Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Dewi Savitri
"Tujuan penelitian ini adalah merberikan ketepatan padanan yang berupa kata Bahasa Indonesia tidak lazim yang di pergunakan dalam terjemahan Madame Bouary. Dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan teknik analisis korpus dan merujuk pada kamus. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan teknik komunikasi tidak langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada para responder. Pengumpulan data dilakukan dengan mencuplik kata-kata Bahasa Indonesia tidak lazim dalam Nvonya Bovary. Data yang di peroleh berjumlah 105 kata dan di kelompokkan dalam 3 kelompok. yaitu kelompok kata yang berwarna kedaerahan, kelompok kata istilah. dan kelompok kata asing. Penelitian terhadap padanan dilakukan dengan menggunakan teori teori penerjemahan dan semantik. di antaranya adalah analisis komponen makna dan Nida dan Taber (1974). Hasil analisis padanan menunjukkan bahwa 93% padanan tepat, 4% padanan kurang tepat, dan 3% padanan tidak tepat. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan padanan berupa kata-kata Bahasa Indonesia tidak lazim tersebut bukan merupakan hal yang salah. malah seringkali memang harus dipergunakan karena tidak ada sinonirn yang memadai. Hal ini mencermink an usaha penerjemah yang maksimal untuk mengelihkan makna Bahasa Sumber ke dalam Bahasa Sasaran melalui padanan- padanan yang tepat. Walaupun demikian, seorang penerjemah sedapat mungkin menggunakan kata-kata yang lazim. sehingga pembaca teks terjemahan dengan mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penutur bahasa sumber."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Cahyonowati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zukri Karjadi
"Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kata-kata pinjaman asal BP yang sudah.menjadi kosa kata BI, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Sebagian dari kata-kata pinjaman asal BP yang sudah menjadi kosa. kata BI memang mengalami perubahan makna. Perubahan maknanya berupa penyempitan,perluasan dan perubahan makna seluruhnya. 2). Kata-kata pinjaman BI asal BP yang mengalami perubahan makna lebih banyak jumlahnya dibandingkan kata-kata pinjaman BI asal BP yang tidak mengalami perubahan makna. Hal ini terlihat dari persentase jumlah yang tercantum di bawah ini. Kata-kata yang tidak mengalami perubahan makna persentasenya 42,19 % dan kata-kata yang mengalami perubahan makna persentasenya 57,81 %. Kata-kata pinjaman yang mengalami perubahan makna persentasenya sebagai berikut: penyempitan (75,68 %), perluasan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S14212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flaubert, Gustave, 1821-1880
London: Everyman's Library, 1993
843.7 FLA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Dewani
"Skripsi tentang penggunaan kata-kata honorifiks pada bahasa Jepang dan bahasa Jawa; bertujuan untuk memperoleh analisis kontrastif yang jelas diantara kedua bahasa.Sebagai patokan dalam menemukan komparatif yang jelas antara kedua bahasa, penulis disini melakukan pengkajian terhadap masing-masing kata honorifiks yang muncul dalam wacana sumber baik dari segi struktural maupun kontekstual. Pengumpulan data dilakukan selama penyusunan skripsi ini. Setelah itu keseluruhan wacana sumber diterjemahkan kedalam bahasa Jawa, kemudian masing-masing kata honori_fiks yang terdapat pada wacana sumber dan wacana sumber yang telah diterjemahkan diuraikan mengenai latar belakang penggunaan serta dilakukan penganalisisan kontrastif yang dilihat dari sudut struktural dan kontekstual. Selanjutnya hasil perbandingan yang telah ditemukan akan ditunjukkan dengan tabel untuk mempermudah pengertian para pembaca. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan wacana sumber kedalam bahasa Jawa dijumpai masalah pemadanan kata dan juga dalam penggunaannya. Sehingga tidak semua kata-kata honorifiks yang muncul dalam wacana sumber akan persis sama dalam wacana bahasa Jawanya (yang merupakan terjemahan dari wacana sumbernya). Hal ini disebabkan pada wacana sumber dapat dilihat hanya beberapa kata honorifiks saja yang muncul, sedangkan dalam bahasa Jawanya keseluru_han kata mengalami perubahan yaitu hampir semua kata berubah menjadi bentuk hormat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Hadi
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2015
499.221 SYA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sukirah Kustaryo
"Penelitian saya ini berlandaskan pada teori tentang penerjemahan karya para pakar penerjemahan, yaitu: Catford (1965), Nida dan Taber (1974), Chuquet dan Paillard (1987), Newmark (1988), Larson (1989), Hoed (1992), Hoed et al. (1993), dan Machali (1998). Teori mereka tentang penerjemahan telah memberi pengetahuan yang sangat berguna dan sangat saya butuhkan dalam penulisan tesis ini.
