitian dirumuskan menjadi bagaimana persamaan dan perbedaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia? Sumber data diambil dari berbagai literatur ilmiah terkait dengan morfologi dan afiks dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini dapat dipahami bahwa sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan sufiks bahasa Korea dan bahasa Indonesia mencakup karakteristik dan fungsi dasarnya. Di sisi lain, perbedaannya terletak pada makna dan jumlah sufiks pada masing-masing bahasa.
Suffixes are a type of affix that plays a role in word formation. In agglutinative languages such as Korean and Indonesian, an understanding of suffixes and their use can provide insight into the morphological structure and function of the language. Especially for Korean learners, the understanding of suffixes can be deepened by comparing Korean and Indonesian suffixes. Therefore, by using contrastive analysis method and qualitative approach, this research compares suffixes in Indonesian and Korean. The research question is formulated into how are the similarities and differences between Korean and Indonesian suffixes? The data sources are taken from various scientific literatures related to morphology and affixes in Korean and Indonesian. Through this research, it can be understood that Korean and Indonesian suffixes have some similarities and differences. The similarities between Korean and Indonesian suffixes include their characteristics and basic functions. On the other hand, the difference lies in the meaning and number of suffixes in each language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Pratama
"Sufiks -er pada bahasa Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak afiks yang produktif dalam pembentukan nomina. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, penulis beranggapan bahwa ada kesepadanan antara sufiks -er pada bahasa Jerman dan prefiks pe- pada bahasa Indonesia. Terhadap kedua afiks tersebut dilakukan suatu penelitian untuk melihat sejauh mana adanya kesepadanan makna semantis antara keduanya. Untuk mendukung analisis kontrastif tersebut juga dilakukan karakterisasi proses morfologis dengan sufiks -er dan prefiks pe-.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber utama, yaitu: Wortbi1dung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1983) untuk bahasa Jerman dan Pembentuksn Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana, 1989) untuk bahasa Indonesia. Kedua afiks tersebut masing-masing dijabarkan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi morfologis maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapatkan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan-perbedaan karakteristik sufiks -er dan prefiks pe-.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses morfologis dengan sufiks -er pada bahasa Jerman bersifat paradigmatis; sedangkan proses morfolo_gis dengan prefiks pe- pada bahasa Indonesia merupakan proses morfologis yang bertahap/bertingkat. Perbandingan klasifikasi leksem memperlihatkan bahwa pada bahasa Jerman leksem yang dibentuk dari verba, frase verbal, nomina, frase nominal, numeralia dan ajektiva dapat mengalami proses morfologis dengan sufiks -er dan pada bahasa Indonesia hanya verba, frase verbal dan ajektiva yang dapat mengalami proses morfologis dengan prefiks pe-. Secara semantis, sufiks -er dan prefiks pe- tersebut berpadanan untuk nomina agentis, nomina patientis, nomina instrumenti dan nomina verbal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanurani Prajanto
"Penelitian mengenai verba dengan prefiks er- dan ver- dalam bahasa Jerman telah dilakukan secara komparatif. Tujuannya ialah memberi gambaran perbandingan verba dengan prefiks er- atau ver- yang mempunyai basis yang sama dan modifikasi sintaktis maupun semantis yang muneul dalam hubungan paradigmatis antar verba ini di dalam kalimat. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Bab pertama ialah pendahuluan. Di dalam bab kedua dijabarkan kerangka teori, yakni gramatika dependensi - valensi, aspek morfologis dan semantis verba dengan prefiks er- dan ver- Berta teori probabilitas. Pada bab ketiga dianalisis sejumlah contoh kalimat dan akan disimpulkan akhirnya pada Bab keempat. Hasilnya ialah: Prefiksasi verba dengan prefiks er _atau ver- akan mengakibatkan termodifikasinya struktur kalimat maupun maknanya. Verba dengan prefiks er- atau ver- apabila mempunyai basis sama dapat mempunyai perbedaan struktur kalimat dan atau maknanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juli Setiasih
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian bidang bahasa jumlahnya terus meningkat. Saat ini, bahasa Jerman menjadi salah satu bahasa asing yang diminati, sehingga menarik untuk diteliti. Dikaji secara morfologi, bahasa Jerman memiliki berbagai jenis pembentukan kata, salah satu di antaranya adalah pembentukan kata dengan menggunakan afiks. Jurnal ini memfokuskan mengenai penggunaan prefiks ver- Muster modal dan Muster intensiv dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Jurnal ini bertujuan untuk memaparkan penggunaan prefiks ver- Muster modal dan Muster intensiv dalam bahasa Jerman serta mengetahui perubahan makna kata dari pembentukan kata tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, kata yang mengalami derivasi prefiks ver- Muster modal dan Muster intensiv menghasilkan perubahan makna kata dari basis kata sebelumnya.

ABSTRACT
The number of linguistic research continues to rise rapidly over the last few years. Nowadays german becomes one of the favourite languages in the world therefore it is interesting to research about it. In morphology, german has various kinds of the word formation, one of them is the form of affix. The methodology in this research is descriptive analytical method by using qualitative approach. The purpose of this journal is to describe the use of prefix ver in modal pattern and intensive pattern in german and to know the changes of the meanings of the words from the word formation processes. Based on the result, the words which are derived with prefix ver in modal pattern and intensive pattern they are producing the changes of the meanings of the words from the previously basic. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aji Kristianto Raharjo
"Skripsi ini membahas mengenai proses pembentukan kata benda dalam bahasa Rusia yang menggunakan sufiks -атор/ятор /(-ator/jator). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan sumber data berupa artikel-artikel yang terdapat dalam majalah РусскийМир.RU /RusskijMir.RU/ edisi tahun 2012 - 2014. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori pembentukan kata oleh Svedova dan Lopatin dalam kratkaja russkaja grammatika/. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata benda sufiks -атор/ятор /(-ator/jator) / memiliki empat makna dan berasal dari dua kelas kata, yakni kelas kata benda dan kelas kata kerja. Selain itu, ternyata kata benda sufiks -атор/ятор /(-ator/jator) / dapat dikombinasikan dengan kata benda lain dan menjadi satu makna yang memberikan makna baru pada pengkombinasiannya.

This thesis discusses about the noun forming process in russian language using ator jator as its suffix. This research uses analitical descriptive method using articles in РусскийМир.RU RusskijMir.RU year 2012 - 2014 editions as data sources. The Svedova and Lopatin's theory of word forming in kratkaja russkaja grammatika is used to analize the data. The results are noun with suffix ator jator suffix has four meanings and is originated from two word classes noun and verb noun with ator jator suffix can be combined with other nouns and become one meaning which gives a new meaning in its combination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S69356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im, Young Ho
"Sampai saat ini para ahli bahasa tidak henti-hentinya menggarap masalah pola kalimat bahasa Indonesia sebagai bahan studi. Bukanlah suatu kebetulan bila akhir-akhir ini perhatian lebih banyak ditujukan pada tataran sintaksis daripada tataran-tataran lainnya. Pendekatannya pun saat ini lebih bersifat murni, yaitu semata-mata berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis suatu bahasa. Pendekatan tersebut menunjukkan adanya ketidakpuasan sementara ahli bahasa dengan hasil analisis yang ada yang cenderung menganalis tataran ini yang mengaitkannya dengan tataran semantis misalnya. Dengan adanya pendekatan demikian ini akibatnya munculnya kerancuan dalam usaha menjelaskan permasalah-permasalahan yang ada di dalam tataran sintaksis..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>