Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayudiyah Pitaloka
"ABSTRAK
dermatoglifi merupakan pengetahuan mengenai bentuk dan pola sulur kulit pada ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kulitatif dan secara kuantitatif untuk melihat adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan antara penderita dermatitis atopic dengan kelompok orang normal. Metode yang digunakan untuk mencetak dermatoglifi ujung jari tangan adalah seperti yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic menunjukan frekuensi tipe pola whorl 32, 33%; loop radial 4,33%; dan arch 3%; dengan indeks Dankmeijer 9,29 dan indeks Furuhata 50. Sedangkan pada orang normal frekuensi tipe pola whorl 46, 67%; loop ulna 51,33%; loop radial 1,33%; dan arch 0,67%; dengan indeks Dankmeijer 1,44 dan indeks Furuhata 88,63. Rata-rata jumlah total triradius pada penderita dermatitis optic 12,90; sedangkan pada orang normal 14,67. Rata-rata jumlah semua sulur pada penderita dermatitis atopic 134,70; sedangkan pada orang normal 162,03. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi pola pada ujung jari kedua tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan bermakn; hasil uji t-student terhadap jumlah total triradius pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dan orang menunjukan adanya perbedaan; dan hasil uji mann-whitney terhadap jumlah semua sulur pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dermatologlifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan orang normal.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windarti
"Telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kualitatif clan kuantitatif
untuk melihat perbedaan dermatoglifi ujung jan tangan antara penderita
diatesis atopik kulit (DAK) dengan orang normal. Metode yang digunakan
adalah metode tinta. Hasil analisis dermatoglifi ujung jar tangan penderita OAK menunjukkan frekuensi pola whorl 37,60%, loop ulna 52,66%, loop radial 6,00%, clan arch 3,66% dengan indeks Dankmeijer 9,73 clan indeks Furuhata
64,20. Pada orang normal frekuensi pola whorl 41,33%, loop ulna 52,66%,
loop radial 3,00%, clan arch 3,00% dengan indeks Dankmeijer 7,25 clan indeks Furuhata 74,25. Rata-rata jumlah semua triradius pendenta DAK 13,50 sedangkan rata-rata jumlah semua tnradius orang normal 14,00. Rata-rata jumlah semua sulur penderita OAK 123,82 sedangkan rata-rata jumlah semua sulur orang normal 140,69. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi pola ujung Jan kedua tangan penderita OAK clan orang normal tidak menunjukkan
perbedaan. Hasil uji Mann-Whitney terhadap jumlah semua tniradius ujung jan tangan penderita OAK clan orang normal tidak menunjukkan perbedaan. Hasil uji Mann-Whitney terhadap jumlah semua sulur ujung jar tangan pendenta DAK dengan orang normal menunjukkan perbedaan bermakna (a = 0,05).
Kesimpulan penelitian mi adalah terdapat perbedaan bermakna pada jumlah semua sulur ujung jar tangan pendenta DAK dibandingkan orang normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Redyawati Obstetrica
"Pengetahuan mengenai gambaran sulur dan pola sulur kulit yang terdapat pada ujung jari tangan dan telapak "tangan serta ujung jari kaki dan telapak kaki, disebut dermatoglifi. Obyek penelitian dikhususkan pada anak perempuan penderita thalassaemia dan perempuan nonthalassaemia. Untuk mengetahui adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan antara kedua kelorapok tersebut, telah dilakukan analisis dermatoglifi. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah'mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan sesuai dengan Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia menunjukkan frekuensi tipe pola "whorl" 35,3%, "loop" ulna 62,3%, "loop" radial 0,7%, dan "arch" 1,7%, dengan indeks Dankmeijer 4,7 dan indeks Furuhata 56,1; sedangkan pada perempuan nonthalassaemia frekuensi tipe pola "whorl" 31,3%, "loop" ulna 64,3%, "loop" radial 3,3%, dan "arch" 1,0%, dengan indeks Dankmeijer 3,2 dan indeks Furuhata 46,3. Rata-rata jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 13,40; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 13,10. Rata-rata jumlah semua sulur pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 129,00; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 128,23. Rata-rata besar sudut atd pada kedua telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia 91,03; sedangkan pada perempuah non-thalassaemia 80,93. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari basil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia tidak berbeda dengan perempuan non-thalassaemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd) anak perempuan penderita thalassaemia berbeda dengan perempuan non-thalassaemia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Pujiyati
