Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isni Hari Pudjarama
"Penulisan ini terutama mengkaji paradigma Kuhn sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pendapat Kuhn itu mengimplikasikan bahwa ilmu tidak berkembang secara kumulatif evolusioner, melainkan revolusioner. Metode pembahasan menggunakan studi kepustakaan. Buku buku yang dipakai adalah buku-buku bacaan primer teks-teks filsafat dan buku-buku bacaan sekunder yang bersangkutan dengan tema skripsi. Menurut Kuhn konsep paradigma dan revolusi ilmiah memberikan semangat yang sangat berarti di dalam perkembangan dunia keilmuan umumnya dan filsafat khususnya. Dan untuk mencapai suatu paradigma, ilmuwan harus dapat meyakinkan bahwa teorinya dapat diterima yang tentu saja harus lebih baik daripada saingannya. Bagi Kuhn sifat ini disebut revolusi ilmiah. Setelah paradigma yang lama direvolusi, bukan berarti teori ilmiah berhenti pada paradigma yang baru itu, sebab teori ilmiah selalu terbuka untuk direvolusi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S16051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Maulana
"ABSTRAK
Thomas Samuel Kuhn menggagas bahwa perkembangan ilmiah bersifat revolutif. Gagasannya disampaikan lewat bukunya yang berjudul lsquo;The Structure of Scientific Revolutions rsquo; lsquo;SSR rsquo; . Dalam SSR, kata lsquo;paradigma rsquo; bermakna ambivalen. Akibatnya, penjelasan Kuhn tentang revolusi ilmiah menjadi inkonsisten. Ada revolusi ilmiah yang disebabkan krisis, ada revolusi ilmiah yang terjadi tanpa krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa revolusi ilmiah terjadi tanpa krisis. Pembuktian dilakukan dengan menganalisis ambivalensi makna lsquo;revolusi ilmiah rsquo;, dengan memetakan pemaknaan Kuhn berdasarkan teori heteronim dari W. V. O. Quine. Kemudian, menguji konsistensi argumen Kuhn. Revolusi ilmiah terjadi tanpa krisis karena pelakunya adalah individu, dan anomali bersifat terantisipasi oleh ilmu.

ABSTRACT
Kuhn's notion of scientific revolution are contained by his book ldquo The Structure of Scientific Revolutions rdquo . In his book, lsquo paradigm rsquo has an ambivalent meaning. That ambivalent meaning is the cause of Kuhn rsquo s inconsistency for explaining scientific revolution. In one aspect, scientific revolution can be happened with crises. In another aspect, scientific revolution can be happened without crises. The ambivalent meaning of lsquo paradigm rsquo is analyzed through Quine rsquo s theory of heteronymity. The aim of this research is to prove that ldquo scientific revolution can be happened without crises rdquo is the most consistent explanation for scientific revolution, because the agent of scientific revolution is individual, and anomalies is always anticipated by sciences."
2017
S69522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardar, Ziauddin
Yogyakarta: Jendela, 2002
920.71 ZIA tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"Tesis ini mengangkat tema: "Filsafat Ilmu Pengetahuan Ibn Khaldun". Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan salah satu cabang dari ilmu filsafat, yang membahas tentang sumber, struktur, metode, kesahihan, dan tujuan ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu pengetahuan ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hakekat ilmu pengetahuan, yakni mempertanyakan objek yang ditelaah ilmu pengetahuan, wujud hakiki objek tersebut, serta bagaimana hubungan antara objek yang ditelaah, seperti alam dan segala isinya, dengan daya tangkap manusia berpikir, merasa, dan mengindra, yang membuahkan ilmu pengetahuan dalam bingkai ontologis, epistemologis, dan axiologis. Atas bingkai itulah ilmu pengetahuan dapat berkembang sebagai suatu disiplin, yaitu pengetahuan yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-aturannya dengan penuh kesungguhan. Inilah yang disebut refleksi filosofis ilmu pengetahuan. Upaya refleksi filosofis diarahkan pada ciri dan cara kerja ilmu pengetahuan. Ciri ilmu pengetahuan ditandai dengan adanya unsur sistematis, logis, dan intersubjektif. Adapun cam kerja ilmu pengetahuan diarahkan pada upaya pembenaran metodologis dan paradigma ilmu pengetahuan. Ciri dan Cara kerja ilmu pengetahuan inilah yang menandai kemandirian ilmu pengetahuan itu.
Ibn Khaldun dipandang sebagai salah seorang filosof muslim abad pertengahan, lahir di Tunis pada tahu 732H1 1332 M dan meninggal di Cairo-Mesir pada tahun 808 HI 1406 M. Ia berasal dari keluarga ulama, ilmuwan, dan terhormat serta berpengaruh dalam bidang ilmu dan politik. Banyak teori ilmu pengetahuan Ibn Khaldun dipengaruhi oleh ilmu-ilmu agama dan filsafat, karya-karya filosof besar seperti Ibn Sina, Al-Ghazali, Ibn Rusyd, Nashiruddin al-Thusi, dan Aristoteles. Dari lingkungan keluarga dan bacaannya itu, Ibn Khaldun menciptakan logika realistik. Dengan logika realistiknya, memetakan perkembangan ilmu pengetahuan, keahlian-keahlian, dan, peradaban masyarakat-manusia.
