Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92314 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Ariyo Faridh
"Dalam penelitian mengenai kegiatan mendongeng orang tua di Jadebotabek, penulis mengkaji aspek-aspek seperti: apakah mendongeng masih dilakukan para orang tua di Jadebotabek; pada waktu kapan saja kegiatan mendongeng itu dilakukan para orang tua di Jadebotabek kepada anak; sejak usia anak berapa, para orang tua di Jadebotabek mulai mendongeng kepada anak; apakah tujuan dari dilakukannya kegiatan mendongeng para orang tua di Jadebotabek kepada anak; cerita apa saja yang biasa didongengkan para orang tua di Jadebotabek kepada anak; bagaimanakah kegiatan mendongeng itu biasa dilakukan oleh para orang tua di Jadebotabek kepada anak; serta hal-hal apa yang dilakukan para orang tua di Jadebotabek kepada anak setelah kegiatan mendongeng dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian deskriptif, metode yang digunakan adalah survei dengan kuesioner dimana pengambilan data dilakukan dengan cara sampel aksidental (accidental sampling). Scbagai subjek dalam penelitian ini adalah para orang tua di Jadebotabek yang mempunyai anak pada batas usia prasekolah hingga usia sekolah (usia 2-13 tahun). Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kegiatan mendongeng para orang tua tersebut kepada anaknya, dan pelaksanaan penelitian adalah di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan mendongeng merupakan suatu kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi para orang tua di Jadebotabek, karena kegiatan mendongeng para orang tua kepada anaknya masih dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan basil penelitian bahwa mayoritas 75,86% responden ibu dan 55,17% responden bapak bahwa mereka masih mendongeng kepada anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan mendongeng para orang tua di Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Marina
"Penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan kecerdasan emosional pada orang tua yang mendongeng dan tidak mendongeng. Kecerdasan emosional sendiri, adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan di tengah frustrasi, mengontrol impuls dan menunda kepuasan, meregulasi mood dan tetap mampu berpikir dalam keadaan tertekan, serta berempati dan berharap (Goleman, 1996).
Sementara itu, kegiatan mendongeng adalah sebuah seni pengisahan cerita dengan tujuan memberi hiburan pada live audience (pemirsa langsung), tentang kejadian-kejadian nyata maupun imaginatif yang dapat diambil dari naskah puitis dan/atau prosa, atau sumber-sumber lisan, tertulis atau rekaman dan melibatkan gesture, vokalisasi, musik atau gambar untuk memberikan kehidupan pada cerita. Dalam mendongeng, pendongeng melibatkan keterampilan berekspresi yang menuntut kesadaran pendongeng akan pengalaman emosi, motivasi untuk bercerita, keterampilan sosial, berempati, dan mengontrol emosi. Keterampilan itu bersinggungan dengan lima dimensi kecerdasan emosional yang dalam penelitian ini diukur dengan Inventori Kecerdasan Emosi (Lanawati, 1999).
Dalam penelitian ini terdapat sebanyak 70 orang tua yang mendongeng dan 72 orang tua yang tidak mendongeng, masing-masing diberikan Inventori Kecerdasan Emosional. Hasil t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor yang signifikan (p < 0,01) antara kedua kelompok tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional pada orang tua yang mendongeng dan orang tua yang tidak mendongeng. Mengingat masih sedikitnya penelitian di Indonesia mengenai kecerdasan emosional dan kegiatan mendongeng, perlu diadakan penelitian-penelitian mengenai hal tersebut, terutama dengan penilaian kegiatan mendongeng yang lebih komprehensif.
Saran praktis dari penelitian ini adalah untuk mensosialisasikan kegiatan mendongeng pada orang tua, melihat dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan ini, tidak hanya bagi orang tua sendiri, namun juga pada anak-anak.

This research studies the difference of emotional intelligence of parents who conduct storytelling and those who do not. Emotional intelligence is the ability to self-motivate and preserve in the midst of frustration, the ability to control impulses and delay satisfaction, regulate moods and able to think under pressure as well as empathy and hope (Goleman, 1996).
