Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanurani Prajanto
"Penelitian mengenai verba dengan prefiks er- dan ver- dalam bahasa Jerman telah dilakukan secara komparatif. Tujuannya ialah memberi gambaran perbandingan verba dengan prefiks er- atau ver- yang mempunyai basis yang sama dan modifikasi sintaktis maupun semantis yang muneul dalam hubungan paradigmatis antar verba ini di dalam kalimat. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Bab pertama ialah pendahuluan. Di dalam bab kedua dijabarkan kerangka teori, yakni gramatika dependensi - valensi, aspek morfologis dan semantis verba dengan prefiks er- dan ver- Berta teori probabilitas. Pada bab ketiga dianalisis sejumlah contoh kalimat dan akan disimpulkan akhirnya pada Bab keempat. Hasilnya ialah: Prefiksasi verba dengan prefiks er _atau ver- akan mengakibatkan termodifikasinya struktur kalimat maupun maknanya. Verba dengan prefiks er- atau ver- apabila mempunyai basis sama dapat mempunyai perbedaan struktur kalimat dan atau maknanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Pratama
"Sufiks -er pada bahasa Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak afiks yang produktif dalam pembentukan nomina. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, penulis beranggapan bahwa ada kesepadanan antara sufiks -er pada bahasa Jerman dan prefiks pe- pada bahasa Indonesia. Terhadap kedua afiks tersebut dilakukan suatu penelitian untuk melihat sejauh mana adanya kesepadanan makna semantis antara keduanya. Untuk mendukung analisis kontrastif tersebut juga dilakukan karakterisasi proses morfologis dengan sufiks -er dan prefiks pe-.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber utama, yaitu: Wortbi1dung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1983) untuk bahasa Jerman dan Pembentuksn Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana, 1989) untuk bahasa Indonesia. Kedua afiks tersebut masing-masing dijabarkan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi morfologis maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapatkan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan-perbedaan karakteristik sufiks -er dan prefiks pe-.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses morfologis dengan sufiks -er pada bahasa Jerman bersifat paradigmatis; sedangkan proses morfolo_gis dengan prefiks pe- pada bahasa Indonesia merupakan proses morfologis yang bertahap/bertingkat. Perbandingan klasifikasi leksem memperlihatkan bahwa pada bahasa Jerman leksem yang dibentuk dari verba, frase verbal, nomina, frase nominal, numeralia dan ajektiva dapat mengalami proses morfologis dengan sufiks -er dan pada bahasa Indonesia hanya verba, frase verbal dan ajektiva yang dapat mengalami proses morfologis dengan prefiks pe-. Secara semantis, sufiks -er dan prefiks pe- tersebut berpadanan untuk nomina agentis, nomina patientis, nomina instrumenti dan nomina verbal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinita Kusrindarsanti
"Penelitian mengenai verba transitif dalam bahasa Jerman ini ditulis dengan tujuan untuk memperlihatkan penerapan teori Tagmemik dalam bahasa Jerman. Dalam Bab I diterangkan mengenai alasan, tujuan, eakupan penelitian serta langkah-langkah analisis Tagmemik. Iklan dipilih sebagai korpus, karena iklan setiap saat menyusup ke dalam kehidupan kita, di koran, majalah, radio, televisi dan bioskop, dan penggunaan bahasa dalam iklan mempunyai tujuan tersendiri, untuk mempengaruhi pembaca. Dalam Bab II diterangkan prinsip umum dari analisis Tagmemik. Teori Tagmemik ini memperhatikan fonologi, sintaksis dan semantik secara serentak, tetapi di lain pihak teori ini dalam analisis juga menekankan pembagian tataran, sehingga analisis dapat dimulai dimana saja, karena pada setiap tataran terdapat satuan-satuan yang berbeda.
Dalam skripsi ini, penerapan hanya diperlihatkan pada hierarki gramatikal dari tataran klausa sampai verba, karena untuk menganalisis ketransitifan suatu verba sudah dapat dimulai dari tataran akar klausa. Verba transitif dianalisis mulai dari tataran akar klausa berdasarkan jenis ketransitifan, peran predikat serta dan kedudukan subyek dan keterangan penderita. Dengan langkah-langkah di atas, pada bab V diperlihatkan hasil dari analisis, bentuk verba transitif pada koprpus terbatas, yaitu iklan dalam bahasa Jarman pads majalah Fur Sie edisi 19.6.91 / Heft 14 dan Der Spiegel edisi 16 Maret 1992 / Nr.12."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Dian Prastiawan
"Skripsi ini berisikan hubungan sintaktis antara kasus ablatif bahasa Latin dan kasus datif bahasa Jarman. Dengan menggunakan metode analisis sintaktis tradisional, dianalisis apakah kasus ablatif bahasa Latin dapat selalu dipadankan dengan kasus datif bahasa Jerman. Sumber data skripsi ini diambil dari teks kitab suci berbahasa Latin dan Jerman menurut Injil Markus ( bab I 1 sampai 16). Skripsi ini terdiri atas empat bab. Bab I berisikan pendahuluan; bab II berisikan kerangka teori; bab III berisikan analisis; dan bab IV berisikan kesimpulan.
