Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nancy Duma H. S.
"ABSTRAK
Penelitian mengenai penegakan keadilan dalam cerita detektif Das Versprechen karya Friedrich Duerrenmatt dilakukan dari aspek cerita bertujuan mengetahui penyebab timbulnya ketidakadilan dalam usaha menegakkan keadilan sedangkan analisa dari aspek bentuk bertujuan untuk mengetahui kaitan antara penyimpangan struktural dalam Das Versprechen dari struktur cerita detektif konvensional dengan tema penegakan keadilan
Hasil penelitian aspek cerita dan aspek bentuk Das Versprechen kemudian dihubungkan dengan pandangan Friedrich Duerrenmatt mengenai penegakan keadilan dalam bukunya Monstervortrag ueber Gerechtigkeit und Recht. Penelitian aspek bentuk cerita detektif ini menggunakan teori cerita detektif dari buku Der Kriminalroman II: Zur Theorie and Geschichte einer Gattung (Editor: Jochen Vogt) dan buku Aspekte der erzaehlender Prosa: eine Einfuehrung in Erzaehltechnik and Romantheorie karangan Jochen Vogt.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut ini. Penegakan keadilan yang dilakukan dalam sistem hukum juga dapat menyebabkan ketidakadilan apabila dalam usaha tersebut kepentingan pribadi lebih diutamakan dari pada keadilan itu sendiri. Di sisi lain, usaha penegakan keadilan secara absolut juga menimbulkan ketidakadilan karena dilakukan di luar sistem hukum. Masalah yang bersifat filosofis ini ditampilkan di dalam Das Versprechen melalui penyimpangan struktural dari struktur cerita detektif konvensional, yang berfungsi sebagai kritik terhadap penegakan keadilan dalam cerita detektif konvensional.

"
1999
S16204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arliza
"ABSTRAK
Skripsi ini berisikan analisis dilema ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui skripsi ini ingin dibuktikan bahwa masalah dilema yang dihadapi oleh para ilmuwan dapat dicegah apabila setiap unsur dalam masya_rakat mau bekerja sama dengan ilmuwan. Setelah membaca uraian seluruh bab dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa drama Die Physiker merupakan gambaran keadaan sosial yang sesungguhnya dan juga merupakan refleksi pandangan Friedrich Durrenmatt terhadap ilmu pengetahuan dan ilmuwan, serta peranannya terhadap kelestarian manusia, nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungannya.
Johann Wilhelm Mobius (selanjutnya disebut Mobius) adalah seorang ilmuwan hebat yang telah berhasil menemu_kan 3 buah formula di bidang Gravitasi. Formula-formula tersebut merupakan lanjutan dari penemuan seorang fisika_wan bernama Albert Einstein yang telah berhasil menemukan formula di bidang Gravitasi pula. Namun formula tersebut diterapkan untuk pembuatan bom atom yang pada umumnya bersifat menimbulkan bencana bagi umat manusia.
Mobius merupakan ilmuwan idealis. Sebagai ilmuwan ia sadar akan kewajiban moralnya, yaitu kewajiban untuk menjalankan kode etik ilmuwan, tepatnya untuk mengembang_kan ilmu pengetahuan. Rasa ingin tahunya sangat besar untuk melanjutkan penemuan yang telah didapatkannya. Namun demikian dalam usaha memuaskan rasa ingin tahunya sebagai ilmuwan, ia tidak pernah sekalipun melupakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya. Dia selalu berusaha menyelaraskan kedua hal tersebut. Namun pada kenyataannya amat sukar untuk menjalankan kedua hal tersebut secara bersamaan karena keduanya bersifat saling bertolak belakang. Bila ia menjalankan tanggung jawab moralnya, maka ia akan mengorbankan tanggung jawab sosialnya. Sebaliknya bila ia menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka ia akan mengorbankan tanggung jawab moralnya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau ia harus memilih salah satu di antara kedua tanggung jawab tersebut. Akan tetapi bila ia hanya menjalankan salah satu tanggung jawab tersebut maka akan terjadi keadaan buruk seperti di atas. Keadaan ini tidak diinginkannya. Dengan kata lain ia mengalami dilema dalam mengembangkan ilmunya.
Sebagai seorang pengarang yang sering mengamati gejala sosial di sekitarnya Friedrich Durrenmatt melihat bahwa sebenarnya dilema seperti yang dihadapi Mobius bukan untuk pertama kalinya menimpa seorang ilmuwan. Jauh sebelum itu banyak ilmuwan lain yang juga disudutkan oleh keadaan seperti itu. Kita dapat mengamati keadaan tersebut mulai pertama kalinya ilmu pengetahuan ada hingga jaman Gallileo Gallilei, Isaac Newton, Albert Einstein dan sampai sekarang ini.
