Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadli Zon
"
ABSTRAK
Etnonasionalisme merupakan suatu nasionalisme yang berbentuk kelompok solidaritas atau rasa komunitas yang berdasarkan etnisitas, merujuk pada perasaan subyektif yang memisahkan satu kelompok tertentu dari kelompok-kelompok lain, Faktor etnonasionalisme mempunyai peran penting dalam sejarah Rusia dan Uni Soviet. Sejarah menunjukkan bahwa Uni Soviet merupakan wujud ekspansi dan kolonisasi Rusia yang panjang selama berabad-abad, Heterogenitas budaya etnis itu tidak mendapatkan posisi yang wajar dalam konfigurasi Uni Soviet, sementara budaya Rusia terlalu dominan karena proses rusifikasi.
Kebijakan etnonasionalisme dari Lenin hingga Gorbachev menunjukkan pendekatan yang berbeda-beda. Lenin memberikan fondasi penyatuan bangsa-bangsa itu dengan konsep sliyanie (fusi) dan sblizhenie (pengerucutan) dalam kerangka tujuan jangka panjang sosialisme. Sikap Lenin sendiri berubah-ubah sebelum dan setelah Revolusi yang akhirnya menunjukkan pendekatan yang pragmatis. Kebijakan etnonasional Stalin cenderung tidak memberi ruang bagi pengembangan budaya etnis, sebaliknya Rusia sentris.
Gorbachev yang lahir pasca Revolusi, tidak mempunyai perhatian yang dalam terhadap faktor etnonasionalisme sehingga tidak mempunyai visi terhadap penanganan etnonasional Uni Soviet. Reformasi Gorbachev yaitu perestroika dan glastnost lebih merupakan impian ketimbang agenda yang sistematis. Keberhasilan glastnost dan kegagalan perestroika telah membawa Uni Soviet pada fase krisis berikutnya yaitu semakin melemahnya pusat dan semakin meningkatnya tuntutan--tuntutan merdeka dan pemisahan diri. Secara khusus, glastnost telah membangunkan raksasa etnonasionalisme yang tidur sehingga menjelma dalam bentuk gerakan-_gerakan etnonasionalis di hampir seluruh republik. Setelah bubarnya Partai Komunis Uni Soviet, organ yang selama ini menjaga integritas Uni Soviet, maka kebangkitan gerakan-gerakan etnonasionalis semakin tidak dapat dibendung. Konflik-konflik etnik horizontal pun semakin membesar. Semua dinamika itu akhirnya membawa Uni Soviet pada disintegrasi karena tidak ada kekuatan yang mampu membendung gerakan-_gerakan etnonasionalis menuntut pemisahan diri dan merdeka.
Faktor etnonasionalisme menjadi faktor yang penting dalam menelaah proses disintegrasi Uni Soviet. Pernyataan kedaulatan negara-negara bagian bekas Uni Soviet menjadi negara merdeka menunjukan sentimen etnonasionalis yang kental yang tidak sanggup lagi ditahan pemerintahan pusat (Moskow) sehingga puncaknya terjadi disintegrasi. Gerakan etnonasionalis itu merupakan puncak dari ekspresi kultural republik-republik yang tertindas.
"
1997
S14914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nurul Izza
"Animasi secara umum digunakan sebagai media hiburan. Akan tetapi, Uni Soviet menggunakan animasi sebagai media propaganda yang memadukan produksi citra visual, narasi, dan suara untuk membangun framing musuh dan menggiring persepsi publik terhadap Amerika Serikat pada era Perang Dingin. Penelitian ini membahas representasi Amerika Serikat dalam film animasi ?????????/Millioner/Jutawan yang dibuat oleh Uni Soviet sebagai bentuk propaganda. Artikel ini bertujuan menunjukkan cara Uni Soviet merepresentasikan Amerika Serikat sebagai hal yang negatif dalam upaya melakukan propaganda. Teori representasi Stuart Hall menunjukkan bahwa makna diproduksi oleh bahasa. Berdasarkan pemaparan representasi Amerika Serikat dalam animasi/Millioner/Jutawan diketahui bahwa animasi tersebut memiliki peran sebagai alat propaganda Uni Soviet untuk mengkritik imperialisme Amerika Serikat dan membentuk opini publik terhadap penggambaran Amerika ke arah yang lebih negatif. Amerika Serikat digambarkan sebagai negara kaum borjuis yang antagonis, kapitalis, industrialis, ceroboh, dan serakah.

