Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riani Anggraeni
"ABSTRAK
Skripsi ini berusaha membahas tentang bagaimana masa bersiap sebagai fenomena historis berlangsung di wilayah Bogor, yaotu Kabupaten dan Kota Bogor. Secara garis besar, masa bersiap di Bogor terjadi karena kemampuan pemerintah Keresidenan Bogor saat itu belum memadai untuk mengendalikan dan mempertahankan ketertiban dan keamanan di wilayahnya sendiri. Gangguan keamanan terebut diperkeruh oleh tindakan tentara Gurkha dan NICA yang hendak mengembalikan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesiadan aksi kudeta yang dilakukan oleh kelompok Direktorium. Setelah selesai mengatasi gangguan-gangguan internal dan memperoleh pengakuan dari Sekutu, Bogor telah mengalhiri Masa Bersiapnya untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Abstract
The thesis is trying to explain how Bersiap as a jistorical phenomenon happened in Kabupaten and Kota Bogor. In general, Bersiap was happening in Bogor because the government of Residence Bogor at that time was unable be control and defend the _rust en orde_ at ist own area. Many disturbances was caused by Gurkhas and NICA officers who wanted to raise the country of Netherlands-Indies again, also the coup d_etat done by group called Directory. After finished the disturbances and got Alliance_s acknowledgement, the Residence of Bogor has ended its Bersiap to continue our struggle to defend the independence of Indonesia."
2010
S12427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Siti Fatima
"Keberhasilan dalam peningkatan produksi pertanian tentu dilandasi oleh keberhasilan penguasaan ilmu dan teknologinya. Untuk itu maka peranan lembaga penelitian mulai dari pembinaan sarana sampai dengan kecukupan sumber daya manusia berikut kegiatan-kegiatannya menempati tempat yang amat strategis. Lembaga penelitian Pertanian dan Perkebunan di Bogor telah begitu berperan dalam meningkatkan produktifitas pertanian juga perkembangan ilmu pengetahuan. Lembaga Penelitian Pertanian dan Perkebunan di Bogor dirintis dengan didirikannya _s Lands Plantentuin oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. s Land Plantentuin tau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Kebun Raya Bogor. Lembaga tersebut mengalami perkembangan yang pesat dalam kurun waktu 1876-1942, baik itu bagian-bagiannya maupun kegiatan penelitiannya di bidang pertanian dan perkebunan. Perkembangannya itu juga telah memicu tumbuhnya lembaga-lembaga swasta (proefstation-proefstation) yang lebih memfokuskan pada penelitian tanaman tertentu saja. Dalam melakukan kegiatan penelitian lembaga itu lebih memfokuskan pada penelitian tanaman-tanaman ekspor, hal ini seiring dengan seiring dengan kebijakan ekonomi pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda yang menginginkan dicapainya produksi pertanian yang tinggi guna memperoleh keuntungan ekonomis. Namun demikian kegiatan penelitiannya juga begitu bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya di Hindia Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Zuhdi
"Sebenarnya sudah cukup banyak karya-karya yang ditulis mengenai jaman pendudukan Jepang di Indonesia. Diantara studi_studi monografi ada dua disertasi doktor pada Universitas Leiden yang dibuat oleh seorang sarjana Beldnda A.A. Zorab, De Japanse Bozettinic van Indonesia en Haar Volkenrec}tali tke zijde (Lei den, 1954) darn yang lain dibuat oleh seorang sarjana Bangladesh, M.P. Axis, Japan's Colonialism and Indonesia (The Hague, 1955), diikuti kemudian oleh kelompok sarjana Jepang pada Ilmu_ ilmu Sosial Institute Okuma Universitas Waseda dengan editor Nishijima Shigetada dan Kishi Koichi, Indonesia ui okeru Nihon gunsei no kenkyu (Studs tentang pemerintahan militer Jepang di Indonesia) (Tokyo, 1956) yang diterjemahkan kedalam bahasa Ing_gris dengan judul Japanese Military Administration in Indonesia cetakan kedua (23 Maret 1965). Disertasi lainnya dibuat oleh seorang sarjana Amerika, yang juga telah menulis Pendudukan Je_pang di Indonesia secara umum, George S. Kanahele, The Japanese Occupation of Indonesia: Prelude to Independence, tidak Biter--bitkan, Wniversitas Cornell, 1967. Sedangkan tentang aspek-aspek tertentu-dalam masa pendudukan ini- kita lihat misalnya, Willard Elsbree, Japan's Role in _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S12622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidin
"ABSTRAK
Banyak unsur-unsur historis yang cukup menarik untuk diungkap dalam penulisan sejarah penumpasan DI/TII di wilayah Bogor. Dalam hal ini, munculnya DI/TII di Bogor dapat ditarik suatu benang merahnya dengan factor-faktor geografis, agama, sosial, ekonomi, agama dan politik pemerintah yang memang mendukung untuk meletupnya gerakan sparatis tersebut. Dilihat dari kaca mata historis, gambaran mengenai operasi penumpasan DI/TII di wilayah Bogor dimulai dari situasi politik pemerintah yang memang mendukungnya (kembalinya sistem demokrasi Pancasila dari sistem Liberal), dan terbentuknya Komando Operasi tersebut yang ternyata cukup memuaskan berkat kerja sam yang baik antar TNI dan rakyat. Guna mengungkap kejelasan historis operasi penumpasan DI/TII di wilayah Bogor ini, dalam pengumpulan data atau heuristik (primer maupun skunder), penulis lakukan dengan studi literatur di berbagai instansi pemerintah maupun perpustakaan. Mengingat aspek politik militer sangat dominan dalam pembahasan skripsi ini, maka pendekatan politik militer merupakan pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk mengupas dimensi kesejarahannya."
