Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noor Intan
"
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan kajian bacaan anak dan dewasa khususnya menyoroti komik Indonesia tahun 1990-an. Penelitian ini bertujuan mendapat gambaran menyeluruh tentang perkembangan komik dan komik strip tahun 1990-an sebagai khazanah bahan pustaka, mengetahui karateristik tema, alur, isi , ilustrasi maupun penokohannya serta mengetahui aspek local genius atau warna keindonesiannya.
Hasil penelitian ini motor penggerak komik Indonesia tahun 1990-an adalah berasal dan para mahasiswa yang belajar secara akademis. Mereka mendirikan kelompok studio komik. Ada beberapa di antara mereka yang sudah bekerja sama dengan penerbit seperti Straten, Awatar, Majik, Qomik Nasional, dan Komik Indonesia (Koin). Sayangnya tidak semuanya bertahan lama. Kelompok studio komik Koin, Straten dan Awatar sudah membubarkan diri. Penyebab yang terbesar adanya masalah manajemen.
Tidak semua kelompok komik bekerja sama dengan penerbit. Banyak dari mereka yang berdiri secara independen. Mereka membuat membuat komik dan mendistribusikannya sendiri. Dari sini lahirlah indie komik (independent comic). Indie komik dibuat memang dibuat bukan untuk pembaca umum.
Selain bentuk indie komik, para komikus muda ini juga membuat komik underground. Komik ini hadir dalam bentuk yang sederhana dan isinya pun tidak terlalu peduli dengan aturan- aturan komik seperti segi materi, moralitas dan etika. Sepintas lalu produk komik underground terkesan kotor dan jorok. Tapi bila diperhatikan lebih cermat produk komik underground ternyata menganjurkan semangat keterbukaan berfikir, keberanian bertualang dalam mencoba.
Teknik pengumpulan data penelitian ini menganalisa komik Indonesia yang terbit antara tahun 1990-an sampai Mei 1998. Komik yang diteliti berjumlah 40 judul komik yang dipilih secara acak. Untuk melengkapi data penelitian penulis juga mewawancarai para komikus, pengamat dan pihak penebit.
Hasil penelitian ini, tema komik tahun 1990-an lebih beragam dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi penggambaran tokoh komik sangat meniru Jepang dan Amerika, akan lebih baik bila komikus Indonesia menggali dari unsur budaya lokal (lokal genius). Sehingga lahir komik yang dekat dengan pembacanya. Seperti komik seri Lagak Jakarta, Jaka Tarub, Kapten Bandung dan Ojek. Komik seperti ini tanpa harus banyak meniru komik asing ternyata sukses di pasaran seperti seri Lagak Jakarta dan Kapten Bandung.
Dari segi teknik penggambarannya, komik Indonesia tahun 1990-an jauh lebih baik karena sudah menggunakan komputer. Tapi masih terasa miskin imajinasi dan kreatif ditambah sangat terbatasnya kemampuan dalam penceritaan. Aspek penceritaan panting diperhatikan karena pembaca komik di Indonesia semakin kritis karena mereka mempunyai banyak pilihan dengan adanya komik asal Jepang, Amerika dan Eropa yang secara penceritaan sangat baik.
Komik Indonesia baik yang diterbitkan oleh pihak penerbit maupun indie -komik sangat kurang dalam mencantumkan bibliografi terbitannya. Pencatatan bibiografi penerbitan komik sangat diperlukan untuk penelusuran literatur dan untuk menghindari plagiat.