The act of storytelling in accordance to the definition within this research is the art of storytelling with the purpose of providing entertainment to a live audience, based on real or imaginary events which may originate from poetry, prose or other sources of oral, written, or recorded sources, and includes body language, vocals, music or images to bring life to the story. The storyteller is involved in verbal and non-verbal expression skills which require the awareness of the storyteller in emotional experience, social skills, empathy, motivation and the ability to control emotion. All these skills relate to the five dimensions of emotional intelligence, which in this research shall be measured by Emotional Intelligence Inventory (Lanawati, 1999).
Approximately 70 (seventy) parents who conduct storytelling and 72 parents (seventy-two) parents that have never participated in storytelling are given an Emotional Intelligence Inventory (Lanawati, 1999). The T-Test results indicate that there is a significance in the score margins (p < 0,01) between the two groups of parents. Thus, there appears that storytelling significantly differentiate the emotional intelligence between parents who conduct storytelling and parents who don?t. Furthermore, in light of the fact that small number research in Indonesia has been conducted on emotional intelligence and storytelling, further studies needs to be conducted on this issue, specifically more comprehensive acts of storytelling.
A practical suggestion is to socialize storytelling to parents that perceive the positive influence storytelling portrays, not only to the parents themselves but also to the children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Pirantiwi
"Skripsi ini membahas gambaran kegiatan Read Aloud yang dilakukan oleh orang tua di Kelurahan Ciganjur, apakah dilakukan karena telah memiliki wawasan read aloud sebelumnya atau tidak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Sampel yang diambil berjumlah 85 orang dengan teknik pengambilan sampel aksidental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua melakukan read aloud sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan mereka. Read aloud dilakukan atas kesadaran orang tua bahwa anaknya dapat membaca sebelum memasuki pendidikan formal. Read aloud dapat mendorong anak menyampaikan ekspresi mereka selama mendengarkan cerita dan juga ekspresi orang tua selama membacakan, dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa read aloud dapat mendorong anak menyukai buku dan aktivitas membaca.

The Focus of this study is to give a description about reading aloud activity which was done by parents in Ciganjur, to find out whether this activity was done because the parents has previous knowledge about reading aloud before or not. This research is a quantitative research with survey method. Accidental sample was taken from populatio n of 85. The result of the study shows that parents who did read aloud are based on their ability and knowledge. Reading aloud was done by parents_ awareness that their children should be able to read before they enroll the formal education. Read aloud can encourage children to convey their expressions as they listen to the story and also the expressions of their parents while they are reading the story, so it is possible that the reading aloud activity could encourage children to love books and reading.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Malahayati Fathma
"Skripsi ini membahas kegiatan mendongeng di Taman Bacaan Anak Melati Pitara Depok. Kegiatan dalam hal ini merupakan proses uraian pendongeng dalam menyampaikan cerita kepada pendengar. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah apa saja kegiatan yang dilakukan oleh pendongeng dan bagaimana tanggapan pemirsa tentang kegiatan mendongeng. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendongeng dan mengetahui tanggapan pemirsa tentang kegiatan mendongeng. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survai. Metode survai digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah individu atau subjek penelitian yang cukup banyak dalam waktu yang singkat. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan mendongeng di Taman Bacaan Anak Melati disukai oleh anak_anak dan juga menyarankan agar para pendongeng lebih sering berkomunikasi agar muncul ide-ide untuk program menarik lainnya di Taman Bacaan Anak Melati Pitara Depok.

The Focus of this study is about story telling activity at Taman Bacaan Anak Melati Pitara Depok. The explanation of this research is on the process of story teller tells the story to the audience. The problems of this research are what the activities which is done by the story teller and how are the audience's responses to the story telling activity. The purpose of this study is to know the activities which are done by the story teller and to know the audience's responses to the story telling activity. This research is using quantitative with survey method. Survey method is used to collect many data from several individual or the subject research in a short time. The result of the study shows that the story telling activity going well at Taman Bacaan Anak Melati and it also suggests the story tellers to communicate more so that it can create ideas for another interesting program at Taman Bacaan Anak Melati Pitara Depok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Lesmana
Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
398.2 MAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nofalita
"Skripsi ini membahas kegiatan mendongeng yang dilakukan di Taman Baca Keluarga Pelangi (TBKP) dalam upaya menumbuhkan minat baca anak-anak. Berbagai macam tipe, karakter dan gaya belajar anak dapat menimbulkan munculnya masalah dalam proses mendongeng. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai proses kegiatan mendongeng dan nilai-nilai yang ditanamkan serta mengidentifikasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses kegiatan mendongeng di TBKP. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menyatakan bahwa dalam upaya menumbuhkan minat baca pada anak, proses kegiatan mendongeng yang dilakukan kurang berjalan lancar karena adanya berbagai kendala yang muncul yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman orang-orang tentang pentingya kegiatan mendongeng ini diadakan sehingga taman baca perlu melakukan pendekatan atau sosialisasi dengan masyarakat sekitar.

