Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prasetyo
"Skripsi ini membahas mengenai pergerakan pemuda di Brunei Darussalam, sejak kemunculan Barisan Pemuda (BARIP) pada tahun 1946 sampai pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Rakyat Brunei (PRB) pada tahun 1962. Penjajahan yang dilakukan oleh Inggris di Brunei menyebabkan munculnya rasa nasionalisme dari para pemuda Brunei. Para pemuda Brunei mulai mendirikan organisasi pergerakan dari Barisan Pemuda (BARIP) pada tahun 1946, Brunei Film Production Company (BRUFIPCO) pada taun 1952 dan Partai Rakyat Brunei (PRB) pada tahun 1956. Ketiga organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memperjuangkan kemerdekaan Brunei Darrusalam. Akan tetapi tujuan mereka mendapat pertentangan dari pihak Inggris. Pergerakan yang dilakukan oleh pemuda Brunei melalui cara diplomasi hingga pemberontakan. Dampak yang ditimbulkan dari pergerakan itu sangat berpengaruh bagi kondisi pemerintahan Brunei. Mulai dari penolakan sultan Brunei untuk bergabungnya Brunei ke Federasi Malaysia hingga pelarangan PRB karena dianggap partai berbahaya oleh sultan.

This thesis discusses the youth movement in Brunei Darussalam, since the emergence of the Youth Front (BARIP) in 1946 until the insurgency conducted by the Brunei People's Party (PRB) in 1962. Colonization by the British in Brunei sense of nationalism led to appearance of the youth of Brunei. The youth movement Brunei began to established an organization of the Youth Front (BARIP) in 1946, Brunei Film Production Company (BRUFIPCO) on the epidemic of 1952 and Brunei People's Party (PRB) in 1956. All three organizations have a common goal of independence for Brunei Darussalam. But the goals they get opposition from the British. Performed by the youth movement of Brunei through diplomatic means to revolt. The impact of the movement was very influential for the condition of the government of Brunei. Starting from the rejection of the sultan of Brunei to Brunei to joining the Federation of Malaysia to ban the party PRB because it was considered dangerous by the sultan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S76
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Budi Setiawan
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
305MUHM001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Budi Setiawan
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
305.23 MUH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
305.23 DIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: DPP.GPPA '45 , 1990
305.23 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Mahardewo
"Kemenangan bangsa Jepang atas bangsa rusia pada perang tahun 1904-1905, adalah awal yang sangat penting bagi perkembangan bangsa Asia. Semangat yang diperlihatkan oleh bangsa Jepang itu menimbulkan pula semangat kepada bangsa asia yang lain. Bangsa Asia yang pada waktu itu banyak terjajah, mulai memberanikan diri untuk melepaskan diri dari ikatan penjajah. Timbulnya kesadaran untuk melepaskan diri dari penjajahan, merupakan awal dari kebangkitan bangsa Asia yang dipelopori oleh bangsa Jepang dalam perang tahun 1904-1905 dimana bangsa asia dapat mengalahkan bangsa asing. Bagi bangsa Indonesia kebangkitan bangsa Asia dan kemenangan bangsa Jepang itu, merupakan pendorong bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Selain itu kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi bangsa Indonesia melalui politik etis yang dikeluarkan oleh pemerintah hindia belanda secara langsung telah merobah pola pikir bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mulai sadar akan keadaan dirinya yang terbelakang akibat dari sistem penjajahan. Bangsa Indonesia yang diwakili oleh kaum mudanya