Found 163377 Document(s) match with the query
"Penelitian mengenai dinamika keolahragaan pada masa awal revolusi sampai diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional Pertama (PON I) di Solo tahun 1948, tujuannya adalah untuk menggambarkan dinamika keolahragaan sebelum PON I 1948 sampai pelaksanaan PON I. Hal ini sangat menarik untuk diteliti, terutama jika mengingat situasi politik Indonesia pada saat itu yang tidak stabil dan tentu saja tidak mendukung untuk mengembangkan dunia keolahragaan. Akan tetapi kegiatan-kegiatan keolahragaan pada saat itu tetap berjalan, terutama diorganisasi oleh Persatoean Olahraga Repoeblik Indonesia (PORI) dan Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI). Beberapa bukti bahwa keolahragaan pada masa revolusi ini tetap berjalan antara lain: adanya pertandingan bukan hanya antar klub atau perkumpulan di dalam negeri saja melainkan juga dengan pihak asing, seperti pertandingan dengan pihak Sekutu, Tim Olimpiade Sepak Bola Cina (Chinneese Olympiade Football Team) dan lain sebagainya. Bahkan pada akhir tahun 1946, Republik berkeinginan untuk mengirimkan para atlitnya ke ajang olahraga internasional, yaitu Olimpiade XIV di London tahun 1948. Namun usaha tersebut menemui kegagalan. Jadi untuk mengobati rasa kekecewaan atas kegagalan tersebut serta guna usaha memperlihatkan keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka di tingkat internasional, maka diselenggarakanlah kegiatan keolahragaan tingkat nasional. Kegiatan keolahragaan ini dikenal dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan pertama kali diadakan di Solo tahun 1948."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12306
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
PATRA 8(1-2) 2007
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Daniel Nugroho Wattimury
"
ABSTRAKTesis ini membahas gambaran cedera pada cabang olahraga atletik dan hubungannya dengan faktor risiko atlet. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan dilakukan pada Pekan Olahraga Nasional ke XIX di Stadion Pakansari Cibinong Indonesia. Insiden cedera dalam cabang olahraga atletik sebesar 97.5/1000 atlet dengan cedera yang terbanyak bersifat eksaserbasi akut, jenis strain, lokasi tersering tungkai atas dan derajat cedera ringan. Insiden ini lebih rendah dibandingkan dengan kejuaraan atletik di dunia. Faktor-faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan terjadinya cedera adalah usia 21 ndash; 25 tahun, jenis kelamin laki-laki, jenis nomor pertandingan lari jarak 100 m, marathon dan hanya mengikuti 1 nomor saja.
ABSTRACTThe focus of this study is to acquire description of athletic sports injuries and its relation to athlete risk factors. This research used cross sectional method and conducted at Pekan Olahraga Nasional XIX at Pakansari Cibinong Stadium Indonesia. The incidence of injuries in athletic sports is 97.5 1000 athletes with the most acute exacerbation injuries, strain type, the most common location of the upper limb and the degree of minor injury. This incident is lower than the athletic championship in the world. Risk factors that may be associated with the occurrence of injuries are 21 25 years of age, male sex, type of matches like running distance 100 m, marathon and participate in 1 event only."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Indra Citra Sena
"Penelitian yang berjudul Olahraga Bolavoli di Indonesia: Dinamika Prestasi Tim Nasional (1980-1997), membahas mengenai perkembangan olahraga bolavoli di Indonesia dari awal masuknya ke Indonesia hingga mencapai prestasi puncaknya di kawasan Asia Tenggara (SEA Games). Alasan pemilihan judul olahraga bolavoli karena bolavoli merupakan salah satu olahraga yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia selain sepakbola dan bulutangkis. Hal ini terlihat dengan adanya, paling sedikit, satu lapangan bolavoli di berbagai tempat (termasuk di lingkungan saya tinggal). Di lapangan tersebut rutin (biasanya di sore hari) dilakukan pertandingan baik rekreatif maupun kompetitif. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan perkembangan olahraga bolavoli di Indonesia, khususnya pada masa Orde Barn, dengan menyoroti prestasi tim nasional dalam olahraga tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga bolavoli telah berkembang dari olahraga rakyat menjadi olahraga di tingkat regional. Perkembangan ini diawali ketika PBVSI diterima menjadi anggota FIVB pada bulan Oktober 1959. Hal ini membuka peluang bagi tim nasional bolavoli Indonesia untuk dapat mengikuti event internasional. Dimulai dari penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, prestasi tim nasional mengalami pasang surut hingga akhirnya mencapai puncak prestasinya pada peri ode 1980-1997.