Penerjemahan adalah upaya untuk mengungkapkan pesan yang ada dalam BSu dalam BSa. Pengungkapan kembali itu dilakukan dengan menggunakan padanan yang wajar dan terdekat (Nida dan Taber 1974:1). Padanan adalah unsur bahasa sasaran yang mengandung pesan yang sama dengan unsur bahasa sumber. Akan tetapi, harus diperhatikan bahwa sepadan tidak berarti sama benar. Kesepadanan adalah keserupaan yang diterima, baik oleh penerima bahasa sumber maupun oleh penerima bahasa sasaran. Jadi, kesepadanan harus diukur dengan makna unsur bahasa yang besangkutan dan dengan pemahaman suatu penerjemahan oleh penerimanya. Penerjemahan juga harus ditempatkan dalam konteks komunikasi, khususnya komunikasi kebahasaan (Hoed et.al. 1993). Penerjemah harus memperhatikan tujuannya apa, siapa pembacanya, dan ragam bahasa apa yang digunakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan padanan verba be bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia; (1) verba be sebagai verba penghubung (linking verb), (2) sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk progresif (3) sebagai verba bantu (auxiliary), dan (4) sebagai verba eksistensial (existential verb).
Data yang dipilih dalam penelitian ini diangkat dari novel A Farewell to Arms (FA) karya Ernest Hemingway (1939) dengan terjemahannya Pertempuran Penghabisan (PP) oleh Toto Sudarto Bakhtiar (1997) dan karya ilmiah Discourse Analysis (DA) karya Brown et.al. (1993) dengan terjemahannya Analisis Wacana (AW) oleh I. Soetikno (1996).
Dalam penelitian ini digunakan empat tahap analisis, yaitu (1) analisis probabilitas perpadanan tak berkondisi, (2) analisis probabilitas perpadanan berkondisi, (3) analisis pergeseran graznatikal atau transposisi, (4) analisis pergeseran makna atau modulasi.
Hasil analisis probabilitas perpadanan tak berkondisi verba be mempunyai sembilan padanan dalam bahasa Indonesia, yaitu padanan zero 34.90 %, padanan ada 17.30 %, padanan adalah 6.29 %, padanan merupakan 1.26 %, padanan verba berprefiks di- 22.33 %, padanan verba berprefiks ter- 7.23 %, padanan sedang 4,72 %, padanan sudah 4.40 %, dan padanan akan 1.57 %.
Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba penghubung (linking verb) menunjukkan adanya delapan padanan, padanan zero 72.42 %, padanan ada 5.17 %, padanan adalah 17.24 %, padanan merupakan 3.45 %, padanan sedang 0.86 %, padanan sudah 4.31 %, dan padanan akan 0.86 %.
Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk progresif menunjukkan adanya enam padanan. Padanan zero 46.27 %, padanan verba berprefiks di- 11.94 %, padanan verba berprefiks ter-2.98 %, padanan sedang 22.39 %, padanan sudah 10.45 %, dan padanan akan 5.97 %.
Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba bantu (auxiliary) bentuk pasif menunjukkan adanya tiga padanan. Padanan verba berprefiks di- sangat menonjol, yaitu 84.72 % atau di atas 50 %, padanan verba berprefiks ter-12.5 %, dan padanan sudah 2.78 %.
Hasil analisis probabilitas perpadanan berkondisi verba be sebagai verba eksistensial (existential verb) menunjukkan adanya empat padanan. Padanan zero 4,76 %, padanan ada 77.78 %, padanan verba berprefiks di- 3.17 %, dan padanan verba berprefiks ter- 14.29 %.
Hasil analisis pergeseran gramatikal atau transposisi menunjukkan adanya pergeseran yang sangat beragam. Pergeseran yang banyak terjadi adalah pergeseran kelas kata, yaitu pergeseran padanan verba be ke padanan zero, ke padanan verba berprefiks di-, dan ke padanan verba berprefiks ter-. Pergeseran tataran yang ditemukan meliputi perubahan dari tataran gramatikal yaitu verba penghubung dan verba bantu progresifke tataran leksikal sedang, telah, dan akan.
Hasil analisis pergeseran makna atau modulasi menunjukkan adanya beberapa modulasi, yaitu modulasi metonimi, modulasi metaforis, modulasi penegasian, modulasi pemasifan, dan modulasi bebas.

This research is based on the translation theory written by translation experts. They are Catford (1965), Nida and Taber (1974), Chuquet and Paillard (1987), Newmark (1988), Larson (1989), Hoed (1992), Hoed et al. (1993), and Machali (1998). I need their theories badly because they have given me a lot of knowledge on translation for my thesis.
Translation is an attempt to express message found in the source language into the target language. This translation is done by using the nature and the closest equivalent (Nida and Taber 1974:1). Equivalent is the element of the target language having the same message as the source language. But equivalent is not the same. Equivalence means the similarity that is received by the source language and those of the target language receiver. Equivalence must be measured by the meaning of the language element itself and by the receiver understanding on the translation. Translation must be placed in the communication context, especially linguistic communication (Hoed et al. 1993). The translator must determine the goal, the receiver, and the register he uses for their translation.
The aim of my research is to describe the equivalent of the English verb be in Indonesian; (1) be as linking verb, (2) as auxiliary of progressive form, (3) as auxiliary of passive form, and (4) as existential verb.
The data chosen in this research is taken from an English novel A Farewell to Arms (FA) written by Ernest Hemingway (1939), which is translated into Pertempuran Penghabisan by Toto Sudarto Bachtiar (1997) and the scientific book Discourse Analysis (DA) written by Brown et al. (1993) which is translated into Artalisis Wacana (Alf) by I. Soetikno (1996).
This research uses four analysis step, they are (1) unconditional equivalence probability, (2) condition equivalence probability, (3) transposition, and (4) modulation.
In unconditioned probability I find that be has nine equivalents in Indonesian, zero 34.90 %, ada 17.30 %, adalah 6.29 %, merupakan 1.26 %, prefix di- 22.33 %, prefix ter- 7.23 %, sedang 4.72 %, sudah 4.40 %, akan 1.57 %.
In conditioned probability I find that be as linking verb has eight equivalents; zero 72.42 %, ada 5.17 %, adalah 17.24 %, merupakan 3.45 %, sedang 0.86 % sudah 4.31 %, akan 0.86 %.
In conditioned probability I find that be as auxiliary of progressive form has six equivalents. They are, zero 46.27 %, verb having prefix di-11.94 %, verb having prefix ter- 2.98 %, sedang 22.39 %, akan 5.97 %.