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi ujung jari tangan penderita epilepsi grand mal primer dan orang normal dengan metode tinta seperti yang dilakukan oleh Cummins & Midlo (1961). Hasil analisis tersebut menunjukkan pada ujung jari tangan penderita epilepsi grand mal primer, tipe pola whorl (30,33%), loop ulna (64,33%), loop radial (1,67%), dan arch (3,67%); dengan indeks Dankmeijer 12,10 dan indeks Furuhata 45,27. Pada orang normal frekuensi tipe pola whorl (40,00%), loop ulna (53,33%), loop radial (3,00%), dan arch (4,00%); dengan indeks Dankmeijer 10,00 dan indeks Furuhata 80,00. Rata-rata jumlah semua triradius pada ujung jari tangan penderita epilepsi grand mal primer 12,67; sedangkan pada orang normal 13,60. Rata-rata jumlah semua sulur pada ujung jari tangan penderita epilepsi grand mal primer 124,00; sedangkan pada orang normal 140,90. Hasil uji Chi-kuadrat terhadap frekuensi tipe pola pada ujung jari kedua tangan penderita epilepsi grand mal primer dengan orang normal menunjukkan ada perbedaan bermakna, hasil uji Mann-Whitney terhadap jumlah total triradius dan jumlah total sulur pada ujung jari tangan penderita epilepsi grand mal primer dan orang normal menunjukkan tidak ada perbedaan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Suksmaningdyah Widyaningrum
"ABSTRAK
Dermatoglifi adalah gambaran sulur dan p ola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan serta kaki. Pada Denelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi terhadap penderita limfoma malignum Hodgkin (LH) dan non- Hodgkin (LMNH) yang dibandingkan terhadap kelompok normal. Metode yang digunakan dalam pengambilan gambaran dermatoglifi ujung jari serta telapak tangan, menurut cara yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Dari hasil analisis dermatoglifi terhadap kelompok LH menunjukkan frekuensi pola 'whorl' 40%, 'loop' ulna 56,67%, 'loop ' radial 1,30 dan 'arch' 2%, dengan nilai indeks Dankmeijer 5,0 dan indeks Funithata 68,9. Pada kelomcok LMNE, frekuensi pola 'whorl' 39,46%, 'loop' ulna 56,52%, 'loon' radial 1,34 dan 'arch' 2,68/L, dengan nilai indeks Dankmeijer 6,8 dan indeks Furuhata 68,2. Sedangkan untuk kelompok normal, pola 'whorl' mempunyai frekuensi 37,330A' , 'loop' ulna 60, 'loop' radial 12 dan 'arch' 1,67%, dengan nilai indeks
Dankrneijer 4,5 dan indeks Furuhata 61,2. Jumlah rata-rata total triradius ujung jari tangan kelompok LH 14,07,dengan jumlah rata-rata total sulur 160,13 dan besar sudut atd rata-rata 84,53 derajat. Pada kelompok UVINH, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 146,33 dan besar sudut atd rata-rata 86 derajat. Untuk kelompok normal, jumlah rata-rata total triradius 13,63, jumlah rata-rata total sulur 157,33 dan besar sudut atd rata-rata 79,05 derajat. Frekuensi garis lipatan 'simian' pada kelompok LH adalah 6,67% dan lipatan 'Sydney' 26,67%. Pada kelompok LMNH, frekuensi garis lipatan 'simian' dan lipatan 'Sydney' masing-masing 36,67%. Sedangkan pada kelompok normal, frekuensi garis lipatan 'simian 6,67% dan lipatan 'Sydney 3,33%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Derrnatogiifi ujung jari tangan antara kelompok LH, LMNH dengan kelompok normal, tidak menunjukkan perbedaan; (2) Denmatogiifi telapak tangan, yaitu besar sudut atd dan frekuensi garis lipatan telapak tangan antara kelompok LH, LMNH dan normal menunjukkan perbedaan nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saptarina Yuniati
"ABSTRAK
Deriatoglifi adalah gambaran sulur dan pola sulur yang terdapat pada ujung jari, telapak tangan dan telapak kaki. Analisis dermatoglifi yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna antara dermatoglifi penderita leukemia dengan dermatoglifi orang non-leukemia (normal). Metode pendetakan dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan dilakukan menurut cara Cummins dan Micilo. Analisis dermatoglifi penderita leukemia menunjukkan hasil sebagai berikut: pola "whorl" mempunyai frekuensi sebesar 36,7%, "loop" ulna 59,3%, "loop" radial 3% dan "arch" 1%. Nilai indeks Dankmeijer 2,72 dan nilai indeks Furuhata sebesar 58 9 91. Pada orang non-leukemia analisi a dermatoglifi menunjukkan frekuensi pola "whorl" 37%, "loop" ulna 59%, "loop" radial sebesar 1,7% dan "arch" 2,3%9 sedangkan nilal indeks Dankrneijer 6 9 22 dan indeks ?uruhata 60,96. Jumlah total sulur ujung jari tangan pada penderita leukemia rata-rata 13,5 sedangkan pada orang non-leukemia 155,33.