Oleh karena itu Friedrich Durrenmatt menunjukkan bahwa dilema ini dapat diatasi apabila dalam kehidupan terdapat hal berikut: adanya kesalahan pertimbangan nilai dalam ilmu, kerja sama ilmuwan dengan masyarakat, dan keterlibatan penguasa, pemerintah dan kebijaksanaan politiknya. Ketiga hal ini harus dijalankan secara bersamaan. Dalam drama Die Physiker ditunjukkan bagaimana usaha Mobius untuk memecahkan masalah dilema yang menimpa dirinya, yaitu menyadari perlu adanya pertimbangan nilai nilai dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, dan menggalang kerja sama di antara sesama ilmuwan. Namun ternyata kedua hal tersebut tidak dapat memecahkan masalah yang ada.
Dalam kehidupan sekarang ini sering terlihat banyak ilmuwan yang hanya mengutamakan kepentingan pribadinya saja, atau kepentingan kelompok/penguasa/negara tertentu. Dengan kata lain masih banyak ilmuwan yang memandang masalah sosial dengan sebelah mata saja. Mereka hanya memikirkan masalah perkembangan ilmu pengetahuan saja.
Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya apabila kita sebagai pembaca mau menarik pengalaman dan merenung_kan perjalanan hidup para pelaku dalam drama ini, terutama Mobius, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selain itu dengan memahami masalah yang menimpa Mobius dalam mengembangkan ilmunya, maka kita akan memahami bagaimana beratnya tanggung jawab seorang ilmuwan terhadap dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan juga terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhan menciptakan ilmu pengetahuan bukan untuk kemaslahatan, tetapi untuk kesejahteraan seluruh manusia di dunia.

"
1990
S14585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widiati Kusumawardani
"Pengarang adalah pendukung gerakan moralisme. Pengamatannya terhadap perkembangan dunia sangat tajam. la sangat peka terhadap hal - hal yang berkembang di dunia, terutama terhadap timbu1nya keseahteraan dan kepuasan materi yang begitu saja tanpa pemikiran terlebih dahulu. Sebagai contoh penemuan bom atom pada tahun 1945 ; Pada masa itu terjadi perang. Manusia merasa perlu untuk mencip_takan senjata tersebut demi terlaksananya perdamaian. Sete_lah bom atom tercipta dan berhasil menegakkan perdamaian, ma_nusia pada masa itu merasa puas tanpa memikirkan akibat-akibatnya yang semakin berkembang. Mula-mulaakibat _ akibat yang ada yaitu korban manusia yang jumlahnya sangat banyak,secara terus menerus berjatuhan di Hiroshima danNagasaki 4karena terkena radiasi Thin Boy dan Fat Boy. Kemudian senjata tersebut dikembangkan kekuatannya menjadi teknologi nuklir, teknologi yang dapat menghasilkan suatu jenistenaga yang sangat kuat. Tenaga nuklir membawa dampak positif dan negatif. Untuk keperluan damai tenaga nuklir dapat"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Maya B. M.
"Banyak karya sastra berbahasa Jerman yang ditulis oleh para sastrawan yang bukan berkebangsaan Jerman sesudah Perang Dania II men adi terkenal baik dinegeri karya tersebut pertama kali diterbitkan atau dipentaskan maupun di luar negeri tersebut, seperti Biedermann und die Brand stifter, Andorra, Die Physiker dan Der Besuch der alters Dame. Karya yang terakhir disebutkan merupakan karya Fried-rich Duerrenmatt yang berkebangsaan Swis. Drama ini adalah karya Duerrenmatt dalam bentuk tragikomedi dan terbit sete_lah penerbitan karangannya yang berjudul Theaterprobleme (1955). Meskipun ia belum dapat digolongkan ke dalam perumus teori teater, dengan karangan-karangannya tentang teater antara lain Anmerkung zur Komo edi e (1952) dan Theateroro blame (1955) ia sudah dapat digolongkan ke dalam sastrawan berbahasa Jerman yang patut mendapat perhatian karena ia memiliki teori teater sendiri setelah Bertolt Brecht dengan teori teater epik. Drama Der Besuch der alien Dame ditulis oleh Duerren_matt pada tahun 1955 dan untuk pertama kalinya dipentaskan di Zuerich pada tanggal 29 Januari 1956 dengan sutradaranya Oskar Waelterlin. Selain di Swis drama ini juga pernah dipertunjukan di Republik Federal Jarman, Republik Demokrasi Jerman, Itali, Inggris dan Amerika. Seringnya drama ini di pentaskan membuktikan bahwa Duerrenmatt telah meraih keberhasilan. Menurut G.P. Knapp (Mayer 1983:20) setelah keberhasilan drama ini Duerrenmatt lebih sering menulis karya-karyanya dalam bentuk komedi, misalnya Frank der Fuenfte, DiePhysiker, Herkules and der Stahl des Augias dan Der Meteor sedangkan pada periode sebelumnya yaitu 1951-1956 Duerrenmatt lebih suka menulis sandiwara radio..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S16209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Abhirma Bhadracari Suwondo
