Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Priyanara Phintias
"Keterlibatan Australia dalam perang Vietnam : pertempuran Long Tan 1966. Membahas bentuk nyata dari keikutsertaan Australia dalam Perang Vietnam lewat peristiwa Pertempuran Long Tan 1966. Perang Vietnam merupakan salah satu buah dari ketegangan perang dingin. Dalam perang ini Australia bertindak sebagai sekutu AS (Amerika Serikat) yang ingin menahan pengaruh komunis agar tida menyebar luas di wilayah Asia Tenggara dengan cara membantu pemerintah Vietnam Selatan dari Agresi Vietnam Utara. Puncak keterlibatan Australia di Vietnam ialah pada pertempuran Long Tan yang terjadi selama 3 (tiga) hari, yaitu pada tanggal 17-19 Agustus 1966, dipicu oleh serangan mortar ke base camp kesatuan pembom 103 Australia di Nui Dat pada tanggal 16 Agustus 1966. Penyerangan mortar ini terjadi pada malam hari, ketika bebarapa kesatuan pasukan sedang melakukan patroli keliling daerah untuk membasmi VC (Viet Cong). Pertempuran tersebut melibatkan kurang lebih 3000 personil pasukan Vietnam Utara dan sekitar 108 personil pasukan Australia. Terjadi waktu hujan lebat di daerah hutan karet Long Tan di Propinsi Phuoc Tuy. Australia pada akhirnya berhasil memenangkan pertempuran, dan arti penting serta faktor-faktor pendukung kemenangan itu akan menjadikan permasalahan pertempuran Long Tan sebagai salah satu fokus perhatian"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S12157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Darmawan
"Keterlibatan Australia dalam Perang Vietnam yang dimulai sejak era Pemerintahan Perdana Menteri Robert Menzies pada pertengahan tahun 1960-an menjadi sebuah periode sejarah yang kompleks bagi Australia karena keputusan Pemerintahan Partai Liberal Australia menyertakan tentara Australia dalam perjalanannya melahirkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Australia. Kehadiran tentara Australia dalam Perang Vietnam sebagai bagian dukungan terhadap Amerika Serikat yang secara umum memiliki tujuan untuk membendung penyebaran paham komunis di Asia Tenggara. Pada akhirnya, Perang Vietnam tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Permasalahan Vietnam ini menjadi sebuah masalah yang kemudian dimanfaatkan oleh politikus Australia untuk mencari dukungan politik. Skripsi ini mencoba membahas mengenai keterlibatan Australia Dalam Perang Vietnam, latar belakang, serta akibat yang timbul terutama mengenai pergolakkan yang ada di dalam negeri Australia terkait keterlibatam Australia dalam Perang Vietnam.

Australia_s involvement in the Vietnam War started since the government of Prime Minister Robert Menzies era in mid 1960s became a complex historical period of Australia. It was caused by the policy of Australian Liberal Party which sent Australian troops to Vietnam. It created dispute in many groups of the Australian people. The presence of Australian troops in the Vietnam war as a part of support for United States of America in general had a purpose to stop the spread of Communism in Southeast Asia. However, this problem could not be solved quickly. As time goes by, it became a commodity for Australian politicians to seek political support. This paper will discuss Australia_s involvement in the Vietnam War, its background, and its consequence to Australian politics in that country in relation with Australia_s involvement in the Vietnam War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Adil
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1997
327.940 598 HIL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Octaviano
"Perang Vietnam (1963-1975) merupakan salah satu konflik terbesar di dunia selama perang dingin yang melibatkan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan serta didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Berbeda dengan Amerika Serikat yang mendukung Vietnam Selatan secara terang-terangan, dukungan Uni Soviet terhadap Vietnam Utara sangat terbatas dan tertutup. Untuk menjelaskan mengenai dukungan Uni Soviet di Vietnam Utara menggunakan metode penelitian sejarah melalui dengan menelusuri berbagai jenis dokumen mulai dari milik Central Inteligence Agency hingga arsip dari Aleksander Yakovlev (ideolog Uni Soviet) yang menghasilkan kesimpulan bahwa dukungan Uni Soviet walau terjadi secara tersembunyi namun tetap ada.

