Ditemukan 154288 dokumen yang sesuai dengan query
C.F.G. Sunaryati Hartono, 1931-
Bandung: Alumni, 1994
340.072 SUN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
C.F.G. Sunaryati Hartono, 1931-
Bandung: Alumni, 2006
340.072 SUN p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ita Syamtasiyah Ahyat
Tangerang Selatan: SAM (Serat Alam Media), 2014
305.4 ITA p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ibnu Wahyudi
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Soerjono Soekanto
Bandung: Alumni, 1976
340.57 SOE b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Carpentier, Jean
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2017
944.04 CAR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Carpentier, Jean
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2011
944.04 CAR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Breman, Jan
Jakarta: LP3ES, 2004
330.917 BRE gt
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Qalam, 1999
297.272 ISL t (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muhammad Nur
"Sebelum abad ke-19 pantai barat Sumatera berada dalam kekuasaan Aceh. Kekuatan Aceh sangat dirasakan di setiap bandar dengan menempatkan Wakil Raja Aceh yang bergelar Panglima Aceh. Kehadiran kekuatan Aceh di kawasan pesisir barat ditanggapi oleh penduduk setempat dengan pro dan kontra. Bagi yang pro, mereka mendukung keberadaan Panglima Aceh di setiap bandar, sebab sebagian dari oray,g Aceh telah menjadi penduduk setempat dan berketurunan. Namun kadang_kadang para Panglima sering berbuat semena-mena terhadap penduduk dengan memonopoli perdagangan lada dan bahan komoditi lainnya. Para Wakil Aceh melarang penduduk berdagang dengan pedagang lain selain orang Aceh. Jika ada yang tidak mentaati peraturan itu, orang Aceh tidak segan-segan memukul atau menganiaya orang yang berani berdagang dengan pedagang lain. Faktor inilah yang menyebabkan penduduk berusaha menolak para Wakil Aceh yang ganas itu dan berusaha mencari hubungan dengan pedagang Eropa. Para Wakil Aceh juga menjadi penghalang masuknya pedagang Eropa ke pantai barat Sumatera, seperti Inggris dan Belanda. Pada abad ke-18 beberapa bandar di pesisir barat telah menolak para penguasa Aceh. Kebetulan ketika itu posisi Aceh memang telah lemah setelah tidak adanya kekuatan Raja Aceh yang melanjutkan jejak Sultan Iskandar Muda yang terkenal. Kondisi yang demikian menguntungkan bagi para pedagang Eropa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
D1769
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library