Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muliawaty
"Pertanian merupakan sektor yang penting bagi Prancis. Selama berabad-abad sektor ini mendominasi dan menjadi tulang punggung perekonomian Francis. Hingga Perang Dunia II berakhir masih setengah dari penduduk Prancis yang bekerja di sektor pertanian. PD II yang memporakporandakan keadaan dalam negeri Francis membuat pemerintah Prancis berusaha membangun kembali perekonomiannya. Semenjak saat itu, yaitu tahun 1946 hingga tahun 1970-an atau disebut juga sebagai Les 'Yenta Glorieuses, Prancis mengalami kemajuan ekonomi yang pesat.Pertanian Francis yang hingga mesa pra PD II masih diolah dan dikelola secara sederhana dan tradisional, pada masa pasca PD II mulai beralih dan mulai menerapkan metode dan teknik-teknik pertanian yang modern. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat petanianya. Masyarakat petani Francis masa Pra PD II masihlah bersifat subsisten, tertutup, curiga terhadap pengaruh luar dan memiliki tingkat kehidupan yang rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S14411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhearika Ramadhanty
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran CECA dan CEE dalam pertumbuhan ekonomi Prancis pada masa les trente glorieuses yang berlangsung dari 1945 hingga akhir 1970-an di Prancis. Keterpurukan pasca-Perang Dunia II mendorong Prancis untuk bekerja sama dengan negara Eropa Barat lainnya. Pada 1951, Prancis bergabung dengan Communauté Européenne du Charbon et de L'acier (CECA). Selanjutnya pada 1957, Prancis menjadi anggota Communauté Économique Européenne (CEE). Bersamaan dengan itu, Prancis mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Keberhasilan terbesar terjadi pada sektor industri dan jasa Prancis. Perjanjian antaranggota pada dua badan itu memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi baik dengan sesama negara anggota maupun dengan negara lain. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini membahas bagaimana pengaruh keanggotaan Prancis di CECA dan CEE terhadap sektor industri Prancis pada masa les trente glorieuses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan sudut pandang ekonomi. Melalui penelitian ini diketahui bahwa terciptanya pasar terintegrasi Eropa menjadi sarana perdagangan bebas baru bagi Prancis dan negara-negara Eropa Barat. Kebebasan ini memberikan banyak kemudahan kepada negara anggota berdasarkan regulasi yang mengatur dan menjamin keberlangsungan pasar terintegrasi. Regulasi itu menjamin pergerakan bebas bagi barang, jasa, orang, dan modal dengan menghapuskan bea serta penyetaraan tarif negara non-anggota. Ternyata regulasi tersebut sangat membantu peningkatan ekspor, impor, dan investasi di Prancis. Kerja sama kedua badan ini sangat mendukung perkembangan ekonomi anggotanya terutama dengan terciptanya pasar yang terintegrasi di kawasan Eropa.

ABSTRACT
This study aims to explain the role of CECA and CEE in the growth of the French economy during the trente glorieuseswhich lasted from 1945 to the late 1970s in France. The post-World War II downturn prompted France to cooperate with other Western European countries. In 1951, France joined the Communauté Européenne du Charbon et de L'acier(CECA). Later in 1957, France became a member of the Communauté Économique Européenne(CEE). At the same time, France experienced rapid economic growth. The greatest success occurred in the French industrial and service sector. The agreement between members of the two bodies makes it easy to make transactions both with fellow member countries and with other countries. Based on this, this article discusses how the influence of French membership in CECA and CEE on the French industrial sector during the trente glorieuses. The method used in this study is a method of historical research with an economic perspective. Through this research it is known that the creation of an integrated European market became a means of new free trade for France and Western European countries. This freedom provides many facilities to member countries based on regulations that regulate and guarantee the sustainability of integrated markets. The regulation guarantees free movement of goods, services, people and capital by abolishing duties and equalizing non-member countries' tariffs. It turned out that the regulation greatly helped increase exports, imports and investments in France. The cooperation between the two bodies strongly supports the economic development of its members, especially with the creation of integrated markets in the European region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fairuz
"Artikel ini membahas kehidupan anak imigran di Prancis pada masa les trente glorieuses yang direpresentasikan dalam foto karya Gérald Bloncourt. Foto-foto tersebut dimunculkan dalam kumpulan foto berjudul «Regards d’enfants de trentes glorieueses » yang dimuat dalam blog resmi milik Gérald Bloncourt. Bloncourt menangkap gambar keadaan anak-anak imigran di Prancis yang berasal dari berbagai negara untuk menunjukkan kondisi sosial kehidupan mereka dalam periode kejayaan ekonomi Prancis.