Vietnam War (1963-1975) is one of the biggest conflict in the world at the time of Cold War which involved North Vietnam and South Vietnam and also supported by U.S.A and Soviet Union. If United States supported South Vietnamese obviously, Soviet Union’s supports to North Vietnamese were worked secretly and restrictly. To explain about Soviet’s supports to North Vietnamese by using the historic methods through investigating CIA documents and Soviet Union’s documents which owned by Alexander Yakovlev (Soviet Union’s ideolog) which resulting the conclusion that Soviet Union’s supports although in secret way but existed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Burstall, Terry
Cadana University of Queensland Press 1990,
959.704 Bur s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Nur Hamidah
"Jurnal ini membahas tentang latar belakang keterlibatan dan peran yang diberikan oleh Australia dalam Perang Korea. Penelitian ini adalah penelitian sejarah yang dilakukan dengan desain deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa alasan mendasar keterlibatan Australia dalam Perang Korea adalah politik luar negeri Australia, yaitu forward defense terhadap bahaya kuning (yelow peril) yang dilanjutkan dengan adanya bahaya merah (red peril) atau bahaya komunis yang menyebar di dunia. Berlatarbelakang alasan tersebut akhirnya Australia terlibat dalam Perang Korea dengan mengirimkan sejumlah bantuan militer kepada Korea Selatan.

The focus of this study is about background of Australia’s involvement and role in Korean War. This research is historical descriptive interpretive. The result of this research shows that the main reason of Australia’s involvement in Korean War is it’s foreign policy, a forward defense toward yelow peril and red peril, known as communist threat all over the world. Based on that reason, Australia decided to get invoved in Korean War by sending a number of military aid to South Korea.;The focus of this study is about background of Australia’s involvement and role in Korean War. This research is historical descriptive interpretive. The result of this research shows that the main reason of Australia’s involvement in Korean War is it’s foreign policy, a forward defense toward yelow peril and red peril, known as communist threat all over the world. Based on that reason, Australia decided to get invoved in Korean War by sending a number of military aid to South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Nur Hamidah
"Jurnal ini membahas tentang latar belakang keterlibatan dan peran yang diberikan oleh Australia dalam Perang Korea. Penelitian ini adalah penelitian sejarah yang dilakukan dengan desain deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa alasan mendasar keterlibatan Australia dalam Perang Korea adalah politik luar negeri Australia, yaitu forward defense terhadap bahaya kuning (yelow peril) yang dilanjutkan dengan adanya bahaya merah (red peril) atau bahaya komunis yang menyebar di dunia. Berlatarbelakang alasan tersebut akhirnya Australia terlibat dalam Perang Korea dengan mengirimkan sejumlah bantuan militer kepada Korea Selatan.