This Undergraduate thesis discusses on storytelling activity that was carried out in Taman Baca Keluarga Pelangi (TBKP) in the effort to increase children?s reading interest. Various types, characters and children?s learning styles can create or cause problems in the storytelling process. The purpose of this research is to gain an understanding about storytelling process and its values and it also identifies the obstacles that arise during the storytelling activity in TBKP. This type of research is called a qualitative research with a case study method. The result of this research stated that in the effort to raise children?s reading interest, storytelling activity that had been conducted was not running smoothly due to various difficulties arisen that was caused by the lack of people?s understanding on the importance of storytelling activities. Therefore, The TBKP needs to approach and make socialization with surrounding community."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S15332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Rishelia Yustika
"Pasar makanan siap saji yang semakin padat, menuntut pebisnis kuliner atraktif dan cerdas guna meningkatkan image mereka di mata masyarakat, maka diperlukan komunikasi yang sistematis melalui kegiatan Public Relations (PR). McDonald's mencermati hal tersebut dengan menekankan kegiatan PR pada fungsi palayanan komunitas; "Giving back to the community we serve". McDonald's World Children's Day (MWCD) adalah bukti kepedulian McDonald's terhadap anak-anak yang kurang beruntung yang diharapkan dapat menjaring keterlibatan anak-anak yang lebih beruntung untuk berbagi. Semakin baik suatu program, akan meningkatkan tidak hanya partisipasi dari pihak ketiga atas program, melainkan juga peningkatan citra bagi pelaksana kegiatan bersangkutan. Citra yang baik dapat terbentuk di pihak ketiga, apabila mereka dapat mempersepsi kegiatan secara baik pula, dan untuk itulah peneliti ini ada. Penelitian persepsi konsumen yang diwakili olah pihak orang tua anggota McKids, dilakukan guna mendapatkan gambaran menyeluruh tentang persepsi konsumen atas kegiatan community relations yang dilakukan oleh McDonald's. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif; menggunakan teknik penarikan sampel purposive non probabilita dengan populasi seluruh orang tua anggota McKids di wilayah DKI Jakarta dan menunjuk 100 orang tua anggota Mckids di 10 restoran terpilih sebagai sampel dengan teknik accidental. Dad penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kurangnya stimulus menyebabkan kegiatan MWCD belum dipersepsi secara maksimal oleh konsumen di wilayah DKI Jakarta, khususnya orang tua anggota McKids. Penerapan community relations yang baik harus memenuhi prinsip-prinsip publikasi yang memadai guna mendapat partisipasi masyarakat secara maksimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Sunat perempuan sampai saat ini masih diperdebatkan. Sebagian kalangan menilai bahwa sunat perempuan dapat membahayakan kesehatan. Sementara sebagian yang lain menganggap bahwa hal itu merupakan sesuatu yang diajarkan oleh agama. Tujuan: Menganalisis gambaran sunat perempuan serta faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan sunat terhadap anak perempuan di Indonesia. Metode; Penelitian ini merupakan penelitian analisis non intervensi dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Didapatkan 14.859 orang tua yang memiliki anak perempuan yang berumur 0-11 tahun. Data yang dianalisis meliputi data sosio demografi dan perilaku sunat terhadap anaknya dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Hasil penelitian sebanyak 33,2% responden menyunatkan anak perempuannya. Fakta yang menarik adalah sebagian besar (51,8%) dari mereka tinggal di daerah perkotaan, sunat dilakukan saat anak berumur 1—3 bulan (78,7%), dan menyunatkannya di bidan (51,7%). Faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua untuk menyunatkan anak perempuannya adalah umur, pendidikan, pekerjaan, kuintil indeks kepemilikan, dan daerah tempat tinggal. "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuce Sariningsih
"Tesis ini meneliti tentang perilaku orang tua miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Kriteria kemiskinan pada penelitian ini adalah kriteria yang mengacu pada BKKBN, dimana kondisi keluarga miskin diidentikan sebagai keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I.