The study, titled Volleyball Sports in Indonesia: Achievement Dynamics National Team (1980-1997), discussed the development of volleyball sport in Indonesia from the early entry into Indonesia until it reaches its peak perfonnance in Southeast Asia (SEA Games). The reason the selection of sports titles volleyball because volleyball is one of the most popular sports by people of Indonesia in addition to football and badminton. This was shown by the existence, at least, one field volleyball in various places (including in the neighborhood I live). At the field routine (usually in the afternoon) performed both recreational and competitive game. The purpose of this study is to describe the development of sport volleyball in Indonesia, especially in the New Order, highlighting the achievements of the national team in the sport. The research method used is the historical method which consists of four stages, namely Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography. The results of this study indicate that the sport has evolved from a volleyball sport people into sport at regional level. This development begins when PBVSI accepted into the FIVB in October 1959. This opens up opportunities for the volleyball national team Indonesia to attend international events. Starting from the Asian Games IV in 1962, the achievement of national teams have ups and downs until finally reaching the top of his achievements in the period 1980- 1997."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S70263
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Grabag is onr the district in Magelang.In the independence revolution period 1948 1949, in this religion was become guerilla fighter post, because this place was hilly and there were small forest, so it was very secured...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Biro Humas dan Hukum, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Republik Indonesia, 2009
796.02 IND u
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Rosyarbi Alkaromi
"Tingginya populasi gamers di Indonesia yakni sebanyak 34 juta jiwa,serta pencapaian prestasi esports di Indonesia menjadikan esports di Indonesia layak untuk dijadikan olahraga prestasi. Pemerintah Indonesia melalui Kemenpora bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) meresmikan esports sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia, dan menunjuk Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) sebagai induk cabang olahraga esports. Kebijakan keolahragaan secara umum memuat kebijakan-kebijakan terkait dukungan dana, kelembagaan olahraga, partisipasi, pembinaan prestasi, dan penyediaan fasilitas yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 11 Tentang Keolahragaan Tahun 2022, dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Tahun 2021. Kebijakan-kebijakan keolahragaan tersebut dilakukan sebagai upaya membenahi permasalahan keolahragaan yang salah satu diantaranya adalah pembinaan prestasi belum dilakukan secara sistematis, dan penyediaan fasilitas menjadi masalah utama yang dihadapi berbagai cabang olahraga. Dalam pelaksanaan keolahragaan pencapaian maupun kendala yang muncul dalam keolahragaan akan dapat dilihat dengan mengkaji pelaksanaan kebijakan keolahragaan pada cabang olahraga esports yang relatif masih baru, namun telah memberikan prestasi terukur dalam waktu relatif singkat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan keolahragaan bidang esport sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia ditinjau dari faktor determinannya yakni teori Edward III tentang implementasi kebijakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan data primer, studi literatur sebagai, dan dokumentasi sebagai data skunder serta teknik analisis yang digunakan menggunakan illustrative methode. Hasil dalam penelitian ini adalah secara normatif Kemenpora, PB ESI, dan KONI telah mengimplementasikan kebijakan keolahragaan, kendati demikian olahraga esports masih dalam tahap proses adaptasi menjadi olahraga prestasi. Adapun faktor determinan yang paling memberpengaruh terimplementasinya kebijakan keolahragaan di bidang esports yakni partisipasi stakeholders yang berada di ekosistem esports yang sangat mendukung.
