Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cicero, Marcus Tullius
Sydney: Pellegrini, 1936
875 CIC m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vlek, Hans R.
Amsterdam: Querido, 1991
BLD 839.36 VLE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Böll, Heinrich
Bornheim : Lamuv, 1987
Jer 914.5 Bol r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salmon, Edward T.
Landon and New York: Routledge, 1995
937 S 32 h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yourcenar, Marguerite
New York: American Books-Stratford Press, 1954
843.912 YOU mt (1);843.912 YOU mt (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
W.V. Anggara Wisesa
"Dalam sejarah kehidupan religius, manusia berusaha menjaga hubungan yang baik antara dirinya dengan Tuhan demi keterjaminan hidupnya di dunia. Dengan berdoa, manusia religius menjalin komunikasi yang baik dengan Tuhan. Dengan memberi persembahan, manusia religius memberikan sesuatu demi keberlangsungan hubungan keduanya. Pernberian persembahan itulah yang dimanifestasikan di dalam ritual kurban. Ritual kurban tak lain adalah upaya pemberian persembahan yang dilakukan oleh manusia yang ditujukan kepada Tuhan. Ritual kurban yang disertai dengan suatu perjamuan kurban memberikan gambaran lebih mengenai upaya menjalin hubungan yang baik antara Tuhan dan manusia religius. Perjamuan kurban mengumpamakan bahwa Tuhan menerima persembahan kurban yang diberikan oleh manusia dan memberikannya juga kepada manusia untuk dimakan bersama-sama. Di dalam ritual semacam itu, manusia religius menghayati sebuah persatuan yang erat antara manusia dan Tuhan. Liturgi Ekaristi, di dalam dunia kekristenan Katolik Roma, pada hakikatnya adalah ritual kurban yang di dalamnya memanifestasikan sebuah kenangan akan diri Yesus Kristus yang memberikan dirinya sebagai kurban kepada Yang Ilahi. Dengan kematiannya di kayu salib, umat Katolik percaya bahwa Yesus mengurbankan diri demi penghapusan dosa manusia. Manusia yang berdosa dengan demikian dapat memperoleh keselamatan dan kembali ke dalam persatuan dengan Yang Ilahi berkat jasanya. Melalui Liturgi Ekaristi, umat Katolik membawa kembali suasana sakral di mana Yesus menyerahkan dirinya sebagai kurban. Dengan mengulangi tindakan Yesus, umat Katolik membawa kembali waktu sakral yang reversible itu dari masa lalu ke masa kini. Ritual adalah pintu masuk yang membawa segala kemungkinan itu. Dengan melakukan ritual, umat Katolik beralih dari ruang dan waktu profan ke dalam ruang dan waktu sakral, waktu ideal bagi manusia religius. Lebih dari itu, umat Katolik menghadirkan kembali kurban Kristus itu dalam rupa roti dan anggur. Itulah kurban persembahan yang sesungguhnya, yang sama dengan kurban diri Yesus di waktu lampau, yang dihadirkan kembali. Kurban itu pula yang kemudian disantap bersama di dalam Ritus Komuni sebagai perjamuan kurban. Dengan melakukan itu, umat Katolik mengambil peran serta aktif di dalam karya kurban Kristus. Mereka dipersatukan kembali dengan Yang Ilahi. Ritual perjamuan kurban memang pada hakikatnya mengikat seluruh pihak yang terlibat di dalamnya, baik manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Mereka semua diperdamaikan di dalam sebuah tindakan makan bersama di dalam perjamuan. Semua itu adalah bentuk upaya untuk menjaga hubungan manusia religius dengan Yang Ilahi sebagai sumber segala jaminan hidup mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
de Groot, Hugo
Arnhem: Gouda Quint BV., 1995
342 GRO l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Veen, Thijs Willem van
Arnhem: Gouda Quint BV., 1985
340.02 Vee l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beare, William
London: Methuen & Co., 1964
792.093 8 BEA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Resha Zoya Az-Zahra
"Dalam film Prancis kontemporer, banlieue biasanya digambarkan sebagai tempat yang maskulin dan represif yang didominasi oleh laki-laki. Dengan adanya dominasi laki-laki, perempuan di ruang ini harus secara konstan menghadapi sistem patriarki yang ada. Artikel ini membahas bagaimana tokoh perempuan di dalam film Bande de Filles terus-menerus didorong untuk tunduk pada stereotip gender di banlieue dan bagaimana mereka menunjukkan resistensi sebagai alat pertahanan diri mereka terhadap stereotip gender tersebut. Bande de Filles adalah sebuah film bergenre drama yang disutradarai oleh Céline Sciamma. Film ini berfokus pada proses pencarian jati diri dan identitas seorang remaja perempuan kulit hitam yang tinggal di banlieue Paris. Metode yang digunakan adalah kajian film Boggs &Petrie (2008), konsep resistensi James Scott (1990) dan konsep stereotip gender Linda Brannon (2015). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deksriptif. Struktur naratif film memperlihatkan alur cerita yang digerakkan oleh kehidupan Marieme sebagai remaja perempuan kulit hitam di banlieue. Hasil analisis memperlihatkan resistensi secara implisit dan konstan oleh tokoh perempuan sebagai alat pertahanan diri dari stereotip gender yang ditekankan oleh para lelaki. Melalui penelitian ini juga terlihat resistensi yang dilakukan oleh tokoh perempuan utama berhasil menunjukkan pengembangan karakter yang signifikan terhadap pencarian jati diri dan identitasnya sebagai perempuan.

In contemporary French films, the banlieue is usually depicted as a masculine and repressive place dominated by men. With the dominance of men, women in this space must constantly face the existing patriarchal system. This article discusses how the female characters in the film Bande de Filles are constantly pushed to submit to gender stereotypes in banlieue and how they show resistance as a means of self-defense against these gender stereotypes. Bande de Filles is a drama genre film directed by Céline Sciamma. This film focuses on the process of finding the identity and identity of a black teenage girl who lives in banlieue Paris. The method used is the study of the film by Boggs & Petrie (2008), the concept of resistance by James Scott (1990) and the concept of gender stereotypes by Linda Brannon (2015). This research is a qualitative research with descriptive method. The film's narrative structure shows a storyline that is driven by Marieme's life as a black teenage girl in banlieue. The results of the analysis show implicit and constant resistance by female characters as a means of self-defense from gender stereotypes emphasized by men. Through this research, it can also be seen that the resistance carried out by the main female character succeeded in showing significant character development towards the search for identity and identity as a woman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>