Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Pubianasari
"Dalam penelitian mengenai Minat dan Kebiasaan Membaca Pelajar Sekolah Menengah Umum di Jakarta Timur, penulis mengkaji aspek-aspek seperti waktu untuk membaca, jenis bahan bacaan yang dibaca, cara-cara siswa mendapatkan bahan bacaannya, topik atau subyek bacaan yang disukai siswa dan alasan para pelajar membaca bahan-bahan bacaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, di mana pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada 200 siswa yang dipilih sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa belum menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu kebiasaan, karena dalam kesehariannya mereka lebih banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi daripada untuk membaca. Adapun jenis bacaan yang dibaca mencakup koran, majalah, buku fiksi dan non fiksi, serta tabloid. Topik atau tema yang dipilih oleh responden berkisar pada subyak-subyek seperti hiburan, olahraga, kesenian, petualangan dan kisah-kisah tentang remaja secara umum. Alasan para pelajar membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Sedikit banyak menunjukkan kesadaran para siswa bahwa membaca dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka. Terdapat korelasi antara alasan para pelajar untuk membaca dengan cara mereka mendapatkan bahan bacaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Oktiviane Anita
"Dalam penelitian mengenai Minat dan Kebiasaan Membaca Pelajar Sekolah Menengah Umum di Bogor, penulis mengkaji aspek-aspek seperti waktu untuk membaca, jenis bahan bacaan yang dibaca, cara-cara pelajar mendapatkan bahan bacaannya, topik atau subyek bacaan yang disukai pelajar dan alasan para pelajar membaca bahan-bahan bacaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, di mana pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 200 orang pelajar yang terpilih sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelajar belum menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu kebiasaan, karena dalam kesehariannya mereka lebih banyak menggunakan waktunya untuk menonton televisi daripada untuk membaca. Adapun jenis bacaan yang dibaca mencakup koran, majalah, buku fiksi dan non fiksi, serta tabloid. Topik atau tema yang banyak dipilih oleh responder berkisar pada subyek-subyek seperti hiburan, olahraga, kesenian, petualangan dan kisah-kisah tentang remaja secara umum. Alasan para pelajar membaca seperti untuk menambah pengetahuan dan wawasan sedikit banyak menunjukkan kesadaran para pelajar bahwa membaca dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka. Terdapat korelasi antara alasan para pelajar untuk membaca dengan cara mereka mendapatkan bahan bacaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S15698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulaika Soraya Rossa
"Remaja saat ini semakin jauh dari budaya membaca. Perkembangan teknologi membuat segala sesuatunya menjadikan kepribadian remaja yang menginginkan segala sesuatunya dengan mudah. Fakta yang ada adalah dengan membaca manusia mendapatkan pengalaman dan pemahaman mengenai yang terjadi di dunia. Dalam penelitian mengenai Kebiasaan Membaca, yang mengambil sampel penelitian di Sekolah Menengah Umum Negeri 70 Jakarta, sebagai salah satu sekolah plus di DKI Jakarta, menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode survey, dengan membagikan kuesioner kepada 200 orang siswa yang telah terpilih sebagai sampel. Hasil penelitian yang diperoleh secara umum menunjukkan kebiasaan membaca siswa SMUN 70 Jakarta cenderung positif. Sebagian besar siswa yang terpilih sebagai sampel dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan lebih luas dengan membaca. Memerlukan waktu 1 sampai 2 jam untuk membaca harnpir setiap harinya, kebiasaan membaca seperti ini dapat mengasah kemampuan berpikir. Dua aspek kategori besar yang diteliti adalah faktor internal dan faktor eksternal yang berkaitan dengan identitas siswa dan kegiatan siswa. Identitas siswa terdiri dari kelas-jurusan, umur, dan jenis kelamin. Kegiatan siswa dilihat dari kebiasaan membaca siswa terkait dengan alasan membaca, waktu yang dipergunakan untuk membaca, keinginan untuk membaca, penggunaan waktu luang baik di sekolah maupun di rumah, topik yang disukai, hobi, pemanfaatan uang saku, pemberian hadiah, dan cara mendapatkan bahan bacaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Larasati