"
1998
S15290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Surtiati Hidayat
"Sampai saat ini penelitian terhadap komik Indonesia boleh dikatakan masih kurang. Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya bahan yang tersedia. Terlebih lagi jika kita. akan meneliti perkembangan komik modern Indonesia pada sekitar tahun 1930-an. Disadari bahwa dibanding dengan media lain, komik Indonesia umurnya masih muda. Komik modern (cetak) di Indonesia sudah ada pada tahun 1929, terdapat di surat kabar Sin Po. Akan tetapi bentuknya masih seperti cergam (cerita bergambar) dan merupakan karya terjemahan dari Denmark. Sedangkan komik yang dibuat oleh orang Indonesia, muncul pertama kali tahun 1930 di surat kabar yang sama. Bentuk dan jenisnya adalah komik strip karikatural, yang menampilkan seorang tokoh gemuk yang kemudian dikenal dengan nama Put On. Pembuatnya adalah salah seorang staf redaksinya yang bernama Kho Wan Gie.
Sebelumnya, komik di Indonesia sudah ada dan dibuat secara tradisional. Artinya, tidak dicetak, akan tetapi digambar/dilukis berdasarkan cerita dari naskah tertulis. Komik tradisional ini sifatnya sangat terbatas, baik dalam jumlah pembuatannya maupun dalam jumlah pembacanya. Komik modern Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan surat kabar dan majalah mingguan. Bentuknya masih berupa strip yang terdiri atas 3 sampai 6 kotak gambar.
Bahasa komik sering menggunakan bahasa percakapan dan dianggap merusak kaidah bahasa yang ada. Penelitian ini tidak saja memerikan perkembangan bahasa komik, akan tetapi juga memerikan tema komik Indonesia sekitar tahun 1929-1945. Penelitian ini diharapakan akan memberikan sumbangan yang berarti, khususnya bagi kajian bahasa, sosial, dan budaya Indonesia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry
1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
Depok: Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry
"Penelitian ini dilandasi oleh keinginan untuk mendeskripsikan keragaman pada komik Indonesia yang diterbitkan sekitar tahun 1990-an dan sekaligus menganalisis berbagai tema yang muncul di dalamnya. Penelitian ini juga didasari oleh keinginan untuk memperlihatkan bahwa komik Indonesia masih bertahan di tahun 1990 bahkan mulai bangkit kembali. Pada pertengahan tahun 90-an komik lokal Indonesia. Kebangkitannya ini salah satunya dlipicu dan didorong oleh keinginan untuk bersaing dengan komik terjemanan yang asing yang masuk ke Indonesia. Tema yang menonjol dalam komik Indonesia selama ini, adalah pertempuran antara baik dan buruk yang biasanya selalu menampilkan tokoh pahlawan sebagai manusia super. Komik yang muncul pada tahun 90-an menampilkan beragam tema. Hal ini ini disebabkan komik yang terbit tahun 90-an terdiri atas berbagai jenis yang lebih bervariatif daripada dekade sebelumnya. Kecenderungan sepeni itu bisa jadi dipengaruhi oleh konteks sosial politik dan ekonomi pembacanya.
Pada tahun 90-an terdapat gejala kompetisi yang mendorong dan memunculkan berbagai ragam dan jenis komik, di antaranva komik laga dan kepahlawanan yang memunculkaln komik silat-super hero. komik cerita rakyat-legenda, komik wayang, humor-komedi, drama keluarga, roman remaja, horor-misteri dan komik dektektif-petualangan. Komik sebagai media ekspresi ini menjadi ajang media bagi komikus muda tahun 90-an yang digunakan untuk menumpahkan segala inspirasi dan imajinasi mereka. Berdasarkan adanya berbagai fenomena di atas, maka perlu kiranya disusun dan dikaji keragaman jenis dan tema yang terdapat pada komik Indonesia yang muncul pada tahun 90-an. Hal itu dirasa perlu untuk mendata dan menyusun sejarah perkembangan komik di Indonesia- Sebab sampai saat ini dirasakan masih sangat kurang informasi dan data mengenai keberadaan dan kondisi komik Indonesia. Beberapa masalah itulah yang juga melatarbelakangi penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah melanjutkan dua penelitian sebelumnya, yaitu Komik Indonesia Menjelang Kemerdekaan. Kajian tema dan bahasa (199311994) serta Komik Indonesia 1950-1970-an: Analisis Kebahasan dan Sosiologi (1997/1998). Menginventarisasi dan mendokumentasikan komik-komik yang terbit selama tahun 1990-an. Mengkaji keberagaman jenis kemunculannya dan menganalisis aspek tematiknya