Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Andriani
"Tujuan dari skripsi ini pada prinsipnya adalah untuk memberikan gambaran mengenai verba bentuk partisipium imperfektum (PI) yang dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua langkah yang diambil. Pertama, mencari makna PI dan makna verba asal (VA) sehingga dapat dilihat apakah makna VA masih ditemukan pada PI. Langkah kedua adalah mengubah bentuk PI menjadi bentuk verba--akar yang berfungsi sebagai verba unit (VF), sehingga diperoleh gambaran hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya.
PI yang dapat dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial adalah PI yang mengandung makna sifat, keadaan, inkoatif, atau duratif. Namun, ada juga PI yang menggambarkan perbuatan, pergerakan, atau tingkat. Pada umumnya, makna VA masih dapat ditemukan pada PI.
PI yang mengandung makna sifat atau keadaan disebut juga adjektiva deverbal. Data yang memiliki bentuk yang sama dengan PI, namun memiliki makna yang berbeda dari makna VA disebut juga adjetiva atau adverbia 'murni.'
Hal menarik yang diperoleh dari analisis adalah untuk bentuk PI seperti - onderstaand(e), laatkomend(e), dan hardwerkend(e) - merupakan hasil gabungan adverbia dengan verba staan, komen, dan werken, tidak langsung diturunkan dari verba onderstaan, laatkomen, dan hardwerken. Di samping itu verba laatkomen dan hardwerken pun tidak ada.
Hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya, pada umumnya adalah hubungan antara subjek (S) dan PV. Jika PV diisi oleh verba transitif, maka hubungan yang akan terjalin adalah antara S, PV, dan objek langsung (O)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S15769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Verba smatrjet', melihat, memandang, mengawasi, menonton, nampak, awas. Vidjet, 'melihat mengalami ' , slusat', 'mendengarkan, mengikuti', ' slysat', mendengar' termasuk ke dalam verba yang memperlihatkan 'proses'. Makna proses dari semua verba biasanya tidak tergantung dari makna leksikal.
Verba smatrjet' dalam hubunganmya dengan objek memakai kata depan HA na dan kata depan B v untuk kegiatannya yang tidak lama dan mempunyai makna kegiatan yang dilakukan 'sekilas'. Sedangkan untuk kegiatan yang memerlukan waktu lama tidak memerlukan kata depan, dan mempunyai makna kegiatan yang dilakukan ' sungguh-sungguh' . Dari hasil analisis didapat ada penyimpangan yang terjadi apabi1a verba smatrjet' digunakan dalam bahasa puisi. Sedangkan penyimpangan makna dalam pemakaian verba slysat' dan vidjet', disebabkan oleh pengaruh konteks kalimat.

"
1989
S15160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bestari Diniarti
"Ver adalah prefiks yang banyak terdapatg dalam bahasa Belanda Pirefisaasi dengan ver- mengakibatkan perubahan bentuk dan makna tersebut suatu kategori yang menjadi bentuk dasarnya. Perubahan bentuk dan makna tersebut menjadi titik tolak dalam penulisan skripsi ini ini, Untuk meneliti perubahan yang ditimbulkaan khususnva oleh verba berprefiks ver- dengan sendirinya diperlukan pula berbagai teori yang berkaitan dengan vet- khususnva teori -teori yang berasal dari Arians Van Santen (1990) tentang spesivikasi proses pembentukan kata, Dik & Kooij. tentang derivasi dan fleksi sebagai kaidah pembentukan kata yang berlaku pada verba berprefiks ver- Jan teori lalu yang berasal dari Geeit dkk (1984) yang telah) memberikan pengkategorian makna untuk verba beiprefiks ver- berdasarkan makna yang terdapat di dalamnya. Penelitian lain ternyata menunujukkan bahwa kemampuan ver- untuk berkombinasi dengan kategori verba dan adjektiva jauh, lebih besar persentasenya jika dibandingkan dengan .jumlah nomina yang lebih sedikit dan dengan demikian telah menunjukkan bahwa verba dan adjektiva .lebih produktif dari yang lain lagii pula makna yang dihasilkan pun cukup bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartati
"Analisis mengenai pemakaian bentuk fatis dalam dialek jakarta, bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk fatis apa saja yang diapkai dalam dialek Jakarta, yang menyangkut bentuk ujarannya, serta melihat pemakaian dan pemakainya. Dalam penelitian ini, digunakan teori sosiolinguistik yang berhubungan dengan pemilihan bahasa atau ragam bahasa, untuk menganalisis pemakaian bentuk-bentuk fatis dalam dialek Jakarta, dilihat dari faktor-faktor luar bahasa, yang menyangkut usia, jenis kelamin, status sosial, serta latar situasi.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa banyak bentuk fatis yang dipakai dalam dialek Jakarta. Variasi bentuk fatis yang paling banyak ditemukan di sini adalah variasi bentuk fatis dalam bentuk ujaran pertanyaan dan pernyataan. Dilihat dari pemakain dan fungsi pemakaiannya, bentuk fatis paling banyak dipakai untuk menegur (menyapa) lawan bicara dan berfungsi untuk membuka saluran komunikasi (mengadakan kontak) dengan lawan bicara. Dilihat dari faktor-faktor luar bahasa, pemakaian bentuk fatis dapat dipengaruhi oleh faktor partisipan, yang menyangkut usia, status sosial, jenis kelamin, dan juga dipengaruhi oleh faktor situasi, dalam arti ada kemunculan bersama antara bentuk fatis yang dipakai dan situasinya. Berdasarkan faktor partisipan, ditemukan pemakaian bentuk fatis dalam bentuk hormat (dipakai untuk menghormati lawan bicaranya) dan bentuk fatis bukan bentuk hormat (dipakai untuk memperlihatkan keakraban atau solidaritas sosial). Bentuk fatis yang dipakai untuk menghormati lawan bicaranya (bentuk hormat), cenderung lebh lengkap, terdapat pemakaian kata sapaan istilah kekerabatan atau gabungan istilah kekerabatan + nama diri, pemakaian kata ganti bentuk asli seperti saye atau kata ganti bentuk turunan seperti Abang dan Bapak. Bentuk fatis yang dipakai untuk memperlihatkan keakraban atau solidaritas sosial, cenderung tidak lengkap, terdapat pemakaian kata sapaan nama diri, nominal, atau gabungan nominal + nama diri, serta pemakaian kata ganti bentuk asli sperti gue, elu, atau lu, kite, dan ente. Dari keempat faktor tersebut faktor usia dan hubungan keakraban antarpartisipanlah yang paling besar pengaruhnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saputra Effendi Sumadinata
"ABSTRAK
Dalam dab ini berturut_turut akan dikemukakan becerada masalah yang menJaai pusat perhatian telaah ini tt1juan yang hendak dicapai telaah serta ruang lingkup masa_iahnya (1.2), sumber serta korpus data yang digunakan dalam telaah, cara pengutipannya, dan alasan pemilihannva (i.3), garis besar anaii.sis data yang aigunakan daiam upaya meng_ungkaokan perilaku sintaktis dan semantis (1. 4), organisasi penyajian basil telaah (1.5), dan beberapa tanda dan sing_katan yang digunakan dalam telaah (1.6).Dalam seksi ini akan dipaparkan masalah yang menjadi pusat perhatian telaah ini. Akan tetadi, sebelumnya, akan dikemukakan masalah penggunaan istilah yang dapat menimbul_kan salah pengertian, yakni istilah adverbia dan adverbial, kateqori dan funqsi (lihat juga Bab II)."
1990
D1624
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayu Woro Santoso
"ABSTRAK
Klausa atributif dapat berfungsi membatasi atau memperluas informasi tentang suatu nomina. Klausa atributif yang membatasi makna disebut kalausa pembatas, sedangkan yang memperluas makna diebut klausa peluas. Kata penghubung dan merupakan klausa berstruktur terikat. Kata penghubung yang memulai sautu konstruksi kalusa atributif dapat berupa relativa, konjungsi, atau interegativa. Relatif dapat menduduki fungsi sintaktis dalam klausa atributif, sedangkan konjungsi dan interogativa tidak menduduki fungsi sintaktis dalam klausa atributif...

"
1985
S15888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anti Krishardianti
"Adanya keinginan untuk mengetahui proses pembentukan verba berprefik be- dalam bahasa Belanda dan bagaimana pengaruh penambahan prefiks her- pada verba berprefiks be- merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dilanjutkan dengan mengadakan pembahasan morfologis, sintaksis dan semantis dari verba berprefiks tersebut. Dan sebagai tujuannya, selain membuat deskripsi mengenai verba berprefiks be- dan herbe- juga ingin menjelaskan keproduktivitasan masing-masing prefiks tersebut. Untuk menunjang pembahasan korpus, dipakai beberapa teori seperti teori S.C. Dik dan J.G. Kooij (1981), Geerts (1985), A. Santen (1984), H. Schultink (1964), J.W. de Vries (1975) dan lain-lain. Kesimpulan yang didapat, pembentukan verba berprefiks be- dan herbe- mengarah pada perubahan morfologis, sitaksis dan semantis. Mengenai keproduktivitasan kedua prefiks ini tergantung dari kemampuannya bergabung dengan bentuk dasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Buha
Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2000
499.25 ARI v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marti Alrina
"Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS) adalah salah satu subdialek dari diaek Bahasa Jawa Timur (BJT), yang merupakan bagian dari Bahasa Daerah Jawa (BJ). BJDS in imemiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh dialek-dialek bahasa Jawa lainnya, seperti misalnya penggunaan bentuk-bentuk sapaan rek, cak, cuk, ning, peno. Kekhasan bentuk sapaan dalam BJDS tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak terdapat di daerah penyebaran dialek-dialek bahasa Jawa lainnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan dalam BJDS tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum biasanya berpengaruh terhadap pemilihan bentuk sapaan dalam BJ yang dianggap baku. Faktor-faktor tersebut menyangkut hal seperti jarak sosial, situasi, dan topik pembicaraan. Selain itu, penggunaan bentuk sapaan dalam BJDS lebih mudah memperlihatkan dimensi hubungan sosial antarpenuturnya karena bentuk sapaan yang dipergunakan lebih sederhana dan khas. Dimensi hubungan sosial mencakup hubungan dimensi vertikal dan horisontal, sedangkan situasi pembicaraan adalah situasi di mana pembicaraan itu berlangsung, topik pembicaraan menyangkut masalah yang sedang dibicarakan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemakaian istilah dan kata. Dengan mendeskripsikan istilah dan kata melalui contoh-contoh yang diambil dari media massa cetak berupa bahan ajar atau majalah dapat diketahui perbedaan dan persamaan antara istilah dan kata. Istilah merupakan bentuk kosakata yang khusus, yang digunakan dalam bidang ilmu tertentu, sedangkan kata lebih bersifat umum dan dapat digunakan secara umum, tidak berkaitan dengan bidang ilmu tertentu. Persamaannya baik kata maupun istilah merupakan kosakata yang diperlukan seseorang dalam berkomunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan."
MBUNTAR 14:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>