"Skripsi ini berjudul Peranan Perpustakaan dalam Membin Minat dan Kebiasaan Membaca Siswa SD Al Izhar Pondok Labu Jakarta. Masalah yang mendorong penelitian ini adalah: Bagaimana minat dan kebiasaan membaca siswa SD Al Izhar serta sejauh mana perpustakaan sekolah berperan dalam membina minat dan kebiasaan membaca. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui minat dan kebiasaan membaca siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta usaha dan hambatan yang ditemui perpustakaan dalam upaya pembinaan minat dan kebiasaan membaca siswa.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa SD Al Izhar sudah baik, yang terlihat dari tujuan membaca siswa yaitu untuk memperluas wawasan dan hiburan, serta idealnya waktu digunakan untuk membaca dalam sehari yaitu 30-90 menit/hari. Faktor-faktor yang menentukan minat siswa adalah usia, jenis kelamin dan lingkungan. Sementara faktor yang mempengaruhi adalah sistem pendidikan, media elektronik dan ekonomi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjono
"Penelitian tentang kepuasan siswa terhadap koleksi dan layanan di perpustakaan SMUN 68 Jakarta pada bulan April 1996. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pemakai mengunjungi perpustakaan SMUN 68, bagaimana tingkat kepuasan siswa terhadap koleksi dan layanan perpustakaan SMUN 68, apakah ada hubungan antara kepuasan siswa terhadap koleksi dan layanan secara keseluruhan dengan frekuensi kunjungan ke perpustakaan SMUN 68, mengetahui apakah ada perbedaan antara kepuasan siswa kelas 1, 2, dan 3 terhadap koleksi dan layanan perpustakaan SMUN 68 secara keseluruhan. Data yang diperlukan bagi penelitian ini diambil dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner. Kuesioner disebarkan secara insidentil kepada para siswa yang berkunjung ke perpustakaan SMUN 68 sewaktu penelitian ini berlangsung. Pengolahan data dilakukan secara manual dan perhitungannya menggunakan rumus persentase, skala numerik, dan rumus Chi-Square."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Lase
"ABSTRACT
Vandalisme merupakan respons negatif terhadap lingkungan fisik dan lingkungan buatan. Karena manusia pada hakekatnya dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.Vandalisme dapat timbul pada diri seseorang karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi masalah psikologis, biotis dan genetik, sedang faktor eksternal meliputi lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini variabel internal disumsikan konstan pengaruhnya bagi siswa. Variabel eksternal yang diteliti dibatasi pada lingkungan keluarga sebagai lingkungan primer dan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekunder, mengingat luasnya cakupan lingkungan masyarakat sebagai lingkungan tersier. Meskipun lingkungan masyarakat diakui berpengaruh sebagai variabel pengganggu (intervening variable) tetapi tidak dilakukan pengontrolan karena itu dianggap konstan.
Vandalisme dapat dilatarbelakangi baik oleh muatan psikologis, sosiologis maupun muatan lingkungan pada setiap orang. Obyek penelitian ini diarahkan kepada remaja karena diasumsikan memiliki andil dalam perbuatan vandalisme. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan primer dalam kehidupan remaja mengandung muatan psikologis, sosiologis maupun lingkungan. Demikian juga halnya sekolah sebagai lingkungan sekunder. Vandalisme merupakan perbuatan yang bersifat mengganggu bahkan merusak lingkungan fisik dan buatan di sekitarnya baik yang merupakan milik orang lain (private property) maupun milik umum (public ameneties). Vandalisme yang umumnya ditemui adalah mencorat-coret dinding, jembatan, halte bis, merusak fasilitas milik umum seperti telpon umum, bis, WC umum, taman dan sebagainya.
Setiap orang diasumsikan secara potensial memiliki sifat vandalis, karena perbuatan tersebut merupakan respons negatif terhadap lingkungan. Karena itu ada pendapat yang menyatakan bahwa vandalisme merupakan perbuatan yang tidak dapat dihindarkan (inevitable). Tetapi intensitas dan obyek vandalisme dapat dijadikan indikator seberapa jauh perbuatan tersebut mengganggu norma dan aturan dalam masyarakat. Vandalisme yang merupikan orang lain dan kepentingan umum dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang negatif.