In conditioned probability I find that be as auxiliary of passive voice has three equivalents. They are, verb having prefix di- 84.72 %, verb having prefix ter- 12.5 %, sudah 2.78 %.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dini Warastuti
"Klausa relatif merupakan klausa subordinatif yang berfungsi mewatasi fungsi sintaksis tertentu dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksisi ini dapat berupa subjek, predikal, objek, keterangan maupun pelengkap. karena berfungsi sebagai pewatas, maka klausa ini sering sekali muncul di dalam kalimat majemuk bertingkat. Untuk mewujudkan terjemahan klausa relatif yang sepadan, yaitu terjemahan yang dipahami oleh pembaca BSa seperti pembaca BSu memahami klausa relatif BSu, terdapat beberapa prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, misalnya tranposisi, modulasi dan pemdananberkonteks. Terdapat 140 klausa relatif yang diambiI secara random dari buku yang berjudul Culture and imperialism yang ditulis oleh Edward W. Said pada tahun 1994 beserta terjemahannya. Buku terjemahannya berjudul Kebudayaon dan Kekuasaan oleh Rahmani Astuti pada tahun 1995. Data ini dianalisis melalui beberapa tahap yaitu analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif dalam tataran kalimat, analisis kesepadanan, untuk mengetahui sepadan atau tidaknya TSa sebagai terjemahan TSu, analisis gramatikal yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran struktur gramatikal dalam TSa sebagai terjemahan TSu dan analisis semantis TSa sebagai terjemahan Tsu; analisis ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran sernantis dalam TSa sebagai terjemahan TSu. Karena pada akhirnya terjemahan akan dinilai, maka peneliti terlebih dahulu menentukan syarat minimal suatu terjemahan dapat dinilai yaitu memiliki padanan makna referensial. Temuan penelitian menunjukkan bahwa seluruh data memenuhi syarat minimal walaupun data yang berupa terjemahan tersebut terasa kaku dan kurang wajar karena masih terikat dengan bentuk. Pada dasarnya, menganalisis klausa relatif tidak dapat lepas dari analisis konstituen konstituen induk yang diwatasinya. Dengan demikian, analisis dimulai dari analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif tersebut. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan konstituen induk yang mengisi satuan fungsional subjek, objek, keterangan dan pelengkap, sedangkan konstituen induk pengisi satuan fungsional predikat tidak ditemukan. Penelitian ini juga menemukan bahwa klausa relatif dapat mewatasi 1 klausa. Klausa ini berjumlah empat. Karena berupa klausa, maka klausa ini tidak menduduki satuan fungsional apa pun.

A relative clause is a subordinate clause, which functions to modify certain syntactic function in a sentence. This syntactic function can be in the form of subject, predicate, object, adverb, as well as complement. The clause often occurs in a complex compound sentence because of its functions as modifier. There are several procedures implemented by the translator, such as translations, modulation, and contextual equivalence to create a translation of the relative clause equal, a translation by which the target language readers understand the relative clause translated as the source language readers understand it. There were 140 relative clauses taken randomly from a book entitled Culture anal Imperialism which was written by Edward W. Said in 1994 and its translation entitled Kebudayaan dan Kekuasaan which was written by Rahmani Astuti in 1995. The data was analyzed with several stages. These stages were the syntactic analysis of main constituent, which constructed with relative clause in a sentence; the equivalent analysis was to know whether or not the target language text was equal to the source language text; the grammatical analysis was done to know structural and grammatical shifts; and semantic analysis to know any semantic shifts. The researcher firstly decided the minimum requirements for a translation to be graded, in which it has referential meaning equivalence because the final aims of this research was to grade the translation. The research finding was that all data fulfilled the minimum requirement although the translation seemed right and not natural. Basically, analyzing relative clause could not be separated from analyzing main constituent which modify them. Thus, the analysis was started from syntactic analysis of main constituent which constructed with that relative clause. Based on the analysis results, most of main constituents filled functional units of subject, object, adverb, and complement and none of main constituent filled functional unit of predicate. This research found that a relative clause could modify a clause. There were four types of clause, These kinds of clause could not occupy any units because they were only clauses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flaubert, Gustave, 1821-1880
843.8 F 241 m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>