mulai menyadari akan manfaat ilmu yang telah dipelajari. Pendidikan barat yang dipelajari telah memberikan cakrawala Baru bagi mereka. Mereka sadar tanpa adanya rasa persatuan diantara sesama pemuda, tidaklah akan tercapai cita.cita kemerdekaan. Kesadaran yang timbul di kalangan muda mulai terlihat pada awal abad ke 20. Hal ini ditandai dengan lahirnya sebuah perkumpulan yang bernama Boedi Oetomo. Lahirnya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 adalah awal dari apa yang disebut dengan rasa kebangkitan nasional Indonesia. Boedi Oetomo sebagai organisasi modern pertama di Indonesia telah memberikan dorongan kepada pemuda Indonesia lainnya untuk mendirikan organisasi semacam. Setelah kelahiran dan keberhasilan Boedi Oetomo maka lahirlah perkumpulan-perkumpulan pemuda lainnya. Sifat dari perkumpulan/organisasi pemuda setelah kelahiran Boedi Oetomo mempunyai berbagai macam bentuk dan sifat seperti, bersifat kedaerahan, bersifat politik, bersifat keagamaan dan ada pula yang berbentuk kepanduan . Salah satu organisasi pemuda yang lahir setelah itu adalah Perhimpoenan Peladjar Peladjar Indonesia. Organisasi ini lahir pada bulan September 1926 di Jakarta. Para pendirinya mempunyai tujuan Indonesia merdeka dengan mempersatukan gerakan perjuangan sehingga tidak ada perbedaan antara penjajah dan terjajah Perjuangan PPPI juga ingin mencapai kemakmuran bangsa melalui pemerataan hak dan ekonomi. PPPI dalam melaksanakan kegiatannya banyak bergerak di bidang politik, salah satunya ialah dalam Kongres Pemuda II dimana pada akhirnya terkenal dengan sumpah pemuda. Selain di bidang politik PPPI juga bergerak lapangan, sosial budaya dan juga ekonomi. Kegiatan yang mereka lakukan ini pada dasarnya demi kemajuan bangsa Indonesia, agar tujuan akhir kemerdekaan bangsa dan kemakmuran dapat tercapai serta hapusnya penjajahan dari Indonesia. Sekali lagi untuk mencapai tujuan kemerdekaan mereka para pendiri dan anggota lainnya menginginkan adanya persatuan di kalangan pemuda sehingga kekuatan yang menjadi satu lebih diperhitungkan. Kegiatan PPPI dan Organisasi pemuda lain yang menginginkan tercapainya Indonesia merdeka, tidaklah mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda merasa kegiatan pemuda itu adalah suatu ancaman. Peraturan-peraturan yang melarang kegiatan politik dan pengawasan terhadap orang-orang yang dicurigai diberlakukan. Pemuda Indonesia melihat peraturan yang ada tidaklah mundur bahkan terus berjuang dengan tujuan Indonesia merdeka. Bagi PPPI kegiatan mereka tidak berhenti hanya sampai tahun 1932 saja, kegiatan mereka terus berlanjut sampai kedatangan bangsa Jepang. Karena ketakutan Pemerintah Hindia Belanda terhadap kegiatan PPPI mereka membuat USI (Unitas Studiosorum Indonesiensis) tahun 1933, dengan maksud memecah perhatian pelajar yang menjadi anggota PPPI dari kegiatan politik. Bagi yang ingin terus berpolitik mereka tetap memilih PPPI sebagai tempat berjuang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
Tulisan ini adalah kajian tentang bagaimana pemuda Ambon salg berkomunikasi dalam sebuah ruang public yakni Ambon Plaza,atau sering disingkat dengan Ampas, yang berdiri sejak 1995. Ini adalah pusat perbelanjaan yang secara signifikan berubah pasca konflik di Ambon tahun 1999-2003. Di pusat perbelanjaan,pengunjung dapat melakukan hubungan yang interaktif, tidak hanya dengan pengunjung lain tetapi juga dengan penjajanya. Amplaz memiliki peran yang penting untuk mempertemukan orang-orang dari agama yang berbeda. Ini adalah tempat di mana kelompok Kristen dan Islam dapat bertemu tanpa rasa takut. Di tempat ini, gaya hidup baru dirayakan, sehngga Amplaz lebih terlihat sebagai arena untuk menunjukkan gaya hidup modern, dibangdingkan sebagai area konflik.