baik pada komik strip maupun buku komik. Kontribusi penelitian. Penelitian ini akan menghasilkan perian jenis dan tema yang terkandung dalam komik Indonesia tahun 90-an. Hasil perian ini dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melihat perkembangan komik Indonesia sebelum maupun sesudahnya. Dengan demikian penelitian akan memberikan sumbangan yang berarti, khususnya bagi wacana social, budaya, politik dan ekonomi dalam melihat perkembangan dan perubahan masyarakat lewat media komik. Di samping itu data yang terkumpul akan dapat digunakan untuk penelitian sejenis yang memperhatikan aspek lain yang terkandung di dalamnya. seperti aspek gratis, aspek estetika, aspek ideologis dan aspek pendidikan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muslim
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
899.22 TEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Boen Sri Oemarjati, 1940-
Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2000
899.221 09 BOE n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pulung Setiosuci Perbawani
"In Japan, manga—the infamous nickname for Japanese Comics—is a great deal of business. It became a core industry which fringes include multi-billion merchandise and copyright business, and is seriously taken care of by the government. Outside Japan, manga, has been a secretively massive and growing industry. In Indonesia, manga was introduced by Elex Media Komputindo through the release of Doraemon, the all-time favorite manga. So far, the comics only succeeded to penetrate into the children and teenagers market. There is still a lot of potential for a market expansion. Noticing the potential, lately PT Elex Media Komputindo had taken the business more seriously, and started to execute the expansion strategy to adult market through the release of its brand extension, Level Comics. Level Comics concentrates on adult-oriented titles, which contains stories with complicated plot twists that requires further comprehension, a bit more violence and less sensors. It also takes a different physical shape than the existing comic books; bigger in dimension, richer cover and higher price. The question is, "Does the strategy really works, or turns into double edged-sword against Elex Media Computindo by providing contribution to company profit through eating its predecessor's market?" This research is designed to answer the question. Through a questionnaire which distributed to the consumer of comics with certain criterias, the research led us to a conclusion which shows the symptoms of brand cannibalism. It was due to the result of consumer's preferences which tends to favor the newly arising Level Comics and its more favorable attributes, and also several others discovery concerning the Indonesian Manga marketplace and its consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23481
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Prisilla
"Dalam skripsi ini saya menganalisis realisasi leksikal onomatope dalam komik bahasa Jerman dan komik bahasa Indonesia. Fokus penelitian saya adalah membandingkan persamaan dan perbedaan realisasi leksikal onomatope yang muncul dalam komik berbahasa Jerman dan realisasi leksikal onomatope yang muncul dalam komik berbahasa Indonesia, dari segi semantik dan fonologi. Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalarn bab II terdiri dari teori struktur teks dalam komik dari Noth, teori konsep dasar tanda Peirce, teori penandaan makna dari Humboldt, teori tiruan bunyi dari Gross, serta teori sistem bunyi bahasa Jerman dan sistem bunyi bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa, pada realisasi leksikal onomatope dalam komik, baik komik berbahasa Jerman maupun komik berbahasa Indonesia, terdapat persamaan bunyi dominan dan kesan yang ditimbulkan oleh kata-kata onomatope, yang mengacu pada makna referensial yang sama. Kesamaan yang dimiliki oleh kata-kata onomatope berbahasa Jerman maupun onomatope berbahasa Indonesia tersebut, menunjukkan bahwa meskipun dalam kedua bahasa tersebut memiliki tafsir yang berbeda satu sama lain terhadap suatu realita bunyi yang sama, tetap terdapat kemiripan dalam onomatope pada keduanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>