Dari sudut pandang ekologi, masalah lingkungan sebagian besar ditimbulkan atau merupakan akibat perbuatan manusia termasuk remaja di dalamnya. Karena itu perbuatan negatif sekecil apapun terhadap lingkungan terakumulasi dan berkorelasi dengan perbuatan negatif lainnya. Terutama di lingkungan perkotaan, pengamatan sementara menunjukkan kecenderungan vandalisme di kalangan remaja cukup mengkhawatirkan.
Remaja merupakan aset strategis, karena jumlahnya sangat dominan dalam struktur penduduk Indonesia saat ini. Karena itu penelitian terhadap remaja dalam hubungan dengan vandalisme perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komponen-komponen apa saja dalam lingkungan keluarga dan sekolah yang berpengaruh serta melatarbelakangi perbuatan tersebut.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sejauh mana perbedaan vandalisme siswa, jika dibedakan mengenai (1) kelas, (2) waktu sekolah, (3) kebersamaan tinggal di rumah, (4) jenis pekerjaan ayah dan ibu, (5) tingkat pendidikan ayah dan ibu, (6) pernah tidaknya pindah sekolah, (7) peminatan dalam pelajaran, (8) jenis buku yang disenangi,(9) pilihan kegiatan ekstra kurikuler,(10) pemilikan, kamar tidur, kamar belajar, dan taman/halaman(11) kebersamaan makan dengan orang tua, (12) frekuensi panggilan guru BP, (13) hukuman guru, (14) berurusan dengan polisi, (15) persepsi keharmonisan orang tua, (16) pola asuh orang tua, (17) pola kepemimpinan guru, dan (18) intensitas pembinaan agama di rumah.
Tipe penelitian ini adalah "deskripnif analitis" dalam bentuk disain survai. Agregat unit penelitian adalah seluruh SMU Negeri di DKI Jaya dan pengambilan sampel sekolah dilakukan dengan Cara purposive sampling. Kriteria pemilihan sample sekolah berdasarkan Identifikasi sekolah unggulan dan sekolah non-unggulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pria yang duduk di kelas II dan III sebanyak 4.425 orang siswa terdiri dari 1920 siswa kelas II dan 2505 siswa kelas III. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportion stratified random sampling sebanyak 5% dari jumlah populasi berdasarkan tabel dari Krejcie Morgan (1985: 193), sehingga didapatkan 354 orang siswa, yang ditentukan lebih lanjut dengan undian sistematis (systematic random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui angket dengan memakai skala model Likert, rentangan skor 1 sampai dengan 4 serta dilakukan wawancara terstruktur dan observasi di lapangan.
Daftar Kepustakaan (1959-1995)
ABSTRACT
(Study at Some Public High Schools in the Special Region of Capital City of Jakarta)Vandalism is a negative response to the physical and man made environment. Principally, human being influenced by and influence on the environment. Vandalism could emerge on somebody caused by internal and external factors. In one hand, internal factors such as psychology, biology and genetic and on the other hand, external factors such as family, school and social environment. This research focused in the external factors which limited to family as a primary environment and school as a secondary environment to the student, so that internal factors assumed has constant influences for the students. Furthermore, social environment as a tertiary environment for the students which play a role as an intervening variable is abandoned.
Vandalism is might has a background in psychology, sociology and environmental dimensions to everyone. The object of this research focused to teenagers which estimated have a share' in vandalism. Family environment as a primary environment to the students has a psychological, social and environmental dimensions.
Vandalism is the behavior which disturbing or breaking downs various objects including physic and man made environment both private properties and public amenities. Generally, vandalism in the large cities could be found such as graffiti?s on walls, bridges, bus shelters, and breaking down the public amenities such as public telephones, buses, public toilets/lavatories, public parks and so forth.
Everybody, potentially has a nature vandalism, because the behavior could be assumed as a response to the environment. Therefore, there is such an opinion which stated that vandalism is an inevitable. But the intensity and object of vandalism can indicated such behavior in the contrary of the norm and regulation in society. Vandalism that making damages or harm to others and reduce the interest of public can categorized as a negative behavior.