"
JSPA 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fattah Hanurawan
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari suatu gejala di mana tidak selalu remaja yang memiliki pengetahuan tentang penampilan pemusik rock mempunyai niat untuk melakukannya. Dalam kerangka teori tindakan beralasan Fishbein & Ajzen (1975) suatu niat perilaku dapat diterangkan melalui faktor sikap (internal) dan norma subyektif (Sosial) sebagai determinan utamanya. Sedang ditinjau dari teori belajar sosial dapat dijelaskan bahwa masalah peniruan penampilan fisik pemusik rock merupakan hasil dari proses belajar sosial faktor internal (sikap) remaja dengan lingkungan, sosialnya. Sandura dan Walters menyatakan bahwa proses belajar sosial terutama terjadi melalui proses belajar perwakilan (vicarious learning), yang dalam konsep belajar sosial spesifik tersebut terkandung pengertian bahwa cara berperilaku seseorang merupakan hasil interaksi belajar dengan perilaku orang lain.
Ditinjau dari teori peran (role theory) remaja peniru dalam konteks sosialnya menempati kedudukan sebagai aktor atau pelaku yang akan selalu memperhatikan tuntutan peran yang diembannya. Tuntutan peran yang dipertimbangkan remaja itu terwujud dalam bentuk harapan, norma, wujud perilaku, penilaian, dan sanksi terhadap niat meniru penampilaan fisik pemusik rock
Dari kajian teori belajar sosial, teori pecan, dan kerangka pemilahan- variabel yang rnenggunakan model teori tindakan Fishbein & Ajzer (1975) kemudian diajukan 2 hipotesis mayor dan dua hipotesis minor yang diuji kebenarannya pada 254 pelajar SMA di Kotamadya Malang,
Hipotesis itu adalah: Hipotesis Mayor 1 berbunyi Sikap dan norma subyektif remaja terhadap tingkah laku meniru penampilan fisik pemusik rock secara signifikan berhubungan positif dengan niatnya meniru penampilan fisik pemusik rock. Hipotesis Minor 1 adalah sikap remaja terhadap tingkah laku meniru penampilan fisik pemusik rock secara signifikan berhubungan positif dengan niatnya meniru penampilan fisik pemusik rock. Hipotesis Minor 2 berbunyi norma subyektif remaja mengenai tingkah laku meniru penampilan fisik pemusik rock secara signifikan berhubungan positif dengan niatnya meniru penampilan fisik pemusik rock. Kemudian Hipotesis Mayor 2 berbunyi norma subyektif secara signifikan memberikan sumbangan relatif lebih besar dibanding sikap remaja terhadap niatnya meniru penampilan fisik pemusik rock.
Berdasar hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Hipotesis Mayor 1, Hipotesis Minor 1 dan 2 dapat diterima kebenarannya. Sedang Hipotesis Mayor 2 tidak dapat diterima kebenarannya. Terhadap hasil penelitian ini disarankan bagi orang tua untuk melakukan pendekatan lebih dekat dengan unsur-unsur dalam norma subyektif seperti teman bermain atau teman sekolah. Saran bagi masyarakat umum dan pemerhati masalah sosial agar melakukan sosialisasi pesan-pesan normatif berkenaan dengan peniruan terhadap penampilan fisik pemusik rock melalui pembinaan 2 saluran, yaitu sikap dan norma subyektif remaja. Bagi penelitian lebih lanjut disarankan untuk mempelajari masalah independensi antara komponen struktur sikap dan norma subyektif dalam kaitannya dengan niat. Juga bagi peneliti lebih lanjut disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pola-peniruan dan perkembangan sosialitas remaja pada wilayah perilaku yang lain."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sajidin
"[ABSTRAK
Program Pemuda Pelopor merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Pemuda Indonesia, dengan
harapan bahwa pemuda Indonesia memiliki jiwa kepeloporan di segala
bidang, sehingga apa yang menjadi peran pemuda di masyarakat salah satunya
menjadi Agen Of Change atau agen perubahan bisa terlaksana. di Kota Bogor
pelaksanaan pemuda pelopor dilaksanakan oleh pemerintah Kota Bogor
melalui Kantor Pemuda Dan Olahraga Kota Bogor menjadi peran startegis
dalam memcari dan menanamkan kepeloporan kepada pemudanya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitaif deskriptif analisis dengan
factual problemnya adalah bahwa peserta yang mengikuti kegiatan program
pemuda pelopor yang dilaksanakan oleh Kanpora Kota Bogor belumlah
optimal, dikarenakan peserta yang mengikuti program ini dari tahun ketahun
belum mecapai target, seperti halnya di pelaksanaan program pemuda pelopor
tahun 2014, peserta di targetkan sebanyak 5 orang namun yang mengikuti
program ini sebanyak 3 peserta, dalam penellitian ini, ada 4 faktor yang
berperan penting dalam keberhasilan implementasi program yaitu, Peran
Proses Rekrutmen, Peran Kinerja/Performance Pelaksana, Peran Komunikasi
dan Peran Pelaksanaan Dari Evaluasi Program.