1996
S12406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Effendy
"Masa antara tahun 1945-1949 dalam sejarah Indonesia merupakan kurun waktu yang sangat menarik perhatian banyak orang untuk membicarakannya. Periode ini disebut periode Revolusi Kemerdekaan. Revolusi Indonesia merupakan masa pergolakan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk didalamnya adalah organisasi pemuda dari Djawatan Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT). Bagi AMPTT sebagai organisasi pemuda jawatan yang sehari-harinya berhubungan dengan penguasa asing, permasalahannya adalah bagaimana menghilangkan kekuasaaan asing tersebut. Kemerdekaan bukanlah hanya mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tetapi harus disertai dengan realisasi pemindahan kekuasaan. Akhirnya dilaksanakan pengambilalihan kekuasaan atas Kantor Pusat PTT dari tangan Jepang pada tanggal 27 September 1945. Pemuda PTT sangat menyadari fungsi jawatan dan keahlian yang dimilikinya untuk membantu perjuangan, Keberadaan AMPTT sebagai salah satu badan perjuangan pada masa revolusi dapat dilihat dari potret dirinya. Pertama, memalalui ide pengambilalihan kekuasaan Kantor Pusat Jawatan PTT dari kekuasaan asing. Kedua, tindakan untuk merealisasikan, membantu pemuda-pemuda melakukan perebutan obyek-obyek panting, mendirikan radio perjuangan Benteng Hitam, dan ikut berjuang bersama rakyat dan badan lainnya menghadapi sekutu. Ketiga, hasil dari semua itu antara lain memberi inspirasi kepada pemuda jawatan lain untuk ikut mengambil alih jawatannya, membentuk organisasi pemuda jawatan. Hubungan kamunikasi dalam masa pergolakan yang dirasakan sulit, menjadi Iebih memungkinkan berkat usaha yang gigih dari pegawai PTT dan AMPTT. Masa antara 27 September 1945 sampai 23 Maret 1946 adalah masa yang sangat singkat. Rasanya mustahil dalam waktu sesingkat itu sebuah organisasi pemuda atau badan perjuangan manapun dapat bergerak banyak, akan tetapi revolusi memungkinkan berbuat segalanya, dan AMPTT membuktikan bahwa dalam waktu enam bulan itu telah dapat menyumbangkan peranannya dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Agung Prayogo
"This thesys is explaining about the history of films development in Indonesia with polisies that have been taken by the New Order Government in order to improve national films. Since year1966, New Order Government have made some policies to support the development of national film and to protect national films from the suppressions of import films which come to Indonesia. Not only their policy were capable to improve the development of national films but also they become the government to control films Indonesia to saty at the same path with the government."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S12553
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Shahira Putri
"Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi beberapa peristiwa yang mengakibatkan banyak perlakuan diskriminatif dari beberapa kelompok seperti orang berkulit putih, etnis tionghoa, dan siapa saja yang dianggap sebagai pembela Belanda sehingga banyak terjadi pertumpahan darah. Masa 'bersiap' adalah masa yang dimulai sesaat setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 dan mencapai puncak kekerasannya dua bulan kemudian. Bagaimana perlakuan terhadap masyarakat kulit putih sebagai kelompok yang paling terdampak di Surabaya merupakan permasalahan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan adalah tujuh dokumen Jack Boer tahun 1945 dari 125 eksemplar dokumen resmi pemerintah Belanda dan Hindia Belanda koleksi Archief van Tranen project yang memuat keterangan saksi dan dokumen lain yang menggambarkan keadaan pada masa bersiap. Sumber lainnya adalah surat kabar Belanda dan Australia. Penelitian ini melihat dari sudut pandang barat. Selama masa "bersiap", kekejaman terhadap orang kulit putih tanpa memandang jenis kelamin atau usia terus terjadi. Kekerasan yang terjadi pada masa persiapan merupakan akibat dari sistem politik Jepang untuk mewujudkan Asia Raya bersama Asia Timur Raya. Kejadian di Surabaya pada bulan Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari sistem militer dan propaganda yang digaungkan pada masa pendudukan Jepang. Tidak hanya kebencian terhadap orang kulit putih, Masa Bersiap di Surabaya pada bulan Oktober 1945 juga terjadi akibat kekhawatiran akan kedatangan NICA melalui pasukan Sekutu.

