Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Riski
"Secara tersirat, penjual dan pembeli telah memenuhi prinsip-prinsip kerja sama. Tidak semua ujaran yang diujarkan baik penjual maupun pembeli mematuhi prinsip kerja sama. Aturan ini dilanggar supaya dapat menghasilkan percakapan yang lebih komunikatif. Pelanggaran yang dilakukan bertujuan untuk membuat jarak antara penjual dan pembeli lebih dekat sehingga menghantarkan pada pelaksanaan strategi kesantunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pelaksanaan prinsip kerja sama dan strategi kesantunan dalam interaksi jual-beli dan mendeskripsikan hubungan strategi kesantunan dan prinsip kerja sama sesuai dengan kesepakatan yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah seorang wanita penjual dan delapan orang pembeli. Untuk memperoleh data, telah dilakukan perekaman pada saat transaksi berlangsung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di dalam interaksi jual-beli terdapat pemenuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Dalam data percakapan jual-beli, ditemukan pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Bidal kualitas dipenuhi karena informasi yang diberikan benar, tidak mengandung kebohongan atau tidak logis. Bidal relevansi juga dipenuhi karena ujaran penjual selalu dalam topik pembicaraan yang sama. Pemenuhan ini terjadi karena penjual selalu berbicara dalam ruang lingkup yang sama dengan arah pembicaraan pembeli. Pemenuhan ini dilakukan sebagai wujud perhatian terhadap pembeli. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara sering terjadi akibat penjelasan panjang yang diujarkan penjual. Bidal kuantitas dilanggar karena penjual memberikan informasi yang berlebihan dalam berkomunikasi. Pelanggaran bidal cara karena penjual berbicara tidak jelas. Penjual sering memberikan penjelasan yang berlebihan sehingga terkadang tidak jelas. Penjelasan yang diujarkan ini sebagai akibat dari keinginan penjual untuk melayani pembeli. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama menghasilkan strategi kesantunan. Kesantunan yang sering dipenuhi adalah strategi kesantunan positif. Kepentingan pembicaraan berfokus pada keinginan penjual untuk dapat diterima masuk dalam lingkungan si pembeli. Dari data yang ada, pemenuhan yang sering terjadi pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Jika sebuah ujaran memenuhi bidal kualitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk memenuhi bidal relevansi. Sama halnya dengan pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara. Jika ujaran penjual melanggar bidal kuantitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk melanggar bidal cara. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara berpotensi memunculkan strategi kesantunan positif. Strategi kesantunan positif yang muncul adalah dengan cara penjual mengikuti keinginan pendengar sesuai dengan ketertarikan, keinginan, dan kebutuhannya, membesar-besarkan keinginan dan simpati pendengar, dengan penggunaan dialek, dengan persetujuan, dengan mempraanggapkan kesamaan pengetahuan dengan keinginan pembeli, dan dengan lelucon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Aryana Wigraha
"Topik dari penelitian ini adalah penggunaan strategi kesantunan dalam sebuah kartun. Kartun mempunyai fungsi untuk menyindir dan memperingatkan. Menyindir, memperingatkan, dan mengkritik memiliki kesamaan makna, yaitu sebuah tindakan yang tidak menghargai hal yang dimiliki oleh pihak yang menjadi objek. Sindiran dan peringatan yang terdapat pada kartun dapat diartikan sebagai sebuah kritik. Dengan melakukan sebuah kritik, seseorang telah melakukan tindakan yang kurang santun. Kesantunan yang dimaksud adalah tindak menunjukkan kepedulian terhadap citra orang lain. Dalam menyampaikan kritik di dalam kartunnya, seorang kartunis harus dapat membuat agar kritik yang disampaikannya dapat diterima dan tidak membuat pembacanya marah. Kartunis harus menggunakan strategi yang tepat di dalam kartun yang diciptakannya. Masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat strategi kesantunan apa yang cenderung digunakan kartunis di dalam kartun yang diciptakannya dan kaitan penggunaan strategi kesantunan tersebut dengan tindakan komunikasi yang berlangsung. Pemilihan kartun Jangan Tanya Mengapa: Perusahaan Rokok Untung Besar sebagai objek penelitian didasarkan pada objek kritik yang dituju. Kartun ini merupakan kartun sosial yang mengkritik kebiasaan merokok yang terdapat di dalam sebuah masyarakat. Tema yang diangkat merupakan tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Pihak yang menjadi objek kritik merupakan masyarakat, yang mungkin juga pembaca kartun ini. Karena itu, menarik dilihat bagaimana kartunis mensiasati agar ancaman yang dilakukannya tidak membuat pembaca marah atau tersinggung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strategi kesantunan yang diungkapkan oleh Brown dan Levinson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kesantunan yang digunakan pada data merupakan strategi-strategi kesantunan yang dapat menyebabkan kerusakan citra yang cukup besar. Jenis-jenis strategi kesantunan yang digunakan pada data adalah strategi menyatakan tindak mengancam citra tanpa ditutup-tutupi, strategi menyatakan tindak mengancam citra dengan ditutup-tutupi, dan strategi tidak menyatakan tindak mengancam citra. Keadaan tersebut tentunya dapat membuat objek kritik merasa tersinggung atau marah. Namun, berdasarkan data-data yang ditemukan, kritik yang terdapat pada sebuah kartun merupakan sebuah hal yang santun. Hal ini disebabkan fungsi yang terdapat pada kartun, yaitu memperingatkan dan menyindir. Berdasarkan kedua fungsi tersebut, kritik yang terdapat pada kartun dapat diterima sebagai sesuatu yang santun"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irsam