Hasil penelitian dari yang sudah dilakukan di Kanpora Kota Bogor,
bahwa Kanpora sebagai pelaksana teknis belum optimal dalam melaksanakan
program pemuda pelopor, dikarenakan kurangnya pagu anggaran yang di
tetapkan oleh Pemerintah Kota Bogor, sehingga berdampak kepada
pelaksanaan yang tidak maksimal, seperti halnya proses rekrutmen yang
dilaksanakan oleh pelaksana hanya mengandalkan surat untuk
mensosiaalisaikan dan menginformasikan program, belum adanya keterlibatan
dari alumni/stakeholder dan belum menggunakan media elektronik, media
cetak dan media sosial untuk mensosialisasikannya, adapun saran dalam
penelitian ini adalah agar terpenuhinya peserta program pemuda pelopor,
pelaksana/pantia harus melakukan sosialisasi dengan menggunakan media
elektronik, media cetak dan media sosial, selain itu melibatkan senior/alumni
yang pernah mengikuti program. dan menjalin kordinasi dengan SKPD Lain
untuk berkordinasi langsung dalam pembinaan pemuda.

ABSTRACT
Pioneer Youth Program is one of the effort in improving Indonesian
Youth human resources (HR), with an eye to the young people of Indonesia
have a pioneering spirit in all areas, so what become the role of youth in the
society one of them becomes Agent Of Change can be implemented. in Bogor
City, the implementation of pioneer youth is implemented by the city
government of Bogor through youth and sport centre become strategic role in
pioneering the community and instilling the youth.
This research is using the analysis descriptive qualitative method and
its factual problem is all participants who join the pioneer youth event
implemented by Kanpora of Bogor City has been optimal yet, because of the
participant who join this eent from the year to year has not reached the target.
as well as the implementation of pioneer youth program in 2014, participant is
targeted as many people but who join this program is 3 participants. in this
research there are 4 factors which has the important role in the success of
program implementation namely the role of recruitment process, the role of
performance, the role of communication and the role of implementation from
the bogor city government, so
The result of the research has been executed in kanpora of bogor city,
kanpora as technical implementation has not been optimal in implementing
pioneer youth program, because of the lack of budgeting set by bogor city
government, so it affects to not optimal implementation, as well as the
recruitment process which is implemented by the executor only rely on a letter
to socialize and to inform the program, beside that there is not any
involvement from alumni or stakeholder and it has not used the electronic
media, printing media and social media to socialize it. meanwhile, the
suggestion in the research is in order to fulfill the pioneer youth program
participant, executor/committee should socialize by using electronic media,
printing media and social media. beside that involving the alumni/stakeholder
who have ever joined the program and establish the coordination with the
other SKPD to coordinate directly in youth guidance, Pioneer Youth Program is one of the effort in improving Indonesian
Youth human resources (HR), with an eye to the young people of Indonesia
have a pioneering spirit in all areas, so what become the role of youth in the
society one of them becomes Agent Of Change can be implemented. in Bogor
City, the implementation of pioneer youth is implemented by the city
government of Bogor through youth and sport centre become strategic role in
pioneering the community and instilling the youth.
