Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Noladika
"Penelitian ini berupaya memberikan perspektif bare mengenai tubuh perempuan, melalui pembedahan kasus belly dance . 11211 ini dimulai ketika belly dance hadir sebagai suatu sent tari yang mendapat stigmatitasi negatif, karena kental akan sisi sensualitas tubuh perempuan. Foucault memaparkan bagaimana selama ini kuasa sangat merepresi individu sampai pada hat yang paling privat. Pendekonstruksian atas detinisi dan tcori tubuh perempuan, agar tubuh perempuan tidak berada dalam relasi Kuasa-Pengetahuan. Judith Butler melanjutkan Foucault, melalui term variabel yang cair tubuh perempuan tidak dapat dikunci dalam suatu finalitas pengertian. Kuasa tidak pernah memberikan suara dan tempat bagi hasrat perempuan, oleh karma itu kuasa selalu membungkam setiap bentuk hasrat perempuan, termasuk hasrat berseni dalam sebuah tarian. Helene Cixous dan Luce Irigaray, menjelaskan bagaimana perempuan membutuhkan tempat untuk mengekspresikan segala bentuk hasratnya. Space yang dibutuhkan perempuan, bisa tcrcapai melalui adanya jaminan dari demokrasi. Perempuan, sebagal subyck yang menu liki hak kewarganegaraan menuntut radikalisasi demokrasi. Tujuannya adalah agar hasrat dan tubuh perempuan dapat dilihat, dan disuarakan juga mendapatkan hak-hak sosio politis dan jaminan hokum publik sebagai pelindung utamanya. Demokrasi sebagai fasilitas yang dapat digunakan untuk mcrealisasikan hak-hak akan hasrat dan tubuh perempuan yang terlepas dari represi kuasa. Karena politik feminisme tidak selesai hanya pada dekonstruksi pemikiran, rnelainkan penerapan dalam dunia praksis

This research tries to make a new perspective about women's body, looking trough the belly dance case. It starts when belly dance is appear as a dancing art which is getting negative stigmatization, because of its side of sensuality. Foucault describes how relation of power can be repress the indivdual as far as privatest thing. The deconstruction to the definition and women's body theory so that the women's body is not in the relation of power-knowledge. Judith Butler continuing Foucault trough the `liquidity of variableterm so that women's body cannot be locked in the sense of finality. The Power has never been give the voice and place to the women's desire. So that the power is always silencing the every voice and place for women's desire that desire of art included. Helene Cixous and Luce Irigaray, describes how the women need a place to express every form of women's desire. Space that women needed, can be achieved only trough the guarantee of democracy. Women, as a subject who have a citizen rights strive for the radicalization of democracy. The purpose is that the desire and women's body can be looked, and voiced so that the rights of socio-political and public guarantee of law as the first barrier can he achieved. Democracy as the facility that can be used to realize the rights of the women's body and desire liberated from relation of power. Because of the feminism politic is unaccomplished just for the deconstruction of thinking, but rather to the application of the praxis world"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16050
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susatyo Adi Nugroho
"Problem kesenjangan merupakan salah satu problem yang menjadi problem dari rumusan teori keadilan yang hadir pada beberapa dekade belakangan ini. Konsepsi keadilan muncul sebagai rumusan solusi permasalahan kesenjangan dan sekaligus sebagai teori evaluasi atas problem kesenjangan tersebut. Para pemikir keadilan seperti Rawls, Dworkin dan Sen mengurai problem kesenjangan tersebut.Dalam pandangan Amartya Sen, konsepsi keadilan berubah, pengujian atas kondisi inequality yang ada tidak lagi dilihat dari apakah seseorang itu memiliki primary goods ataupun resource, atau bahkan yang kaum libertarian tekankan pada liberties dan rights. Menurutnya pandangan yang ada tentang bagaimana melihat kondisi tidak setara tidak bisa hanya mengunakan salah satu dari variabel basal rights yang harusnya diterima oleh seluruh masyarakat. Maka sebagai penganti dari hal itu Sen mengemukakan teorinya tentang capability to function, dimana kesetaraan harus dilihat dari sejauh mana masyarakat dapat menggapai apa yang ia rencanakan dan inginkan dalam hidupnya. Sen mengedepankan nilai kesejahteraan bukan