"Setelah membatja dan memperhatikan bab perlambang jang telah diuraikan, maka dalam bab terachir ini dapat diberikan kesimpulan2 sebagai berikut: 1. Semua tjara melambangkan atau menjindirkan maksud dalam prinsipnja dapat dikembalikan kepada anasir2 perbuatan magis, jaitu magi imitative, dengan menggunakan sugesti bunji, segesti sifat dan sugesti bentuk sebagai alatnja. 2. Menurut bentuknja tjara melambangkan itu, dalam pantun, teka-teki, wangsalan, parikan, paribasan, umpama, upatjara dan kebiasaan se-har-2 adalah menuruti kerangka tituan dan sasaran, jaitu dengan adanja baris2 jang tidak mengandung arti dan jang mengandung arti..."
Panuti Sudjiman: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S10996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silva Tenrisara Pertiwi Isma
"Dalam interaksinya, dokter dan pasien dituntut untuk dapat menyampaikan informasi dengan baik dan efektif agar tujuan komunikasi tercapai. Dalam komunikasi, prinsip kerjasama kerap dilanggar. Pelanggaran terhadap prinsip kerjasama tersebut menghasilkan ujaran yang mengandung strategi kesantunan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan prinsip kerja sama, strategi kesantunan, dan hubungan antara keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah seorang dokter spesialis rehabilitasi medik dan enam orang pasien yang berkonsultasi dengan keluhan pada lutut. Penelitian dilakukan dengan merekam percakapan informan. Analisis data yang dilakukan pertama-tama yaitu menemukan pola umum interaksi. Dan pola umum tersebut didapat tiga segmen percakapan, yaitu segmen keluhan, segmen penjelasan, dan segmen penulisan resep obat atau terapi. Pembagian segmen-segmen tersebut didasarkan pada topik percakapan dalam interaksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, pemenuhan prinsip kerja sama hanya sedikit terdapat pada data. Prinsip kerja sama dipenuhi dengan menyampaikan ujaran yang singkat, jelas, benar, dan relevan. Dalam data, selalu terdapat pelanggaran prinsip kerja sama. Bidal kuantitas dilanggar karena informasi yang diberikan berlebihan. Bidal cara dilanggar karena ujaran disampaikan dengan tidak singkat atau berbelit-belit. Bidal relevansi dilanggar karena penutur memberikan informasi yang tidak relevan dengan topik pembicaraan. Bidal kualitas tidak dilanggar, tetapi dibatasi. Pelanggaran prinsip kerjasama yang paling menonjol adalah pelanggaran terhadap bidal kuantitas dan bidal cara. Strategi kesantunan yang digunakan dalam analisis ini ialah strategi kesantunan positif, negatif, dan off-record. Strategi kesantunan positif dilakukan dengan memuji, menggunakan dialek daerah, memberi alasan, repetisi, menghindari ketaksetujuan, memberi simpati, mempraanggapkan persamaan, serta melibatkan penutur dan petutur dalam aktivitas. Strategi kesantunan negatif dilakukan dengan membatasi pemenuhan bidal kualitas dan mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Strategi kesantunan off-record dilakukan dengan generalisasi, menggunakan metafora atau perumpamaan, dan memberi petunjuk. Berdasarkan analisis data terdapat hubungan antara pelanggaran prinsip kerja sama dan strategi kesantunan. Pada segmen keluhan, pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara cenderung menghasilkan strategi kesantunan positif. Pada segmen penjelasan dan penulisan resep obat atau terapi, pelanggaran bidal kuantitas dan cara cenderung menghasilkan strategi kesantunan positif dan negatif. Dalam interaksi ini, pelanggaran terhadap prinsip kerjasama membuat komunikasi menjadi efektif. Pelanggaran bidal kuantitas dengan menambahkan informasi oleh dokter membuat pasien mengerti dan menerima kondisi tubuhnya. Dengan demikian, pasien diharapkan mau mengikuti anjuran dokter, seperti terapi atau minum obat. Strategi kesantunan yang terdapat dalam interaksi ini memperkecil jarak sosial dokter dengan pasien. Oleh karena itu, dokter dan pasien diharapkan dapat bekerja sama dalam pemulihan kondisi pasien."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinsma, Riemer
Utrecht: Het Spectrum, 1992
R BLD 499.23 REI p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hapsari Wijayanti
"Ada yang terlewatkan dan penelitian terdahulu tentang wacana jual-beli, yaitu bahwa para ahli sebelumnya berfokus pada interaksi yang berakhir dengan pembelian barang; padahal, dalam interaksi jual-beli yang sesungguhnya interaksi tidak selalu berakhir dengan pembelian barang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang rinci dan jelas mengenai struktur wacana jual-beli.
