Ditemukan 111509 dokumen yang sesuai dengan query
Ekarini Shanty Savitri
"
ABSTRAKMasalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adala bagaimana padanan unsur pengisi fungsi keterangan cara bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia dan bagaimana probabilitas perpadanannya.
Teori-teori yang digunakan dalam analisis adalah teori mengenai satuan-satuan gramatikal, teori mengenai keterangan cara baik dalam bahasa Perancis maupun dalam bahasa Indonesia dan teori terjemahan mengenai padanan dalam terjerahan dan probabilitas perpadanan.
Keterangan cara yang diperoleh dari sumber data seluruhnya ber j umlah 270 buah. Keterangan cara tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk unsur pengisianya dalam bahasa Perancis, selain itu juga dilihat pola unsur pengisiannya dalam bahasa Perancis bentuk unsur pengisi keterangan cara bahasa Perancis adalah : kata berupa morfem dasar dan gabungan morfem terikat dengan pola : adjektifa + -ment, frase preposisional yang didahului oleh preposisi + nomina atau_
"
1990
S14376
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Wahyuni S.
"Hasil analisis skripsi ini memungkinkan kita menjawab pertanyaan bagaimana menerjemahkan verba kopula etre dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasaa Perancis verba kopula etre bersama nomina yang mengikutinya berfungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat inti. Sedangkan dalam sistem bahasa Indonesia, verba kopula dapat dihilangkan dalam suatu kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua buah novel bahasa Perancis yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dari keseluruhannya ditemukan 148 kalimat yang menggunakan verba kopula etre. Sebagai dasar analisis, dikemukakan teori terjemahan, dan sintaksis. Dalam menganalisis, pertama-tama diiakukan pengklasifikasian verba etre menjadi empat kategori: verba etre yang diikuti oleh frase nominal, frase preposisional, frase ajektival dan Erase adverbial. Kemudian dianalisis perpadanan dan pergeserannya. Dan yang terakhir, dihitung probabilitas perpadanannya. Dapat disimpulkan bahwa semua verba kopula etre dapat teralihkan amanatnya dalam bahasa Indonesia, walaupun demikian, terkadang amanat tidak teralihkan sepenuhnya karena adanya perbedaan sistem bahasa Indonesia dan Perancis. Oleh sebab itu, amanat yang diterima dalam bahasa Indonesia dapat tidak sama dengan amanat dalam bahasa Perancis. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam penerjemahannya, sering dilakukan parafrase."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14551
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Amanda Basri
"Seperti telah diungkapkan sebelum ini, dalam BIng pemakaian KGO2 you tidak lagi menunjukkan status pembicara dan yang diajak bicara. Status dapat ditunjukkan dengan pemakaian kata panggilan. Pendapat ini sudah diungkapkan oleh Brown, Ford, Gilman, Irvin-Tripp dan Bell. Apabila dicocokkan pendapat mereka dengan korpus yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak sosial dan status sosial individu sangat menentukan hubungan P1 dan P2 dan dalam menentukan kata panggilan yang akan dipakai. Dalam Bind hubungan antara P1 dan P2 dapat dilihat dari pemakaian KGO2, selain pemakaian kata panggilan seperti dalam BIng. Dalam memilih padanan kata sapaan BIng dalam Blnd, pertama-tama ditentukan hubungan antara pelaku dalam BIng dan kemudian disesuaikan dengan melihatnya dari kaca mata kebudayaan Indonesia dan kaidah sosiolinguistis agar hasil terjemahan terasa wajar. Karena adanya penyesuaian dengan latar belakang kebudayaan Indonesia itu maka KGO2 you mempunyai padanan yang berbeda-beda"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14234
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Melani Ekasari
"Penerjemahan adalah kegiatan kebahasaan yang memproduksi kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan menggunakan padanan yang terdekat dan wajar, balk dari segi makna maupun gaya (Nida dan Taber, 1974:12). Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat bahasa tertentu dan masyarakat bahasa lain_nya. Dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis, kita sering menyatakan alasan atau sebab dari suatu hal. Agar dalam suatu kalimat jelas terlihat hubungan sebab akibat (kausal) digunakan ungkapan sebab. Setiap bahasa mempunyai cara yang berbeda untuk menyatakan sebab. Dilihat secara sekilas dari teks-teks bahasa Prancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI), tampaknya ungkapan sebab dalam BP lebih bervariasi dari pada ungkapan sebab BI. Misalnya, dalam BP ditemui ungkapan sebab car, parce que, puisgue, a cause de, comma, faute de, a force de, en raison de, sous pretexte que dan lain-lain. Dalam BI ungkapan sebab yang sering digunakan ialah karena dan sebab. Kenyataan di atas menarik untuk diteliti lebih lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14329
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Pratiwi
"
ABSTRAKSkripsi ini bertujuan untuk memerikan padanan sintem komposisi nominal Bahasa Prancis dalam Bahasa Indonesia dilihat dari bentuk dan sifat padanannya.
Penelitian dilakukan melalui pustaka . Data diperoleh dengan cara mencuplik unsur bahasa Prancis yang berbentuk sintem komposisi nominal dalam buku Le Jongleur a LEtoile, dan dan terjemahannya Pemain MandlinBerbintangEmas serta L'Ingenu dan terjemahannya Si Lugu. Kemudian sintem-sintem komposisi nominal dan padanannya tersebut dianalisis.
Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori terjemahan, satuan-satuan sintaksis dan wawasan semantik.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa padanan sintem komposisi nominal bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia dapat berbentuk monem, sintem reduplikasi, sintem derivasi, sintem komposisi, sintagma dan klausa. Sebagian besar padanan sintem komposisi nominal bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia memadai dilihat dari konteks itu sendiri maupun dengan bantuan catatan kaki. Akan tetapi masih ada padanan yang kurang memadai dan tidak memadai.
"
1990
S14546
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tanamal
"Setelah melihat perjalanan karir T.S. Eliot sebagai sastrawan, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya puisi dan karya-karya dramanya bukanlah merupakan suatu perubahan yang bertolak belakang. Mungkin lebih tepat bila dikatakan bahwa perubahan ini lebih merupakan perkembangan pandangan dunia sang sastrawan. Jika dalam karya-karya puisinya pertanyaan Eliot akan kelanjutan nasib manusia modern yang secara spiritual begitu kering belumlah terjawab, maka tampaknya jawaban itu telah ditemukannya dalam karya dramanya. Tampaknya Eliot telah menemukan jawaban atas pertanyaannya dan menganggap bahwa dengan berpegang kepada agama dan menjalankan ajaran cinta kasih terhadap sesama maka manusia dapat mengatasi kekeringan jiwanya. Eliot sendiri telah menegaskan pendapatnya ini melalui kata-kata berikut: ... it is doubtful whether civilization can endure without religion (Thorp, 1965: 298). Inilah perkembangan pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya dramanya Eliot adalah seorang sastrawan yang mempunyai minat _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14571
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Restu Murtiningtyas
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas terjemahan interjeksi dari Bahasa Prancis (BP) ke Bahasa Indonesia (BI). Fokus pada penelitian ini terletak pada interjeksi BP kategori nomina, adjektiva, dan adverbia. lnterjeksi BP yang terhimpun dianalisis dari segi perpadanan terhadap BI. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka yang dikhususkan pada penelitian terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks dan situasi merupakan faktor utama penentu makna interjeksi. Sesuai dengan konteksnya interjeksi BP memiliki makna berbeda sehingga padanannya dalam BI berbagai bentuk.
AbstractThis study discusses the translation of French interjection into Indonesian. The focus of this research lies on French interjections which are categorized in noun, adjective, and adverb. Afterwards, we conduct the equivalent analysis from the French interjections that had been obtained towards Indonesian. This research uses the library research method which is specified on translation method. The result of this research shows that the context and the situation are the prime determinants of the meaning of the interjection. In accordance to its context, French interjection has various meanings, thus it has various equivalent forms in Indonesian."
2010
S14509
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Tri Iryani Hastuti
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995
499.221 5 TRI k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Saputra Effendi Sumadinata
"
ABSTRAKDalam dab ini berturut_turut akan dikemukakan becerada masalah yang menJaai pusat perhatian telaah ini tt1juan yang hendak dicapai telaah serta ruang lingkup masa_iahnya (1.2), sumber serta korpus data yang digunakan dalam telaah, cara pengutipannya, dan alasan pemilihannva (i.3), garis besar anaii.sis data yang aigunakan daiam upaya meng_ungkaokan perilaku sintaktis dan semantis (1. 4), organisasi penyajian basil telaah (1.5), dan beberapa tanda dan sing_katan yang digunakan dalam telaah (1.6).Dalam seksi ini akan dipaparkan masalah yang menjadi pusat perhatian telaah ini. Akan tetadi, sebelumnya, akan dikemukakan masalah penggunaan istilah yang dapat menimbul_kan salah pengertian, yakni istilah adverbia dan adverbial, kateqori dan funqsi (lihat juga Bab II)."
1990
D1624
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
"Penelitian yang saya lakukan semenjak bulan Juli 1976 ini merupakan usa_ha saya untuk mendalami dan memahami bahasa Indonesia; apa yang saya li_hat dalam bahasa Indonesia itu kemudian saya tuangkan dalam karya tulis yang terdiri dari tujuh bab. Ada berbagai alat yang dapat dipergunakan untuk melihat atau mengamati sesuatu. Dalam mengamati bahasa Indonesia ini saya memilih memakai kerangka teori deiksis. Namun, kecondongan penelitian ini tidak saya tujukan padausaha untuk mengembangkan teori deiksis itu sendiri (dengan memakai bahan-bahan yang ada dalam bahasa Indonesia) melainkan lebih saya arahkan pada pemergunaan teori deiksis sebagai alat untuk menyingkapkan seluk-beluk yang ada dalam bahasa Indonesia. Untuk tujuan penyingkapan itu saya perbandingkan pula beberapa fenomena dalam bahasa Indonesia dengan yang ada dalam bahasa-bahasa tak serumpun (seperti bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Latin, Rusia) dan bahasa-bahasa serumpun (seperti bahasa Tagalog, Batak Toba, Sunda, Jawa, Aceh). Saya memulai penelitian dengan mengkhasanahkan leksem-leksem per_sona, ruang, dan waktu dalam kaitannya dengan deiksis. Kata-kata yang berhubungan dengan persona, ruang, dan waktu itu saya daftar dan saya perikan aspek semantis leksikalnya dalam Bab II. Uraian dalam Bab II membatasi diri pada bidang semantis leksikal karena yang dibahas dalam bab ini adalah masalah deiksis luar-tuturan (eksofora). Pembatasan bidang yang dianalisis ini membawa akibat adanya beberapa persoalan antara lain hubungan antara bentuk verbal di- dengan kata ganti persona--yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut dalam Bab II; persoalan-persoalan itu kemudian dipaparkan secara terpisah dalam bab lain."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia,
D1128
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library