Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
W.V. Anggara Wisesa
"Dalam sejarah kehidupan religius, manusia berusaha menjaga hubungan yang baik antara dirinya dengan Tuhan demi keterjaminan hidupnya di dunia. Dengan berdoa, manusia religius menjalin komunikasi yang baik dengan Tuhan. Dengan memberi persembahan, manusia religius memberikan sesuatu demi keberlangsungan hubungan keduanya. Pernberian persembahan itulah yang dimanifestasikan di dalam ritual kurban. Ritual kurban tak lain adalah upaya pemberian persembahan yang dilakukan oleh manusia yang ditujukan kepada Tuhan. Ritual kurban yang disertai dengan suatu perjamuan kurban memberikan gambaran lebih mengenai upaya menjalin hubungan yang baik antara Tuhan dan manusia religius. Perjamuan kurban mengumpamakan bahwa Tuhan menerima persembahan kurban yang diberikan oleh manusia dan memberikannya juga kepada manusia untuk dimakan bersama-sama. Di dalam ritual semacam itu, manusia religius menghayati sebuah persatuan yang erat antara manusia dan Tuhan. Liturgi Ekaristi, di dalam dunia kekristenan Katolik Roma, pada hakikatnya adalah ritual kurban yang di dalamnya memanifestasikan sebuah kenangan akan diri Yesus Kristus yang memberikan dirinya sebagai kurban kepada Yang Ilahi. Dengan kematiannya di kayu salib, umat Katolik percaya bahwa Yesus mengurbankan diri demi penghapusan dosa manusia. Manusia yang berdosa dengan demikian dapat memperoleh keselamatan dan kembali ke dalam persatuan dengan Yang Ilahi berkat jasanya. Melalui Liturgi Ekaristi, umat Katolik membawa kembali suasana sakral di mana Yesus menyerahkan dirinya sebagai kurban. Dengan mengulangi tindakan Yesus, umat Katolik membawa kembali waktu sakral yang reversible itu dari masa lalu ke masa kini. Ritual adalah pintu masuk yang membawa segala kemungkinan itu. Dengan melakukan ritual, umat Katolik beralih dari ruang dan waktu profan ke dalam ruang dan waktu sakral, waktu ideal bagi manusia religius. Lebih dari itu, umat Katolik menghadirkan kembali kurban Kristus itu dalam rupa roti dan anggur. Itulah kurban persembahan yang sesungguhnya, yang sama dengan kurban diri Yesus di waktu lampau, yang dihadirkan kembali. Kurban itu pula yang kemudian disantap bersama di dalam Ritus Komuni sebagai perjamuan kurban. Dengan melakukan itu, umat Katolik mengambil peran serta aktif di dalam karya kurban Kristus. Mereka dipersatukan kembali dengan Yang Ilahi. Ritual perjamuan kurban memang pada hakikatnya mengikat seluruh pihak yang terlibat di dalamnya, baik manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Mereka semua diperdamaikan di dalam sebuah tindakan makan bersama di dalam perjamuan. Semua itu adalah bentuk upaya untuk menjaga hubungan manusia religius dengan Yang Ilahi sebagai sumber segala jaminan hidup mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Rykcar Gavril Balint Pardjoendjoengan
"Penelusuran kepustakaan dilakukan untuk mengangkat berbagai fenomena keagamaan. Dari fakta-fakta yang ada ternyata setiap agama dalam ritual-ritualnya mengandung konsep dan unsur-unsur musikal. Manusia adalah mahluk religius dan simbolik yang dapat memahami dan menggunakan simbol dalam setiap aspek kehidupannya termasuk dalam memahami Tuhannya sebagaimana yang dipaparkan oleh Eliade, Rudolf Otto dan Cassirer. Fenomenologi keagamaan bertujuan untuk mencari hakikat dan kesamaan sehingga. Kita kemudian menemukan benang merah bahwa pada dasarnya, unsur-unsur musikal itu ternyata memiliki peran yang penting dalam setiap ritual khususnya untuk mengkondisikan umat saat ritual dilakukan untuk membawanya kepada Tuhan dan bahkan menyatu dengan Tuhannya. Hal ini berlaku bagi semua agama meski dengan konsep yang berbeda-beda. Pemahaman akan adanya kesamaan antar agama secara umum diharapkan memberikan pemahaman beragama yang inklusif kepada sehingga dapat menghargai keberagaman beragama yang ada di hadapannya karena ternyata ada benang merah yang menghubunkannya satu dengan lainnya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khalik Ridwan