hanya dilihat dalan kepemilikan atas suatu goods atau yang ia sebut dengan means to freedom, tetapi sejauh mana anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk mengejawantahkan kebebasannya (the extent of freedom). Sejauh mana individu dapat mengkonversikan apa yang ia miliki untuk meraih sesuatu yang ia inginkan menjadi ukuran bahwa sistem penilaian keadilan berjalan. Sen dalam konsepsinya dalam teori keadilan memfokuskan evaluasi kesenjangan kepada persamaan atas akses sumber daya dan kepada kefungsian seseorang. Sen menawarkan cara pandang baru dalam mengatasi hal ini. Pendekatan yang digunakan dalam mengatasi problem ketidaksetaraan untuk mencapai kesetaraan adalah pendekatan partikular atas kesetaraan dalam penilaian keuntungan individu berdasarkan the freedom to achieve, yang berfokus terhadap kemampuan atas kefungsian (capability to function) individu. Pendekatan kapabilitas merupakan perhatian atas kebebasan individu untuk meraih sesuatu. Ketersediaan alternatif-alternatif yang dimiliki individu dalam usahanya meraih well-being memperlihatkan pendekatan kapabilitas yang secara umum peduli pada kebebasan individu untuk meraih sesuatu (freedom to achieve) dan kemampuan individu atas kefungsian (capability to function) secara partikular"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Kaprisma
"Skripsi ini merupakan kajian sastra yang menganalisis ayat-ayat Perjanjian Baru dalam Arxipelag Gulag karya Aleksandr Isaevic Solzenicyn. Peneliti berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut adalah metafora dengan gaya perlambangan tersendiri. Melalui teori hermeneutika Hans-Georg Gadamer, peneliti melakukan interpretasi menyeluruh dalam kaitannya dengan teks. Peneliti melakukan penelusuran makna barn terhadap ayat-ayat Perjanjian Baru dalam Arxipelag Gulag dengan mengaitkannya pada lingkup historis cakrawala pemahaman teks dan penafsir. Latar negara Uni Soviet dengan komunisme dan sistem represinya merupakan lingkup historis yang menjadi tinjauan peneliti. Dengan berdasar kepada tradisi pemaknaan_debgan otoritasnya_sebagai titik pijak penafsiran, maka peneliti merekonstruksi makna ayat-ayat Perjanjian Baru tersebut dengan prasangka yang hadir melalui cakrawala historis pemahaman. Peleburan cakrawala yang terjadi memberikan suatu persepsi bare terhadap metafora-metafora tersebut, yang digunakan sebagai alat untuk mengkritik rezim komunis.

This minor thesis is literary studies that analyze the clauses of the New Testament in Arxipelag Gulag by Aleksandr lsaevic Sol2enicyn. It is argued that these clauses are metaphor with their own symbols. Using Hans-Georg Gadamer's hermeneutical theories, the researcher tries to do a comprehensive interpretation in the relation with the text. The researcher investigates the new meaning of the clauses of the New Testament in Arxipelag Gulag by connecting it with the historically situation from the horizon of understanding between the text and the interpreter. Communism and the repression system as the background of USSR, are the historically situation that b.comes the inquiry of the researcher. Based on the tradition of interpretation_with authority_as a starting point in interpreting, the researcher reconstruct the meaning from the New Testament's clauses with prejudice that comes from the historical horizon of understanding. The fusion of horizons has given the metaphors a new perception, used as a tool to criticize the communist regime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14873
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Budiawan
"Demokrasi liberal belakangan dianggap mampu untuk menyelesaikan pelbagai permasalahan yang timbul pada abad belakangan. Berbagai kemajuan tidak semata bersandar pada ekonomi melainkan juga dalam budaya dan kehidupan sosial manusia modern. Namun demokrasi liberal tidak selamanya tanpa cela. Ketika segalanya nyaris sempurna ternyata demokrasi meninggalkan noda dalam diri antagonisme yang ditelantarkan di ujung jalan. ANtagonisme sendiri secara ringkas dapat dikatakan merupakan dasar dari segala sesuatu. Perbedaan yang dimaknai sebagai pertentangan merupakan kondisi hakiki. Pertentangan tidak semua nyata benturan-benturan fisik melainkan juga kepentingan-kepentingan yang semakin kompleks dan melebar. Melemahnya antagonisme dalam demokrasi liberal, menyimpan kemungkinan akan bangkitnya