In the ecology point of view, environment problems mostly caused by the human actions including teenagers. Therefore, although the less negative actions to the environment, it would be accumulated and correlated to another negative deeds. Especially, in the urban area, in the temporary observation results indicate that vandalism trends of students increasingly worry.
Youth generation is a strategic asset, since its number is very dominant in the Indonesian population. Therefore, research to the youth in relations with vandalism should be carried out in order to investigating those factors in the family and school environment which influencing and stands as a background. From the results of this research could submit a various recommendations to be put in consideration by parents and teachers.
The problems presented in this research are how far are the differences of student vandalism, if it is differentiated based on (1) grades, (2) school time, (3) togetherness staying in the house, (4) type of father or mother occupation_ (5) education level of father and mother, (6) have ever or never moved from other school, (7) interest into the lesson, (8) type of book preferred,(9) choice of extra-curricular activities,(10) possession of private study room, bedroom and possession garden/park in their house, (11) togetherness in having meal with parents, (12) frequency of guidance and counseling teachers calling, (13) teacher punishment, (14) police investigation, (15) parents harmonious perception, (16) parrent bringing up pattern, (17) teacher leadership pattern, and (18) intensity of religious guidance at home.
The research type is "descriptive analytic" in survey design. Research unit aggregation is the whole public high schools in the special region of capital of Jakarta. Criteria to select school samples is based on purposively by selecting favorite schools, and non-favorite schools. The population of this research are male students from the second and third grade, numbering 4.425 students, consisting of 1920 students of second grade and 2.505 students of third grade. Number of sample is determined based on KKrejcie and Morgan (1985:193) tables numbering 354 students which selected with proportional random sampling. Method of collecting data is using questioners. Its scale is using Lickert Model, with the score 1 up to 4. Along with questioners its also use an stuctural interview, and the field observation
is executed. Construct validity is using factor analysis, its result is valid instrument, and instrument reability is calculated based on Omega Formula (W) its result is 0,99. Statistical analysis used Cross-tab, Khi Kuadrat (X2), t-test and anova, on the test level of 0,05.
References (1959 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarwati Mardiutama
"Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup semakin nyata sejak diselenggarakannya Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup di. Stockholm pada tahun 1972, sampai dengan diadakannya KTT Bumi di Rio de Janeiro 1992 oleh United Nations Conference on Environment and Development (UNCED). Hasil dari konferensi-konferensi tersebut adalah bahwa sumberdaya manusia merupakan inti segala persoalan lingkungan. Hal tersebut dapat diatasi melalui program pendidikan (Soerjani, 1992:2).
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Sekolah Menengah Umum (SMU) 66 Jakarta Selatan. Siswa-siswa SMU dijadikan obyek penelitian mengingat bahwa:
1. Dari tahap perkembangan: merupakan kelompok remaja yang sedang mencari dan membentuk jatidiri, sebelum usia dewasa.
2. Dari jenjang pendidikan:
SMU berada pada tahap pengembangan bakat dan minat yang bersifat mendasar, sebagai persiapan menuju pendidikan tinggi.
3. Dari sudut hukum: mencapai status dewasa dalam arti hukum (Silalahi, 1993:3)
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner, untuk menentukan tingkat pengaruh dan tingkat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel bebas berupa kesadaran, pengetahuan, sikap dan kemampuan evaluasi. Sedangkan variabel terikat berupa upaya peningkatan perilaku positif siswa SMU terhadap Pendidikan lingkungan Hidup (PLH).
Jenis sampling yang dilakukan adalah non probabilitas-purposif. Sejumlah 355 siswa {50,559% dari jumlah murid seluruhnya) dijadikan responden: 234 siswa (65,915%) jawabannya dapat dianalisis, dan terakhir 118 siswa {50,427%) memenuhi syarat karena konsisten jawabannya.
Masalah penelitian yang ingin diketahui dari hasil kajian ini adalah:
Faktor apakah yang paling berpengaruh, bagaimana kontribusi masing-masing variabel bebas dan bagaimana hubungan antara variabel-variabel bebas tersebut yang mempengaruhi peningkatan perilaku positif siswa SMU atas pendidikan lingkungan hidup?