Animation is generally used as a medium of entertainment. However, the Soviet Union used animation as a propaganda medium that combined the production of visual images, narration, and sound to build enemy framing and lead public perception of the United States during the Cold War era. This research discusses the representation of the United States in the animated film /Millioner/The Millionaire made by the Soviet Union as a form of propaganda. This article aims to show how the Soviet Union represented the United States as negative things in an effort to carry out propaganda. Stuart Hall’s representational theory suggests that meaning is produced by language. Based on the presentation of the representation of the United States in the animation ?????????/Millioner/The Millionaire it is known that the animation has a role as a propaganda tool for the Soviet Union to criticize US imperialism and shape public opinion towards a more negative depiction of America. The United States is portrayed as a country of antagonistic, capitalist, industrialist, careless, and greedy bourgeoisie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riyono Utomo
"Kebijaksanaan Koeksistensi Damai merupakan salah satu kebijakan luar negeri RRC yang penting pada kurun waktu 1950 an. Kebijakan ini diawali dengan perjanjian Sino-India mengenai wilayah Tibet pada 1954 yang melahirkan lima prinsip Koeksistensi damai yang terkenal. Dua tahun setelah Dikeluarkannya komunike bersama Cina-India mengenai Koeksistensi damai ini, pada Kongres XX PKUS 1956, Sekretaris Jendral PKUS N.S. Khrushchev mengumumkan digunakannya koeksistensi damai sebagai garis umum kebijakan luar negeri Soviet. Meskipun dengan pengumuman tersebut tampak bahwa Soviet menggunakan kebijakan yang sama dengan Cina dalam politik luar negerinya, namun pada dasarnya kebijakan koeksistensi damai yang diumumkannya itu sebenarnya memiliki perbedaan dengan apa yang diumumkan Cina sebelumnya. Ini terbukti kemudian, ketika koeksistensi damai menjadi salah satu dimensi yang penting dalam perselisihan terbuka Sino-Soviet yang terjadi kemudian Koeksistensi Damai yang diumumkan terlebih dulu oleh Cina, lebih menekankan fungsinya sebagai 'taktik sementara', seperti yang telah ditekankan Lenin. Cina menginginkan suatu masa damai untuk melaksanakan pembangunan dalam negerinya. Ia pun mengharapkan bahwa selama masa itu pula, ia bisa menggalang suatu front persatuan internasional dengan dunia ketiga untuk melawan imperialisme. Tujuan jangka pendek dari penggalangan front persatuan ini adalah keluar dari posis defensif akibat politik pembendungan AS terhadapnya. Sementara seperti Lenin Cina berharap dapat merebut waktu sehingga pada gilirannya ia dapat mencapai kemenangan akhir 'revolusi dunia'. Lain halnya dengan Cina, Khrushchev terutama menggunakan kebijakan tersebut untuk mengadakan peredaan ketegangan dengan AS. Ia mendefinisikan koeksistensi damai tidak lain sebagai penolakan perang, karena di dunia sekarang, telah muncul faktor baru yang menentukan yaitu senjata nuklir. Dengan demikian menurut Khrushchev hanya ada dua pilihan perang yang menghancurkan kedua pihak, imperialis maupun sosialis, atau koeksistensi damai. Pendeknya ia memilih koeksistensi damai karena ini memungkinkan sosialis untuk memenangkan kompetisi di antara dua kubu tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Putri Milenia
"Karya ini mengkaji perilaku perbudakan di Rusia di abad XIX dalam novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky. Karya sastra digunakan sebagai media kritik. Novel ini menceritakan fenomena perbudakan pada bobroknya pemerintahan Rusia abad XIX. Penulis berhipotesis bahwa novel ini merupakan media Dostoevsky untuk mengkritik perbudakan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky berfungsi sebagai kritik sosial yang dibuktikan dengan mendeskripsikan cerita dan menganalisisnya berdasarkan representasi tokoh dan penokohan, kritik sosial, dan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa Dostoevsky memberikan kritiknya terhadap perilaku perbudakan di abad XIX yang direpresentasikan melalui perilaku tokoh tuan tanah yang kejam terhadap tokoh budak.

