Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nungky Widyaningsih
"Di Jepang, obentou tidak hanya dianggap sebagai kotak makan siang saja, tetapi juga merupakan sarana mengekspresikan kasih sayang. Selain kaya akan nutrisi, obentou juga harus ditata sedemikian rupa agar orang-orang tertarik untuk memakannya. Di Taman Kanak-Kanak Jepang, seorang ibulah yang wajib membuatkan obentou bagi anaknya. Para ibu harus berusaha sekuat tenaga mengekspresikan atau merepresentasikan diri mereka dalam obentou tersebut agar anak-anak dapat mengikuti kegiatan di Taman Kanak-Kanak tanpa kesulitan. Untuk membuat obentou yang identik dengan kasih sayang, usaha yang melibatkan pengorbanan, pengertian, juga kreatifitas sangat dibutuhkan. Dengan membuat obentou yang menarik dan penuh nutrisi, anak-anak diharapkan tidak hanya dapat makan dengan lahap dan riang, namun juga dapat merasakan cinta sang ibu dalam obentou yang dimakannya.

Abstract
In Japan, obentou is not only just a lunch box, but also one mean to express someone_s affection. Besides the nutrition factor, obentou has to be nicely arranged and designed so that the people are interested in consuming it. In Japanese Preschool, it is the mothers who have the obligation to make the obentou for their children every morning. Mothers must have the ability to represent and express themselves through the obentou arrangement so that the children can do their daily activities well at preschool. In order to make obentou full of motherly affection, effort needs to be done. The effort made to express affection involves sacrifice, understanding, and creativity. Because of the nutritious and well arranged obentou, children are not only expected could enjoy their lunch time, but also could feel their mothers_ affection in the obentou."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Fumiyo Wangsaputri
"Penelaahan mengenai pendidikan pra sekolah bagi anak-_anak Jepang didasarkan pada tradisi yang diterapkan pada anak-anak yang berusia antara 0 tahun hingga 6 tahun. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara orang tua Jepang mendidik dan mempersiapkan anak-anaknya menjadi calon-calon manusia Jepang yang berpotensi.Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian melalui metode kepustakaan terutama didasarkan pada buku The Chrysanthemum and The Sword yang ditulis oleh Ruth Benedict. Selain itu juga diacu buku-buku lain yang berkaitan dengan tema permasalahan. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa tradisi pendidikan pra sekolah yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang dimulai sejak si bayi masih berada di dalam rahim ibunya sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan si anak menuju ke kedewasaan. Peranan orang tua, terutama ibu, sangat penting pada masa pengasuhan anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolana Wulansuci
"Skripsi ini membahas budaya populer manga dan anime sebagai soft power Jepang. Pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh John Storey dan konsep soft oleh Joseph S. Nye Jr. Penelitian ini difokuskan pada manga dan anime Doraemon serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian pemerintah Jepang terhadap budaya populer yang dimanfaatkan menjadi soft power salah satunya dapat dilihat dari ditunjuknya Doraemon menjadi Duta Budaya Animasi Jepang pertama pada tahun 2008 yang memiliki misi diplomasi khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai budaya populer manga dan anime yang dimanfaatkan Jepang sebagai soft power negara tersebut dalam menjalin hubungan dengan dunia internasional.

This thesis is about popular culture manga and anime as Japan_s soft power. The research is using the concept of popular culture by John Storey and soft power_s concept by Joseph S. Nye Jr. The focus of this thesis is on Doraemon_s manga and anime. The Japanese government concerns on make use of popular culture as soft power can be seen from Doraemon_s appointment as the first Anime Cultural Ambassador in 2008 which has a special diplomatic mission. This thesis uses qualitative descriptive analysis methode. The purpose of this study is to understand the use of popular culture as soft power for Japan on making relationship with the international world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13904
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1999
370 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1999
370 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Widiastuti
"Anggraeni Widiastuti. 0794080065. Usaha Memupuk Shudanshiko (Orientasi Kelompok) Melalui Kegiatan Kelas di Sekolah Dasar di Jepang Pembimbing: Diah Madubrangti, SS., MA. Fakultas Sasatra Universitas Indonesia, 2000. Sekolah memiliki peran penting dalam mendidik dan mengangkat nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat berkelompok, mereka memiliki orientasi kelompok (shudanshiko) atau kecenderungan untuk mengambil tindakan yang bersifat shudanshugi yaitu yang berdasarkan kerjasama dan usaha untuk mencapai tujuan kelompok dan bersamaan dengan itu pemenuhan kesejahteraan dan kebutuhan anggota kelompoknya terjamin. Kelompok di Jepang memberikan fungsi emosi bagi anggota kelompoknya. Kelompok memberikan pemenuhan kebutuhan individu untuk merasa diterima dan menjadi bagian dari kelompok sehingga anggota kelompok membentuk ikatan emosi dan merasa memiliki komitmen terhadap kelompoknya. Kelompok juga memberikan identitas kolektif bagi anggotanya. Maksudnya, anggota kelompok memasukkan aspek-aspek kelompok ke dalam identitas diri sendiri sehingga sebagai pribadi mereka merasa bangga apabila berhasil mencapai tujuan bersama. Usaha memupuk ikatan emosi dan komitmen anak terhadap kelompok dilakukan misalnya dengan pengelompokan yang disebut han maupun kakari, pertemuan kelas, happyo, diskusi kelas, dan pembagian peran penting kepada seluruh anak. Usaha memupuk identitas kolektif dilakukan antara lain dengan mengembangkan ide perorangan menjadi ide bersama, dan kegiatan-_kegiatan kelompok yang mendorong anak-anak menghasilkan ide bagi kemajuan kelompok. Kegiatan kelas yang merupakan bagian dari manajemen kelas tersebut dapat memupuk disiplin, tanggungjawab, solidaritas dan kerja sama sehingga terbentuk orientasi kelompok yang diikat oleh sosialisasi antara guru dengan anak. Kebiasaan yang telah mereka dapatkan sejak di sekolah dasar tersebut kemudian terbawa juga pada saat mereka terjun ke masyarakat."
2000
S13907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Astri Pirantiwi
"Skripsi ini membahas gambaran kegiatan Read Aloud yang dilakukan oleh orang tua di Kelurahan Ciganjur, apakah dilakukan karena telah memiliki wawasan read aloud sebelumnya atau tidak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Sampel yang diambil berjumlah 85 orang dengan teknik pengambilan sampel aksidental. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua melakukan read aloud sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan mereka. Read aloud dilakukan atas kesadaran orang tua bahwa anaknya dapat membaca sebelum memasuki pendidikan formal. Read aloud dapat mendorong anak menyampaikan ekspresi mereka selama mendengarkan cerita dan juga ekspresi orang tua selama membacakan, dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa read aloud dapat mendorong anak menyukai buku dan aktivitas membaca.

The Focus of this study is to give a description about reading aloud activity which was done by parents in Ciganjur, to find out whether this activity was done because the parents has previous knowledge about reading aloud before or not. This research is a quantitative research with survey method. Accidental sample was taken from populatio n of 85. The result of the study shows that parents who did read aloud are based on their ability and knowledge. Reading aloud was done by parents_ awareness that their children should be able to read before they enroll the formal education. Read aloud can encourage children to convey their expressions as they listen to the story and also the expressions of their parents while they are reading the story, so it is possible that the reading aloud activity could encourage children to love books and reading.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Qiuren
Taibei : Guojia
372 Y 34 h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>