Ditemukan 624 dokumen yang sesuai dengan query
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Surabaya: Risalah Gusti, 1994
297.6 EMH a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2008
809.4 EMH j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Jakarta: Kompas, 2007
899.221 4 EMH k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2016
899.221 4 EMH k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Emha Ainun Nadjib, 1953-
"Mudah mengagumi, mudah menjatuhkan. Cepat mencintai dan dengan segera membenci. Viral secara instan, lalu menghilang dengan tiba-tiba. Entah mengapa, menebak isi hati manusia belakangan ini begitu sulit. Padahal, orang-orang dengan gegap gempita membagikan cerita kesehariannya pada ruang-ruang publik. Semua yang kita kira transparan dan nyata, bisa jadi semu belaka. Begitu sebaliknya.
Keputusasaan manusia dalam menemukan apa yang sesungguhnya nyata di dunia mendorong Emha Ainun Nadjib menuliskan esai-esai dalam buku ini. Bahwa meskipun manusia gemar membongkar kepalsuan-kepalsuan, sejatinya ia sendiri tengah menutupi hatinya dengan kepalsuan yang lain.
"
Yogyakarta: Bentang, 2018
297.5 EMH k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
I 899.232 M 25
Buku Teks Universitas Indonesia Library
A. Dt. (Aman Dt.) Madjoindo, 1895-
Jakarta: Balai Pustaka, 2018
813 AMA p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi teks cerita tentang kemelaratan keluarga Pak Lelur. Sedemikian miskinnya sampai makan sehari-hari pun sangat sulit. Nasib berubah ketika Bok Lelur menggunakan aji panglemunan dan aji panglamporan yang diwarisi dari orang tuanya untuk "mengakali" orang, dan Pak Lelur menjadi dukun. Pak Lelur kemudian diangkat menjadi adipati di Sigaluh dengan gelar Arya Bapang Samerana. Cerita berakhir pada kematian Bapang Samerana karena bertempur dengan naga ciptaan dari guna-guna Bajrawisa dan kematian Raja Darmamuda yang sampyuh dengan selirnya. Teks tersusun dalam 64 pupuh, sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) asmaradana; 3) maskumambang; 4) pucung; 5) kinanthi; 6) megatruh; 7) mijil; 8) sinom; 9) dhandhanggula; 10) mijil; 11) gambuh; 12) pangkur; 13) sinom; 14) durma; 15) dhandhanggula; 16) sinom; 17) kinanthi; 18) pucung; 19) megatruh; 20) mijil; 21) asmaradana; 22) dhandhanggula; 23) pangkur; 24) sinom; 25) kinanthi; 26) maskumambang; 27) mijil; 28) gambuh; 29) asmaradana; 30) pucung; 31) dhandhanggula; 32) mijil; 33) pangkur; 34) kinanthi; 35) asmaradana; 36) dhandhanggula; 37) maskumambang; 38) gambuh; 39) kinanthi; 40) asmaradana; 41) pangkur; 42) kinanthi; 43) asmaradana; 44) sinom; 45) gambuh; 46) megatruh; 47) kinanthi; 48) mijil; 49) pangkur; 50) kinanthi; 51) sinom; 52) maskumambang; 53) mijil; 54) kinanthi; 55) asmaradana; 56) sinom; 57) maskumambang; 58) pangkur; 59) durma; 60) pangkur; 61) sinom. Berdasar keterangan yang terdapat pada h.1 dan 6, teks ditulis oleh Wiryaseputra dari Klaten, dengan memakai nama samaran Sasranadpada. Hal ini diperkuat oleh surat pengantar yang tertulis pada kertas bermeterai f1,5 tertanggal 15 Oktober 1924, dan terlampir dalam naskah ini, bahwa Wiryaseputra menjual naskah ini pada Mas Tanaya seharga f50. Menurut keterangan yang terdapat pada h.157, naskah selesai disalin pada hari Jum?at malam, 9 besar, Je 1854 (14 Juli 1924)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.25-NR 356
Naskah Universitas Indonesia Library
Endang Turmudi
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2004
297.67 END p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sukamto
Jakarta: LP3ES, 1999
306.6 SUK k
Buku Teks Universitas Indonesia Library