This article discusses the life of French immigrant children during the les trente glorieuses period which is represented in photos by Gérald Bloncourt. Those photos appeared in a photo collection called «Regards d’enfants de trentes glorieueses » published on Gérald Bloncourt’s official blog. Bloncourt captured images of immigrant children from various countries in France to show their social conditions during France’s economic glory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Candisa Azzahra Mulyawati
"Yves Saint Laurent adalah salah satu rumah mode Prancis, yang berdiri pada 1961 dalam kurun waktu periode tiga puluh tahun kejayaan Prancis atau yang disebut dengan Le trente glorieuses (1945-1975). Seiring kemajuan perekonomian Prancis pada zaman itu, hal lain pun secara tidak langsung terkena dampaknya, salah satunya ialah timbul gerakan revolusi seksual serta isu-isu kesetaraan gender. Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji perubahan konstruksi gender selama kurun waktu tersebut melalui mode, khususnya model desain koleksi haute couture Yves Saint Laurent. Penelitian ini akan memakai metode kualitatif Creswell (2013), konsep gender Butler (1990), serta teori Dekonstruksi Derrida (1967). Ketiganya akan dipakai untuk menganalisis korpus koleksi gambar pakaian haute couture Yves Saint Laurent di situs collection.museeyslparis.com, dengan tambahan referensi artikel How Yves Saint Laurent changed fashion oleh Healy (2015) melalui situs dazeddigital.com dan artikel Le Smoking Forever dalam situs wmagazine.com oleh Petrarca (2015). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat makna gender yang terdekonstruksi melalui model pakaian haute couture Yves Saint Laurent. Temuan ini diikuti dengan dua makna penting tentang gender yang juga sesuai dengan konsep gender Butler (1990) melalui ketiga sampel desain yang dianalisis, bahwa: 1). gender adalah sebuah spektrum (eksistensinya dalam diri seseorang tidak dapat diketagorikan hanya dalam satu atau dua definisi), 2). gender adalah sesuatu yang akan selalu berubah dan bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa desain haute couture Yves Saint Laurent visioner dan relevan terhadap isu sosial di masa yang akan datang.

Yves Saint Laurent is a French fashion house, which was founded in 1961 during the thirty- year period of the French heyday or what is called Le trente Gglorieuses (1945-1975). Along with the progress of the French economy at that time, other things were also indirectly affected, one of which was the emergence of the sexual revolution movement and issues of gender equality. In this article, the author will examine changes in the construction of gender during this period through fashion, especially Yves Saint Laurent's haute couture collection designs. This research will use Creswell's qualitative method (2013), Butler's gender concept (1990), and Derrida's Deconstruction theory (1967). All three will be used to analyze the corpus of Yves Saint Laurent's haute couture clothing image collection on the website collection.museeyslparis.com, with additional references to the article How Yves Saint Laurent changed fashion by Healy (2015) via the dazeddigital.com website and the article Le Smoking Forever on the wmagazine.com by Petrarca (2015). The results of the study show that gender meaning is proven to be deconstructed through Yves Saint Laurent's haute couture clothing model. This finding is followed by two important meanings about gender which are also following Butler's (1990) concept of gender through the three sample designs analyzed, that: 1). gender is a spectrum (its existence in a person cannot be categorized in only one or two definitions), 2). Gender is something that will always change and transform according to the times. This also shows that Yves Saint Laurent's haute couture designs are visionary and relevant to social issues in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Anastasya Putri Yasmeen
"Artikel ini bertujuan untuk memaparkan representasi produk prêt-à-porter  Yves Saint Laurent terhadap perkembangan kelas menengah pada masa les trente glorieuses (1945 – 1975). Analisis dalam artikel ini dilakukan dengan menggunakan teori diferensiasi milik Pierre Bourdieu untuk mengetahui faktor pembeda antar kelas sosial melalui pakaian. Konteks masa les trente glorieuses juga akan dikaitkan dengan permasalahan perkembangan kelas menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk prêt-à-porter Yves Saint Laurent menjadi alternatif bagi kelas menengah agar dapat berpenampilan seperti kaum borjuis dengan tujuan membuktikan adanya perubahan kelas sosial yang dialaminya dengan cara menggunakan merek pakaian yang sama, walaupun produk yang digunakan berbeda kelasnya.

