Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58164 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Muchlisah Mustika
"Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu karya Andre Roussin dalam bukunya 2 Chefs-d'oeuvre d'Andre Roussin. La Petite Hutte suivi de Lorsque L'enfant Parait_ yang diterbitkan oleh Coulommiers, Paris pada tahun 1959. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis konflik yang terdapat dalam drama Lorsque L'enfant Parait. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan struktural yang berlandaskan pada teori aspek karya naratif oleh Tzvetan Todorov, teori sintagmatik dan paradigmatik oleh Roland Barthes, serta teori M.P Schmitt dan A. Viala mengenai sekuen. Di samping itu digunakan juga teori Gustave Freytag yang mengemukakan tahap-tahap dramatik dalam Lorsque L'enfant Parait. Penelitian diawali dengan penyusunan sekuen sebanyak lima puluh tiga sekuen yang menampilkan konflik-konfik pada tokoh-tokoh cerita. Melalui fungsi utama dapat terlihat bahwa masalah kehamilan yang tidak direncanakan telah menimbulkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh. Berdasarkan analisis tahap-tahap dramatik dapat terlihat konflik-konflik yang terjadi pada masing-masing tokoh dan perkembangan konflik-konflik itu sendiri. Analisis berikutnya adalah analisis tokoh yang menampilkan perbedaan sifat, karakter, kepentingan dan pandangan antar tokoh yang merupakan potensi terjadinya konflik. Analisis tokoh menampilkan pula konflik batin yang terjadi pada tokoh-tokohnya. Analisis latar ruang dan waktu menampilkan keadaan masyarakat Perancis, terutama di kota Paris, pada tahun 1950-an yang melatari cerita. Penelitian di atas menunjukkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh yang terjadi dalam cerita, yang dapat dibedakan atas konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal sendiri , terdiri dan dua macam konflik, yaitu: konflik batin dan konflik perbedaan kepentingan. Sedangkan konflik eksternal dapat dibedakan menjadi: konflik antar generasi, konflik antar individu, konflik antara individu dan masyarakat, konflik perbedaan pandangan, dan konflik perbedaan kepentingan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmadhia Putri Adiba
"ABSTRAK
Hipokrisi, yang kita ketahui sebelumnya hanya berarti adanya kontradiksi antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan. Ternyata, menurut Roger Crisp dan Christopher Cowton dalam artikel Hypocrisy and Moral Seriousness 1994 , hipokrisi berbentuk lebih dari sekedar pengertian tersebut. Bentuk-bentuk hipokrisi menurut Crisp dan Cowton akan membawa tulisan ini untuk membahas mengenai hipokrisi apa saja yang terdapat dalam salah satu karya sastra Prancis abad 20, yaitu drama Lorsque l rsquo; nfant Para t karya Andr Roussin yang diterbitkan pada tahun 1959. Tulisan ini akan menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis aspek naratifnya. Hasil analisis menunjukan ada empat bentuk hipokrisi yang ditampilkan oleh tiga tokoh utama dalam drama Lorsque l rsquo; nfant Para t.