The focus of this study is about background of Australia’s involvement and role in Korean War. This research is historical descriptive interpretive. The result of this research shows that the main reason of Australia’s involvement in Korean War is it’s foreign policy, a forward defense toward yelow peril and red peril, known as communist threat all over the world. Based on that reason, Australia decided to get invoved in Korean War by sending a number of military aid to South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sudrajat
"ABSTRAK
Keterlibatan RRC dalam Perang Korea pada tanggal 19 Oktober 1950 merupakan aksi militer RRC di luar negeri yang pertama sejak RRC berdiri pada tahun 1949. Aksi militer RRC di Korea itu tidak berlangsung sejak dimulai_nya Perang Korea pada tanggal. 25 Juni 1950, melainkan terjadi setelah perang telah berlangsung selama beberapa bulan. Berdasarkan fakta tersebut, RRC tampaknya tidak siap untuk mengantisipasi aksi militer Korea Utara. Meski_pun dalam beberapa pertemuan segitiga yang telah terjadi sebelumnya antara Mao Zedong, Stalin, dan Kim 11-sung, telah disinggung mengenai aksi militer itu, namun hanya membahas persoalan itu secara garis besar dan hanya Stalin yang diberi tahu oleh Kim I1-sung tentang kepastian tanggal aksi militer Korea Utara itu.
Keputusan RRC untuk mengirimkan pasukannya ke Korea pada dasarnya dilatarbelakangi oleh dua faktor yaitu, pertama. kekhawatiran RRC akan jaminan keamanan daerah perbatasannya; kedua, konsekuensi logis dari kebijakan luar negeri RRC Bersandar Pada Satu Pihak yang diwujud_ken dengan perjanjian aliansinya dengan Uni Soviet. Berda_sarkan kedua latar belakang tersebut, make pada tanggal 19 Oktober 1950, RRC memastikan dirinya untuk terlibat penuh dalam Perang Korea. RRC mengandalkan pasukannya yang tergabung dalam Tentara Sukarela Rakyat Cina untuk memban_tu pasukan Korea Utara dari darat, sedangkan Uni Soviet mendukungnya dari udara dengan mengirim satuan angkatan udaranya.
Implikasi keterlibatan RRC dalam Perang Korea sangat besar pengaruhnya bagi kelanjutan aliansi RRC dengan Uni Soviet dan pembangunan nasionalnya. Pada &khir 1953, RRC menilai aliansinya dengan Uni Soviet sudah kehiiangan arch. RRC tidak lagi menjadi mitra sejajarnya dalam alian_si bersama tersebut, bahkan lebih cenderung menjadi Negara satelitnya. karena Uni Soviet selalu dapat mendikte sikap RRC. Selain itu. RRC merasa diperdaya oleh Uni Soviet karena harus menganggung seluruh biaya keterlibatannya dalam perang tersebut yang dihitung hutang oleh Uni Sovi_et_ Hal ini kemudian menjadikan kebijakan luar negeri RRC secara berangsur-angsur menuju kepada kebijakan yang lepas dari ketergantungannya terhadap Uni Soviet, dan berkoek_sistensi damai dengan negara-negara yang baru muncul dan merdeka. Pembangunan nasional RRC yang terbengkalai selama keterlibatannya dalam Perang Korea, sedikit demi sedikit mulai ditata dan ditingkatkan hasilnya meskipun dengan anggaran terbatas karena masih dibebani kewajiban membayar hutang biaya keterlibatannya dalam Perang Korea kepada Uni Soviet

"
1995
S12497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Soebadio
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
320.9 HAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Arychana Sari
"ABSTRAK
Hubungan Australia dengan wilayah sekitarnya tidaklah begitu dekat untuk jangka waktu yang cukup lama. Sebagai akibat dari pengalaman masa Perang Dunia IT, Australia kemudian lebih memperhatikan kawasan Asia. Keamanan regional di kawasan Asia Tenggara menjadi panting dan menempati prioritas utama dalam penentuan kebijaksanaan politik luar negeri Australia. Hal tersebut didorong oleh kekhawatiran akan datangnya bahaya dari `utara' yang dalam hal ini adalah ancaman invasi Jepang dan ancaman komunis; baik dari Uni Soviet, Cina maupun Indochina.
Australia kemudian menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai wilayah garis depan pertahanannya -kebijakan forward defence -yang bertujuan untuk mencegah meluasnya komunisme di Asia Tenggara. Kebijakan tersebut dilandasi oleh adanya ketakutan bahwa bila Asia Tenggara jatuh ke tangan komunis, maka ancaman komunis semakin dekat ke Australia.
Konflik di Malaya-The Malayan Emergency-merupakan awal keterlibatan langsung pemerintah Australia dan ujian bagi perkembangan politik luar negeri Australia di Asia Tenggara. Dalam keterlibatannya di Malaya, Australia mulai merurnuskan kebijaksanaan luar negeri sendiri dan merealisasikan kebijakan antikomunisnya, meskipun tetap diwarnai oleh rasa kesetiaan kepada negara pelindungnya yaitu inggris dan Amerika Serikat.
Realisasi kebijaksanaan antikomunis Australia dalam konflik Malaya lebih tegas karena peranan Partai Komunis Malaya yang semakin kuat di Malaya meningkatkan kecemasan Australia terhadap prospek Malaya menjadi suatu negara komunis. Akibatnya Australia bersikap lebih tegas secara militer dengan menyediakan Bala bantuan berupa perlengkapan militer dan pengiriman pasukan darat yang tergabung dalam Far East Strategic Reserve. Keberhasilan dan pola yang diterapkan di Malaya pada masa selanjutnya menjadi dasar bagi Australia untuk bersedia terlibat dalam Perang Vietnam yang dikaitkan dengan garis depan pertahanan Australia yang berada di luar wilayah Australia.

"
2001
S12379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>