yang totaliter dalam diri demokrasi liberal. Hal tersebut dapat terjadi karena totaliter bukan berarti pasti meniadakan kebebasan, tetapi bagaimana jika kebebasan malah dimaknai secara berlebih-lebihan serta dianggap yang paling mulia? Walaupun dapat dikatakan jauh panggang dari api terhadap kemungkinan tersebut dapat terjadi, tetapi demokrasi liberal tidak dapat menutup mata atas kemungkinan tersebut. Demokrasi menempatkan ruang kosong yang menyimpan kondisi untuk terus-menerus diisi. Tidak ada yang menetap pasti sehingga jawaban bagi kemungkinan tersebut adalah mengembalikan dan menjadikan antagonisme sebagai cawan demokrasi liberal"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Widjayajaati Seodjono Azwar
"Dalam disertasi ini dilaporkan hasil penelitian mengenai parodi mitos tradisional dalam drama modem Indonesia Konglomerat Burisrawa, karva N.Riantiarno yang bersumberkan pada cerita wayang, Sunibadra Laming. Berdasarkan teori semiotik, penelitian ini menjaw ab bahwa drama modern tersebut bersifat parodial yang merupakan satire atas jaman. Hasil analisis sintaksis, semantik dan pragmatik memperlihatkan bahwa terdapat penyimpangan konvensi wayang dalam drama ini. Dari analis sintaksis duumpai penyimpangan alur dan pengaluran. Sementara itu analisis semantik dan pragmatik memperlihatkan adanya penyimpangan tokoh, termasuk nilai-nilai wayang, dan latar (latar ruang dan latar tempat). Sedangkan dari hasil analisis pertunjukan dijumpai penyimpangan kostum, dekor, tata rias (balk tata rias rambut mau pun tata rias wajah) dan tata suara / ilustrasi musik. Penyimpangan-penyimpangan yang terdapat pada hampir seluruh unsur dalam drama ini merupakan parodi.terhadap kemapanan wayang. Dalam hal ini terjadi desakralisasi wayang. Unsur-unsur parodi ini digunakan pula sebagai satire masyarakat jamannya. Di balik kemapanan wayang terdapat kemapanan Orde Baru yang menjadi obyek satire. Satrie alas jaman dalam drama ini ditujukan untuk menyampaikan kritik sosial atas maraknya konglomerasi yang semakin menunjukkan kesenjangan sosial dalam masayrakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D1642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kristianto, reviewer
"Dalam kesusatraan Amerika Jack London dikenal sebagai seorang novelis, cerpenis dan penulis esai-esai sosial yang cukup terkenal. Ia menganut banyak pemikiran yang diperolehnya dari banyak buku yang ia baca. Salah satunya adalah pemikiran filsuf Eropa Friedrich Nietzsche, yang mulai rnempengaruhi pemikiran masyarakat Eropa dari Amerika pada waktu itu. Tetapi Jack London tidak sekedar membaca dan memahami, melainkan is menulis sejumlah besar novel, cerpen, dan esai yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsafat yang didapatnya. Dua novel yang banyak dipengaruhi oleh filsafat Nietzsche adalah The Call of the Wild dan White Fang. Jack London menulis dua novel ini dengan muatan-muatan nilai yang beragam, salah satunya adalah konsep struggle for existence sebagai bagian dari pemikiran Charles Darwin mengenai evolusi. Di samping itu, dua novel ini sarat dengan pemikiran Jack London tentang kehidupan dan konsep manusia ideal yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Nietzsche. Dua novel ini juga sangat berbobot karena memiliki penokohan yang bagus dan pemilhan latar serta sudut pandang yang tepat. Karya tulis ini ditujukan untuk menggali pemikiran Nietzsche yang sangat panting, yaitu kehendak untuk berkuasa (The Will to Power) dan konsep manusia unggul (Uhennensch) dalam dua novel di atas. Di samping itu, karya tulis ini bertujuan untuk menentukan bagaimana kritik atau pemikiran Jack London terhadap filsafat Nietzsche dan menentukan dimana posisi Jack London terhadap filsafat Nietzsche. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa cara hidup dalam dunia yangkeras dan bersifat naturalistik adalah dengan memuja kekerasan dan membebaskan kehendak untuk berkuasa dalam proses menuju manusia unggul. Walau demikian, seorang Uhermensch tidak hidup semata-mata untuk mengembangkan kehendak untuk berkuasa tetapi juga menuruti dorongan nilai-nilai cinta dan kesetiaan yang tulus, dan menggunakan segenap kekuatan, kecerdasan dan naluri kekerasan untuk memenuhi tuntutan yang muncul dari nilai-nilai tersebut, Hal ini sekaligus menunjukkan sikap Jack London yang ambivalen dan tidak konsisten terhadap filsafat Nietzsche."
