Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Barijah Azrin
"Manusia zaman sekarang masih banyak yang mau terus sibuk mengejar hal-hal keduniawian tanpa kesadaran akan gunanya manusia itu hidup. Sekarang juga masih ada banyak adat istiadat yang kosong, yang masih menjadi ukuran-kesusilaan. Sekarang pula masih ada hukum yang berat sebelah sehingga kurang adil. Kesukaran-kesukaran manusia masih ditambah pula oleh dampak tehnologi, sehingga manusia makin lama makin melupakan kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan terhadap sesamanya. Berapa banyak manusia yang pada usia lanjut, bila melihat kembali jalan hidupnya, belum mengetahui apa baiknya semua yang telah dikerjakan selama hidupnya itu. Betapa sunyi dan terpencil perasaan banyak orang yang setelah puluhan tahun bekerja keras pada akhir hidupnya masih pula belum merasakan ketenangan dan ketentraman. Sebetulnya dengan pendidikan yang lebih merata di zaman sekarang ini, bila dibandingkan dengan zaman dahulu, serta dengan komunikasi yang lebih baik di seluruh dunia, manusia bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik supaya manusia berbahagia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S16102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leahy, Louis, 1927-
Jakarta: Gramedia, 1988
128 Lea s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1983
128 SEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maskan
"Masalah pokok yang dibicarakan di dalam skripsi ini adalah pemikiran Herbert Marcuse tentang manusia berdimensi satu yang menjadi ciri utama pada manusia masyarakat industri modern. Pemikiran itu ada dalam Karya Herbert Marcuse yang sangat populer, yaitu One Dimensional Man.
Di dalam karyanya ini Herbert Marcuse berusaha mengembangkan filsafat manusia, dengan menempatkan manusia dalam kontek masyarakat teknologis. Suatu antropologi yang berusaha memahami manusia dengan menempatkanya dalam hubungan timbal balik dengan strukturnya. Dalam usaha untuk memahami manusia ini, Marcuse mengritik masyarakat industri modern. Karena, keadaan-keadaan di luar diri manusia pada masyarakat industri modern itu sendiri, yang pada garis besarnya adalah teknologi, telah mengakibatkan terjadinya penindasan terhadap manusia..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S16094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leahy, Louis, 1927-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
128 LEA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ashoka
"Dengan judul Pandangan Manusia berarti penekanannya adalah masalah manusia dari sekian banyak pemikiran Frankl yang disebut logoterapi. Oleh Frankl logoterapi diartikan sebagai logos yaitu makna dalam dimensi noetis (spiritual) dan terapi. Logoterapi Frankl ini keseluruhannya didasari oleh konsepnya tentang manusia. Pandangan Frankl dalam psikologi ataupun psikiatri digolongkan ke dalam kelompok psikologi humanistik ataupun psikiatri eksistensial,yang menempatkan keberadaan manusia sebagai titik sentral. Pemikiran tentang logoterapi dilatarbelakangi oleh kehidupan Frankl sendiri sebagai tawanan di kamp konsentrasi Nazi, Auschwitz; dan dipopulerkan dengan beberapa bukunya yang terkenal di dunia antara lain 'The Doctor and The Soul, dan Man's Search for Meaning.
Frankl memberikan dasar filosofis dari logoterapi dalam bentuk tiga rangkaian dasar filosofis sebagai prinsip-prinsip logoterapi yaitu, kebebasan kehendak, kehendak akan makna, dan makna hidup. Kebebasan kehendak merupakan suatu yang sudah inheren dalam diri manusia, kebebasan tak dapat hilang dalam situasi apapun, karena itu kebebasan tidak perlu dicari lagi di luar diri seseorang. Kebebasan pada manusia diandaikan dengan adanya tanggung-jawab(freedom to), bukan semata-mata sebagai suatu pelarian atau eskapisme dari sesuatu(freedom from). Dengan adanya kebebasan maka manusia memungkinkan untuk memilih dan memutuskan sesuatu yang bermakna untuk dirinya yang unik. Oni berarti memungkinkan seseorang memperoleh kehendak akan makna, yang merupakan suatu motivasi fundamental untuk memperoleh hidup yang bermakna. Bila motivasi fundamental ini tidak dimiliki, seseorang akan menghadapi berbagai frustasi seperti frustasi eksistensial, kehampaan eksistensial, dan neurosis noogenik.