Jakarta : Naskah Nusantara, 2003
200 NUR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Harisyah Alam
"Tulisan ini mengkaji mengapa di sebagian wilayah keberadaan atau pendirian rumah ibadat ragam agama tidak menjadi sumber pertikaian, seperti yang kerap terjadi di berbagai wilayah lain. Kedamaian antarumat beragama tetap terpelihara kendati wilayah itu majemuk dari segi pemeluk agama maupun keberadaan rumah ibadat. Faktor atau mekanisme apa yang berperan penting dalam memelihara kedamaian antarumat beragama tersebut? Persoalan itu dikaji melalui studi kasus yang dilakukan di Desa Kertajaya Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data mengombinasikan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Penelitian lapangan dilakukan pada Februari-Maret 2018. Temuan utama penelitian menunjukkan bahwa modal sosial, yang terutama terbentuk akibat jalinan kekerabatan, menjadi faktor penting dalam memelihara kedamaian antarumat beragama di Desa Kertajaya Kecamatan Pebayuran. Jalinan kekerabatan itu terbentuk dalam sejarah panjang perkawinan antaretnis antara warga keturunan Tionghoa dan warga pribumi Betawi dan Sunda. Namun, dengan minimnya inisiatif pemerintah setempat untuk memperkokoh kerukunan antarumat beragama, masih menjadi tanda tanya apakah kedamaian umat beragama yang terutama bertumpu pada ikatan kekerabatan ini akan bertahan jika dihadapkan dengan perubahan sosial akibat proses migrasi pesat dan industrialisasi."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Widyantari
"Skripsi ini membahas mengenai kehidupan sosial anak-anak terlantar di dalam Institusi Gereja Katolik Australia Barat. Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah sebagai Metode Penelitian yang terdiri dari proses pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), penafsiran sumber (interpretasi), dan penyusunan sumber (historiografi). Hasil penelitian skripsi ini menjelaskan bahwa anak-anak terlantar di dalam institusi telah mendapatkan fasilitas dan pengajaran yang baik tetapi kehidupan mereka juga lekat dengan berbagai macam penyiksaan yang dilakukan petugas institusi. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana pergeseran pemikiran masyarakat mengenai kasus penyiksaan yang dialami anakanak di institusi merubah perlakuan mereka kepada mantan anak terlantar dan penghuni institusi.

The objective of this study is the life of neglected children in a Catholic Institution in Western Australia. This study used History Research Methods, which are heuristic, verification, interpretation and historiography. The results of this study are not only the neglected children in institutions have earned good teaching and facilities but also being abused by the carers. This study also illustrates a shift in the society’s attitude towards the former institution residents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UIN, 2007
297.272 AGA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Parwatri Wahjono
"Penelitian ini merupakan penelitian folklor humanitis, yaitu penelitian dari sudut pandang peneliti yang berlatar belakang ilmu bahasa dan kesusasteraan, yang kemudian memperdalam ilmu folklor.
Definisi Hakikat Permainan Nini Thowok: sebuah folklor Jawa, berupa suatu permainan ritual magis yang berbentuk teater murni tradisional, dapat merupakan hiburan, bersifat Kejawen, mitis, serta shamanistis, yang pada umumnya diadakan waktu terang bulan purnama, malam Selasa atau Jum'at Kliwon, dengan tujuan memohon perlindungan untuk keselamatan desa, anak-anak dan sawah, sebagai pembayar nadar, menanyakan nasib ataupun obat penyakit dan juga untuk memohon hujan.
Secara semiotis permainan Nini Thowok adalah sebuah folklor Jawa yang berupa suatu ritus inisiasi, bersifat mitis, magis, Kejawen, sebagai hiburan, untuk menanyakan obat, membayar nadar, memohon perlindungan dan memohon hujan.