2000
S14020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Puspita Ayu Lestari
"Westernisusi merupakan proses mem-Barat-kan Rusia yang berlangsung selama abad Ice-18 M pada masa Peter Agung. Proses ini mcmunculkan kelompok yang setuju, adalah 3ana(Muku yaitu kelompok liberal yang pada umumnya ingin mengambil contoh-contoh positif dari Eropa untuk memajukan Rusia agar setara dengan Eropa. Sementara kelompok yang menolak yaitu Ci4asxnifiwi, yaitu kelompok, yang masih membanggakan kcaslian karakter nasional dan kekhasan budaya bangsanya. Salah satu nilai keaslian Rusia adalah Domostroi. Pertentangan paham antara dua kelompok tersebut terlihat dalam karya sastra Fpo3a/ Grow/ Petir."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14972
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Estrelita Ryasti Sari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan fungsi serta makna kekerasan yang terdapat dalam dongeng Le Petit Poucet karya Charles Perrault..pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan adalah teori struktural mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori tentang sekucn dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang mengandu,g unsur kekerasan dalam alur cerita. Analisis paradigmatik memperlihatkan fungsi dan makna dari unsur kekerasanyangtampakmelalui analisis tokoh, analisis latar ruang dan analisis latar waktu. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan keberadaan, fungsi dan makna dari unsur kekerasan dalam dongeng Le Petit Poucet karya Charles Perrault.

Le but de cette recherche est de trouver la fonction et la signification de la violence qui se trouve dans le conte Le Petit Poucet de Charles Perrault. La recherche est basee sur I'approche structurale. Les theories utilisees sont celle de Roland Barthes sur les relations syntagmatiques et paradigmatiques, et celle de M.P. Schmitt dan A. Viala sur les sequences. L'analyse syntagmatique montre les evenements du recit qui reflctent la violence. L.'Thalyse paradigmatique montre la fonction et la signification de la violence qui se trouve dans l'analyse du personnage, l'analyse du lieu et l'analyse du temps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14379
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fara Praditya
"Skripsi budaya berjudul Dunia Batin Wanita Jawa dalam Film Opera Jawa karya Garin Nugraho di bawah bimbingan Bp. Prapto Yuwono, M.Hum. Program Studi Jawa FakuItas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Film Opera Jawa adalah fiilm terbaru karya sutradara Garin Nugroho. Film ini adalah hasil intrepretasi modem Garin Nugroho terhadap cerita Ramayana yang hadir di Jawa. Berkisah tentang Siti, Setyo dan Ludiro yang merupakan representasi dari Dewi Sinta, Rama dan Rahwana. Dalam film Opera Jawa, Garin Nugroho menggunakan kesenian dan kebudayaan Jawa sebagai medium dalam mengungkapkan gagasan dan ekspresinya. Oleh karenanya, film ini merniliki bentuk sebagai sebuah film musikal gamelan yang menggunakan gamelan sebagai musik pengiring film dan tembang-tembang Jawa sebagai dialog dalam film. Dalam skripsi ini penulis melakukan analisis terhadap simbol-simbol yang hadir dalam film Opera Jawa. Analisis yang dilakukan oleh penulis menggunakan teori Hermeneutik dari Dilthey dan Scheieiermacher. Dari kesebelas simbol yang diangkat, disimpulkan makna-makna simbolis dari setiap unsur simboI. Makna _makna simbolis tersebut digunakan untuk melihat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur simbol yang berkaitan dengan tokoh wanita dalam Opera Jawa, yakni tokoh Siti. Nilai-nilai tersebut menjelaskan tentang dunia batin tokoh Siti, yang merupakan seorang wanita Jawa, dalam film Opera Jawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sari Boenarco
"Mengumpulkan dan meneliti perangko Uni Soviet bukan hanya sekedar hobi. Melalui kajian ilmiah yang tepat, maka perangko dapat dijadikan sebagai lahan eksplorasi bahasa dan budaya. Secara khusus, skripsi ini bertujuan untuk menguraikan tanda_tanda informasi yang digunakan pada keanekaragaman desain dan warna perangko Uni Soviet tahun 1951-1955. Terlebih dahulu, perlu adanya pengumpulan dan pemilihan korpus data untuk menentukan jumlah .simple. Untuk selanjutnya, metode analisis isi yang dilakukan terhadap perangko Uni Soviet memberikan gambaran mengenai banyak sektor kehidupan di segala bidang, misalnya pemerintahan, sosial, budaya, atau bahasa. Pada akhirnya, analisis akan sampai pada kesimpulan tentang tanda verbal (teks bahasa), tanda nonverbal (gambar berupa ikon, indeks, simbol), dan tanda paralinguistik (warna dan penulisan) dengan fungsi penggunaannya masing-masing pada perangko Uni Soviet tahun 1951-1955. Pada akhir pembahasan, kajian semiotik dalam analisis tanda perangko memungkinkan timbulnya interpretasi sebagai salah satu inti dari skripsi ini. Perangko Uni Soviet tidak hanya menjadi media informasi, karena digunakan untuk kepentingan tertentu seperti propaganda clan menumbuhkan sikap heroisme. Dengan demikian, secara intensif dan sistematik, perangko diptrgunakan untuk menyatakan sesuatu, membawa pecan yang leas. Sederhana namun pengaruhnya luar biasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>