"Dalam pendahuluan sudah disinggung bahwa La verite sur Bebe Donge sepintas lalu memperlihatkan kaidah cerita detektif a enigma. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dapat atau tidaknya karya tersebut dimasukkan dalam macam cerita detektif itu.Analisis sintagmatik membuktikan bahwa La verite sur Bebe Donge mengandung dua cerita. Cerita pertama yang merupakan latar belakang tindakan Bebe Donge meracuni suaminya dapat disamakan dengan cerita kejahatan dalam cerita detektif a enigma. Cerita ini baru terungkapkan sedikit demi sedikit melalui cerita kedua , atau lebih tepatnya, melalui keterangan-keterangan yang diterima dan introspeksi yang dilakukan oleh tokoh Francois Donge. Cerita yang terakhir ini dapat disamakan dengan cerita penyelidikan. Dalam karya ini cerita penyelidikan yang seharusnya hanya berupa cerita bawahan, mempunyai kedudukan yang sejajar dengan cerita kejahatan karena cerita tersebut ikut membentuk alur utama. Selain mengandung dua cerita, karya tersebut juga memiliki unsur misteri tetapi misteri di sini tidak terlalu rumi t karena yang merupakan teka-teki hanya motif kejahatan. Pemecahan misteri itu sendiri tidak bertujuan untuk mengajukan penjahat ke meja hijau, melainkan untuk memahami sifat dan watak si pelaku kejahatan.Dalam karya ini juga tidak terdapat tokoh detektif. Francois Donge tidak bersikap seperti lazinmya tokoh detektif yang tidak terlihat_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herning Wijayanti
"Cerita detektif adalah salah satu jenis cerita populer, yang sampai kini paling banyak ditulis, dan senan_tiasa digemari banyak pembaca. Setidaknya hal ini terlihat dari hasil angket di Prancis, yang membuktikan bahwa 42% pembaca fiksi adalah pembaca cerita detektif (F. Nathan, 1975:12), diperkuat dengan informasi lain di Amerika yang rnenyatakan bahwa satu dari empat penerbitan buku merupakan cerita detektif (Merry, 1977:1).
Sebagai cerita konvensional, cerita detektif mem_punyai kaidah-kaidah tertentu yang terlihat pada struktur penceritaannya. Cerita detektif menceritakan tentang pe_nyelidikan suatu kejahatan yang melibatkan tokoh detektif, tokoh-tokoh saksi, dan diakhiri dengan terbongkarnya ke_jahatan. Pembongkaran kejahatan itu dilakukan oleh tokoh detektif secara bertahap, melalui suatu metode penyelidik_an yang rasional, bahkan kadang-kadang ilmiah (Boileau-Narcejac, 1964:7-8).
Cerita detektif sebenarnya mulai muncul pada abad XIX, tetapi baru popular pada abad berikutnya, dan tahun 1920 sampai tahun 1940 merupakan masa jayanya. Sampai sekarang masih terdapat perbedaan pendapat mengenai asal-usul cerita detektif ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S13837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji W. Wardojo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam lakon A Soldier's play dari ciri khusus cerita detektif the whodunit, dan sampai sejauh mana penggunaan gaya cerita detektif dapat mengungkapkan makna isi pekan lakon mengenai hubungan inter-rasial dalam masyarakat Amerika. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tradisional, artinya suatu pendekatan kritik sastra yang tidak menutup kemungkinan masuknya disiplin ilmu lain, selain ilmu sastra itu sendiri. Ini juga berarti bahwa selain analisis tekstual, dimanfaatkan juga latar belakang sejarah dan sosial sebagai sarana untuk menciptakan interpretasi yang utuh mengenai lakon yang akan diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fuller masih mempertahankan ciri khusus imunitas dalam the whodunit. Ciri khusus tersebut telah sengaja dimanipulir dengan memberikan latar, tokoh-tokoh, dan latar belakang sosial yang memberikan kemungkinan adanya penyimpangan dalam masalah imunitas ini. Selain itu, penggunaan gaya cerita detektif secara menarik dan otentik telah berhasil mengungkapkan dampak dari rasialisme dan masalah pencarian identitas orang kulit hitam di Amerika Serikat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rachmani
"Skripsi ini berisi tentang jenis cerita detektif yang terdapat di dalam novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dan mengaitkannya dengan teori sekuen, teori sintagmatik dan paradigmatik, serta teori jenis cerita detektif. Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis cerita detektif the suspense karena memiliki kaidah-kaidah yang terdapat dalam jenis tersebut, yaitu terdapat misteri, memiliki alur ganda, terdapat masalah percintaan, dan tokoh detektifnya tidak memiliki imunitas.

