Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Nanto Widjaja
"Teknologi kini sedang menjadi pokok pembicaraan hangat, terutama di dalam kalangan intelektual yang merasa berhak bahkan wajib membicarakannya. Umum berpendapat bahwa kita mau tidak mau harus menerima kehadiran teknologi sebagai bagian dari hidup dan perkembangan manusia. Teknologi menciptakan berbagai kemungkinan yang mempermudah hidup manusia, hal itu dapat kita saksikan di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Terlepas dari berbagai sumbangan positifnya bagi manusia, teknologi juga telah mengakibatkan berbagai dampak negatif Orang tersentak menyaksikan polusi yang diakibatkan oleh pabrik-pabrik industri serta terjadinya peningkatan pengangguran karena komputerisasi dan otomatisasi dalam proses produksi dan sebagainya. Singkatnya, kemajuan teknologi telah menbawa perubahan-perubahan sosial baik positif maupun negatif. Kenyataan terakhir inilah yang memaksa sementara orang menjadi begitu pesimis terhadap janji manis yang ditawarkan teknologi. Kenyataan terakhir ini hanya akan menjadi semakin parah kalau kita tenggelam di dalam pesimisme dan hanyut di dalam cengkeraman teknologi, tanpa berusaha membekali diri dan menghadapinya secara serius. Teknologi sebagai hasil budaya manusia seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan, kalau manusia senantiasa siap untuk mengikuti dan mengendalikannya. Bahkan bila manusia dengan penuh disiplin memperhatikan setiap perkembangannya, serta mengarahkannya secara tepat, maka teknologi justru membuka peluang-peluang baru yang meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan demikian kita tidak harus berkerut dahi dan berwajah muram menghadapi teknologi . Pandangan optimis tentang teknologi inilah yang ingin diperlihatkan di dalam skripsi ini melalui pandangan dan pemikiran futurolog Alvin Toffler (1928 - ). Dalam karyanya The Third Wave, tahun 1980, tampak jelas optimisme Toffler terhadap perkemibangan teknologi serta sumbangannya terhadap peradaban manusia. Untuk memperlihatkan garis perkembangan teknologi dan pengaruhnya pada perubahan sosial, Toffler membagi era peradaban manusia menjadi tiga bagian. Yang pertama disebutnya era Gelombang Pertama. Era ini terutama ditandai dengan sosiosfer yang bertumpu pada pertanian dan teknologinya yang masih serba tradisional. Sementara pada era Gelombang Kedua manusia menyaksikan suatu loncatan baru di dalam peradabannya berupa revolusi industri. Terbentuklah pusat-pusat industri yang memprodukmemproduksi barang-barang dalam skala besar (massifikasi). Terjadilah sentralisasi kerja dan produksi yang menimbulkan jurang antara produsen dan konsumen. Bahkan penerapan teknologi pada era ini menurut Toffler sendiri banyak memberi dampak negatif . Sedangkan pada era Gelombang Ketiga justru merupakan pembalikan dari era Gelombang Kedua. Masyarakat yang ditandai oleh teknologi tinggi informasi cenderung mengalihkan kerja dari pusat-pusat produksi (sentralisasi) ke lingkungan rumah atau keluarga (desentralisasi). Produksi lebih berorientasi kepada sistem produksi dalam skala kecil (demassifikasi) dengan penekanan pada prinsip prosumen . Dalam era Gelombang Ketiga teknologi justru menjadi sarana yang sungguh-sungguh memanusiakan dunia dan dengan itu pula meningkatkan kualitas hidup manusia . Akhirnya muncul juga pertanyaan, apakah teknologi yang serba canggih itu memang sesuai untuk seluruh situasi peradaban yang beranekaragam di dunia ini? Atau, apakah semua bangsa siap menerima dan menghadapi perkembangan-perkembangan teknologi yang spektakuler itu?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu kita ajukan dalam rangka suatu catatan kritis menanggapi optimisme Toffler."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the world of technology, business has played an important role. It gives a new orientation about many things, such as policies, production, relation, communication and the implementation of technology. Primarily, technology has changed the concept of space and time drastically. Secondly, in a bonded orientation like today, business ethics has played a significant role in balancing egocentrism for applying global technology, business and market solely for the general welfare."
