Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inana Ismawati
"Penelitian mengenai Pemberontakan Hukbalahap di Luzon Tengah Pada Masa Pendudukan Jepang 1942-1945 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan sejarah pemberontakan petani di Filipina. Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulisan ini tidak menggunakan sumber lisan, tetapi hanya menggunakan sumber-sumber tertulis. Hasil penulisan menunjukkan bahwa pemberontakan Hukbalahap terjadi karena adanya pendudukan Jepang di Filipina. Pemberontakan ini dilakukan oleh para petani di Luzon Tengah yang merasa tertindas oleh kebijakan-kebijakan yang diberlakukan Pemerintahan Militer Jepang. Sebagian besar wilayah Filipina bertanah subur, maka dari itu sebagian penduduk Filipina merupakan petani. Luzon Tengah adalah lumbung padi Filipina, karena memiliki daerah pertanian luas yang menghasilkan panen padi terbesar bagi Filipina. Jepang yang membutuhkan persediaan beras untuk ransum para tentaranya yang sedang berperang sangat bergantung pada Luzon Tengah. Oleh sebab itu, Jepang memberlakukan kebijakannya agar panen padi di Luzon Tengah bisa mencukupi kebutuhan Jepang. Para petani yang merasa tertekan karena kebijakan Jepang akhirnya membentuk Hukbalahap yang bertujuan mengusir Jepang dari Filipina dan menyerang para tuan tanah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12284
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Muchtar
"Daerah Cirebon termasuk wilayah Jawa Barat yang bila ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan politik baik semenjak masa perjuangan mengusir penjajah maupun sampai Indonesia merdeka, daerah ini memiliki kondisi serta geo_grafis yang strategis. Daerah ini memakai dua bahasa daerah yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa Cirebon. Di masa pemerintahan kolonial Belanda juga di masa pendudukan Jepang, wi_layah Cirebon dibagi ke dalam empat kabupaten yaitu : Kabupaten Cirebon - Kanupaten Indramayu - Kabupaten Naj alengka- Kabupaten Kuningan Kabupaten Cirebon dan Indramayu merupakan wilayah yang terletak di bagian pesisir. Ketika tentara Jepang mengadakan penyerbuan ke pulau Jawa, mereka mempergunakan desa pantai Eretan di Indramayu sebagai salah satu tempat mendarat. Ke_jadian ini di luar dugaan pemerintahan Hindia Belanda. Di dalam kota Cirebon terdapat tiga wilayah ke_sultanan. Daerah kesultanan itu dapat disebutkan sebagai_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S12316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini membahas tentang situasi kondisi kota Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Karena masa pendudukan Jepang tidak bisa dilepaskan dari masa sebelumnya yaitu Hindia Belanda, maka penulisan skripsi ini diawali dengan kebijakan politik pemerintahan Hindia Belanda, gerakan kebangsaan yang berkembang, dan keadaan kota Bukittinggi sebelum pendudukan Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Pencarian data berupa buku-buku yang mengulas tentang kota Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang, dokumen-dokumen Tentara Angkatan Darat ke-25 dan surat kabar yang terbit di Sumatera pada masa pendudukan Jepang. Selanjutnya untuk melengkapi data-data lain yang diperlukan dalam penulisan ini, maka digunakanlah proses wawancara dengan narasumber, studi kepustakaan dan penelitian arsip Belanda sebagai data pelengkap latar belakang dari tema penulisan. Setelah data-data tersebut berhasil dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan kritik dan interpretasi terhadap data-data tersebut, dan kemudian dilakukan pentahapan historiografi untuk direkonstruksi kembali dalam bentuk penulisan sejarah. Masa pendudukan Jepang di Bukittinggi ditandai dengan pendudukan Sumatera oleh tentara Jepang. Dimana pada awal pendudukannya, secara administrasi Sumatera disatukan dengan Malaya, dibawah pengawasan Tentara Angkatan Darat ke-25. Baru pada tanggal 1 Mei 1943 Sumatera dipisahkan dari Malaya, dengan alasan Jepang ingin memberikan perhatian khusus terhadap wilayah Sumatera yang dianggap sangat penting dari segi ekonomi dan pertahanan militer. Karena pada saat itu tentara Sekutu telah melakukan serangan balik yang membuat Jepang terdesak. Kebijakan yang diterapkan tentara Jepang di Bukittinggi adalah melakukan pembangunan tempat pertahanan, seperti gua-gua dibawah kota Bukittinggi, benteng dan sebagainya. Sesuai dengan perencanaan awal yang disepakati di Tokyo pada tahun 1941, bahwa Sumatera termasuk Bukittinggi, akan dijadikan sebagai wilayah pertahanan dan penghasil sumber daya alam. Sebagai wilayah pertahanan, kebijakan lain yang diterapkan Jepang dibidang sosial, ekonomi, politik dan budaya tentunya disesuaikan dengan kebijakan tersebut diatas. Dimana dampak kebijakan perang Jepang di Bukittinggi membuat kehidupan masyarakat menjadi serba kekurangan dan menderita karena kemiskinan. Selain kehidupan yang berat yang harus dijalani masyarakat Bukittinggi pada masa pendudukan Jepang, kekalahan Jepang atas sekutu membawa semangat perlawanan rakyat setempat kepada tentara Jepang. Dimana perlawanan dilakukan baik secara tertutup maupun terbuka oleh para pemuda dan golongan nasionalis di Bukittinggi. Semangat perlawanan ini diwarnai pula oleh semangat rakyat Bukittinggi untuk mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syamsuddin