Seseorang dapat frustasi karena tidak mengerti akan eksistensinya, seseorang akan mengalami kehampaan dalam eksistensisnya berupa kebosanan ataupun apatisme, seseorang akan menghadapi konflik nilai atau makna dalam kehidupannya (neurosis noogenik). Dalam prinsip yang ketiga yaitu makna hidup. Kehidupan seseorang adalah sesuatu yang konkrit dan unik. Hal ini dapat terlihat dalam perwujudannya dalam beberapa nilai, seperti nilai kreatif, nilai pengalaman, nilai atitudinal. masing-masing berhubungan dengan pekerjaan, pengalaman atau penghayatan, dan sikap seseorang terhadap penderitaannya. Berkaitan dengan pandangannya tentang manusia, Frankl juga berbicara tentang teknik-teknik psikoterapi dalam pengertian logoterapi. la mengajukan beberapa teknik seperti paradoxical intention, de-reflection, dan medical ministry. Masing-masing menyangkut pada kemampuan manusia untuk mengambil jarak(self-detachment), mengatasi dirinya(self-transcendence), dan mempertahankan hidupnya yang bermakna. Dalam psikoterapi sebelum Frankl semua teknik ini belum pernah ada.
Akhirnya, Frankl bebicara mengenai pandangannya tentang manusia yaitu manusia yang utuh, totalitas. Manusia merupakan totalitas dari dimensi fisik, psikis, dan spiritual, secara singkat disebut sebagai somato-psiko-noogenik. Untuk melihat secara lebih seksama tentang asumsi manusia menurut Frankl, digunakan sembilan kerangka acuan dasar untuk melihat asumsi dasar hakekat manusia. Sembilan tema itu merupakan polaritas yang berlawanan yaitu, kebebasan versus determinisme, rasionalitas vs irasionalitas, holisme vs elementalisme, konstitusionalisme vs environmentalisme, dapat berubah vs tidak dapat berubah, subyektivitas vs obyektivitas, proaktivitas vs reaktivitas, homeostasis vs heterostasis, dapat diketahui vs tak dapat diketahui. Posisi asumsi Frankl tentang manusia dalam sembilan polaritas di atas dapat disebutkan bahwa kecuali tema konstitusionalisme dan rasionalitas, Frankl menempatkan tema-tema lainnya dalam posisi yang lebih ekstrim."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P. Hardono Hadi
Yogyakarta: Kanisius, 1996
128 HAR j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Praychita Utami
"Terdapat diskriminasi yang begitu terbentuk dalam kehidupan yang belum disadari oleh sebagian besar masyarakat. Diskriminasi ini terjadi antara manusia dengan hewan dan dikenal dengan istilah spesiesme. Berbagai anggapan muncul untuk menjustifikasi perlakuan manusia ini yang kemudian menjadi dasar dari sikap manusia yang menindas hewan. Prinsip moral yang digunakan dalam penulisan ini adalah Prinsip Dasar Kesetaraan Pertimbangan atas interest dari Peter Singer. Prinsip ini menentang diskriminasi yang berdasarkan pada ketidakmampuan dan mencari sebuah karakteristik yang sifatnya sangat rendah yaitu kapasitas merasakan sakit dan nikmat. Dengan karakteristik ini sebagai tolak ukur, semua manusia dapat diikutsertakan sehingga dapat dicapainya sebuah kesetaraan dalam petimbangan moral. Namun, yang mempunyai karakteristik ini tidak hanya manusia karena hewan juga mempunyai kemampuan ini.