JUETIKA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PDIN-LIPI , 1984
600 IND l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : LIPI, 1998
600 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Enpowering information technology (IT) has revealed new dimention of ethical behavior. There are contradictions in prior research result about ethics in using IT, especially in academic scheme. Some researchers concluded that there are no different ethical behavior between IT students and general students (non-IT program) because IT could self-learned. However, other researchers concluded that there is different ethical behavior among individual who has higher IT knowledge and individual who has no or little IT knowledge. this research analyzes moral intensity and ethics in IT students and business students. There are two results from this research, they are: first, there is different perception toward ethical on IT between IT students and accounting students. Both of sample groups dissagree with unethical behavior but in different level. IT students has higher level of dissagreement of unethical on IT than accounting studens; second, unethical behavior on IT has influenced by moral intensity. These results imply that higher education intitution has important role to direct ethical behavior of their students."
657 JATI 7:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris Subarjo
"Teeknologi memudahkan mendapatkan berbagai informasi. Berbagai sumber dapat mudah diakses. Kecepatan Memberikan informasi terkini di media sosial telah menjadisalah satu kebutuhan akhir-akhir ini. Secara tidak langsung membantu penyebaran berbagai informasi di Indonesia. Kemutakiran teknologi membuat tidak ada barrier geografis, batas-batas norma,etika, semakin tak terlihat nyata. Berbagai kemudahan yang ditawarkan akan memiliki nilai manfaat lebih tinggi apabila kebenaran informasi dapat dipertanggung jawabkan. disisi lain sebagai seorang manusia tetap memiliki hak asasi yang melekat, demikian pula sebagai warga negara. Oleh karena itu maka dalam mengakses, memanfaatkan dan menyebarluaskan berbagai informasi yang diperoleh diperlukan suatu filter yang disebut literasi informasi. Setiap orang yang telah memiliki literasi informasi tidak dengan mudah menyebarluaskan informasi tanpa memeriksa lebih dahulu kebenarannya. Penyebaran berbagai informasi yang benar serta santun akan membuat penerima informasi menalar dengan baik sehingga tidak mudah terpancing berbuat hal yang meresahkan. Dengan demikian literasu sangat penting utuk mendukung ketahanan nasional."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2017
600 JIA 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan perpustakaan sudah merupakan suatu keharusan. Namun demikian belum semua perpustakaan di Palembang telah menggunakan teknologi ini..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"revolution in military (RMA)merupakan teori yang berkaitan dengan persenjataan masa depan, perkembangan teknologi, dan rekomendasi perubahan suatu organisasi militer. salah satu tren penting dua dasawarsa kedepan terutama yang terkait bidang defence and security adalah RMA, dengan fokus perhatian, pertama pada teknologi dengan penonjolan fitur-fitur command, control, communication, computers, inteligence, survaillence, and reconnaissance (C4ISR)"
050 JDST 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hasroel Thayib
"ABSTRAK
Butir berkaitan pangan dan lingkungan Agenda SDGs 2030 dibahas dengan wawasan lingkungan Indonesia. Dikemukakan dampak budidaya produksi pangan yang akan menimbulkan masalah bagi tercapainya Agenda 2030 di Indonesia akibat penerapan teknologi yang tidak berwawasan lingkungan/ekosistem Nusantara yang unik di muka bumi ini. Beberapa diantara sejumlah agenda SDGs 2030 terutama yang berkaitan erat dengan lingkungan tidak akan tercapai di Indonesia, jika wawasan lingkungan Nusantara Katulistiwa Indonesia tidak dijadikan dasar teknologi budidaya karena akan berdampak yang tidak mudah diatasi dan akan berbeaya tinggi. Teknologi yang digunakan dalam bidang ini kebanyakan dibangun di negeri berbeda tipologi ekosistem dan lingkungan yang dianggap telah berhasil baik melaksanakannya. Namun teknologi itu tidak begitu saja dapat diterapkan di ekosistem dan lingkungan yang berbeda, apalagi yang unik seperti ekosistem di Nusantara tropika katulistiwa Indonesia. Banyak produk dapat dikembangkan di Nusantara Indonesia yang memiliki keunggulan ekologis absolut"
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Noviani
"Abstrak
Berita televisi tentang kasus korupsi yang melibatkan sosok perempuan sebagai saksi cenderung melakukan pergeseran isu dengan menempatkan seksualitas perempuan dalam pusat pusaran kasus korupsi. Politik feminisasi dan seksualitas isu korupsi ditemukan dalam narasi-narasi berita korupsi yang cenderung merendahkan dan melakukan obyektifikasi pada sosok perempuan. Rivalitas dan seksualitas perempuan dimobilisasi sedemikian rupa dengan memfungsikan tenologi filmik televisi untuk mengkonstruksi personifikasi monstrous feminine (identitas perempuan yang jahat) yang dianggap mengancam superioritas laki-laki dan tatanan sosial yang palosentris."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2013
305 JP 18:3(2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>