The purpose of this article is to explain the Yves Saint Laurent’s prêt-à-porter products as the representation of the development of the middle class during the les trente glorieuses era (1945-1975). The theory of differentiation from Pierre Bourdieu is used to analyses the differentiating factors between social classes through its attire. The context of les trente glorieuses will also be linked to the issue of the development of the middle class in this article. The results show that Yves Saint Laurent's prêt-à-porter product seems to be an alternative for the middle class in order to look like the bourgeoisie by using the same clothing brand, even though the products has the different class.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Perubahan iklim (climate change) merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global (global
warming) dan diyakini akan berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian.
Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrem, serta kenaikan suhu udara dan permukaan
air laut merupakan dampak serius dari perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Pertanian merupakan sektor yang
mengalami dampak paling serius akibat perubahan iklim. Di tingkat global, sektor pertanian menyumbang sekitar
14% dari total emisi, sedangkan di tingkat nasional sumbangan emisi sebesar 12% (51,20 juta ton CO2e) dari total
emisi sebesar 436,90 juta ton CO2e, bila emisi dari degradasi hutan, kebakaran gambut, dan dari drainase lahan
gambut tidak diperhitungkan. Apabila emisi dari ketiga aktivitas tersebut diperhitungkan, kontribusi sektor pertanian
hanya sekitar 8%. Walaupun sumbangan emisi dari sektor pertanian relatif kecil, dampak yang dirasakan sangat
besar. Perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara menyebabkan produksi pertanian menurun secara
signifikan. Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan tanaman yang mengalami puso
semakin luas. Peningkatan permukaan air laut menyebabkan penciutan lahan sawah di daerah pesisir dan kerusakan
tanaman akibat salinitas. Dampak perubahan iklim yang demikian besar memerlukan upaya aktif untuk
mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi. Teknologi mitigasi bertujuan untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca (GRK) dari lahan pertanian melalui penggunaan varietas rendah emisi serta teknologi pengelolaan air
dan lahan. Teknologi adaptasi yang dapat diterapkan meliputi penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas
unggul tahan kekeringan, rendaman dan salinitas, serta pengembangan teknologi pengelolaan air.
"
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zainul Abidin
"This study aims to determine the impact of the Covid-19 pandemic on labor productivity in the agricultural and the National Economic Recovery (PEN) Program to support labor productivity in the agricultural sector. This research method is descriptive qualitative using secondary data. The results showed that the Covid-19 pandemic had an impact on labor productivity in the agricultural sector. The pandemic increases health risks, disrupts agricultural production and marketing, increases the burden of health expenditures, and reduces access to education and training. The PEN program supports the productivity of the agricultural sector workforce by providing assistance and developing the capacity of the farm workforce using the distribution of social assistance (bansos) and additional pre-employment card allocations. The social assistance and capacity-building program for the agricultural workforce enabled the agricultural workforce to continue working and being productive, thus supporting the sustainable development of the farming sector."
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2021
336 ITR 6:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setio Budi
"ABSTRAK
Investasi asing Iangsung pada sektor pertanian di Indonesia mengalami
pasang surut. Pada periode tahun 1980-1985, nllai FDI sektor pertanian relatif
rneningkat. Pada periode 1986-1990, nllai FDI sektor pertanian tems menlngkat dan
mencapai angka pada kisaran 100 juta US dolar, meskipun pada tahun 1988,
kembali turun drastis, yang salah satunya dlsebabkan oleh mulai tumbuh pesatnya
sektor Industri di Indonesia. Periode selanjutnya terus mengalami peningkatan, yang
pada puncaknya adalah pada tahun 1996, dlmana nilai FDI sektor pertanian
mencapal nllai tertinggi, yaltu 1521,6 juta US dollar. Dan pada saat krisis tahun
1997, FDI cenderung mengalami penurunan secara signlflkan, meskipun pada
sesekali waktu juga mengalami peningkatan kembali. Pada sisl lain, bersamaan
dengan krisis moneter 1997 sektor pertanian mau tidak mau harus menerima
limpahan tenaga kerja dari sektor industri yang terpaksa berhenti bekerja karena
terkena PHK. Dengan demlklan, pentlng untuk melakukan kajian secara mendalam
tentang FDI sektor pertanian di Indonesia termasuk faktor-faktor apakah yang
mernpengaruhi FDI sektor pertanlan tersebut.
Perumusan masalahnya adalah (1) Faktor-faktor ekonomi apakah yang
mempengaruhi investasi asing Iangsung pada sektor pertanian di Indonesia ? (2)
Sejauh mana faktor-faktor ekonomi tersebut mempengaruhi investasi asing Iangsung
pada sektor pertanian di Indonesia ?. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
dlgunakan metodologi literatur review untuk mengetahuan faktor-faktor yang
mempengaruhl FDI, khususnya faktor ekonomi dan anallsts Co-Integrasl, dlmana
persamaan regresi co-integrasinya adalah FDIF, = bg + b1EXAC¢ + b2RGDP, +
b3ERUS, + b.,DINR, + b5FINR, + b5CINP, + s,_Adapun pengujiannya dllakukan dengan
pengujian Unit Root dan pengujian Co-Integrasi dengan mengunakan metode
Johansen Test.