This work examines the behavior of serfdom in Russia in the XIX century in the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky. Literary works are used as a medium of criticism. This novel tells of the phenomenon of serfdom in the dilapidated state of Russia in the XIX century. The author hypothesizes that this novel is Dostoevsky's medium to criticize slavery. The purpose of this study is to explain how the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky functions as a social critic as evidenced by describing the story and analyzing based on the representation of the characterization of the characters (characters and characterizations), analysis of social phenomena (social criticism), and its historical connection (sociology of literature). The results prove that Dostoevsky gave his critique of the behavior of serfdom in the XIX century which is represented in the behavior of the landlord character who is cruel to the serfs character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Erlyska Oktafiany
"Skripsi ini berisi analisa novel berdasarkan kritik sastra feminis. Novel Ibunda karya Maxim Gorky ini dapat ditelaah dari segi feminis karena sang tokoh utama yaitu Pelagia Nilovna merupakan sosok perempuan yang bangkit dari intimidasi yang terima dan akhirnya mendapat pengakuan akan eksistensinya dalam masyarakat. Skripsi ini memakai kritik sastra feminis karena kritik sastra feminis bertujuan untuk menolak gambaran stereotipe perempuan yang merugikan dalam perjuangannya untuk setara dengan pria dalam suatu karya sastra. Berdasar mitos bangsa Rusia ada 3 figur mitos yang diagungkan yaitu Rusalka, Baba Yaga dan Mother Earth. Mereka bertiga melambangkan peranan perempuan dalam kehidupan berumah tangga dan juga dalam kehidupan social. Sedangkan dalam Kristen Orthodoks terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh Pangeran Vladimir dan pengikutnya. Di awal cerita Pelagia Nilovna digambarkan sebagai sosok yang menderita baik mental maupun fisik karena perlakuan suaminya yang kasar. Rasa takut yang dimiliki oleh Pelagia semakin melekat ketika Pavel anaknya bergabung dalam pergerakan sosialis yang membela kehidupan buruh yang ditekan kaum kapitalis. Pavel lalu menjadi pusat dari seluruh penyadaran awal dalam diri Pelagia. Pelagia mulai ikut pergerakan dengan menyebarkan pamflet-pamflet dan punya kemampuan untuk menolong orang lain. Pada akhirnya sosok Pelagia menjadi sosok perempuan yang diakui eksistensi dirinya. Ia menolak stereotipe bahwa perempuan adalah sosok yang pasif menerima keadilan. Sejalan dengan tujuan feminisme, Pelagia berhasil mewujudkan kemerdekaannya dan berani menghadapi ketidakadilan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kollmann, Nancy Shields
"Being an empire is inseparable from modern Russian identity and historical experience: the Russian empire was founded in the early modern era and endures in large part today. The Russian Empire 1450-1801 surveys how Russias many subject areas were conquered and how the empire was governed. It considers the Russian empire a Eurasian empire, characterized by a politics of difference: the rulers and their elites at the center defined the states needs minimally (control over defense, taxation and mobilization of resources, criminal law) and otherwise tolerated local religions, languages, cultures, elites, and institutions. The center related to communities and religions vertically, according each a modicum of rights and autonomies but not allowing horizontal connections across social, ethnic, confessional, or other groups potentially with common interest. This book gives detailed attention to the major ethnic and religious groups as it surveys strategies of governance, centralized bureaucracy, military reform, judicial system, tolerance of difference. It pays particular attention to the dissemination of a supranational ideology of political legitimacy in a variety of media, particularly symbolic, such as public ritual, painting, architecture, and urban planning."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469766
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Iriani Sophiaan Yudoyoko
1992
JIIS-2-1992-69
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puspito R.E.S. Utami
"ABSTRAK
Wilayah Utara Jepang yang sesungguhnya meliputi Pulau Shimushu, Kepulauan Kuril, Pulau Sakhalin, Pulau Uruppu, Pulau Etorofu, Pulau Shikotan kemudian Pulau Taraku, Pulau Shibotsu, Pulau Yuri, Pulau Suisho dan Pulau Akiyuri yang tergabung menjadi satu dalam Kepulauan Habomai. Namun yang menjadi wilayah Utara Jepang dalam karya tuns says adalah 4 buah pulau yang diperdebatkan antara Jepang dan Uni Soviet, yaitu Pulau Etorofu, Pulau Kunashiri, Pulau Shikotan, dan Kepulauan Habomai (Lihat peta I).
Khusus untuk Kepulauan Kuril, orang Soviet menyebutnya dengan Little Kuriles atau Si Kecil Kuril. Sedangkan orang Jepang menyebut Kepulauan Kuril dengan Cisima. Nama Kuril sendiri berasal dari bahasa Rusia yaitu Koerich yang artinya mengeluarkan asap atau gunung-gunung yang berasap.

"
1985
S13805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutherfurd, Edward
New York: WY Books , 1991
823.914 RUT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Skrine, Francis Henry, 1847-1933
Cambridge: Cambridge University Press, 2013
947.07 SKR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>