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan individu merupakan faktor penentu (nilai eigenvektor, terbesar: 0,2152) tercapainya motivasi (nilai eigenvektor, terbesar: 0,3388) dalam keberhasilan pendidikan lingkungan hidup. Dari analisis selanjutnya diperoleh data bahwa kesadaran merupakan faktor dominan dalam upaya peningkatan perilaku positif siswa atas pendidikan lingkungan hidup (nilai prioritas menyeluruh, terbesar dengan total angka 0,5580), hipotesis diterima.
Korelasi positif terdapat antara peningkatan pengetahuan dan peningkatan sikap (ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,08111), hipotesis diterima.
Sedangkan kontribusi masing-masing variabel bebas atas upaya peningkatan perilaku positif siswa terhadap PLH ditunjukkan oleh nilai eigenvektor berturut-turut 0,65; 0,11; 0,12; 0,12. Dalam persentase, berarti bahwa faktor kesadaran menyumbang 65% bagi peningkatan perilaku positif siswa terhadap PLH. Faktor Pengetahuan menyumbang 11% dan faktor Peningkatan sikap serta faktor peningkatan kemampuan evaluasi, masing-masing menyumbang bagian yang sama, sebesar 12%.
Studi ini dapat menyegarkan kembali ingatan para pendidik dalam menyusun rencana pengajaran sekaligus menyajikan materi PLH, agar selalu mengembangkan kemampuan individu, sehingga siswa termotivasi dan tumbuh kesadarannya dalam memproses perolehannya di bidang PLH. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pendidikan lingkungan, yaitu meningkatkan kesadaran, meningkatkan kemitraan dan penanaman etika lingkungan (Soerjani, 1992:2).

The increase of awareness within the society towards environmental functions has been established since the United Nations Conference on Environmental Issues took place in Stockholm in 1972, until the occurrence of the Summit Conference on Earth in Rio de Janeiro in the year 1992 which was organized by the United Nations Conference on Environment- and Development (UNCED). The result of.--the conferences mentioned, stated that human resources ate the core' of innermost of a11 the environmental issues;-These can be prevented through educational training programs (Soerjani, 1992:2).
This research forms -a case study carried out at the - Public High School-SMU -65-in Jakarta.- The SMU students have served as the objects of the research with a view to the following:
1. From developing or growing phase:
This group of youngsters are searching for and trying to identify their personality, prior to becoming adults.
2. From educational strata:
SMU or the Public High School is located at the talent and interest development phase and is basic and fundamental in nature. So it can be referred to as a preparation leading to the academic education.
3. From legal aspect:
From the legal point of view or aspect the group has reached the adult status (Silalahi, 1993:3).
This research is of descriptive and explorative nature, and is accomplished by collecting primary data obtained from questionnaires, in order to define the level of effect and the level of relationship, which exist among independent variables. Dependent variables have the form for developing positive behavior among SMU students on environmental education; independent variables comprise: developing awareness, science, and attitude as well as developing evaluation capability.
The kind of sampling carried out is of nonprobability-purposive nature. A large number of students totaling 355 {50.569% of the total number of students) had been appointed as respondents; out of 234 students (65.915%) the responses could be analyzed, and finally 118 students (50.427%) could meet the requirements because of their consistent responses.
The problems and issues in the research that we would like to know from the output of this study is as follows:
- What factor has a great impact?
- What and how is the contribution of the respective independent variable? And how does the relationship among those independent variables influence the development of positive behavior among SMt' students on environmental education? (Table 1 shows us research problems, hypothesis and analysis scheme, used).
The research output has revealed that individual capabilities a decisive factor i valde of eigen vector maximum: 0.2152) in achieving motivation (value of eigen vecfor. maximum: 0.3333) for the success of environmental education.
From further analysis data have been obtained that the increase of awareness forms a dominant factor in developing positive behavior among SMU students on environmental education (entire priority value. maximum with a total figure of 0.5530). hypothesis accepted. A positive correlation has been found between an increase in science and an increase in attitude (shown by a correlation coefficient of 0.08111), hypothesis accepted.