ABSTRACT<>br>
Hypocrisy is a contradiction between what is said and done. However, according to Roger Crisp and Christopher Cowton in their article, Hypocrisy and Moral Seriousness 1994 , hypocrisy means more than that. The forms of hypocrisy as stated by Crisp and Cowton will underlie this paper to discuss any hypocrisy in one of the 20th century French literary works, Lorsque l 39 nfant Para t by Andr Roussin published in 1959. This paper will use qualitative method through analysis of their narrative aspect. The results show that there are four forms of hypocrisy proposed by Crisp and Cowton show by three main characters in Lorsque l 39 nfant Para t."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Santoso
"Nama Ionesco sudah tidak asing agi dalam dunia teater. Kita tidak dapat memisahkan namanya dari teater kontemporer. Karya-karyanya sudah banyak dipentaskan di berbagai belahan dunia, juga di Indonesia. Goenawan Mohamad, pengamat teater Indonesia mutahir, setelah melihat banyaknya karya-karya Ionesco yang pernah dipentaskan di negri ini, tidak mengingkari adanya pengaruh Ionesco dalam pertumbuhan teater Indonesia: Tak terlampau mengherankan apabila pengaruh tokoh teater absurd yang paling banyak bicara ini punya jejaknya dalam teater kita (Goenawan M; l98O:103). Di negrinya sendiri, pada awal pemunculannya, Ionesco banyak mendapat serangan dari para kritikus sastra, karena karya-karyanya yang dianggap mengesampingkan konvensi drama pada jamannya. Ionesco sendiri menyebut lakon-lakonnya dengan anti-theatre, yaitu sebagai semacam kritik untuk lakon-lakon konvensional yang tidak pernah disu_kainya. Dalam lakon La Cantatrice Chauve (1950) misalnya, banyak hal aneh yang dapat di jumpai. Terlihat bahwa antara peristiwa satu dan lainnya tidak berkai tan, dan seakan-akan tidak berujung pangkal. Keterangan waktu dikacau-balaukan (bunyi dentang jam tujuh belas kali). Tokoh-tokohnya juga nampak aneh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Choirini Soedarso
"Skripsi ini bertujuan membuktikan bahwa tema atau pokok persoalan suatu karya ada hubungannya dengan kondosi penciptaan dan penerimaan cipta sastra tersebut. Adanya hubungan antara cipt sastra dengan keadaan di masyarakat, politik dan ekonomi di mana karya tersebut diciptakan, dicoba dicari dalam drama karya Moliere. Dom Juan..."
Depok: Universitas Indonesia, 1980
S14264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garini Siti Saraswati
"[ ABSTRAK
Artikel ini membahas tema cinta pada karya sastra abad 19, khususnya
perselingkuhan tokoh utama pada drama komedi La Jalousie karya Sacha Guitry. Drama ini
diangkat dari kehidupan nyata masyarakat Prancis abad-19. Perselingkuhan yang terjadi
diakibatkan oleh kecemburuan sang suami yang diduga menjadi penyebab konflik cinta
antartokoh. Analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran konflik cinta yang terjadi, yakni
melalui alur, tokoh, hubungan antartokoh, latar, dan tema dalam drama
ABSTRACT This article discusses about the theme of love in French literature of the 19th century,
particularly about love affair of the main character in La Jalousie, written by Sacha Guitry.
This drama is based on real life in the 19th century. An affair that happened because of the
husband?s jealousy is suspected to be the cause of the conflict between characters. This
analysis is carried out to see the illustration of the conflict of love that occurs through its
plot, characters, relationship between characters, setting, and theme of drama., This article discusses about the theme of love in French literature of the 19th century,
particularly about love affair of the main character in La Jalousie, written by Sacha Guitry.
This drama is based on real life in the 19th century. An affair that happened because of the
husband’s jealousy is suspected to be the cause of the conflict between characters. This
analysis is carried out to see the illustration of the conflict of love that occurs through its
plot, characters, relationship between characters, setting, and theme of drama.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andam Dewi Saptarini
"Skripsi ini berisi penelitian mengenai tokoh mayat dalam drama Amedee ou Comment s'en debarrasser karya Eugene lonesco. Tujuan penelitian adalah untuk memahami hubungan mayat dengan keseluruhan karya serta untuk memahami makna mayat.
Metode yang dipakai adalah metode struktural. Teori yang digunakan untuk menganalis adalah teori tentang tearer yang dijabarkan oleh Anne Ubersfeld yang mencakup teori alur dan skema antar, tokoh, ruang dan waktu, serta teori tentang metafora dari Mariana Tutescu.
Hasil penelitian memperlihatkan hubungan mayat dengan unsur-unsur struktur karya yaitu dengan alur tokoh, ruang dan waktu. Analisis alur dilakukan dengan menyusun skema aktan. Hasil penelitian menunjukkan mayat berperan dalam alur. Keberadaan mayat mencetuskan konflik dan usaha subyek untuk membuangnya menyebabkan gerak alur. Pembahasan tokoh menunjukkan bahwa mayat mempengaruhi kondisi tokoh, tindakan tokoh dan hubungan antar tokoh. Tokoh menjadi terpenjara dalam rumah mereka, tidak bebas, tertekan, ketakutan dan menderita. Hubungan antar tokoh yang telah renggang atau tidak harmonis bertambah buruk dengan kehadiran mayat tersebut.
