Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridha Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis kritik dan harapan Michael Jackson terhadap permasalahan identitas ras di Amerika Serikat dalam video musik _Black or White_. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kecurigaan terhadap adegan _Panther Dance_ dan mengetahui pola hirarki dalam sebuah tempat dengan menggunakan pendekatan analisis elemen film (mise-en-scene) dan teori space dan place. Hasil penelitian membuktikan bahwa Jackson mengkritik rasisme individual dan rasisme institusional yang terjadi di Amerika Serikat dan mengungkap harapan Jackson agar Amerika Serikat di masa depan dapat menjadi rumah sesungguhnya bagi seluruh warga negara Amerika Serikat dari ras manapun. Dengan demikian, pandangan negatif tentang isi _Panther Dance_ tidak terbukti

Abstract
This undergraduate thesis focuses on Michael Jackson_s curiosity and hope of the race identity problem in the United States in _Black or White_ music video. The aim of this research is to find out the truth about the negative assumption of _Panther Dance_ scene and to examine the hierarchy pattern within a setting by using film element (mise-en-scene) approach and the theory of space and place. The result of this research indicates that Jackson is curious about individual and institutional racism that occurred in the United States. It also indicates his hope that someday the United States could be the real _home_ of the whole US citizens from any races. Therefore, the negative assumption about _Panther Dance_ message cannot be proven"
2010
S14005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Diah Retno Pratiwi
"Setelah lebih dari lima puluh tahun diterbitkan, Lolita karya Vladimir Nabokov tetap saja memesona. Dengan kekayaan bahasa dan topik kontroversialnya, Lolita melampaui anggapan banyak pembaca awam yang mengira bahwa ia hanyalah sebuah novel pornografik. Skripsi ini menganalisis Lolita dengan menggunakan Teori Nilai Polinomik dari Kelley L. Ross untuk melihat nilai-nilai yang terdapat dalam Lolita, yaitu nilai individu dan nilai normatif. Setelah kedua nilai diketahui, analisis dikembangkan untuk mengetahui hubungan antara kedua nilai tersebut dalam kerangka teori nilai yang sama. Pada akhirnya, hubungan antar akedua nilai tersebut akan memaparkan pembacaan baru terhadap Lolita dan tokoh-tokohnya yang kompleks, yaitu sebagai tokoh-tokoh yang memiliki nilai-nilai individu dan hidup di
suatu lingkungan yang memiliki nilai-nilai normatif tersendiri.

Abstract
Fifty years after it was first published in the United States, Vladimir Nabokov_s Lolita is still enchanting to its readers. With its literary richness and controversial topic, Lolita has gone beyond its first-time readers_ expectations of merely finding a pornographic novel out of it. This undergraduate thesis analyzes Lolita with the help of Kelley L. Ross_ Polynomic Theory of Values to see the values in Lolita, both individual values and normative values. After both kinds of values are discovered, further analysis is done to see the relationships between values, still with the help pf the same theory of values. Lastly, the relationships give a new reading to Lolita and its complex characters, the characters who live with their own individual values and in a society with its own normative values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14159
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Parwati Hamidjojo
"Dari uraian pada bab-bab yang terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bawa rasialisme di Amerika dibangun oleh orang kulit putih. Kemudian tambuh dan berkembanq pada masa kolanial. Lama kelamaan bertambah kuat dan mucul dalam bentuk yang disebut 'perbudakan rasial'. Dengan terhapusnya perbudakan tersebut setelah Perang Saudara, bukan berarti bahwa rasialisme yang dilaksanakan oleh orang kulit putih ikut lenyap. Rasialisme tersebut tetap muncul dalam kehidupan politik, solial dan ekonomi orang kulit hitam.Dalam hubungan antar ras, kehadiran rasialisme kulit putih memandang sebagai kesulitan dan ketegangan. Ini disebabkan karena orang kulit putih menganggap dirinya lebih unggul dan lebih tinggi kedudukannya dari pada kulit hitam. Sehingga di daerah-daerah tertentu, mereka menolak untuk hidup berdampingan dengan orang kulit hitam. Dan karena itu orang kulit hitam tidak dapat tinggal pada daerah pemukiman kulit putih, tidak diperkenankan bersekolah pada tempat yang sama tidak bisa menjadi anggota organisasi kulit putih, dan dilarang memasuki tempat hiburan untuk orang kulit putih."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Putri Indah Destari
"Skripsi ini membahas bagaimana mimpi-mimpi tokoh Prior beserta konflik-konflik seksualitas internal yang terkait di dalamnya mencerminkan sebuah rekonseptualisasi identitas gay dalam drama Angels in America karya Tony Kushner. Dua pendekatan utama yang akan dipakai sebagai fondasi analisis, yakni Teori Interpretasi Mimpi dan dua konsep dasar dalam psikoanalisis Sigmund Freud, yakni konsep ketaksadaran dan struktur jiwa yang akan disilangkan dengan konsep identitas dan seksualitas dari Jeffrey Weeks. Fokus analisis terletak pada bagaimana identitas tokoh Prior Walter sebagai seorang gay dikonstruksi melalui interaksi antara dia dan empat tokoh yang _datang_ dalam mimpi-mimpinya. Tujuan analisis tidak hanya mencari ideologi apa yang bermain di balik interaksi tersebut, tetapi juga bagaimana ideologi ini beroperasi dan berdampak pada perubahan identitas tokoh Prior. Setiap pembahasan akan menunjukkan bentuk relasi kuasa, mekanisme regulasi dan kontrol yang digunakan, serta krisis identitas dalam diri tokoh Prior baik yang tercermin maupun yang dihasilkan dari dinamika bawah sadar tersebut. Resistensi tokoh Prior terhadap konflik ini akan dilihat sebagai perlawanannya untuk merekonstruksi identitas gay (untuk personal sekaligus kolektif). Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa mimpi-mimpi tokoh Prior bukanlah sekedar refleksi penemuan jati diri, melainkan sebuah proses pembentukan diri yang ia lalui sebagai upaya merekonseptualisasi gay sebagai identitas yang progresif, setara, dan berdaulat.