The population of gamers in Indonesia reach 34 million people and the achievement of esports in Indonesia has made esports as performance sports in Indonesia. The Government of Indonesia with Ministry of Youth and Sports (Kemenpora) and National Comitee of Sports Indonesia (KONI) decided esports as performance sports and choose PB ESI as the association who handle esports in Indonesia. The sports policy generally contain some policy related to financial support, sports institutions, participation, and performance development, and facilities as contained in Undang-Undang Nomor 11 Tentang Keolahragaan Tahun 2022, and Peraturan Presiden Nomor 86 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Tahun 2021. These sports policies are carried out as an effort to solved sports problem, which is that performance sportst hasn’t yet been carried as systematically, and the provision of facilities is the main problem that various sports faced. In the implementation of sports, the achievement and an obstacles that arise in sports can be seen by examining the implementation of sports policies in esports, that which are relatively new, but has measureable achievement in a relatively short time. This study aims to explain the implementation of sports policies in the field of esports as a performance sports in Indonesia that analayze by the determinant factor that Edward III told about theory of policy implementation. The method that used in this research is post-positivist approach, data collection techniques with in-depth interviews to obtain primary data, literature studies and documentation as secondary data, and analysis technique used illustrative method. The results in this reseach showed that normatively Kemenpora, PB ESI, and KONI have implemented sports policies, even though esports are still in the process of adaptation to performance sports. The determinant factor that most influences the implementation of sports policies in esports is the participation of stakeholders is very supportive as esports ecosystem."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sada P.H. Sardjono
"
ABSTRAKIklan telah memasuki hampir semua bidang kegiatan manusia. Dalam PON XII yang diselenggarakan tahun 1989 lalu iklan juga memainkan peranan yang sangat penting, yaitu sebagai sumber dana utama dalam penyelenggaraan peristiwa puncak olahraga Indonesia itu. Di sekeliling arena seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan ditempatkan billboard bil lboard yang memampangkan merek-merek Produk Resmi dan Sponsor Resmi PON XII. Penelitian ini ingin mengetahui sampai sejauh mana kesadarkenalan khalayak terhadap merek produk yang terpampang pendukung terbentuknya kesadarkenalan dan karakteristik billboard yang membuat khalayak mengingatnya. serta faktor Responden penelitian ini adalah penonton yang hadir langsung di Stadion Utama Senayan, yang dikumpulkan di Chicken setelah pertandingan usai, lalu diminta mengisi kuesioner tentang billboard di stadion. Texas Fried untuk Dari analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemasangan billboard di sekeliling arena pertandingan olahraga, khususnya sepakbola, memang cukup berhasil dalam memelihara brand awareness khalayak terhadap merek yang terpampang. Bahkan 4 47. responden brand awarenessnya baru terbentuk pertama kali saat penelitian ini dilakukan. Peran billboard menjadi lebih penting karena sebagian besar responden tingkat pengenaan medianya memang rendah. Faktor pendukung yang membuat billboard diingat seseorang, antara lain, adalah lokasi yang strategis serta kombinasi warna dan jenis huruf yang dipakai. Semuanya ini harus harus dipertimbangkan dan direncanakan dengan matang karena responden berada dalam tahap atensi pasif, yaitu hanya memiliki sedikit minat atau kebutuhan akan informasi dan tidak melagukan usaha yang disengaja untuk memperolehnya. Ini berarti bahwa billboard harus mencuri atensi penonton untuk sejenak memandang dan mengingatnya."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Ayu Hapsari
"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana nilai yang berlaku di kehidupan masyarakat sebuah negara mempengaruhi sikap yang terbentuk pada masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat terhadap pelaksanaan kampanye kondom yang dilakukan di kedua negara tersebut, yaitu “Pekan Kondom Nasional” di Indonesia dan “Take Control Philly” di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah studi dokumentasi dengan mengumpulkan sumber-sumber literatur meliputi jurnal ilmiah, buku, skripsi, thesis, dan data statistik sebagai bahan dasar analisa kasus, serta dengan melakukan observasi melalui pemberitaan-pemberitaan di internet. Studi dilakukan dengan mengamati nilai-nilai yang berlaku di kehidupan masyarakat Indonesia dan Philadelphia, Amerika Serikat, dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi sikap sebagai respon terhadap pelaksanaan kampanye. Hasil dari pengamatan ini adalah nilai yang berlaku di kehidupan masyarakat sebuah negara mempengaruhi pada bagaimana masyarakat tersebut bersikap pada pelaksanaan sebuah kampanye. Kampanye “Pekan Kondom Nasional” tidak berhasil berjalan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat Indonesia, sedangkan “Take Control Philly” mampu berjalan secara efekif karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat setempat, sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku yang positif di Philadelphia.
This study aims to analyze how values that believed in a society influence the form of attitudes of Indonesian and American society through condom campaigns that implemented in both countries – “Pekan Kondom Nasional” in Indonesia and “Take Control Philly” in Philadelphia, Pennsylvania, USA. This study conducted by document research by collecting literary sources such as journals, books, thesis, statistic data, and also combined by observation through news and event coverage from the internet. This study observes the values that exist in Indonesian and Philadelphian societies and how that values influence their attitudes as a respond to the implementation of campaigns. The result has shown that values that believed in a society do influence of how the society acts to the implementation of a campaign. “Pekan Kondom Nasional” campaign does not work because it did not appropriate to the values that believed in Indonesian society, meanwhile “Take Control Philly” campaign succeed to attain its goals because it works with the values that believed among the society, thus able to create a positive impact to the Philadelphian society. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2023
303.64 DUN
Buku Teks Universitas Indonesia Library