Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meliala, Timoteus S.
"Di dalam Bab I dibicarakan latar belakang psikologi humanistik yaitu eksistensialisme dan unsur-unsur humanistik. Psikologi humanistik adalah suatu aliran psikologi yang dipelopori oleh Abraham. H. Maslow yang disebut kekuatan ketiga, dimana sebelumnya telah muncul psikoanalisa Sigmund Freud dan behaviourisme Watson dan Skinner. Psikologi humanistik telah meniupkan angin segar karena memandang manusia sebagai eksistensi yang utuh dan humanis. Eksistensialisme mempengaruhi teori motivasi A.H.Mas low ecara implisit, sedangkan pengaruhnya secara eksplisit tampak jelas pada tema aktualisasi diri dan kebebasan. Aktualisasi diri merupakan nilai tertinggi dalam eksistensialisme dan begitu pula dalam teori motivasi A.H. Maslow yang dibicarakan dalam Bab II.
Dalam Bab II dibicarakan teori motivasi A.H. Maslow yang merupakan suatu hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kebersamaan, kebutuhan harga diri dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri. A.H. Maslow berpendapat bahwa susunan hirarki kebutuhan itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya yang relatif lebih tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitasnya, artinya lebih matang kepribadiannya. A.H. Maslow juga membedakan motivasi menjadi dua yaitu motivasi defisiensi (D-motives) dan motivasi pertumbuhan (B-motives). Motivasi defisiensi adalah motivasi yang bersangkut paut dengan kebutuhan-kebutuhan dasar. Sasaran utama dari motivasi defisiensi adalah mengatasi peningkatan tegangan organismik pada individu karena defisiensi. Berbeda dengan motivasi defisiensi, maka motivasi pertumbuhan (metaneeds) adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk merealisir potensi-potensinya. Jika motivasi pertumbuhan tidak terpenuhi, maka individu akan sakit secara psikologis yang disebut metapatologi. Sebagai contoh: Jika seseorang mengalami gangguan motivasi pertumbuhan seperti kebenaran, maka metapologi yang muncul adalah kehilangan kepercayaan, sinisme, skeptisisme, kecurigaan pada orang tersebut.
Pada Bab III, dibicarakan teori aktualisasi diri A.H. Maslow yang merupakan kebutuhan tertinggi dari teori motivasinya. Untuk mencapai taraf ini maka terlebih dahulu harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Orang-orang yang telah berhasil mengaktualisir dirinya memiliki ciri-ciri khas yaitu kemampuan menangkap rea1itas secara akurat dan sepenuh -penuhnya; menaruh hormat kepada dirinya sendiri dan orang lain; penuh spontanitas, kesederhanaan, kewajaran; mempunyai komitmen moral yang tinggi; menunjukkan kemandirian yang lebih besar; kemampuan memberikan apresiasi; mengalami peak experiense, seperti pengalaman religius yang tinggi; mempunyai kreativitas yang tinggi, dan lain-lain.
Dalam Bab IV, diuraikan tentang kreativitas karena orang-orang yang telah mengaktualisir diri memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kreativitas bukan hanya tercermin dalam suatu produk atau ciptaan baru, melainkan juga dalam sikap. A.H. Maslow membedakan antara special talent creativeness, seperti bakat musik, melukis dan lain-lain, dan self actualizing (SA) creativeness, yang merupakan perwujudan dari keseluruhan kepribadian yang tampil dalam kehidupan sehari-hari. Menurut A.H. Maslow terdapat perbedaan antara kreativitas primer dan sekunder, begitupula antara proses primer dan proses sekunder. Apabila kreativitas menggunakan kedua proses yaitu proses primer dan sekunder sekaligus dalam proporsi dan urutan yang seimbang, maka disebut integritas creativity, dan dari kreativitas yang terintegrasi ini timbul karya agung dalam seni, ilmu pengetahuan dan falsafah.
Setelah kita membicarakan kreativitas dalam Bab IV, maka dalam Bab V akan dibahas kaitan antara kreativitas dan manajemen. Manajemen berarti proses untuk mengadakan sarana dan sumder daya serta mempergunakannya sedemikian rupa sehingga berhasil mencapai sasaran dengan efektif dan efisien. Dalam manajemen penting sekali membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threath) . Kalau peluang (Oppurtunity) dan kekuatan (Strength) cukup besar, padahal kelemahan (Weakness) dan a ncaman (Threath) sangat kecil , maka situasi ini merupakan petunjuk bahwa sasaran tepat dicapai dalam jangka pendek. Begitu pula sebaliknya. Seluruh jajaran dalam manajemen dituntut mempunyai daya kreativitas yang tinggi supaya sasaran manajemen tercapai dengan tepat. Namun untuk mengaktualisir kreativitas secara optimal sargat tergantung pada motif-motif individualnya. Sehubungan dengan itu, setiap manajer per1u mengetahui teori motivasi pada umumnya dan teori motivasi A.H. Maslow pada khususnya. Dengan demikian jelas kiranya bagi kita bahwa terdapat korelasi yang erat antara motivasi, kreativitas dan manajemen.
