Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wawolangi, F.X.
"Skripsi membahas perjuangan diplomasi Indonesia pada masa konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963-1966. Permasalahan akan difokuskan kepada tiga hal. Pertama, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konfrontasi Indonesia dan Malaysia. Kedua, kegiatan diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia di forum Internasional pada masa konfrontasi Malaysia. Ketiga, hasil yang dicapai dari diplomasi Indonesia pada masa konfrontasi dengan Malaysia. Pecahnya konfrontasi Indonesia-Malaysia pada tahun 1963 terkait dengan beberapa faktor. Pertama adalah faktor dalam negeri Indonesia, di mana dijelaskan pada bab II mengenai kebijakan luar negeri Indonesia yang diambil oleh Pemerintah Indonesia. Faktor kedua adalah, faktor pembentukan Federasi Malaysia yang melibatkan pihak Malaya dan Inggris. Kedua faktor tersebut akhirnya bertemu dengan pemicu peristiwa pemberontakan Brunei oleh Azahari pada tahun 1962. Kegiatan diplomasi Indonesia pada masa konfrontasi dengan Malaysia, bertujuan untuk mengisolasi Federasi Malaysia dari dunia internasional. Langkah awal yang diambil oleh Pemerintah Indonesia pada saat itu adalah mengikuti konferensi Manila untuk membuktikan pada dunia internasional bahwa pembentukan Federasi Malaysia tidak berdasarkan prinsip self determination. Selanjutnya Indonesia melakukan usaha diplomasinya di forum PBB, Konferensi GNB II di Kairo pada tahun 1964 dan Konferensi AA II di Aljazair pada tahun 1965. Usaha diplomasi Indonesia dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia temyata gagal meraih simpati internasional. Kegagalan ini dapat terlihat dari diakuinya Federasi Malaysia oleh dunia internasional. Puncak dari kegagalan diplomasi Indonesia terwujud dalam peristiwa keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB. Keluamya Indonesia dari PBB menyebabkan Indonesia terisolasi dari panggung internasional. Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian yang bermanfaat bagi Sejarah Diplomasi Indonesia. Peranan Pemerintah R.I. sebagai pemegang kebijakan luar negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penentu sukses atau tidaknya diplomasi. Penelitian ini memberi sumber informasi berbentuk sejarah yang dapat dijadikan referensi bagi Pemerintah Indonesia dalam menentukan arah kebijakan luar negeri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugih Biantoro
"Tesis ini membahas peristiwa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada tahun 1962?1966 di Sebatik dengan menggunakan metode sejarah lisan. Peristiwa konfrontasi berdasarkan wawancara para saksi dan pelaku yang merupakan penduduk asli Sebatik. Dalam penelitian ini memperlihatkan Orang Tidung sebagai penduduk asli Sebatik merekonstruksi kehidupan mereka sebelum, di saat, dan sesudah konfrontasi. Sebagai masyarakat perbatasan, mereka tidak menginginkan adanya konfrontasi, namun dikarenakan tugas negara mereka pun mau tidak mau harus terlibat di dalamnya. Semangat nasionalisme ternyata lebih besar daripada latar belakang mereka sebagai masyarakat perbatasan yang kehidupannya bergantung dari wilayah negara lain.

This thesis discusses the events of Indonesian confrontation with Malaysia in the year 1962-1966 in Sebatik using oral history methods. The events of confrontation based on interviews of witnesses and perpetrators who are natives of Sebatik. In this research shows people as a native Tidung Sebatik reconstruct their lives before, during, and after the confrontation. As a border community, they do not like confrontation, but because the duty of the state they would not want to be involved in it. The spirit of nationalism was far larger than their background as a frontier society whose lives depend on the territory of another country."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T28675
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulfizar Rivai
"Skripsi ini membahas masalah politik diplomasi Indonesia pada masa perang kemerdekaan terutama peranan-peranan Mohamad Roem di dalam perundingan Indonesia - Belanda yang mencapai puncaknya sewaktu Van Royen-Roem Statement. Dalam pembahasannya penulis menggunakan metode yang lazim dipakai pada penyusunan suatu karya tulis ilmiah, yakni metode penelitian lapangan field research ) dan metode perpustakaan (library research ). Mohamad Roem adalah seorang pejuang perunding. Namanya sudah dikenal sejak zaman pergerakan. Masa muda Roem dilalui dengan penuh romantika mencari ilmu dengan bersekolah sampai ketingkat yang tertinggi yang ada dinegerinya. Kemudian ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan melalui organisasi kepanduan dan kepartaian yang berjalan di atas jalan tuntunan Islam. Dalam masa mudanya itulah tertempa jiwa dan kepribadian, untuk kemudian tumbuh menjadi pemimpin dan pemuka. Ternyata Kepemimpinannya tidak saja diterima dilingkungan organisasi dan golongannya, akan tetapi pada suatu masa kepemimpinannya itu benar-benar dirasakan dan diterima oleh Bangsanya. Sif at yang menonjol dapat diringkaskan pribadi yang mempunyai semangat tinggi untuk berjuang. Selain sebagai pejuang Roem ternyata juga sebagai perunding, yang memperoleh kesempatan emas dalam kehidupannya untuk mengembangkan kemampuannya dengan sebaik-baiknya. Kesempatan sebagai perunding ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Roem sewaktu terjadi perundingan yang kemudian terkenal dengan Van Royen-Roem Statement. Perundingan ini berhasil melahirkan suatu persetujuan pada tanggal 7 Mei 1949, yang menghasilkan pernyataan-pernyataan dari ketua delegasi Belanda, Van Royen dan ketua delegasi Indonesia, Mohamad Roem. Di dalam pernyataan ini pihak Belanda bersedia mengembalikan pemerintah Indonesia Re Yogya. Dan sebaliknya Soekarno-Hatta menyetujui turut sertanya pemerintah Republik Indonesia ke Konferensi Meja Bundar, di mana akan dibicarakan perihal penyerahan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Soedjati Djiwandono
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 1996
327.598 SOE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kusuma Yuda
"Skripsi ini membahas tentang keterlibatan militer Australia di dalam konflik bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, yang dikenal sebagai konfrontasi pada tahun 1963-1966. Keterlibatan Australia yang merupakan pihak luar dalam konflik dan negara tersebut menjadi sebuah persoalan yang ingin di bahas dalam skripsi ini. Kemudian bentuk keterlibatan Australia, khususnya dalam pemberian bantuan militer kepada Malaysia akan menjadi bahasan utama dalam skripsi ini.