Dari analisis tokoh juga terlihat bahwa mayat adalah satu_satunya tokoh yang bebas dan menyebabkan tokoh lain tidak bebas. Mayat memenuhi ruang tempat tinggal tokoh. Dia mendesak tokoh. Selain mempengaruhi ruang fisik, kehadiran mayat juga mempengaruhi la vie interieure kedua tokoh yang lain. Ruang dalam drama ACS memiliki 3 fungsi yaitu fungsional, referensial dan simbolis.
Ruang yang tertutup rapat melambangkan manusia yang terasing dari sekelilingnya. Oposisi-oposisi ruang (ruang tertutup dan ruang terbuka, ruang penuh dan ruang kosong) mematerialisasikan perasaan_-perasaan tokoh-tokohnya yaitu tekanan dan kelegaan. Pertumbuhan mayat seiring dengan berjalannya waktu. Kehadiran mayat juga mempengaruhi waktu subyektif kedua tokoh yang lain.
Analisis mengenai makna mayat melalui kajian tema-tema memperlihatkan bahwa mayat dalam drama ini melambangkan kematian cinta kedua pasangan tersebut. Atau dengan kata lain, mayat itu metafora dari kematian cinta. Selain simbol dari kematian, mayat dalam ACS merupakan simbol dari kebebasan. Pemahaman makna mayat akan memperjelas pemahaman drama ini karena mayat menjadi kunci dalam drama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Gustaf Daud
"Moliere, pengarang komedi terbesar Francis yang hidup pada abad ke-17, tidak hanya pandai berlakon dan menciptakan lakon. Ia juga pandai memasukkan pandangan hidupnya dalam lakonnya. Pandangan hidup konformisnya menggema pada tokoh Ariste dalam lakon 1 'Lcole des Mans dan Philinte dalam lakon le Misanthrope. Pada lakon I'Ecole des Marls dan le Misanthrope, sikap konformis, yaitu sikap yang menunjukkan perilaku serupa dengan perilaku sesama, dipertentangkan dengan sikap non konformis, yaitu sikap penolakan terhadap adat perilaku dan nilai masyarakat. Pertentangan sikap tersebut bertemakan pendidikan remaja, khususnya remaja gadis, pads lakon 1'Ecole des Marrs. Sedangkan pada lakon le Misanthrope, pertentangan antara konformitas dengan non konformitas mengambil tema kejujuran. Tokoh non-konformis, Sganarelle dan Alceste, dalam kedua lakon menentang adat kebiasaan masyarakat Paris karena mereka masih memegang teguh adat kebiasaan lama yang kasar dan kuno. Sikap mereka itu mengundang kritik dan tentangan dari para tokoh yang mengikuti adat kebiasaan baru di masyarakat Paris. Namun, kedua tokoh konformis tak memedulikan kritik dan tentangan yang diberikan para tokoh non konformis, terutama Ariste dan Philinte. Sikap berkeras pars tokoh non konformis membuat mereka tertimpa kemalangan. Mereka berdua kehilangan cinta mereka dan dikhianati. Kekecewaan membuat mereka menjauhkan diri dari para tokoh konformis. Oleh MoIiere, penampilan yang hampir sama dalam penokohan dan hubungan antar tokoh pada kedua lakon diimbangi dengan pengaluran yang sama. Bila dihubungkan dengan teori segitiga Freytag, alur pada bagian pemaparan kedua lakon menampilkan pertentangan sikap konformis dan non konformis antara tokoh Ariste dengan Sganarelle dalam lakon 1 Scale des Maris dan antara tokoh Philinte dan Alceste dalam lakon le Misanthrope. Pada bagian rangsangan, tokoh non konformis menggerakkan alur cerita menuju gawatan. Alur gawatan pada kedua lakon tampak panjang dan berakhir pada klimaks. Klimaks ini menampilkan kegagalan tokoh non konformis dalam usaha mendapatkan keinginan mereka. Pada bagian selesaian, kegagalan tersebut membuat tokoh non konformis meninggalkan pars tokoh konformis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subaktina Partiwi Arianto
"Dalam Bella, Juliette aux Pays des Hommes, Suzanne et le Pacifique, nama-nama kecil para tokoh wanita menjadi judul buku. Dalam teater Giraudoux juga memilih wanita sebagai tokoh-tokoh antik (Electre) atau untuk tokoh-tokoh Kitab Bibel (Judith). Malahan jika judul sandiwara itu adalah nama kecil tokoh-tokoh pria seperti Amphitryon 38, Jean Giraudoux memusatkan perhatiannya pada si tokoh wanita : Alcmene. Masalah yang timbul adalah mengapa Giraudoux tertarik pada kaum wanita khususnya dan apakah wanita mempunyai arti khusus bagi Jean Giraudoux?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Endang Tatiana K.