"Setelah tentara Jepang dapat menguasai Indonesia, maka Pemerintah Pendudukan segera membuat beberapa kebija_kan yaitu menata segala aspek kehidupan masyarakat, baik di bidang social, politik, ekonomi maupun kebudayaan, yang bertujuan agar masyarakat tidak bergejolak untuk melawan Pemerintah Pendudukan bahkan sebaliknya mereka diarahkan agar turut serta berperang melawan pasukan sekutu. Kebijakan dalam bidang kebudayaan adalah dibentuk_nya Departemen Propaganda (Sandenbu) yang salah satunya adalah Lembaga Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) yang didirikan tanggal 1 April 1943. Tujuannya untuk menghapus Kebudayaan Barat serta faham Kesenian untuk Kesenian, membantu Kebudayaan Timor dan menghimpun para seniman agar mau membantu dalam Perang Asia Timur Raya. Pembentukan Lembaga Pusat Kebudayaan mendapat sambutan dari para Seniman dan Sastrawan Indonesia. Mereka tidak saja diperkanankan untuk berkarya tetapi diberi kesempatan untuk memimpin didalamnya. Meskipun beberapa dari karya mereka mendapat sensor yang ketat, namun tidak dipungkiri bahwa dari hasil karya para Seniman dan Sastrawan Indonesia, semangat Nasionalisme yang telah tumbuh sebelumnya menjadi semakin kokoh yang ternyata kemudian berguna pada masa Revolusi Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifanti Murniawati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang menekan etnis Cina di Melayu pada 1942-1645. Kebijakan tersebut adalah kebijakan Sook Ching yang bertujuan untuk membersihkan etnis Cina yang telah menjalankan gerakan anti _Jepang sehingga banyak etnis Cina menjadi korban pembantaian tentara Jepang. Penelitian ini merupakanpenelitian kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan yang menekan etnis Cina diterapkan oleh pemerintah pendudukan Jepang yaitu atas dasar permusuhan dan sebagai hukuman, karena etnis Cina telah menjalankan gerakan anti-Jepang sebelum masa pendudukan Jepang di Malaya.

Abstract
The Focus of this thesis is about Japanese occupation government's policy which repressed ethnic Chinese in Malaya in 1942-1945. The policy was Sook Ching which purposed to cleaned ethnic Chinese who had run anti-Japanese movement, so that many Chinese became victims of the Japanese military massacred. This study is a qualitative research with historical methods. The result of this research find that the repressed policy was carried out by Japanese occupation government towards Chinese was based on hostility and as a punishment, becaused the Chinese had run anti-Japanese movement before the Japanese occupation in Malaya."
2010
S12126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Wahyu Praditya
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah Militer Jepang terhadap dinamika sosial, ekonomi, pemerintahan, pendidikan hingga militer di Kedu-Syuu. Sumber penelitian ini berupa arsip baik tekstual dan gambar, surat kabar sezaman, buku dan karya ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dalam mencari data hingga penulisan, mulai dari heuristik, Kritik sumber, Interpretasi data, hingga penulisan sejarah atau historiografi. Karesidenan Kedu atau Kedu-Syuu menjadi bagian penting pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kedu-Syuu terdiri dari Magelang, Kebumen, Temanggung, Purworejo, dan Wonosobo. Topografi Kedu-Syuu memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia, maka dari itu pada masa pendudukan Jepang, Kedu-Syuu merupakan salah satu pemasok bahan perang baik padi maupun tenaga kerja dan pasukan pemerintahan Militer Jepang. Masa pendudukan Jepang di Kedu-Syuu ditandai dengan Program Kinkyu Shokuryo Taisaku dan Fujinkai sehingga membawa dampak perubahan sosial. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa pada masa pendudukan Jepang tidak hanya meninggalkan dampak negatif saja, namun juga dampak positif, salah satunya dari sisi militer dan kehidupan sosial dalam bentuk peningkatan hasil panen padi. Tingkat kedisiplinan yang diterapkan oleh pemerintah Militer Jepang secara tidak langsung membentuk semangat nasionalisme yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari pembentukan pasukan Fujinkai di Kedu-Syuu.

