Ditemukan 184071 dokumen yang sesuai dengan query
Diah Wulandari Marsono
"Syair ini merupakan motto yang dipakai oleh Remco Campert dalam romannya yang pertama Het Leven is vurrukkulluk, yang merberitahu permbacanya inti cerita sesungguhnya, yaitu ketiadaan rasa cinta kasih sebenarnya dalam kehidupan bebas yang didambakan oleh kaum remaja artistik.Dalam skripsi yang dibuat ini, penulis ingin membicarakan tokoh Remco Campert, sebagai salah seorang pengarang penting dari generasi tahun limapuluhan dengan karya seninya yang tidak sedikit.Yang pertama-tama menarik perhatian penulis adalah judul romannya yang ditulis jelas seperti ucapan fonetisnya, Het Leven Is Vurrukkulluk (tulisan sebenarnya 'ver_rukkelijk' dan artinya 'menyenangkan') . Oleh karena penu_lisan yang demikian, maka penulis berkeinginan untuk membaca roman itu berulang kali hingga faham betul akan isinya. Makin lama makin tampak jelas ciri dan gaya bahasa Campert, selain dalam pengungkapannya yang terbuka (banyak kata-kata yang ditulis secara fonetis) juga dalam penggambaran situasi yang begitu jelas. Mungkin seperti pembaca lainnya, penulis pun berusaha melibatkan diri ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15801
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam: De Bezige Bij, 1969
BLD 839.36 CAM l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Esther Rina Tjahjono
"Prosa Belanda sesudah Perang Dunia II mengalami pembaharuan, khususnya periode tahun enam puluhan. Berbeda dengan pengarang-pengarang sebelum Perang Dunia II, dimana dalam karya-karya mereka masih tampak pola psi kologis dalam diri tokoh-tokohnya, pengarang-pengarang sesudah Perang Dunia II tidak lagi mengutamakan pola psi kologis dalam karya-karyanya. Walaupun demikian masih ada juga pengarang-pengarang yang tetap memperlihatkan pola psikologis dalam diri tokoh-tokohnya, cuma perbedaannya cerita-cerita sesudah Perang Dunia II tidak lagi menggam barkan tokoh utama seorang pahlawan. Sebagian besar pengarang tidak lagi memperlihatkan nilai-nilai estetis dan mulai mendobrak tabu yang berla_ku dalam masyarakat, antara lain dipelopori oleh Jan Wolkers dan Jan Cremer. Mereka mengungkapkan kejadian - kejadian berdasarkan pengamatannya terhadap kejadian se_hari-hari yang bisa saja dialami oleh setiap orang dan segala sesuatunya diungkapkan serealistis mungkin. Pengarang-pengarang sesudah Perang Dunia II tidak lagi memperhatikan gaya bahasa yang indah, struktur sua_tu cerita dan menghendaki agar pembaca kreatif dan cermat dalam menganalisa dan membaca suatu cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam T.p 1980
839.36 Cam t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam T.p 1980
839.36 Cam t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam : De Bezige Bij, 1968
839.36 Cam d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam De Bezige Bij 1968
839.36 Cam d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam De Bezige Bij 1968
839.36 Cam d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam De Bezige Bij 1968
839.36 Cam d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Campert, Remco, 1929 -
Amsterdam: De Bezige Bij, 1984
BLD 839.36 CAM w
Buku Teks Universitas Indonesia Library