Penelitian ini mengambil lokasi di empat pasar grosir terkemuka di Jakarta. Di keempat lokasi itu, pengambilan data dilakukan dengan pengamatan nonpartisipan dan rekaman langsung sehingga diperoleh 76 percakapan.
Dari analisis data ditemukan bahwa wacana jual-beli mempunyai struktur Tahap Awal-Tahap Inti-Tahap Akhir. Tahap awal direalisasikan dengan tindakan nonverbal dan tindakan verbal (yang berupa penawaran barang oleh penjual atau permintaan barang oleh pembeli). Tahap inti direalisasikan dengan pertanyaan harga oleh pembeli atau pemberitahuan harga oleh penjual dan negosiasi harga. Tahap akhir direalisasikan dengan tindakan nonverbal berupa serah-terima barang-uang. Setiap tahap mempunyai tindak wacana (discourse acts) yang khas; namun, ditemukan ada tindak wacana yang dapat muncul dalam ketiga tahap, yaitu permintaan barang, penawaran barang, dan pernyataan terima kasih.
Berdasarkan analisis terhadap 30 percakapan, masing-masing 15 percakapan diadik dan multiparti, diperoleh 129 tuturan interupsi.
Terungkap bahwa interupsi lebih banyak dilakukan oleh pembeli daripada penjual. interupsi terjadi baik di dalam percakapan simultan maupun nonsimultan. interupsi di dalam percakapan simultan terjadi di dalam giliran penutur/penyela, sedangkan interupsi di dalam percakapan nonsimultan terjadi di dalam dan di luar giliran penyelalpenutur. Di dalam percakapan simultan, interupsi terjadi (1) di tengah tuturan penutur pertama (sebelum tempat transisi), (2) sebelum penutur pertama melanjutkan tuturannya (delayed completion), dan (3) di dekat TRP.
Di dalam percakapan nonsimultan, interupsi terjadi (I) setelah tempat transisi dari tipe unit pertama yang dihasilkan penutur, (2) sebelum penutur pertama melanjutkan tuturannya, dan (3) setelah penutur pertama mencapai tempat transisi.
Selain itu, dari penelitian ini juga terungkap bahwa interupsi yang dituturkan oleh penyela berbentuk tindak elisitasi, requestif (requestives), direktif, dan informatif.
Interupsi terjadi karena faktor dari dalam diri penutur dan dari luar diri penutur. Dari dalam diri penutur, interupsi disebabkan oleh ketidaksabaran penutur, penutur teringat akan sesuatu, penutur tidak tertarik dengan topik penutur pertama, dan ada sesuatu yang mendesak. Adapun interupsi di luar giliran penutur disebabkan oleh keisengan penutur, adanya kesenyapan antargiliran, tanggapan atas tindakan nonverbal, adanya sesuatu yang mendesak penutur, dan adanya stimulus dari benda dan dari nonpartisipan. Penelitian ini juga menemukan bahwa ada tiga tipe interupsi dalam percakapan antara penjual dan pembeli, yaitu tipe eurian, tipe desakan, dan tipe ciptaan.