This research is using the analysis descriptive qualitative method and
its factual problem is all participants who join the pioneer youth event
implemented by Kanpora of Bogor City has been optimal yet, because of the
participant who join this eent from the year to year has not reached the target.
as well as the implementation of pioneer youth program in 2014, participant is
targeted as many people but who join this program is 3 participants. in this
research there are 4 factors which has the important role in the success of
program implementation namely the role of recruitment process, the role of
performance, the role of communication and the role of implementation from
the bogor city government, so
The result of the research has been executed in kanpora of bogor city,
kanpora as technical implementation has not been optimal in implementing
pioneer youth program, because of the lack of budgeting set by bogor city
government, so it affects to not optimal implementation, as well as the
recruitment process which is implemented by the executor only rely on a letter
to socialize and to inform the program, beside that there is not any
involvement from alumni or stakeholder and it has not used the electronic
media, printing media and social media to socialize it. meanwhile, the
suggestion in the research is in order to fulfill the pioneer youth program
participant, executor/committee should socialize by using electronic media,
printing media and social media. beside that involving the alumni/stakeholder
who have ever joined the program and establish the coordination with the
other SKPD to coordinate directly in youth guidance]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buang Sabdo Waryoko
"Pemuda merupakan elemen terpenting dari pondasi bagi setiap Negara, tak terkecuali di Indonesia. Banyak sudah sejarah besar bangsa Indonesia merupakan hasil dari kontribusi dan peran serta pemuda mulai dari peristiwa kebangkitan Indonesia, Sumpah Pemuda, peristiwa kemerdekaan sampai pada gerakan mahasiswa dan pemuda pada reformasi tahun 1998. Semua peristiwa-peristiwa diatas mencatatkan sejarah pergerakan pemuda di Indonesia dengan tinta emas. Sedangkan DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia, dimana segala pusat aktivitas ekonomi, politik bangsa Indonesia dan segala macam kejadian-kejadian besar diawali dari Jakarta. Setiap gejolak yang terjadi baik secara politik maupun ekonomi yang terjadi di Jakarta akan sangat berdampak bagi stabilitas nasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemuda dan Jakarta merupakan dua hal yang sangat strategis dan menarik untuk dikaji. Untuk itu dalam mensikapi fenomena diatas perlu adanya arah pemberdayan pemuda yang tepat dalam menggali potensi pemuda sesuai dengan karakter yang dimilikinya.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana karakter dan potensi yang dimiliki oleh para penuda yang aktif dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), karena memang pemuda-pemuda inilah yang nanti akan menjadi pemimpin bangsa ini. Juga bagaimana program dan kebijakan pemerintah selama ini dan strategi pemberdayaan pemuda kedepan. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) selama ini perannya sangat membantu dalam pemberdayaan pemuda di DKI Jakarta ini, meskipun dirasakan perannya belum secara optimal.Untuk itu kedepan diperlukan strategi yang lebih baik dan matang dalam perencanaan programnya yang tentu disesuaikan dengan kemampuan pengurus dan OKP masing-masing. Dalam menjalankan strategi pemberdayaan pemuda, OKP di DKI Jakarta perlu melakukan tiga langkah yaitu : proses penyadaran, proses pengkapasitasan dan proses pemberdayaan. Dari penelitian, Proses pemberdayaan terhadap pemuda, sudah berjalan namun dirasakan kurang optimal. Strategi kedepan yang dilakukan untuk proses pemberdayaan pemuda : menjalin kerjasama dengan instansi dengan lebih massif, untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah dengan pihak OKP, senantiasa menyebarkan nilainilai OKP kesemua pengurus dan anggota organisasi, meningkatkan kesolidan internal organisasi, memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung pada pemberdayaan pemuda dan masyarakat. Pemuda merupakan elemen terpenting dari pondasi bagi setiap Negara, tak terkecuali di Indonesia. Banyak sudah sejarah besar bangsa Indonesia merupakan hasil dari kontribusi dan peran serta pemuda mulai dari peristiwa kebangkitan