HasiI dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kasus ablatif bahasa Latin sepadan dengan kasus datif bahasa Jerman. Dalam kontruksi ablatif absolut, kasus ablatif bahasa Latin harus dipadankan dengan kasus nominatif (sebagai subjek) atau kasus akusatif (sebagai objek akusatif). Selain itu, dalam perbandingan ini, tampak perbedaan antara struktur kedua bahasa tersebut. Sebagai bahasa analitis, dalam bahasa Jerman, preposisi sangat berperan penting untuk menentukan kasus. Sementara dalam bahasa Latin, kadang-kadang tidak dibutuhkan preposisi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianty Dwieliza
"ABSTRAK
Verba majemuk merupakan salah satu aspek dari kata majemuk. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat kesulitan dalam menerjemahkan suatu verba majemuk karena kita tidak mengetahui dasar dari verba majemuk itu. Untuk itu dilakukan analisis morfologis dan semantis dalam mengetahui apakah ada keterkaitan antara bentuk dan makna sebuah verba majemuk.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber acuan, yaitu: Grammatik der deutschen Gegenwartssprache_Bd.4 (Duden, 1984) dan Wortbildung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1933).
Dalam menganalisis verba majemuk dijabarkan bagaimana terbentuknya sebuah verba majemuk. Setelah itu dilakukan analisis terhadap maknanya, apakah makna dari suatu bentuk verba majemuk itu berterima atau tidak.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembentukan verba majemuk dapat dilakukan terhadap lima jenis leksem, termasuk di dalamnya tiga kelas kata dan dua jenis afiks, yaitu V+V, N+V, A+V, P+V dan V+S. Sedangkan korelasi makna antar-kata pembentuk dari sebuah verba majemuk dapat dilihat dari tipe/macam verba majemuk. Dengan kata lain antara bentuk dan makna terdapat suatu keterkaitan. Namun harus diketahui juga apakah makna itu berterima atau tidak.

"
1990
S14691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istasadhya
"Skripsi ini menganalisis fungsi prefiks yang terdapat pada verba gerak bahasa Rusia, yang merupakan kajian morfologi dalam studi linguistik. Penelitian dilakukan dengan menganalisis sumber data dari novel Kanwraxcxaat Aoinxa (Kapitanskaja Doi ka) "Putri Kapten" karya A.S Pushkin diterbitkan pada tahun 1970 oleh XyAo3xecrsexxaff MwrrepaTypa (Xudozestvennaja Literatura). Latar belakang penulisan ini adalah adanya beberapa fungsi prefiks yang merangkai verba gerak bahasa Rusia yang masing-masing dapat dikombinasikan. Prefiks yang merangkai verba gerak umum ditemui dalam karya ilmiah, media massa, karya fiksi dan sebagainya, penerjemahan yang tepat terhadap berbagai macam prefiks yang merangkai verba gerak perlu dilakukan guna menghindari kesalahan arti.
Hasil analisis menunjukkan bahwa fungsi prefiks dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu kategori yang mengubah aspek dan makna leksikal, kategori yang mengubah aspek dan tidak mengubah makna leksikal, kategori yang tidak mengubah aspek dan makna leksikal, dan kategori yang tidak mengubah aspek namun mengubah makna leksikal. Data berupa prefiks yang merangkai verbs gerak Bahasa Rusia diperoleh sebanyak 69 buah dalam bentuk kalimat. Kategori paling produktif berdasarkan hasil analisis adalah kategori yang mengubah aspek dan tidak mengubah makna leksikal, yaitu sebanyak 47 buah. Kategori paling sedikit adalah kategori yang mengubah aspek dan makna leksikal, yaitu sebanyak 4 buah. Kategori yang tidak mengubah aspek dan makna leksikal sebanyak 12 buah dan kategori yang tidak mengubah aspek dan mengubah makna leksikal berjumlah 6 buah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrarto Darudoyo
"Penelitian mengenai verba refleksif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia secara sintaktis telah dilakukan secara kontrastif. Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan verba refleksif dalam kedua bahasa tersebut dan menganalisisnya untuk penerjemahan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan perolehan data tadi dikelompokkan menjadi tiga untuk bahasa Jerman dan tiga untuk bahasa Indonesia. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan jenis, konstruksi, fungsi, dan distribusi verbs refleksif masing-masing bahasa. Juga dapat disimpulkan bahwa teori yang dipakai kurang sesuai untuk diterapkan. Sebaiknya ditinjau pula segi semantisnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vance. Timonthy J.
Jakarta: Kesain Blanc, 1993
495.682 VAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surono
"Comparative research of the prefix "meng-" in the Indonesian language and the nasal prefix in the Javanese language"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
410 SUR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bestari Diniarti
"Ver adalah prefiks yang banyak terdapatg dalam bahasa Belanda Pirefisaasi dengan ver- mengakibatkan perubahan bentuk dan makna tersebut suatu kategori yang menjadi bentuk dasarnya. Perubahan bentuk dan makna tersebut menjadi titik tolak dalam penulisan skripsi ini ini, Untuk meneliti perubahan yang ditimbulkaan khususnva oleh verba berprefiks ver- dengan sendirinya diperlukan pula berbagai teori yang berkaitan dengan vet- khususnva teori -teori yang berasal dari Arians Van Santen (1990) tentang spesivikasi proses pembentukan kata, Dik & Kooij. tentang derivasi dan fleksi sebagai kaidah pembentukan kata yang berlaku pada verba berprefiks ver- Jan teori lalu yang berasal dari Geeit dkk (1984) yang telah) memberikan pengkategorian makna untuk verba beiprefiks ver- berdasarkan makna yang terdapat di dalamnya. Penelitian lain ternyata menunujukkan bahwa kemampuan ver- untuk berkombinasi dengan kategori verba dan adjektiva jauh, lebih besar persentasenya jika dibandingkan dengan .jumlah nomina yang lebih sedikit dan dengan demikian telah menunjukkan bahwa verba dan adjektiva .lebih produktif dari yang lain lagii pula makna yang dihasilkan pun cukup bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>