There is a discrimination that is formed in life which a majority of our society has not realized. This discrimination happens between humans and animals and is known as speciesm. All sorts of assumptions were brought up to justify this sort of treatment by humans which then became a basis for human opression towards animals. The moral principle that will be used is Peter Singer?s Basic Principle of Equal Consideration of Interests. This principle opposes discrimination based on inabilities, and so seeks for a characteristic that is so low which is the capacity to feel pain and pleasure. Having this characteristic as a boundary, all human beings can be included which equality in moral consideration can be achieved. But it turns out human beings are not the only beings to posses this characteristic because animals too can feel pain and pleasure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16153
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
"Dalam kajian Filsafat, Manusia merupakan suatu kajian yang sangat menarik dan tidak pernah ada habisnya untuk terus dibahas.Menurut Loius Leahy ada dua pokok yang merupakan pembahasan dalam filsafat manusia, pertama ingin mencari hakekat manusia itu sendiri dan kedua adalah mencari tahu keberadaan manusia di dunianya. Banyak sudah para ahli terutama dari Barat yang berusaha mengungkapkan hakekat manusia, mulai dari para filusuf alam, Socrates, sampai di era modern masih bennunculan para filusuf yang tertarik membahas tentang hakekat dan keberadaan manusia di dunia. Seperti salah satu aliran yang memfokuskan diri mereka pada pembahasan keberadaan manusia, yaitu aliran Eksistensialisme, beberapa tokohnya berusaha memperkenalkan konsep manusia ideal yang harus dicapai oleh semua manusia, jika hidup mereka ingin berarti. Dalam penelitian Pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia, ingin diungkapkan tentang bagaimana sesungguhnya Kung Fu Tze memandang keberadaan manusia. Seperti diketahui, khasanah pemikiran Timur lebih mengarah pada hal praktis, maka tidak ada salahnya apabila kita menengok sejenak pemikiran dari Timur tentang manusia khususnya pemikiran Kung Fu Tze. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang konsep manusia dari khasanah pemikiran timur,yaitu konsep manusia ideal (Chun Tzu) menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk memahami ajaran-ajaran filsafat timur yang banyak menekankan pada keharmonisan hidup baik dalam bermasyarakat dan dengan lingkungan sekitarnya. Dari beberapa literatur mengenai pemikiran Kung Fu Tze tentang manusia ini ditemukan ada tiga tingkatan manusia yaitu Shang Jen, tipe manusia yang paling ideal, menurut Kung Fu Tze suatu tipe menusia yang susah untuk dicapai. Tipe ini bisa diterjemahkan sebagai manusia suci atau manusia bijak. Tipe yang mullah dan mungkin untuk dicapai menurut Kung Fu Tze adalah tipe kedua yaitu Chun Tzu, beberapa kali disebut dengan istilah Shih, tipe manusia ini sangat mungkin dicapai karena untuk menjadi manusia yang Chun Tzu dibutuhkan beberapa persyaratan dari segi moral, intelektual dan juga dari segi fisik dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang yang berada disekitamya. Tipe manusia ketiga adalah Hsiao Jen yaitu tipe manusia biasa, dan di dalam buku Lun Yu (Analect) Kung Fu Tze sexing kali membandingkan dengan Chun Tzu. Semua pemikirannya tentang manusia banyak tertuang dalam kita ujaran yang dikumpulkan dan ditulis oleh murid-muridnya dalam Analect (Lun Yu) yang sekaligus merupakan sumber pokok dari penelitian ini. Menurut Kung Fu Tze untuk menjadi Chun Tzu harus memiliki 3 hal yaitu manusia harus mempunyai Jen (Cinta) tanpa pamrih, memiliki Kebijaksanaan tanpa Kecurigaan, dan keberanian tanpa rasa takut. Bagi Kung Fu Tze untuk menjadimanusia ideal (Chun Tzu) harus memiliki keunggulan baik di bidang moral, fisik maupun intelektual. Ia mengatakan bahwa ada beberapa buku yang dianggapnya penting dan berguna sebagai pedoman, yaitu 6 buku klasik. Keenam buku ini bukan karya asli dari Kung Fu Tze, Ia bertindak sebagai perangkum dari banyak karya-karya yang Ia anggap dapat mendukung tercapainya Chun Tzu. Kebijakan dari orang yang telah merealisasikan dirinya ialah mengerti akan jalan hati, rahasia transformasi benda-benda, sebab dari yang misterius dan kudus, lalu menyesuaikannya dengan sumber dan prinsip peredaran (prinsip yang mengatur hidup dan mati ). Hanya oleh ini manusia direalisasikan. Jadi seorang mengetahui jalan langit dan dalam hidupnya melaksanakan kebijakan kemanusiaan yang sempurna (jen) dan keadilan dalam hubungan antarpribadi (yi), ia menghiasi dirinya dengan ritus dan musik. Kemanusiaan, keadilan, ritus dan musik: inilah kebajikan dari orang yang telah mewujudkan dirinya; pengetahuan akan prinsip spiritual tentang transformasi: inilah yang menunjukkan keberhasilan kuasanya Sangat menarik membahas konsep manusia menurut Kung Fu Tze karena pada masa itu la telah berfikiran untuk membongkar sistem kelas sosial yang ada pada masyarakat jaman itu, Ia mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi Chun Tzu asalkan mereka dapat memperoleh kesempatan pendidikan. Maka Ia mulai mengajarkan banyak pengetahuan pada siapa saja yang berkeinginan merubah status sosialnya dan beberapa muridnya yang berasal dari kelas bawah berhasil menduduki posisi yang penting dipemerintahan. Dan ternyata ajaran Kung Fu Tze ini masih sangat relevan dengan keadaan saat ini bahkan saat ini kita sangat membutuhkan manusia-manusia superior (Chun Tzu) seperti yang dikemukakan oleh Kung Fu Tze."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S16001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Danny
Jakarta: Lembaga DStudi Filsafat (LSF), 1992
128 IDA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>