Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Warasti Husadiyah Husadi
"Sebuah lakon yang baik hanya bisa dihasilkan oleh seorang pengarang yang disamping memiliki kreativitas, juga pengalaman. Salah seorang pengarang Jerman yang masih 'muda' dan menurut pandangan penulis memiliki kedua hal tersebut di atas ialah Leopold Ahlsen atau yang dikenal juga dengan nama Helmut Alzman. Ahlsen merupakan pengarang yang cukup produktif juga, dan beberapa karyanya yang berlatarkan perang tetapi bertemakan kemanusiaan, merupakan buah kepekaan kreatifnya yang ditunjang dengan hasil pengalamannya pribadi. Dari beberapa buah karyanya yang berlatarkan perang tetapi bertemakan kemanusiaan itu, penulis memilih salah sebuah, yaitu lakon radio Philemon and Basuki S untuk skripsi ini. Penulis memilih karya tersebut karena menurut penulis tema dalam lakon ini sesuai untuk diungkapkan pada nasa kini, masa di mana rasa dan hakikat kemanusiaan terasa makin menipis karena terinjak-injaknya nilai kemanusiaan itu sendiri, baik oleh peperangan mau_pun oleh kesewenangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boangmanalu, Singkop Boas
"Nama Leo Nikolaivich Tolstoy (1828-1910) tidak asing lagi bagi kita berkat kemasyhurannya dalam bidang kesusasteraan. Buku-bukunya telah banyak beredar dan dibaca oleh penggemar sastra serta diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun pengenalan kita terhadap pengarang ini belum sampai kepada pengenalan yang sesungguhnya, terbukti dari kekurangan penulisan mengenai diri pengarang serta penga-nalisisan terhadap karya-karyanya, artinya kita belum me_lihat adanya pelacakan serta pengkelolaan yang bisa dipertanggung-jawabkan keabsahannya secara ilmiah. Pengetahuan kearah itu bisa dikatakan masih berkisar di sekitar kulitnya saja, dengan kata lain belum ada pendalaman yang memuaskan. Penulisan yang kurang memadai seperti yang pernah dilakukan oleh A0H K. Hadimadja dalam bukunya Aliran_-aliran Klassik Romantik Dan Realisme. Dan sejumlah pener_bitan yang bersifat keagamaan dari Badan Penerbit Kristen. Lain halnya seperti yang terdapat di Rusia, kepengarangan Tolstoy mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan lembaga penulisan ilmiah tentang kesusasteraan dimana Tolstoy mendapat tempat nomor dua tertinggi setelah penyair besar Aleksander Phuskin dalam deretan nama-nama pengarang Rusia terkenal hingga saat ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Natasia
"Skripsi ini membahas mengenai makna lain dibalik sosok perempuan Afrika yang digambarkan dalam puisi Femme Noire karya L'opold Sedar Senghor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori analisis wacana. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sosok perempuan Afrika yang digambarkan dalam puisi Femme Noire tersebut merepresentasikan sosok benua Afrika.

The Focus of this study is about the other meaning of African woman's figure on the poem Femme Noire by L'opold Sedar Senghor. This research is qualitative, using the theory of text analyse. The result of this research shows that the figure of African woman on the poem Femme Noire represents the figure of Africa itself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrit Eunike Novaleta
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai makna perempuan dan malam dalam Nuit de Sine, puisi karya L opold S dar Senghor tahun 1945. Penelitian puisi ini didasarkan pada studi kepustakaan dengan menggunakan teori analisis semantik untuk melihat makna denotatif dan konotatif dari puisi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sosok perempuan yang digambarkan dalam puisi ini merupakan bentuk pemujaan akan benua Afrika. Sementara itu, malam merupakan gambaran Afrika yang menjadi tempat peristirahatan terakhir sang penulis.

ABSTRACT
This article discusses the meaning of woman and night in the Nuit de Sine, a poem written by Leopold Sedar Senghor, published in 1945. This study is based on library research literature using semantic analysis theory to find the denotative and connotative meaning of woman and night. The results showed that the female figures depicted in this poem is a form of worship of the African continent. Meanwhile, the night is a form of Africa itself that became the final resting place of the author. "
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyapto
"Bertolt Brecht adalah seorang pengarang Jerman yang besar dan sangat terkenal. la tidak hanya terkenal di Jerman saja, melainkan juga di luar.negeri, bahkan sampai ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan dipentaskannya beberapa karya Brecht, antara lain Der kauasische Kreidekreis, yang pernah dipentaskan misalnya oleh W.S. Rendra dan Basoeki Rachmat, masing-masing dengan judul 1ingkaran Kapur Putih dan lingkaran Keadilan. Teguh Karya pun pernah m.ementaskan salah satu karya dramawan ini, yaitu Der gute Mensch von Sezuan dengan judul Peremuan Pilihan Dewa. Karena demikian terkenal, maka tidaklah mustahil bahwa dalam waktu-waktu yang akan datang akan lebih banyak bagi karya-karya Brecht yang akan dipentaskan. Drama-drama Bertolt Brecht pada umumnya membahas me_ngenai kehidupam dari masyarakat lapisan bawah, dan karena itulah mengapa banyak ahli sastra tertarik pada karya-karyanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Elvira Lanni Sundah
