Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tamara Adriani Susetyo-Salim
"Musik adalah yang utama dalam sebuah sajak_ demikian pemikiran Verlaine dalam menciptakan sajak-sajaknya yang liris dan sangat musikal. Bagi Verlaine, puisi harus dixanggap sebagai suatu petualangan yang tak perlu diungkapkan dengan bunyi-bunyi yang berat. Untuk menghadirkan 'musik' di dalam sajak. Verlaine menggunakan tehnik perpuisian yanq babas, Yang khususnya melihat pada segi metrik dan bunyi. Berbeda dengan penyair simbolis lainnya, seperti Bauoelairm dan Rimbaud, Verlaine biasa menerapkan segala yang ganjil di dalam keseluruhan sajaknya, terutama sekali jumlah suku katanya yanq ganjil, yang memberikan kesan ringan, musikal. Selain itu juga jumlah larik atau pun bait yang ganjil, tak biasa. Hal ini termasuk pula unsur-unsur prosodinya yang pincang, tak seimbang yanq antara lain menyangkut rima, tekanan, irama pada keseluruhan sajak,. la juga senanq menggunakan rejet dalam sajak-sajaknya. Kecenderungan-kecenderungan musikal inilah yang menandai pemakaian bahasa puisi Verlaine dan akan menjadi pokok pemicaraan dalam skripsi ini: bagaimana struktur penyajian sajak-sajak Verlaine menimbulkan efek musik sesuai dengan suasana yang dikandung masing-masing sajak. Sehubungan dengan hal itu, maka akan diambil 2 (dua) buah sajak karya Verlaine sebagai bahan penelitian, yaitu : Chanson d_Automne dan Serenade. Judul kedua sajak sudah mengarah pada kesan musik yanq dimaksud. Beberapa tehnik persajakan digunakan dalam penelitian ini, yaitu segi metrik dan seqi bunyi, yang akan digunakan untuk melihat struktur musikal dalam penyajian sajak tersebut, sementara suasana yang dikandung masinq-masing sajak akan diteliti dari segi semantik, khususnya isotopi kedua sajak. Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa baik dalam sajak Chanson d'Automne maupun dalam sajak Serenade, struktur penyajian masing-masing sajak dapat mengungungkapkan suasana yang terkandung dalam sajak-sajak tersebut. Penelitian dari segi metrik dan bunyi memperlihatkan kualitas irama, yang ditandai oleh tekanan dan hentian, serta oleh bunyi-bunyi yang berulang, dan pula memperlihatkan kualitas melodinya. yang ditandai oleh intonasi serta oleh bunyi-bunyi yang harmonis. Jelaslah disini bahwa unsur-unsur yang turut membangun sajak-sajak itu, tak terlepas dari pengaruh efek irama dan melodi atau kenarmonisan bunyi-bunyinya, yang juga merupakan unsur unsur utama dalam sebuah komposisi musik. Demikian, efek musik di dalam kedua sajak Verlaine ini sangat menunjang dalam mengekspresikan makna suasana masing-masing sajak liris tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martino, Pierre
Paris: Boivin, 1951
FRA 928.44 MAR v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
[Newcastle], N.S.W., Australia: University of Newcastle, 1985
828.993 4 POE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tranter, John
Sydney: Hale & Iremonger, 1982
821 TRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kunitz, Stanley J.
Boston : Little, Brown, 1958
821 KUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dawe, Bruce
Melbourne: Cheshire Publishing, 1971, c. 1973
821 DAW c (2);821 DAW c (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dawe, Bruce
Melbourne: Cheshire Publishing, 1988
821 DAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Artha Paramita Prima Ardiyanti
"Skripsi ini membahas gambaran neraka di dalam drama Huis Clos karya Jean-Paul Sartre. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penjabaran secara deskriptif. Hasil penelitian memberikan gambaran neraka yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari melalui unsur-unsur sederhana yang kerap dialami oleh manusia. Gambaran neraka dapat ditemukan dan kemudian dilihat dari orang lain yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan, hilangnya kebebasan, tatapan, komentar, dan pendapat. Unsur-unsur tersebut membangun gambaran bahwa orang lain dapat menimbulkan siksaan psikologis dan konflik yang kerap dialami oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

This thesis discusses the picture of hell in the drama Huis Clos by Jean-paul Sartre. This study is a qualitative study with descriptive elaboration. The results gives picture of hell that can be found in everyday life through the simple elements that are often experienced by humans. Picture of hell can be found and then viewed from another person that causes discomfort, lost of freedom, stares, comments, and opinieons. These elements build up a picture that someone else can lead to psychological and conflict that are often experienced by human in everyday life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016
899.221 SAP b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Petsy Jessy Ismoyo
"Skripsi ini membahas mengenai kebebasan dalam roman L'Âge de Raison karya Jean-Paul Sartre. Skripsi ini menggunakan analisis struktural. Sartre terkenal dengan pemikirannya mengenai kebebasan eksistensial. Penelitian ini melihat pemikiran Sartre mengenai kebebasan yang berkaitan dengan eksistensi, la mauvaise foi dan otentisitas manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sartre menyampaikan pemikirannya melalui seluruh aspek naratif dalam roman ini. Melalui seluruh aspek naratif, Sartre menyampaikan pemikirannya yang menyatakan bahwa manusia dikutuk untuk bebas, eksistensi manusia mendahului esensinya, adanya keberadaan orang lain dan tanggung jawab manusia dalam setiap pilihannya.

This thesis discusses about the freedom from the novel The Age of Reason by Jean-Paul Sartre using structural analysis. Sartre is famous by his thoughts about the existential freedom. This thesis consists of Sartre's existensialism which relates to the existence, the bad faith, and the authenticity. The result showed that Sartre delivers his thoughts through all aspects of the narrative in this novel. Through all aspects of the narrative, Sartre conveys his thoughts that man is condemned to be free, human existence that precedes his essence, the existence of Others, and the responsibility of man in every choice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42847
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>