Sumber daya manusia adalah tema sentral dalam marajemen Oleh karena itu dalam Bab IV, A.H. Maslow melontarkan asumsi asumsi dasar tentang manusia. A.H. Maslow berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang bebas, mahluk yang rasiona1; mahluk yang harus di1ihat secara menye1uruh, mahluk yang berubah, dan mahluk yang tidak dapat diketahui sepenuhnya. Penulis sependapat dengan asumsi-asumsi dasar tentang manusia menurut A.H. Maslow, karena penolakan terhadap asumsi asumsi dasar tersebut manusia akan diperlakukan sebagai robot dan teralienisir. Kesimpulan yang terpenting dapat dikatakan bahwa pekerjaan dapat menjadi psikoterapi, psikogogik yang dapat membuat masyarakat dapat mercapai taraf aktualisasi diri. Pekerjaan adalah suatu hubungan timbal balik dalam masyarakat serta menimbulkan organisasi yang sehat dan pekerjaan cenderung untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Akhirnya dapat dikatakan pekerjaan dapat memperbaiki diri masyarakat dan dunia dalam arti suatu utopia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fuad
"Skripsi ini meninjau pandangan Maslow tentang manusia melalui kerangka yang disusun oleh penyusun buku 'Thories of personality' yaitu Ziegler dan Hjelle. Dari-buku ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa Maslow memiliki pandangan tentang manusia secara optimis dan banyak kemiripan dengan tema-tema filosofis dalam eksistensialisme dan fenomenologi. Selain itu Maslow merupakan tokoh psikologi, maka penulis berusaha menghubungkan filsafat dengan psikologi melalui pandangan Maslow sendiri sebagai pencetus psikologi humanistik dengan berbagai tema filsafat manusia dan budaya. Karena Maslow dan psikologi humanistiknya mengkritik pandangan tentang manusia menurut aliran psikologi (selainnya), maka penulis menghubungkan pandangan Maslow tersebut dengan situasi saat ini, khususnya relevansi pandangannya tersebut dengan kehidupan manusia di Indonesia. Akhirnya, tema-tema filosofis seperti tentang kebahagiaan, hakikat pendidikan, kebenaran, hakikat manusia dalam masyarakat dan potensi manusia oleh penulis diungkapkan sebagai tambahan atas konsepsi Maslow tentang manusia. Hal ini sangat berkaitan karena memang tema-tema tersebut pada dasarnya membicarakan persoalan manusia dan kemanusiaan juga. Dapat penulis simpulkan bahwa pandangan Maslow tentang manusia masih tetap relevan dengan kehidupan manusia saat ini, termasuk di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S16180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwinda Audy Putri
"Telah lama diketahui bahwa hierarki kebutuhan Maslow merupakan bagian penting dalam memahami perilaku manusia melalui perspektif psikologi. Teori ini berlaku untuk beberapa fungsi, seperti pemahaman motivasi manusia, pelatihan manajemen, dan pengembangan pribadi. Film Cemetery Junction, sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Ricky Gervais dan Stephen Merchant merupakan salah satu contoh yang tepat dalam menunjukkan teori Maslow tersebut. Terdapat dua poin utama yang akan dibahas pada makalah ini. Pertama, motivasi manusia sebagai esensi dalam kehidupan manusia yang memicu manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan juga sebagai salah satu tema utama dari film. Kedua, bahwa karakter utama di film Cemetery Junction mewakili setiap tingkat hirarki untuk mencapai setiap hasrat dan keinginan mereka melalui perbaikan diri dan sosial. Dengan menggunakan teori motivasi manusia dan hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow, makalah ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara hierarki Maslow dengan kebahagiaan manusia, sukacita, dan pemenuhan diri.

It has long been known that Maslow’s hierarchy of needs represents a significant part in understanding human behavior through the perspective of psychology. The theory remains valid for several functions, such as understanding human motivation, management training, and personal development. The movie Cemetery Junction, written and directed by Ricky Gervais and Stephen Merchant, precisely exemplifies the Maslow’s theory. There are two major points that this paper attempts to make. First, that ‘human motivation’ is believed to be the essence in human life that triggers humans to fulfill their needs, and also as one of the major themes of the movie. Second, that the main characters in Cemetery Junction represent each level of the hierarchy in order to reach their desires through self and social improvements. Using the human motivation and the theory of hierarchy of needs by Abraham Maslow, the paper aims to show the relation between Maslow’s hierarchy and human happiness, joy, and fulfillment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
973.7092 LIN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bina Aksara, 1989
153.8 SIA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Rineka Cipta , 2004
153.8 SIA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
J. Winardi
Jakarta: Rajawali, 2011
658 WIN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>