Abstract
This study is an analysis of how Prior Walter?s dreams reflex a re-conceptualization
of gay identity in Tony Kushner?s two-part play Angels in America; Millennium Approaches and Perestroika. I use two basic concepts in Freud?s psychoanalysis?the
unconscious and the structures of the mind? and his theory of The Interpretation of
Dreams combined with Jeffrey Weeks? theoretical approaches to sexual identity to
support my work. I focus on how Prior Walter?s sexed identity is constructed through
interactions between him and four other characters who ?visited? on him in his dreams. The analysis aims not only to search for what ideology behind these interactions, but also on how the ideology operates and unsettles Prior?s identity. At each event, I examine the power relation, the various mechanisms of regulation and control presented, and the identity crisis within Prior himself both reflected and resulted from this psychic realm. Prior?s resistance to the conflicts will be the landmark of his struggle to re-construct gay identity (at personal and collective sense). In conclusion, I interpret Prior Walter?s dream is not a matter of self-discovery, but rather, a self-creation through which he re-conceptualize gay as the progressive, equal and sovereign identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13964
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianisa Mutiara
"Retorika adalah suatu kajian yang membahas pidato sebagai suatu kesatuan linguistik yang melibatkan konteks tempat dibacakannya pidato tersebut, konteks audiens dari pendengar pidato tersebut, dan konteks tujuan yang diinginkan dari pembacaan pidato tersebut (Lauren, 1981). Retorika telah menjadi kajian penting dalam perpolitikan sejak jaman peradaban Yunani sebagai bentuk kekuasaan pengejawantahan kekuasaan dengan mengandalkan kemampuan orator untuk berbicara di depan umum dan logika argumentasi (Van Dijk, 1997). Retorika pidato ini menujukkan upaya pemerolehan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain baik secara tersurat maupun tersirat. Dengan demikian, pidato harus dipahami secara utuh sehingga diketahui kepentingan yang disampaikan oleh pidato tersebut. Seringkali pendengarnya terlalu terpukau dengan pidato tersebut sampai tidak tahu bahwa Ia sedang diperalat secara langsung maupun tidak langsung. Dalam budaya pendidikan Barat, retorika menjadi sebuah kajian penting yang dipelajari selama berabad-abad sejak jaman Yunani kuno (Herrick, 2001:31) Masa awal berkembangnya pendidikan retorika di tengah masyarakat Yunani kuno diperkirakan dimulai pada abad ke-5 S.M. Sejarawan Richard Leo Enos mengungkapkan indikasi penerapannya di tulisan-tulisan Homer di abad ke-9 S.M. Secara umum, Enos melihat bahwa retorika dalam karya-karya Homer difungsikan melalui tiga aspek yaitu heuristik, eristik, dan protreptik (Ibid.). Heuristik dari retorika adalah bahasa difungsikan sebagai alat untuk mengungkap kesadaran atas suatu makna tertentu, sedangkan eristik menunjukkan bahwa bahasa dalam retorika memiliki kekuatan tertentu. Protreptik kemudian memfungsikan bahasa dengan kekuatan yang dimilikinya untuk mengarahkan orang lain sesuai kehendak pembicara. Ketiga hal inilah yang membedakan retorika dengan penggunaan bahasa sehari-hari. Tidak sekedar berkomunikasi dan ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Dinar Prihatina
"Skripsi ini menganalisis kaitan antara eksistensi dan intersubjektivitas yang ditampilkan dalam film Artificial Intelligence: A.I. dengan memaknai tokoh David, sebagai subjek yang memenuhi dorongan untuk mencapai pemenuhan diri (transendensi). Dengan menggunakan pendekatan filsafat Gabriel Marcel, penelitian ini menganilisis dinamika tokoh David yang berpartisipasi dalam hubungan personal berlandaskan cinta sehingga dapat mencapai transendensi. Berdasarkan analisis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia dapat meraih pemenuhan diri dengan menghentikan objektivikasi dan membina hubungan intersubjektif. Secara keseluruhan, A.I. menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi manusia modern yang cenderung tenggelam dalam individulitas dan mengabaikan nilai hubungan personal antarmanusia sehingga tidak dapat mencapai tingkat eksistensi tertinggi sebagai _Aku_ yang _Ada_.