This research have a purpose to explain the effect of Japanese military government policies on social, economic, education and military in Kedu-Syuu. Sources of this research from historical archives such as textual and images, newspapers in the era of Japanese occupation in Indonesia, books and scientific journal. This study uses historical methods in searching for archieves to writing, starting from heuristics, source criticism, data interpretation, and writing history or historiography.  The residency of Kedu or Kedu-Syuu became an important part of the Japanese occupation of Indonesia. Kedu-Syuu consists of Magelang, Kebumen, Temanggung, Purworejo, and Wonosobo. The topography of Kedu-Syuu had natural and human resources, therefore during the Japanese occupation, Kedu-Syuu was one of the suppliers of war, both rice and Japanese military troops. The period of Japanese occupation in Kedu-Syuu was marked by the Kinkyu Shokuryo Taisaku and Fujinkai programs that brought about social changes. Through this research, it can be seen that during the Japanese occupation not only left negative impacts, but also positive impacts, one of which was in terms of military and social life in the form of increasing rice. The level of discipline applied by the Japanese military government indirectly formed a high spirit of nationalism. This can be seen from the establishment of the Fujinkai in Kedu-Syuu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Saputro
"Studi mengenai pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perjuangan pemuda Indonesia di kota Bandung yang tergabung dalam Angkatan Muda Indonesia dalam menghadapi pendudukan Jepang. Dalam menyusun tulisan ini, penulis telah melakukan pengumpulan data-data me1a1ui studi literatur seperti: buku-_buku, maupun surat-surat kabar yang terbit pada masa itu. Selain itu, untuk memperoleh data-data yang lebih dapat dipercaya, penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa tokohyang terlibat langsung dengan peristiwa tersebut.
Dari hasil penelitian penulis, terungkap bahwa pendudukan Jepang di Indonesia telah menimbulkan pederitaan terhadap penduduk. Oleh karena itu keberadaannya banyak mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia, khususnya para pemuda, adalah melalui gerakan bawah tanah seperti yang telah dilakukan Angkatan Muda Indonesia di bawah pimpinan Djamal Ali di kota Bandung. Oleh karena pemerintah militer Jepang member1akukan hukuman yang sangat keras terhadap setiap ben_tuk perlawanan yang ada, membuat gerakan ini tidak mau me_lancarkan aksi kekerasan dalam perjuangannya. Meskipun demikian gerakan ini pada pertengahan tahun 1945 telah berhasil menyelenggarakan sebuah kongres pemuda yang dihadiri oleh waki1-wakil pemuda se-Jawa dan Madura. Dari kongres ini kemudian berhasil membuat sebuah mosi untuk membentuk satu pimpinan nasional. Mosi ini mencapai puncaknya dengan dibentuknya sebuah organisasi yang bernama Gerakan Rakyat Baru pada tahun 1945."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1988
959.8 ARS d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1988
959.8 PEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
"Propaganda merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi pola tingkah laku seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh propagandis. Demikian pula dengan propaganda yang dilakukan oleh Jepang, dengan mengajarkan bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda, maka diharapkan masyarakat Hindia Belanda dapat memiliki pola pikir seperti Jepang, sehingga nantinya masyarakat Hindia Belanda dapat membantu Jepang dalam berbagai perang yang diikuti oleh Jepang.
Pada skripsi ini tujuan penulis adalah untuk mengetahui apakah pengajaran bahasa Jepang termaksud propaganda. Skripsi ini membahas kegiatan propaganda Jepang yang dikemas dalam bentuk pengajaran bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda pada tahun 1942-1945. Hingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa Jepang yang diberikan oleh Jepang merupakan kegiatan propaganda.

Propaganda actually an activity to influence the action of other people so that other people do the propagandist desire. At the same case of Japanese propaganda that taught Japanese language to Hindia Belanda societies so the Japanese hope that the societies could help the Japanese in any war.
In this thesis, the writer's purpose is to know that is the teaching of Japanese language as a propaganda. The focus of this study is about the Japanese propaganda in teaching of Japanese language to Hindia Belanda societies in 1942-1945. The writer suggest that the teaching of Japanese language is a propaganda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13751
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>