Ibn Khaldun menjadi terkenal karena karyanya "Muqaddimah" yang memuat berbagai teori-teori disiplin ilmu dan tidak mengherankan, banyak pemikir dan penulis muslim maupun non-muslim mencoba mengungkap konsep-konsep Ibn Khaldun dalam berbagai disiplin keilmuan, seperti; sejarah, sosial, politik, ekonomi, ilmu-ilmu agama, filsafat, dan ilmu-ilmu rasional lainnya, Bagian yang menarik dalam pemikiran Ibn Khaldun yang akan dikaji dalam tesis ini adalah teks dalam Muqaddimah itu, yakni: tentang filsafat ilmu pengetahuannya. Ada tiga persoalan pokok yang akan diteliti, yaitu: (1) Bagaimana filsafat Ibn Khaldun tentang Ilmu Pengetahuan?; (2) Bagaimana tafsiran Ibn Khaldun terhadap pembagian Ilmu Pengetahuan?; dan (3) Bagaimana relevansi teori ilmu pengetahuan Ibn Khaldun dan kerangka konsep ilmu pengetahuan modem dalam perspektif sejarah?
Penelitian ini akan berusaha mengungkap dan menjelaskan jawaban dengan pendekatan filsofis atas pertanyaan-pertanyaan di atas, dan metode yang digunakan adalah deskriptik, hermeneutik, dan komparatif Penelitian ini juga memiliki tujuan dan kegunaannya, yaitu: (1) Tujuan dalam aspek teoritis, yakni: (a) Berusaha memahami dan mengangkat konsep filsafat ilmu pengetahuan Ibn Khaldun; (b) Selain memberikan evaluasi kritis terhadap masalah atau bidang yang diteliti (filsafat ilmu pengetahuan Ibn Khaldun), juga melengkapi data-data penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dengan membuat sintesis dari bahan yang telah dikumpulkan; dan (c) Membuat sintesa baru (pemikiran barn) tentang filsafat ilmu pengetahuan Ibn Khaldun. (2) Kegunaan dalam aspek praktis, yakni: (a) Hasil penelitian ini memiliki arti akademis yang dapat menambah informasi dan dipertimbangkan dalam memperkaya teori-teori keilmuan filsafat (Islam); (b) Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran umum tentang pemikiran Ibn Khaldun; dan (c) Diharapkan mempunyai arti demi kelangsungan pembangunan masyarakat dan negara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russell, Bertrand, 1872-1970
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1991
501 RUS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2015
174 BUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lake, Silverius CJM
"Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, bagi Karl Popper, bukan saja merupakan dominasi pengembangan ilmu pengetahuan alam. Kasus pengembangan ilmu pengetahuan mengandung masalah yang berkaitan dengan dimensi metodologi ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial. Dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan kita menemukan benturan berbagai metode pendekatan yang menggoncangkan sendi-sendi ilmiah. Hal tersebut akan berulang terns menerus kalau kita memang berusaha untuk lebih meningkatkan studi kita tentang pengembangan ilmu pengetahuan.
Karl Popper seorang filsuf ilmu pengetahuan berkeyakinan bahwa syarat mutlak bagi suatu pengembangan ilmu pengetahuan terletak dalam upaya menerapkan metode ilmiah. Dengan metode tersebut kita dapat memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan baik ilmu-ilmu natural maupun terutama ilmu-ilmu sosial. Dalam tesis ini peneliti menguraikan pemikiran Karl Popper tentang metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial. Kupasan peneliti terbatas pada peningkatan ilmu pengetahuan sosial dalam kaftan dengan beberapa persoalan pokok. Bagaimana prinsip-prinsip dasar teori Karl Popper tentang ilmu pengetahuan menjadi sebuah kritik atas pandangan kelompok Lingkaran Wina? Dan, sejauh mana rasionalisme kritis Karl Popper memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial?
Di tengah situasi yang sulit itu peneliti pertama-tama mengemukakan pandangan kelompok Lingkaran Wina tentang proses pengembangan ilmu pengetahuan. Selanjutnya peneliti menunjukkan kritik-kritik Karl Popper atas pandangan kelompok Lingkaran Wina. Terakhir, peneliti mengemukakan pandangan Karl Popper tentang Cara mengembangkan ilmu pengetahuan sosial secara ilmiah.Manakah metode yang sebenarnya berpengaruh dan cocok bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial: metode kuantitatif atau kualitatif, metode induktif atau deduktif, metode verifikasi atau falsifikasi, metode generalisasi, eksperimen, kompleksitas, atau holisme? Menurut Karl Popper antara metode-metode tersebut terdapat hubunganhubungan tertentu. Namun metode yang layak bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial adalah metode pemahaman intuitif. Metode tersebut didasarkan pada suatu pemahaman tentang fenomena sosial. Dengan demikian maka metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial dapat dipertanggungjawabkan sampai pada tataran rasionalisme kritis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perubahan ketiga UUD 1945 (2001) membawa cakrawala baru bagi paradigma kedaulatan rakyat. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menetapkan: Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Kedaulatan rakyat tidak lagi dilakukan oleh MPR. Kedaulatan kini langsung berada di tangan rakyat. Pasal konstitusi ini mengandung dua makna utama: 1. Pengakuan legitimasi bagi kedaulatan rakyat. 2. Penjabaran konsep konstitusionalisme. Kedaulatan bukan kekuasaan kaum kerumunan tetapi pelaksanaan daripadanya adalah atas dasar konstitusi belaka. Istilah konstitusionalisme bukan padanan makna konstitusi. Konstitusionalisme diadakan guna membatasi setiap kekuasaan dalam negara. Konstitusionalisme bermakna: pemerintahan yang digarisbatasi."
JLI 7:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Turnbull, Neil
Jakarta: Erlangga, 2005
501 Tur b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1984
121 ILM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>