"Analisa atas penggunaan elemen-elemen lakon pada lakon Look Back In Anger, seperti yang telah dibahas dalam bab-bab di depan, membawa kita pada kesimpulan bahwa tema keterasingan dalam lakon ini lebih bersifat sosial dengan hadirnya banyak topik sosial, seperti masalah diskriminasi kelas atau ketidak adilan sosial, kemunafikan kaum gerejawan dan pemerintah, dan lain sebagainya. Namun masalah-masalah tersebut tidak dibahas secara mendalam dan cukup bersungguh-sungguh. Meskipun tokoh utama Jimmy Porter sering disebutkan sebagai anggota kelas menegah bawah atau kelas buruh; namun luapan perasaan serta penderitaan atau keluhan-keluhan keterasingannya tidak secara kha mewakili perasaan serta penderitaan keterasingan kelas tersebut, melainkan bersifat khas perorangan. Pembahasan dalam karya tulis ini, juga mambawa kita kepada kesimpulan bahwa sebenarnya Jimmy tidak mempunyai alasan untuk menuntut perubahan-perubahan sosial. Dalam soal, pendidikan, misalnya, Jimmy telah ikut pula menikmati fasilitas pendidikan perguruan tinggi, yang pada mulanya hanya terbuka bagi kalangan elite kelas atas sebagai salah satu perwujudan usaha pemerintah dalam pemerataan sosial. Bahwa Jimmy tidak mempunyai pekerjaan yang layak, hal itu disebabkan oleh pilihannya sendiri. Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa lakon Look Back In Anger "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Jayengrana
"Sebuah karya kadang-kadang sulit untukdimasukkan dalam suatu genre tertentu, apalagi pada masa-masa tertentu, misalnya abad XIX, masa dimulainya aliran Romantisme. Pada permulaan abad ini situasi politik di Perancis tidak stabil akibat Revolusi Industri. Keresahan dalam masyarakat dan perobahan nilai kehidupan yang tanpa pedoman membangkitkan individualisme (Lagarde, 1969). Hal ini terlihat pula dalam kesusasteraan. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan serta latar belakang kehidupan masyarakat Perancis telah mengakibatkan berkembangnya kesusasteraan yang bebas. Penulis-penulis mulai mengungkapkan dirinya dengan kebebasan yang lebih besar. Romantisme juga memperbaharui dunia teater yang mendapat sukses besar menjelang tahun 1830. Victor Hugo, pelopor drama romantic, menyatakan dalam bukunya Preface de Cromwell bahwa ia ingin menerapkan suatu drama moderen terutama yang ditandai oleh percampuran genre_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badriyah A. S. Mukhlis
"Tujuan penulisan skripsi ini ialah menunjukkan bahwa fungsi keragaman ruang dalam lakon Lorenzaccio mendukung keragaman tokoh, peristiwa, waktu dan mendukung keutuhan karya. Metode penelitian yang dipakai ialah metode struktural yaitu suatu cara pendekatan intrinsik yang menggunakan Ilmu Bahasa sebagai dasarnya. Dasar teori yang dipakai ialah teori Anne Obersfeld mengenai alur, tokoh, ruang dan waktu yang terdapat dalam bukunya Lire le Theatre. Hasil penelitian membuktikan bahwa alur lakon tidak tunggal, tokoh beragam, ruang beragam dan waktu beragam. Ruang yang beragam mendukung keragaman peristiwa yang terjadi di dalamnya. Pergantian ruang terjadi sebagai konsekwensi dari perpindahan tokoh untuk melakukan tindakan. Waktu cerita yang beragam sesuai pula dengan keragaman ruang. Keragaman ruang terlihat mendukung keutuhan karya karena sesuai dengan keragaman alur, keragaman tokoh dan keragaman waktu sehingga terdapat keselarasan antara unsur-unsur tersebut dalam membentuk keutuhan karya. Selain itu terlihat pula dukungan keragaman ruang dalam fungsi utama ruang, yaitu pembentukan realita fiktif. Keragaman ruang bukanlah suatu yang berlebih-lebihan, melainkan wajar untuk menceritakan suatu realita fiktif yang betul-betul hidup sesuai dengan tema pergolakan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Santoso
"Nama Ionesco sudah tidak asing agi dalam dunia teater. Kita tidak dapat memisahkan namanya dari teater kontemporer. Karya-karyanya sudah banyak dipentaskan di berbagai belahan dunia, juga di Indonesia. Goenawan Mohamad, pengamat teater Indonesia mutahir, setelah melihat banyaknya karya-karya Ionesco yang pernah dipentaskan di negri ini, tidak mengingkari adanya pengaruh Ionesco dalam pertumbuhan teater Indonesia: Tak terlampau mengherankan apabila pengaruh tokoh teater absurd yang paling banyak bicara ini punya jejaknya dalam teater kita (Goenawan M; l98O:103). Di negrinya sendiri, pada awal pemunculannya, Ionesco banyak mendapat serangan dari para kritikus sastra, karena karya-karyanya yang dianggap mengesampingkan konvensi drama pada jamannya. Ionesco sendiri menyebut lakon-lakonnya dengan anti-theatre, yaitu sebagai semacam kritik untuk lakon-lakon konvensional yang tidak pernah disu_kainya. Dalam lakon La Cantatrice Chauve (1950) misalnya, banyak hal aneh yang dapat di jumpai. Terlihat bahwa antara peristiwa satu dan lainnya tidak berkai tan, dan seakan-akan tidak berujung pangkal. Keterangan waktu dikacau-balaukan (bunyi dentang jam tujuh belas kali). Tokoh-tokohnya juga nampak aneh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darsimah Mandah
Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>