Dari strukturnya, Nini Thowok adalah sebuah bentuk teater murni Jawa tradisional, suatu ritus magis dengan permainan sebagai sarananya, dengan tahap-tahap rites inisiasi dan permainan hiburan.
Desa Banyumudal merupakan daerah pegunungan kapur yang memiliki banyak mata air, sebagai pemasok air minum daerah Gombong-Kebumen.
Penduduk 3466 jiwa, 36 % melek huruf, sebagai petani dan pemantik batu. Beragama Islam Kejawen dengan kepercayaan ancestor worship, dan pemujaan batu lingga, pada setiap hari Kliwon dan bila hendak mengadakan hajat. Masih melestarikan sistem pengetahuan tentang hari baik untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pertanian dan upacara daur hidup. Peranan Islam di sini mengukuhkan unsur Kejawen. Kesenian yang masih hidup adalah ebleg (kuda lumping), ketoprak dan cowongan.
Permainan cowongan (dahulu) khusus untuk memohon hujan. Merupakan permainan ritual magis dengan tahapan-tahapan:
a. Ernst (serius), yang bersifat sakral, ialah suatu ritus inisiasi pada ancestor worship pada pembuangan boneka (tahap separation), marge (peralihan), dengan . makna pendewasaan: pada penyemayaman boneka di tempat keramat (bumf Gana bathan) di bawah pohon beringin, dan agregation (pengembalian ke masyarakat): pada pengambilan boneka dan permainan di arena; serta ritus untuk motion hujan dengan mendatangkan bidadari Nini Thowok (Ni Cowong).
b. Spel (hiburan, permainan), yang bersifat profan, ialah endem-endeman, yaitu mabuk-mabukan non alkoholik, bersifat hiburan dan juga mediamik (sebagai sarana permediuman dari dukun cowong untuk memintakan obat dan berkah bagi yang memerlukan).
Sampai kini cowongan dapat survive karena memiliki fungsi sosial dan lingkungan hidup. Fungsi tersebut agak mengalami sedikit pergeseran nilai dari fungsi ritual (sakral)-nya, yaitu menjadi lebih banyak berfungsi permainan (hiburan, profan). Dengan demikian fungsi Permainan Ritual Magis Nini Thowok sebagai sebuah folklor jawa adalah sebagai ritus, hiburan, dan pengesahan pranata (fungsi sosial dan lingkungan hidup).
Permainan ritual magis Nini Thowok akan dapat hidup terus selama masih mengemban fungsi dalam masyarakat pendukungnya, atau bila dijadikan aset pariwisata."
1993
D417
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2003
291.178 AGA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farisya Fadhila
"Kematian merupakan siklus kehidupan yang pasti dialami oleh setiap manusia. Arwah merupakan elemen kematian yang memiliki peran penting dalam ritual Shamanisme Korea. Jurnal ini membahas tentang bagaimana pandangan masyarakat tradisional Korea mengenai kematian ditinjau dari ritual ndash;ritual Shamanisme Korea. Shamanisme dipercaya sebagai kepercayaan tertua di Korea karena itu penulis tertarik untuk meneliti ritual Shamanisme saeryeong gut sebagai objek penelitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hakikat kematian dalam ritual Shamanisme Korea. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah kematian dalam ritual Shamanisme Korea bermakna bukan hanya berpulang ke dunia lain tetapi juga sebagai prosesi yang dilakukan untuk mengantar arwah sampai di dunia lain dengan tenang sehingga menghindari munculnya arwah jahat.
AbstractDeath is a life cycle that will happen in every human life. One of death elements which is a dead soul has significant role in Korean Shamanic rites. This journal analyzes about Korean traditional society view of death through Korean Shamanic rites. Shamanism is believed as the oldest religion in Korea so that, researcher use Shamanic rites which is saryeong gut as an object of the research. The purpose of this research is to analyzes Korean rsquo s view of death through Shamanic rites. The method applies is qualitative descriptive method by using literature sources. The result of this research is death in Korean Shamanism rites is not only passed away and go to the other worlds but also become procession for sending death soul into another world peacefully so that it can avoid evil soul appearance. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marzam
Yogyakarta: Kepel Press, 2002
959.81 MAR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>