This thesis consist of detective story type contained in the novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ The State Councellor written by Boris Akunin. The method used in this thesis is descriptive-analytical and relate it to the theory of sequence, theory of syntagmatic, and paradigmatic,and also the type of detective story. Based on the analysis, it has been proved that novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ The State Councelor by Boris Akunin included in "the suspense" type of detective story because it has the characteristics of that type. It has a mystery, has a double groove, there are issues of romance, and his detective character does not have immunity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Wilhelmina, auhor
"ABSTRAK
Karya-karya Kafka sering terasa sulit dimengerti sehingga memberi kesan tertutup terhadap pembacanya terutama bagi mereka yang berasal dan masyarakat bahasa yang berbeda. Sifat tertutup ini ternyata dapat diterobos dengan mengadakan pengamatan secara khusus beberapa elemen cerita seperti susunan kalimat, pemilihan kata, pemakaian perspektif cerita dan lain lain, Skripsi ini bertujuan memperlihatkan bahwa perspektif cerita adalah sebuah elemen yang sangat menonjol bahkan dapat dipakai sebagai kunci pemahaman permasalahan dalam dua karya Franz Kafka, Das Urteil dan 'Ein Traum_
Pembahasan skripsi ini mempergunakan beberapa pendekatan yang memungkinkan adanya perbandingan dengan beberapa karya Franz Kafka lainnya seperti Die Nachbar, Auf der Galerie dan lain lainnya. Teori perspektif yang dipergunakan adalah teori dari Josef Stanzel, sedangkan teori psikoanalisa yang dipakai adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud.
Hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan terhadap kedua cerpen terpilih; Das Urteil dan Ein Traum membuktikan bahwa analisa perspektif cerita dalam kedua cerpen ini dapat dipakai sebagai kunci pemahaman permasalahan cerita. Pembahasan skripsi ini juga telah membuktikan bahwa Kafka memakai elemen ini untuk menggambarkan berbagai hal yang bersifat psikologis seperti hubungan antara seorang anak laki-laki, dalam Das Urteil dan proses lahimya sebuah karya sastra berdasarkan teori Sigmund Freud, dalam cerpen Ein Traum.

"
1995
S14654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Peradilan agama merupakan peradilan khusus bagi
orang-orang Islam. Namun, dalam perkara waris yang
ditangani oleh peradilan agama dapat melibatkan pihak
muslim dan nonmuslim. Hal ini karena masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.
Persoalan penegakan keadilan dalam perkara waris
beda agama di pengadilan agama menjadi menarik
untuk diteliti. Penelitian ini mengkaji lima penetapan
dan dua putusan pengadilan agama dalam perkara waris
beda agama dengan menggunakan pendekatan kasus.
Perkara waris beda agama yang ditangani pengadilan
agama dalam penelitian ini dibedakan dalam dua
kasus. Pertama, perkara waris yang terdiri dari pewaris
nonmuslim dengan ahli waris muslim, atau ahli waris
muslim dan nonmuslim. Kedua, perkara waris yang
terdiri dari pewaris muslim dengan ahli waris muslim
dan nonmuslim. Pada kasus pertama, penegakan
keadilan oleh pengadilan agama masih terbatas bagi
ahli waris muslim, dan mengabaikan keadilan bagi
ahli waris nonmuslim. Pertimbangan hukum hakim
lebih mencerminkan bias keagamaan dan inkonsistensi
dalam penggunaan logika hukum. Pada kasus kedua,
pengadilan agama telah mampu menegakkan keadilan
bagi semua, dengan memberikan bagian harta warisan
kepada ahli waris nonmuslim melalui wasiat wajibah
berdasarkan yurisprudensi. Hakim-hakim pengadilan
agama menggunakan wasiat wajibah dalam perkara
waris beda agama dari pada menyelidiki alasan hukum
(ratio legis) hadis yang melarang waris beda agama."
JY 8:3 (2015) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>