Abstract
The main focus of this study is the significance of David_s existence in Steven Spielberg_s film, Artificial Intelligence: A.I. This study particularly analyzes the correlation between human_s existence and openness (l_intersubjectivit_) by exploring David as a subject who urges to achieve the exigence of transcendence, the need of transcendence. Using Gabriel Marcel_s philosophical approach, this study examines David_s interpersonal relationship based on love as a manifestation of his openness which could lead him to achieve the state of fullness (transcendence). This study confirms that human being will be able to achieve the need of transcendence when we are willing to see other people as subject and maintain interpersonal relationship. All in all, A.I. criticizes the condition of modern man who are drowned in individuality and despises the value of interpersonal relationship, so that the highest level of existence, the state of Being cannot be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Vera Budi Lestari
"Tabun 1960-an di Amerika ditandai dengan munculnya beberapa gerakan yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat yaitu kulit hitam, wanita, kaum gay & lesbian, pemuda, Chicanos & Indian. Gerakan-gerakan tersebut pada dasarnya memperjuangkan persamaan hak di semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu gerakan yang muncul dari kalangan anak muda adalah budaya tanding, yang berkembang di Amerika pada tahun I960-an. Wujud budaya tanding itu sendiri terlihat dalam beberapa ha/ yaitu musik rock, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang dan mistisisme religius, media underground, juga communal living. Semua wujud budaya tanding ini hadir dalam sebuah festival musik rock pada tahun 1969, yaitu Festival Musik Woodstock, karena itu festival ini dianggap sebagai puncak dari budaya tanding (counterculture). Di Festival Musik Woodstock 1969 ini, terlihal bahwa pendukung budaya tanding ini ternyata lebih besar dan menyeluruh dari yang selama ini dibayangkan, dengan hadirnya hampir 500. 000 yang sebagian besar anak muda dari berbagai penjuru dunia di Festival Musik Woodstock Hal ini pun menjadikan Festival Musik Woodstock 1969 bukan lagi sekedar suatu festival musik biasa, tapi menjadi sebuah gerakan dari anak muda yang menginginkan perubahan. Budaya tanding pun tidak lagi menjadi sebuah sub-culture di antara budaya dominan lainnya yang diterima oleh sebagian besar masyarakat tapi sebaliknya menjadi budaya yang sifatnya menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Imaniar Hamzah
"Skripsi ini membahas perbandingan fantasi dan kecenderungan eskapisme dalam dua buah novel bergenre fantasi yang berasal dari pengarang yang sama, Neil Gaiman. Ciri Fantasi dapat dilihat dari latar tempat dalam kedua novel dan kecenderungan eskapisme dapat dilihat dari sikap masing-masing tokoh utama dari masing-masing novel, yaitu Tristran Thorn dan Richard Mayhew yang lebih memilih untuk tinggal di dunia fantasi daripada dunia nyata. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan kesemua analisis merujuk pada teks. Penulis memakai New Criticism dalam analisis ini terutama dengan melihat dari segi analisis naratologi, latar, dan perkembangan karakter tokoh utama. Penulis juga mengaitkan analisis ini dengan konsep eskapisme menurut J. R. R. Tolkien. Temuan penelitian ini yaitu makna dari kedua novel ini adalah fantasi yang merupakan representasi dari imajinasi dapat dilihat sebagai suatu hal yang positif dan dewasa. Hal ini disimpulkan dari dunia fantasi dalam masing-masing novel yang memiliki peran berbeda bagi tokoh utama di kedua novel tersebut. Dalam Stardust, dunia fantasi berperan sebagai tempat pencarian identitas diri bagi Tristran Thorn sedang dalam Neverwhere peran dunia fantasi bagi Richard Mayhew adalah sebagai tempat escape atau melarikan diri yang sejalan dengan pemikiran Tolkien.