Since the Proclamation of Independence of the Republic of Indonesia has occurred several events that resulted in many discriminatory treatments from several races, anyone who was considered as a defender of the Dutch so that there was a lot of bloodshed. The ‘bersiap’ period was the time that began shortly after Indonesia's independence on August 17, 1945 and reached the peak of violence two months later which was full of violence. When the‘bersiap’ white people was treated unfairly by being boycotted, tortured, and killed. The research method used is a historical research method using primary and secondary sources. The primary source used was 7 Jack Boer documents in 1945 out of 125 official documents from the Dutch and Dutch East Indies Government of Archief Van Tranen Project which contained witness statements and other documents that described the situation during the ‘bersiap’ period. Other sources are Dutch and Australian newspapers. During the "\‘bersiap’ period, cruelty to white people regardless of sex or age continues to occur. Violence that occurred during the preparation period was a result of the Japanese political system to realize Raya Asia with the Great East Asia. What happened in Surabaya in October 1945 was a continuation of the military and propaganda system echoed during the Japanese occupation. Not only hatred of white people, the period of ‘bersiap’ in Surabaya in October 1945 also occurred due to concerns about the arrival of NICA through the Allied forces."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soetapa Soetanto
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S12662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Susatyo
"Penelitian ini berusaha mendeskripsikan proses evakuasi masyarakat Kaoem Depok yang ditahan unsur-unsur bersenjata yang loyal pada Republik Indonesia pasca Gedoran Depok (8-13 Oktober 1945) oleh administrasi militer Sekutu lewat lembaga RAPWI, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur militer Inggris-Belanda. Gelombang kekerasan yang melanda Depok pada awal Oktober 1945 disusul oleh penahanan sebagian penduduk Kaoem Depok yang kemudian dibawa ke penjara Pledang di Kota Bogor. Penemuan-penemuan terkait penelitian ini menunjukkan bahwa peranan RAPWI selaku Lembaga khusus bentukan Sekutu yang menangani tawanan perang dan Interniran sipil berperan sangat besar dalam seluruh tahapan evakuasi atas penduduk Kaoem Depok yang ditahan di Kota Bogor, dimana lewat kesepakatan-kesepakatan dengan pihak Republik Indonesia, sebagian besar penduduk Depok yang ditawan pihak Republik di Bogor dapat dipindahkan ke kamp-kamp milik Sekutu.

This research aims to describe the evacuation process of Kaoem Depok community who were detained by armed elements loyal to the nascent Republic of Indonesia after the Gedoran Depok affairs (8-13 October 1945) by the Allied military administration through the RAPWI institution, which composed by both British and Dutch military elements. The wave of violence that hit Depok in early October 1945 was followed by the arrest of some members of Kaoem Depok communities who were then taken to Pledang prison in Bogor City. The findings related to this research demonstrates the major roles played by RAPWI as the specialised Allied organisation for the management of Allied POWs and civil internees in all stages of the evacuation of the Kaoem Depok members who had been detained in Bogor City, where through agreements with the side of Republic of Indonesia, most of the members of Kaoem Depok which been detained by Republic of Indonesia could be transferred to Allied forces safe-camps."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kristaniarsi
"Skripsi ini mencoba untuk mengungkapkan kembali suatu peristiwa yang memperlihatkan bagaimana usaha-usaha pemerintah Republik Indonesia mengatasi masalah moneter yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan (tahun 1945-1945), yang dilihat dari sudut sejarah. Diketahui bahwa pada awal pemerintahan Republik Indonesia, keadaan moneter Indonesia sangat kacau. Inflasi hebat bersumber pada kenyataan beredarnya uang rupiah Jepang secara tak terkendali, kemudian ditambah dengan beredarnya uang NICA sebagai senjata ekonomi Belanda untuk kembali berkussa di Indonesia. Oleh sebab itu dalam bidang keuangan usaha negara ditujukan untuk menghentikan inflasi. Tindakan pemerintah RI pada mulanya mengeluarkan ketetapan uang yang dianggap berlaku, karena belum meiniliki uang sendiri. Kemu_dian pemerintah melakukan Pinjaman Nasional dan Kewajiban Menyimpan Uang Dalam Bank sebagai tahap persiapan sebelum beredarnya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Setelah ORI beredar tidak berarti bahwa inflasi dapat langsung diatasi. Namun ORI telah mempunyai anti penting sebagai lambang bagi negara merdeka, sebagai alat perjuangan kemerdekaan bangsa, dan sebagai suatu langkah awal pengembangan sistem moneter yang membuktikan bangsa Indonesia bisa mengeluarkan alat pembayaran yang sah dan diterima oleh rakyat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>