Berdasarkan pada hasil analisis data, dengan pengujlan stasloneritas
dldapatkan bahwa data stasioner pada derajat satu baik untuk pertimbangan
konstan dan konstran dengan trend pada level signilikansi 1%. Sedangkan pada ujf
co-lntegrasl Johansen Test, seluruh variabel signlflkan secara statistik pada level
signilikansi, 5% dan degree of freedom, d.f 23 (25-1-1) terhadap pembentukan FDI.
Dan diketahul bahwa t tabel adalah sebesar 2,069. Sedangkan dllihat dari arah
parameter semua variabel memlliki arah yang sama dengan hlpotesa dalam jangka
panjang, kecuali LCINP. Dalam jangka panjang perilaku pernbentukan FDI
dipengaruhi seberapa besar LEXAC, LRGDP, LERUS, DINR, FINR dan LCINP.
Sehingga diketahui ; kenaikan ekspor sektor pertanian 1% dalam jangka
panjang mengakibatnya kenaikan FDI pertanlan sebesar 2.49%, kenaikan
pertumbuhan ekonomi 1% dalam jangka panjang akan berdampak pada peningkatan
FDI pertanian sebesar 6.5%, depreslasi nilai tukar 1% dalam jangka panjang akan
berdampak pada menurunnya FDI pertanian sebesar 7.44%, kenaikan suku bunga
kredit dalam negeri untuk lnvestasi sebesar 1% dalam jangka panjang akan
berdampak pada kenaikan FDI pertanian sebesar 0.4%, kenaikan suku bunga Iuar
negeri untuk kredlt investasi 1% dalam jangka panjang akan berdampak pada
menurunnya FDI pertanian sebesar 0.8%, dalam jangka panjang kenaikan IHK
sebesar 1% terhadap peningkatan FDI pertanian mencapal 12%. Hal ini dikarenakan
setiap kenaikan harga maslh dapat ditutupi oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi dan
selanjutnya tldak berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

"
2006
T34488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatia Widhiharsanto
"Kebijakan Pertanian 13ersama Liu [ropy atau 1'oli/ique llgrk)/e commune' (PAC) merupakan integrasi ekonomi negara anggota Uni Fropa di sektor pertanian. Sebagai sebuah kebijakan ekonomi, PAC memiliki berbagai mekanisme, seperti mekanisme pasar, mekanisme pendanaan. Sejak dibentuk pada tahun 1962, PAC telah mcngalami beberapa reformasi, namun reformasi yang terpenting adalah reformasi Mac sharry dan Agenda 2000. Kedua reformasi PAC ini memuat beberapa perubahan yang mendasar dalam PAC, antara lain pengalihan subsidi harga dan subsidi ekspor yang diberikan berdasarkan basil atau volume produksi menjadi tunjangan penghasilan yang diberikan berdasarkan faktor produksi: penetapan pengembangan wilayah pedesaan sebagai pilar kedua PAC; dan pembatasan produksi melalui penutupan dan penghutanan kembali sebagian lahan serta penetapan kuota produksi. Penelitian dalam skripsi ini diawali dengan asumsi bahwa pemberlakuan kedua reformasi tersebut akan membawa dampak yang signifikan bagi sektor pertanian Prancis, negara anggota Uni Fropa penghasil produk pertanian terbesar dan penerima bantuan terbesar di sektor ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S14312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Izza El Hambra
"Fokus penelitian ini terletak pada perkembangan Konstitusi Prancis pada masa Republik Kelima. Tujuannya untuk menggambarkan perubahan yang terjadi pada Konstitusi Prancis selama Republik Kelima yang tercermin dalam pengubahan beberapa pasal konstitusi. Penelitian ini menggunakan data yang dianalisis berdasarkan konsep konstitusi dan amendemen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa amendemen yang terjadi berimplikasi memperkuat karakter negara Prancis, dan menyempurnakan peran presiden, parlemen, dan dewan konstitusi sebagai lembaga tinggi negara Prancis.

This thesis discusses The focus of this research lies on the raising of French Constitution During 5th Republic. This research were analyzed based on the concept of constitution and amendment. The thesis concluded that the amendement has goals to describe the character of France, and to make perfect the role of president, parliament, and Conseil Constitutionnel as the highest state body of France."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S14405
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>