While the contribution of the respective independent variable towards developing positive behavior of students with regard to Environmental Education is shown by the value of eigenvector consecutively 0.65; 0.11; 0.12; 0.12. Percentage wise this means that the' contribution of the awareness increase factor for developing positive behavior on Environmental Education is a share of 65%.
The science increase factor contributes a share of 11% and the attitude increase and the evaluation capability respectively contributes an equal share of 12%.
This study could bring about some refreshment in the minds of teachers and trainers in order to draw up their curricula and simultaneously present their materials for Environmental Education, so as to constantly develop their individual capabilities, so that the students could be motivated and arouse their awareness in processing their findings and output in the field of Environmental Education. All these are in line with the main objective of the environmental education, namely: to develop awareness, to develop partnership and to implant environmental ethics (Soerjani, 1992:2)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T4246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kokom Komalasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran sejelas-jelasnya mengenai minat baca dan minat nonton televisi pada siswa Sekolah Dasar Negeri 09 pagi Kayu Putih 1 Siemens Jakarta Timur. Untuk itu penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dan sampel adalah siswa kelas V sebanyak 62 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket. Pengolahan dan analisis data menggunakan rumus P = FIN x 100%.
Hasil penelitian bahwa responden Iebih berminat pada Janis buku komik, fiksi dan non fiksi. Tema-tema yang diminati seperti petulangan, misteeri, ditektif, persahabatan, dan seni budaya. Waktu yang digunakan untuk membaca dalam sehari rata-rata kurang dari 1 jam dan 1 sampai 2 jam sehari. Tujuan membaca adalah untuk menambah wawasan. Hampir seluruh responden mempunyai koleksi bacaan dan cara mendapatkan koleksi bacaan tersebut adalah dengan cara membeli. Responden lebih berminat nonton televisi, hal ini dapat dilihat dari kegiatan waktu luang responden. Waktu yang digunakan untuk nonton televisi dalam sehari rata-rata lebih dari 3 jam sehari. Tujuan nonton rata-rata untuk mendapatkan hiburan dan mendapatkan pengetahuan, dan acara paling banyak ditonton adalah acara yang bersifat hiburan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Mulyani
" Masalah yang mendorong penelitian ini adalah : Bagaimana minat dan kebiasaan membaca anggota YISC Al-Azhar terhadap jenis terbitan tertentu yaitu : buku, koran, majalah dan tabloid serta peran perpustakaan dalam membina minat dan kebiasaan membaca mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Minat dan kebiasaan membaca anggota YISC Al-Azhar Jakarta terhadap jenis terbitan tertentu yaitu : buku, koran, majalah dan tabloid, serta mengetahui peran perpustakaan dalam membina minat dan kebiasaan membaca anggota YISC Al-Azhar. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada anggota YISC Al-Azhar yang pada saat penelitian berlangsung masih aktif mengikuti berbagai kegiatan dan atau sedang berada di lingkungan organisasi YISC Al-azhar. Minat dan kebiasaan membaca yang diteliti tidak dikaitkan atau dihubungkan dengan jangka waktu, situasi, atau kondisi tertentu. Pembatasan ini dilakukan karena terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia. Data yang dikumpulkan bukan merupakan data tentang perilaku responden yang sesungguhnya melainkan laporan tentang perilaku responden oleh responden sendiri (berdasarkan pengakuan yang diwujudkan dalam bentuk jawaban terhadap kuesioner). Populasi untuk pengisian kuesioner adalah seluruh civitas YISC AL-Azhar yang hadir di lingkungan Al-Azhar pada waktu kegiatan rutin organisasi ini berlangsung, dan sampel yang ditentukan adalah 10 % dari jumlah populasi (+ 700 orang), yaitu 70 orang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minat dan kebiasaan membaca anggota YISC Al-Azhar sudah baik, dilihat dari waktu yang disisihkan tiap harinya untuk membaca yang sudah memadai yaitu hampir separuh responden membaca selama lebih dari 2 jam sehari serta tujuan utama responden membaca adalah untuk memperluas wawasan mereka. Untuk subjek atau topik yang umum, begitu banyak variasi bacaan yang mereka baca dan jenisnya tidak hanya ilmiah tapi juga yang hiburan, populer dan sebagainya. Untuk subjek khusus Agama Islam, ternyata memang terbukti dari hasil survai melalui kuesioner yang mereka isi yaitu minat dan kebiasaan membaca subjek Agama Islam cukup tinggi karena untuk beberapa jenis bacaan mereka memilih subjek Agama Islam atau Keagamaan sebagai jawaban tertinggi yang dipilih responden. Kendala dalam minat dan kebiasaan membaca yang utama adalah karena alasan tidak ada waktu karena sibuk. Untk pendapat tentang kondisi perpustakaan YISC Al-Azhar saat ini dalam mendukung minat dan kebiasaan membaca para anggotanya, hasil"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Riyadi