Defence and security were the important issues for Australia. The background of Australia as a white land located in Asia area, forced Australia to put a concern on its defence and security threats. The involvement of Australian military becomes a main focus in this undergraduate thesis to describe how important issues were."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12233
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Keanggotaan Indonesia dalam G-20 telah menempatkan Indonesia dalam posisi yang unik sekaligus strategis dalam percaturan ekonomi-politik internasional saat ini. Salah satui wakil negara-negara berkembang dan satu-satunya wakil dari kawasan Asia Tenggara dalam G-20, Indonesia memilki kesempatan untuk memperjuangkan berbagai kepentingan dari pihak-pihak yang direpresentasikannya tersebut. Tulisan ini dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait keanggotaan Indonesia dalam G-20: Apa peran yang perlu Indonesia lakukan dalam proses perumusan kebijakan ekonomi-politik internasional G-20? Siapa yang Indonesia wakili dan nilai-nilai apa yang harus Indonesia perjuangkan? Bagaimana inverage (posisi tawar) Indonesia dan bagaimana Indonesia memposisikan dirinya di dalam G-20? Bagaimana Indonesia memanfaatkan posisi tawarnya sehingga dapat bermanfaat bagi Indonesia dan pihak-pihak yang diwakilinya?"
JUDIMWR
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lebelauw, Abraham Franky Izaak
"Pergantian Presiden Indonesia di tahun 1998 membawa dampak bagi negosiasi penyelesaian konflik Timor-Timur. Pergantian pucuk pimpinan negara itu, juga berakibat berubahnya kebijakan pemerintah Indonesia dalam negosiasi penyelesaian konflik Timor-Timur. Kalau pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, integrasi merupakan sesuatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi maka pada zaman pemerintahan Habibie, hal tersebut berubah total.
Pada zaman Presiden Soeharto, posisi dasar Indonesia terhadap Portugal tidak pernah berubah, namun dalam hal-hal tertentu seperti akses untuk orang lain atau pihak luar ke Timor-Timur tidak dapat dipungkiri telah mengalami banyak pergeseran. Begitu juga halnya dengan pendekatan diplomasi pemerintah RI dalam perundingan. Yang tetap konstan adalah posisi propinsi Timor-Timur yang menjadi bagian dari Indonesia dan posisi Republik Indonesia terhadap Portugal dalam negosiasi penyelesaian konflik Timor-Timur. Keempat faktor inilah yang menjadi tolak ukur tesis ini.
Opsi pertama yaitu memberi status khusus dengan otonomi luas kepada Timor-Timur, yang dilanjutkan dengan opsi kedua yaitu mengusulkan kepada SU MPR agar Timor-Timur dapat berpisah secara baik-baik dan terhormat dari Indonesia, merupakan output pemerintah Habibie dalam menanggapi dan mengolah input yang masuk ke dalam sistem politiknya, serta adalah logis mengingat berubahnya isu-isu di tatanan internasional, tekanan yang berbeda yang diterimanya, serta latar belakang Presiden Habibie sendiri yang jelas berbeda dengan Presiden Soeharto."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roeslan Abdulgani
"Perspektif mcngandung masa depan. Memperkirakan keeenderungan perkembangan serta harapan-harapan masa depan. Karena itu perlu wawasan visioner. yang menjangkau strategic masa depan,
Dan ini hanya mungkin kalau wawasan visioner demikian berpijak teguh atas realita masa-sekarang denigan disertai tengokan retrospektiif ke masa lampau, dan disertai pula tinjauan introspektif mawas-diri dan self-koreksi. Retrospcksi dan intropeksi ke masa lampiiu. perlu unluk memahiUiii realita . Dan masa sekarang yang sedikit banyak akan menbentuk masa datang.
"
1999
JSAM-V-AgustDes1999-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>