Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Udin. S.
Jakarta: Dian Rakyat, 1978
920 Udi s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Dian Rakyat, 1978
080 SPE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Elis Teti Rusmiati
"Pemikiran kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana diawali dengan penarikan garis yang membedakan dengan jelas antara kebudayaan tradisional Indonesia dengan kebudayaan modern Barat. Perbedaan terutama ditekankan pada konfigurasi nilai dari masing-masing kebudayaan itu; nilai-nilai mana yang lebih dominan. Dengan mengelompokkannya kepada enam nilai (mengikuti Eduard Spranger: nilai teori, ekonomi, agama, seni, kuasa dan solidaritas), Takdir menyebut bahwa dalam kebudayaan tradisional Indonesia berlaku nilai-nilai ekspresif yang menyebabkan kebudayaan itu states, sedangkan di negara-negara Barat, di mana gugus ilmu pengetahuan itu unggul, berlaku nilai-nilai progresif yang mengantarkan negara itu menjadi negara yang modern. Indonesia, hemat Takdir, harus mengadopsi nilai-nilai dari Barat itu yang bercirikan: intelektualisme, individualisme dan materialisme. Dengan kata lain, untuk membina kebudayaan Indonesia itu diperlukan upaya modernisasi mutlak guna meraih kemajuan sebagaimana yang telah diperoleh negara-negara Barat. Gerakan modernisasi seperti ini mendapat banyak tentangan karena dianggap mengancam hilangnya kepribadian bangsa.
Modernisasi yang terjadi di Barat, dalam pandangan Takdir berawal dari peristiwa Renaissans Itali yang aspek dasamya merupakan gerakan humanisme, menempatkan manusia pada posisi sentral. "Manusia", merupakan tema sentral dalam konsep kebudayaan Takdir. Dalam upaya mendefinisikan konsep kebudayaan, Takdir menekankan pada proses budi manusia; budilah yang melahirkan budidaya atau kebudayaan. Melalui kebudayaan, manusia mengubah alam agar menjadi lebih manusiawi. Nilai yang merupakan kekuatan integral dalam pembentukan pribadi, masyarakat dan kebudayaan, berada dalam proses budi manusia. Karena nilai itu juga berada dalam proses budi manusia maka kebudayaan oleh Takdir tidak diukur dengan teori empiris melainkan lebih berdasarkan teori nilai; nilai mana yang paling diutamakannya. Dengan demikian, kebudayaan akan lahir dengan penuh tanggung jawab.
Ketika terjadi akulturasi budaya ada sisi-sisi yang tidak bisa dihindari: ketidakberdayaan meraih nilai-nilai baru sementara yang lama pun sudah telanjur ditinggalkan. Untuk masalah ini, Takdir mengedepankan sisi-sisi manusianya: kreativitas (seperti judul buku yang ia tulis) dan kebebasan. Disamping itu, dalam usaha manusia rasional pada proses modernisasi itu, berkecenderungan untuk semakin irrasional, tetapi Takdir tetap optimis. Takdir juga menganggap ilmu-ilmu sosial telah terjebak - positivisme karena mengenyampingkan masalah nilai, ia lalu mengajukan sebuah konsep yang menyeluruh tentang ilmu manusia sebagai sintesa antara ilmu-ilmu positif dengan teori nilai.
Tidak bisa dihindari bahwa pemikiran-pemikiran Takdir mengenai humanisme dalam kebudayaannya terpengaruh oleh ideologi dari Barat, baik mengenai konsep individualisme, naturalisme, liberalisme maupun rasionalisme dan pemikirannya ini masih relevan untuk masa sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Studi Proklamasi, 1986
362.3 TRA (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Delila
"Penelitian mengenai novel Al Ajnihah al Mutakassirah dan novel Dian Yang Tak Kunjung Padam ini bertujuan untuk mengungkapkan tema kawin adat pada kedua novel dan mengungkapkan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada kedua novel, khususnya yang berkaitan dengan masalah kawin adat di Libanon dan Palembang yang menjadi latar pada kedua novel.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel yaitu kawin paksa karena adat. Pada novel A1-Ajnihah al-Mutakassirah, kawin paksa terjadi karena kaum gereja (pendeta) yang mengharuskan seorang perempuan menikah dengan laki-laki yang sama kedudukannya dalam harta, dimana pendeta mengambil keuntungan dari perkawinan tersebut. Sedangkan pada novel Dian Yang Tak Kunjung Padam, kawin paksa terjadi karena adat mengharuskan seorang perempuan menikah dengan laki-laki yang sederajat keturunannya dan hartanya. Tema pada kedua novel menunjukkan situasi dan keadaan sosial masyarakat masing-masing novel.
Perbandingan pada kedua novel menunjukkan bahwa terdapat kesamaan pada unsur-unsur tema, tokoh, dan gaya Bahasa. Sedangkan perbedaan terdapat pada unsur_-unsur alur, latar, pencerita dan fokus pengisahan. Adanya persamaan dan perbedaan hanya bersifat kebetulan dan menunjukkan gaya masing-masing pengarang dalammenyampaikan ide 1 gagasan cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chen, Boda
Peking: Foreign Languages Press, 1953
951.041 CHE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta : Dian Rakyat , 1988
306.095 98 SUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
[T.t.] Unesco 1961
927 E 282
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>