The focus of this study is comparing two novels by Neil Gaiman; Stardust and Neverwhere. The characteristics of fantasy can be seen from the setting of both novels and escapism characteristics can be seen from the protagonists, Tristran Thorn and Richard Mayhew, who prefer to live in the fantasy realm rather than the reality. This qualitative study uses New Criticism as a method, especially by analysing the narration, setting, and character development. This study also uses J.R.R Tolkien_s concept about fantasy and escapism. This study then has two conclusions. First, fantasy in each novel has different meanings for each protagonists. For Tristran Thorn, the fantasy realm has the role of finding his true identity. While for Richard Mayhew, the fantasy realm is a media of escape equivalent to the Tolkien's concept. Then, it leads to the main conclusion that fantasy, as a representation of imagination, is not an immature media. On the contrary, it shows maturity and has a positive quality in it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Gani
"ABSTRAK
Pencarian akar dan identitas dalam novel Song of Solomon merupakan penyelusuran sejarah keluarga dari segi baik dan buruknya. Sejairah keluarga tersebut akan menjadi landasan seorang kulit hitam dalam menunjukkan identitas dan harga dirinya untuk bertahan di tengah-tenyah masyarakat kulit putih yang memandanq rendah terhadap mereka.
Novel ini dibahas dengan pendekatan intrinsik dan menggunakan metode analisis-diskriptif. Disamping itu keterkaitan antara novel Song of Solomon dengan Song of Solomon dalam Kitab Perjanjian Lama serta relevansi masalahnya dengan sejarah Amerika Serikat dalam tahun 1960-an, juga menjadi bahan pembahasan.
Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa pencarian akar dan sejarah keluarga yang d i 1 akuk:an tokoh utama, Milkman pada i nti nya di sebabkari ti mbul nya kesadaran tokoh utama akan pentingnya sejarah keluarga untuk membentuk identitas dirt. Disamping itu akhirnya is menga4.ui bahwa dirinya adalah bagian dari ras kulit hitam. Adanya kesadaran dan pengakuan inilah yang merupakan pelambanq keinginan orang kulit hitam untuk melestarikan budaya asli mereka, yaitu Budaya Afrika.
Latar cerita yang mengambil tempat di Utara dan Selatan pada fokus tahun 1960-an mempengaruhi watak tokoh-tokoh. Ada usaha pengarang untuk menggambarkan apa yang ada dalam masyarakat Amerika Serikat dalam karyanya.
Kembali kepada akar budaya as1i Afrika merupakan suatu bentuk konsolidasidasi yang perlu dilakukan oleh orang kulit hitam.

"
1989
S14068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Yudoandrian
"Skripsi ini membahas tentang fenomena British Invasion yang terjadi di Amerika Serikat dari tahun 1964 sampai 1967. British Invasion adalah istilah yang dibuat oleh media massa untuk menggambarkan dominasi Inggris di Amerika Serikat pada era 1960-an, khususnya dalam bidang musik. Dominasi itu sendiri akhirnya tidak hanya di bidang musik saja, tapi juga dalam bidang film dan fashion. Skripsi ini menggambarkan bagaimana dominasi para pemusik dari Inggris dalam bidang musik di Amerika Serikat, dan pengaruh mereka terhadap musik dan masyarakat di Amerika Serikat.

This thesis describes about The British Invasion phenomenon in The United States of America between 1964 and 1967. British Invasion is a term made by the mass media to describe England's domination in The United States of America in 1960's, especially in music. The domination itself is not only in music, but also in film and fashion. This thesis describes how the musician from England dominated the music scene in The United States and their influences to the music and people in The United States."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S12366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>