"Huis Clos adalah salah satu karya Jean-Paul Sartre yang bertutur tentang hubungan antarmanusia (dalam lakon diwujudkan dengan hubungan antartokoh). Hubungan antar manusia tersebut merupakan bagian dari flsafat. Sartre yang paling banyak dibicarakan sehingga masalah ini menarik untuk diteliti Iobih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan antartokoh dalam lakon Huis Clos karya Jean-Paul Sartre. Metode yang dipakai adalah metode struktural, sedangkan teori yang digunakan adalah teori drama dalam buku Lire le Theatre karya Anne Ubersfeld mengenai alur, pengaluran, tokoh dengan himpunan ciri pembedanya, tokoh sebagai pengujar, latar ruang dan latar waktu. Sebagai pelengkap, digunakan teori proses komunikasi menurut Schmitt dan Viala dalam buku Savoir Lire.
Langkah pertama pembahasan adalah analisis alur yang dilakukan dengan menggunakan skema aktan. Hasil analisis rnenunjukkan bahwa hubungan antartokoh dalam lakon ini adalah hubungan subyek-obyek. Kemudian dari analisis pengaluran yang dilakukan berdasarkan babak dan adegan terlihat bahwa konflik hubungan antartokoh muncul pada adegan kelima dan bahwa konflik tersebut tidak akan pernah berakhir.
Langkah selanjutnya adaiah analisis tokoh. Dari analisis tokoh dengan ciri pembedanya terlihat bahwa ciri-ciri mental para tokoh menjadi dasar terbentuknya hubungan antartokoh, sedangkan dari analisis tokoh sebagai pengujar terlihat usaha para tokoh untuk menjadikan tokoh lain sebagai obyek meialui dialog di antara mereka.
Langkah terakhir pembahasan adalah analisis latar ruang dan waktu. Hasil analisis memperlihatkan bahwa unsur ruang dan waktu membuat para tokoh terperangkap selama-lamanya dalam hubungan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iftah Iznillah
"ABSTRAK
Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukan adanya kecenderungan gangguan kepribadian ambang pada tokoh utama dalam film Les Rivieres Pourpres The Crimson River . Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan ruang lingkup aspek sinematografis dan aspek naratif yang ditampilkan dalam film tersebut, yang kemudian dikaitkan dengan teori psikologis Borderline Personality Dissorder. Hasil penelitian memaparkan bagaimana gangguan kepribadian ambang Borderline Personality Dissorder ditunjukan pada dua tokoh utama yang diperankan oleh Jean Reno dan Vincent Cassel.

ABSTRACT
This article was created with the aim to show the tendency of borderline personality disorder in the main character in the film Les Rivieres Pourpres The Crimson River . This article is the result of qualitative research with the scope of the cinematographic aspects and narrative aspects presented in the film, which is then associated with the psychological theory of Borderline Personality Disorder. The results of the study describe how borderline personality disorder Borderline Personality Disorder is shown by the two main characters played by Vincent Cassel"
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>