Balita adalah anggota keluarga yang rentan apabila kebutuhan akan pangannya tidak terpenuni, khususnya kebutuhan akan makanan yang bergizi. Dipandang dari segi dietetik, anak-anak usia 1 - 5 tahun (pra sekolah) merupakan konsumen pasif. Mereka belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri, sukar diberi pengertian tentang makanan, serta kemampuan untuk menerima jenis-jenis makanan masih terbatas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi adalah faktor ekonomi, sosial dan budaya. Hal yang menarik adalah bahwa terdapat balita miskin yang memiliki kondisi gizi baik, di samping sebagian besar balita miskin yang mengalami gizi kurang. Pertanyaan penelitian yang mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku orang tua miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi balita ?
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tidak berstruktur secara mendalam dan observasi langsung dengan kapasitas peneliti sebagai outsider. Informasi dipilih dengan menggunakan teknik purposive.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Asumsi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa perilaku orang tua yang menentukan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan gizi balita miskin adalah perilaku dalam dimensi ekonomi dan sosial. Bagian dari dimensi ekonomi yang terpenting dalam pemenuhan kebutuhan gizi balita adalah ketrampilan dari keluarga miskin dalam mengelola pendapatan yang rendah. Aspek yang penting dalam dimensi sosial adalah penerapan pengetahuan mengenai gizi balita secara praktis dalam kehidupan sehari - hari. Sedangkan dimensi budaya yang terdiri dari komponen perilaku tabu/pantangan akan makanan tertentu dan perilaku mengutamakan makanan bagi kepala keluarga tidak memberikan kontribusi terhadap perilaku orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi balita pada keluarga informan.
Keempat keluarga miskin sebagai informan dalam penelitian ini memiliki pendapatan yang rendah dan tidak menentu, perekonomian mereka sehari-hari ditandai dengan aktifitas perekonomian gali lubung tutup lubang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama kebutuhan pangan, keadaan ini merupakan indikator dari kemiskinan yang mereka alami. Tetapi dua balita miskin lainnya dapat terpenuhi kebutuhan gizinya.
Pada dua keluarga miskin yang memiliki balita dengan gizi baik, ibu dari balita mempunyai kreatifitas untuk mengolah makanan, toleransi yang rendah terhadap pemenuhan keinginan jajan makanan, memiliki ketelatenan yang tinggi untuk memberi makan anak balitanya, dan tidak berhenti berupaya jika balita tidak mau makan. Temuan lainnya adalah ibu berusaha memanfaatkan keberadaan Posyandu semaksimal mungkin. Di lain pihak, perilaku ayah adalah mengurangi anggaran untuk membeli rokok. Pengeluaran untuk rokok dialokasikan untuk kepentingan membeli makanan yang bergizi bagi balita. Pengetahuan mengenai gizi dan pentingnya bagi tumbuh kembang balita diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pada dua keluarga miskin lainnya yang memiliki balita dengan gizi kurang bahkan buruk, ibu dari balita memiliki kreatifitas yang rendah dalam mengolah makanan, pengeluaran untuk jajan makanan cukup tinggi serta kurang telaten merawat balita. Di samping itu, ibu dari balita belum memanfaatkan Posyandu dengan baik, Perilaku ayah pada keluarga miskin yang tidak menunjang kondisi gizi balitanya adalah perilaku merokok. Konsumsi rokok dalam sehari mencapai satu sampai dua bungkus. Meskipun mereka telah mengetahui tentang gizi dan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang balita, namun pengetahuan tersebut belum diaplikasikan pada perilakunya untuk memenuhi kebutuhan gizi balita.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemeriutah dan lembaga-lembaga pemberdaya lainnya termasuk LSM untuk memperkuat komitmennya dalam membantu memecahkan masalah gizi yang dialami oleh balita miskin. Upaya yang dilakukan dapat berbentuk pemberdayaan dalam bidang ekonomi dan pemberian motivasi pada keluarga miskin agar mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi balitanya."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>