A matter was overlooked in the previous research regarding the discourse of buying-selling, in that in the past the experts focused mainly on the end result of interaction: sold goods; whereas actually, in the real interaction of buying-selling contact does not necessarily end in a buying transaction. This research emphasizes to illustrate in detail and evidently the structure of buying-selling dealings.
This research was conducted in areas covering four major wholesaler distributor business areas in Jakarta. At the four locations, data collection was done through non-participating and direct recording that result in 76 conversations.
From the data analysis, the findings concluded that the discourse of buying-selling transaction has three phases: The Initial Phase ± The Core Phase t The Closing Phase. The initial phase is realised through non-verbal and verbal actions.
The core phase is prepared through the inquiry of price by the buyer or through the information of value by the seller and negotiation of worth. The closing phase is accomplished through non-verbal action i.e. receiving goods-currency. Each phase has a specific discourse act; however within each phase three behaviours can surface which are demand of goods, negotiation of goods, and a thank you account.
Based on 30 conversation, with 15 dyadic and multiparty conversations respectively resulted in 129 tokens of interruption. It's revealed that interruption occurs more frequently by the buyer than the seller. Interruption transpires in both simultaneous talk and non-simultaneous talk. Interruption in a simultaneous talk occurs within the speaker turn. In a simultaneous talk interruption occurs in the middle of TCU, before delayed completion, and near the TRP. In a non-simultaneous talk, interruption happens before delayed completion, after the first of TCU, and after the TRP.
Aside from that, this research substantiation that interruption reflects on the elicitation, the requestives, the direction, and the information acts. Interruption happens due to internal and external factors of the speaker. Internally can be caused by impatience, remainder, that the individual is uninterested to the topics presented by the first speaker, or there is another urgent matter. For external causes, factors, such as amusement, the silence between turns, and other material and non-participating stimulants. This research also express three types of interruption i.e. stealing type, forceful type, and inventor type.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprivianti
"Skripsi ini menganalisis prinsip kerja sama antara ibu dan anak. Tujuannya adalah mengetahui pematuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam interaksi ibu dan anak, serta mendeskripsikan alat bahasa yang digunakan ibu dalam mempertahankan prinsip kerja sama. Dari penelitian ini diperoleh beberapa pematuhan dan pelanggaran yang terjadi dalam sebuah percakapan antara ibu dan anak. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah pematuhan lebih banyak dilakukan oleh anak. Pelanggaran pada prinsip kerja sama juga paling sering dilakukan oleh anak. Hal ini karena tuturan anak sering keluar dari topik yang sedang dibicarakan sehingga membuat anak melanggar maksim relevansi. Tiap pergantian topik ditandai dengan pelanggaran terhadap maksim relevansi. Ibu lebih banyak menggunakan kata demonstrativa untuk mempertahankan prinsip kerja sama.

This Script analyze about the principle of corporation in interactio n between mother and children. The purpose is to know about obedient and infraction to corporation principle in interaction between mother and children, and also to describe the language_s tool which used for the mother in defending corporation principle. From this research acquire some obedient and infraction which happened in a conversation between mother and children. The infraction in corporation principle also often did by the children. This problem happened because the children announcement often out of the topic which been talking, so it makes the children violate the maxim of relevant. Every changes of the topic sign with the maxim of relevant violation. Mother uses more demonstrative word to defending corporation principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Qomaruddin
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayusya
"Skripsi ini meneliti pelanggaran terhadap prinsip kerja sama, koherensi, makrostruktur, dan suprastruktur yang terjadi dalam blog humor ngupingjakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang menimbulkan humor dalam ngupingjakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah salah ucap dan ucapan yang tidak relevan adalah kesalahan berbahasa yang lebih sering dilakukan oleh masyarakat Jakarta dan cenderung menimbulkan humor dalam ngupingjakarta; suprastruktur dalam ngupingjakarta menjadi ciri khas di antara blog humor lokal lain; tingkat intelektualitas atau pengetahuan pembaca harus sesuai dengan yang dimiliki penulis untuk memahami kelucuan dalam ngupingjakarta.

The focus of this study is about cooperative principle, coherence, macrostructure, and superstructure in humor blog named ngupingjakarta. The purpose of this study is to know what kinds of factor which causing humor are there in ngupingjakarta. The method of this research is qualitative method. The result of this research are: irrelevant utterance and slip in utter are kinds of mistake in speaking that happens the most caused by citizen in Jakarta to create a humor; superstructure in ngupingjakarta build a strong uniqueness among other Indonesian humor blogs; all the readers of ngupingjakarta must have the same level of intellectuality or knowledge with the writer to understand the humor in ngupingjakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>