Indonesia, Sumpah Pemuda, peristiwa kemerdekaan sampai pada gerakan mahasiswa dan pemuda pada reformasi tahun 1998. Semua peristiwa-peristiwa diatas mencatatkan sejarah pergerakan pemuda di Indonesia dengan tinta emas. Sedangkan DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia, dimana segala pusat aktivitas ekonomi, politik bangsa Indonesia dan segala macam kejadian-kejadian besar diawali dari Jakarta. Setiap gejolak yang terjadi baik secara politik maupun ekonomi yang terjadi di Jakarta akan sangat berdampak bagi stabilitas nasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemuda dan Jakarta merupakan dua hal yang sangat strategis dan menarik untuk dikaji. Untuk itu dalam mensikapi fenomena diatas perlu adanya arah pemberdayan pemuda yang tepat dalam menggali potensi pemuda sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana karakter dan potensi yang dimiliki oleh para penuda yang aktif dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), karena memang pemuda-pemuda inilah yang nanti akan menjadi pemimpin bangsa ini. Juga bagaimana program dan kebijakan pemerintah selama ini dan strategi pemberdayaan pemuda kedepan. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) selama ini perannya sangat membantu dalam pemberdayaan pemuda di DKI Jakarta ini, meskipun dirasakan perannya belum secara optimal. Untuk itu kedepan diperlukan strategi yang lebih baik dan matang dalam perencanaan programnya yang tentu disesuaikan dengan kemampuan pengurus dan OKP masing-masing. Dalam menjalankan strategi pemberdayaan pemuda, OKP di DKI Jakarta perlu melakukan tiga langkah yaitu : proses penyadaran, proses pengkapasitasan dan proses pemberdayaan.
Dari penelitian, Proses pemberdayaan terhadap pemuda, sudah berjalan namun dirasakan kurang optimal. Strategi kedepan yang dilakukan untuk proses pemberdayaan pemuda : menjalin kerjasama dengan instansi dengan lebih massif, untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah dengan pihak OKP, s enantiasa menyebarkan nilainilai OKP kesemua pengurus dan anggota organisasi, meningkatkan kesolidan internal organisasi, memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung pada pemberdayaan pemuda dan masyarakat.

The youth is an important element of the national foundation in every
country, included Indonesia. Many historical events of this country which have been the result of the contribution and participation of its youth, from the resurgence of Indonesia, the Youth Declaration, the Independence of Indonesia to the student and youth movement in the Reformation in 1998. Those events underlining the importance of the youth movement history in Indonesia Jakarta is the capital city of the Republic of Indonesia, in which all of the economy and politic activities are centralized and many significant events were begun in this city. Every dynamic which happen in either politic or economy in Jakarta will affect the national stability. Therefore, it can be concluded that the youth and Jakarta are two strategic and interesting things to be discussed. For this reason, it is needed an appropriate direction of the youth empowerment in digging out the youth?s potencies based on their characteristics.
This research is focused on how the characteristics and potencies of youth who are active in the youth organizations. Since in the future, they will be the leader of this country. It is also analyzed the role of the government program and policies, and also its strategy in the empowerment of the youth. The youth organizations actually have supported the youth empowerment in Jakarta but their role has not been optimum yet. Furthermore, in the future, it is needed a better and well-planned strategy based on the ability of the youth organizations and its members. In implementing the strategy of the youth empowerment, the youth organizations in Jakarta have to follow these three processes: raising awareness, enhancement of capacity, and empowerment.
From this research, it is concluded that there is a process of youth empowerment but has not run well. So, the future strategies of the youth empowerment will be: a more massive coordination with the local government, regular internalization of the youth organization value to its members, enhance the internal bond, make a priority in the events that can directly affect to the youth and society empowerment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>