"ABSTRAK
Matematika mempakan mata pelajaran penting yang diberikan di sekolah baik di SD, SMP, SMU/SMK bahkan Perguruan Tinggi. Matematika memiliki fungsi memberi kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis. Matematika juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan ini. Mengingat pentingnya peranan matematika, wajar bila matemaiika mendapatkan perhatian yang utama dibanding pelajaran yang lain dan tidak berlebihan bila diharapkan siswa menunjukkan prestasi belajar yang baik dalam pelajaran tersebut di sekolah. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya rendah atau kurang memadai. Bahkan sampai sekarang matematika masih dianggap sebagai momok dalam pelajaran di sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika antara lain adalah self efficacy dan minat terhadap matematika. Setiap siswa memiliki kemampuan dalam mempelajari matematika namun seringkali mereka ragu apakah ia mampu atau tidak dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa seringkali tidak bertingkah Iaku optimal meskipun tahu apa yang harus dilakukannya. Keyakinan seseorang akan kemampuannya inilah yang menurut Bandura (1986) dikenal sebagai self efficacy.
Penulis meneliti hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar matematika yang diduga memiliki hubungan yang bermakna. Di samping itu penulis juga meneliti hubungan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mengingat kurang minatnya siswa terhadap matematika karena ketika berhadapan dengan matematika siswa terlebih dahuiu menganggapnya sebagai suatu mata pelajaran yang sukar (Sinergi, Januari-Maret 1998). Tujuan penelitian adalah menguji apakah ada hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika. Kemudian berapa besar sumbangan variabel tersebut terhadap prestasi belajar matematika.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 Jakarta. Alasannya ialah subyek sudah dapat menilai dirinya sendiri secara cukup realistis dan subyek sudah mandiri dalam membentuk minat serta sudah sejak lama mengikuti pelajaran matematika. Subyek yang dijadikan sampel sebanyak 115 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. lnstrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala self efficacy dan kuesioner minat matematika. Data penelitian diolah menggunakan metode multiple regression.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori Bandura(l986) yang mengatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Schunk (1982) yang menyatakan bahwa self efficacy berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Simanjuntak (1994) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi matematika siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui self efficacy dan minat terhadap matematika secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Tidak bemaknanya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mungkin disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika seperli inteligensi, motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut mungkin mempunyai peran yang lebih besar dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa dibandingkan dengan self efficacy dan minat terhadap matematika. Tidak signifikannya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika juga bisa disebabkan oleh instrumen-instrumen penelitian ini yang mungkin tidak valid secara eksternal, kecenderungan subyek penelitian untuk menjawab kuesioner secara social desirability dan variabilitas sampel penelitian yang rendah.
Saran untuk penelitian lanjutan yakni melakukan validasi eksternal terhadap instrumen-instrumen ini dengan cara mengkorelasikan skala self efficacy dan kuesioner minat terhadap matematika dengan alat-alat dan metode-metode lain yang valid secara internal maupun eksternal yang mengukur konstruk yang sama. Sebaiknya menggunakan sampel penelitian dan beberapa sekolah agar subyeknya heterogen dan menggunakan teknik pengambilan sampel secara random/acak. Membuat tes matematika yang standar agar valid dan reliabel. Perlu melibatkan valiabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti inteligensi (kecerdasan), motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>