Jumlah total triradius pada ujung jari tangan penderita leukemia rata-rata 13,5 dan pada orang non-leukemia 13,37. Pada penderita leukemia besar sudut atd di kedua telapak mempunyai besar rata-rata 83,9 derajat sedangkan pada orang non-leukemia sebesar 79,15 derajat, Frekuensi total kemunculan garis lipatan telapak tangan pada penderita leukemia sebesar 56 9 67% sedangkan pada orang non-leukemia sebesar 10%. Garis lipatan Sydney pada penderita leukemia empunyai frekuensi 20% dan pada orang non-leukemia frekuensinya 3,33%. Frekuensi kemunculan garis lipatan simian pada penderita leukemia 36 9 67% dan pada orang non-leukemia 6,67%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan penderita leukemia tidak berbeda bermakna dengan dermatoglifi ujung ,jari tangan orang non-leukemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd dan frekuensi ganis lipatan telapak tangan) penderita leukemia menunjukkan perbedaan berrnakna dengan dermatoglifi telapak tangan orang non-leukemia.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvy Arianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sungkono
"Sistem produksi gula kelapa, terdiri atas unsur-unsur nira, kayu bakar, teknologi dan tenaga kerja dengan kondisi sosial budayanya. Unsur-unsur tersebut dengan kondisinya masing-masing, saling berinteraksi satu sama lain sehingga perubahan kondisi unsur yang satu akan mempengaruhi kondisi unsur lainnya, dan akhirnya akan mempengaruhi pula sistem serta hasil produksinya, yaitu gula kelapa. Lebih dari itu, sistem produksi gula kelapa dan hasilnya juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, yaitu kondisi pohon kelapa, tanah, cuaca dan musim, serta ada atau tidak adanya serangan Kama. Sistem produksi gula kelapa berhubungan pula dengan cistern konsumsi dan pemasarannya, serta kondisi pasar sebagai mekanisme kontrolnya.
Berdasarkan fakta tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa kegiatan dalam sistem produksi gula kelapa juga merupakan salah satu bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi tersebut akhirnya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi terhadap kondisi lingkungan dan kehidupan pengrajin. Konsekuensinya terhadap lingkungan alam, terutama berhubungan dengan pemanfaatan kayu bakar. bila pemanfaatan kayu berlebihan maka akan dapat merusak lingkungan alamnya, terutama kondisi tanah karena erosinya menjadi makin tinggi dan kesuburannya makin menurun. Bila hal itu terjadi terus-menerus maka kegiatan memproduksi gula kelapa akan makin berat kendalanya. Oleh karena itu, pengrajin berusaha melakukan antisipasi-antispipasi sesuai dengan kemampuan atau sumber daya yang tersedia meskipun tidak seluruhnya dapat berhasil baik. Misalnya, memupuk dan mengolah tanah dengan cara-cara tertentu, memanfaatkan teknologi tepat guna, dan menanam kayu yang lebih produktif serta mengatur penggunaannya. Usaha tersebut merupakan manifestasi dari kewajibannya untuk tetap menjaga kelangsungan sumber daya atau "keindahan" alam sekitarnya (margayu-ayurrinig bawana).
Konsekuensi dari kegiatan memproduksi gula kelapa terhadap kehidupan pengrajin, menyangkut kondisi perekonomian dan sosial budayanya. Konsekuensi terhadap perekonomian pengrajin, bahwa kegiatan tersebut dapat membantu pengrajin dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan rumah tangga sehari-hari, baik kebutuhan konsumsi gulanya maupun kebutuhan-kebutuhan lain yang melibatkan masalah keuangan. Mengenai kebutuhan gula tersebut, bila pengrajin tidak memproduksi gula kelapa maka kebutuhan gulanya harus tercukupi dengan cara membeli, yang harganya lebih mahal. Dengan demikian, kegiatan memproduksi gula kelapa terutama telah memberi manfaat dalam perekonomian praktis pengrajinnya.
Konsekuensi sosial budayanya, menyangkut konsekuensi secara internal maupun secara eksternal. Secara internal, terutama terhadap anak-anak. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan memproduksi gula kelapa merupakan bagian dari proses inkulturasi maupun sosialisasi bagi dirinya. Artinya, anakanak dilatih dan melatih dirinya untuk menjalani kehidupannya (sinau urip). Dalam hubungan antar anggota keluarga secara keseluruhan, mereka bersama-sama mencari nafkah/rejeki (bebarengan ngupoyo repo) untuk mencukupi kebutuhan hidup bersama. Konsekuensi secara eksternal, terutama menyangkut relasi antara pengrajin dengan pengrajin lainnya dan bakul langganannya. Dengan adanya kegiatan yang berhubungan dengan sistem produksi gula kelapa, maka hubungan persaudaraan (pasedulurar), tampak lebih meningkat.
Untuk kelangsungannya, sistem produksi gala kelapa nampaknya akan menghadapi tantangan yang makin berat, baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Fenomenanya, dewasa ini pohon kelapa makin kurang produktif dan makin tinggi, tanah makin tandus dan kurang subur. Sementara itu, tenaga kerja atau pengrajin yang sekarang masih aktif akan makin tua dan kurang produktif, sedangkan generasi muda memiliki orientasi nilai untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya yang sekarang. Salah satu caranya, berusaha mencari alternatif pekerjaan lainnya yang dianggap lebih cocok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T 8919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Russel
"PT. Indo Sawita Group merupala!n salah satu perusahaan yang merencanakan untuk membangun sebuah perkebunan yang terintegrasi dengan industri pengolahan kelapa sawitnya. Adapun kegiatan pembangunan yang direncanakan adalah perkebunan seluas 10.000 Ha dengan pembukaan lahan bertahap dimulai dengan 3.000 Ha, 3.000 Ha, dan 4.000 Ha. Tesis ini secara khusus difokuskan untuk menganalisis kelayakan business plan pembangunan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu analisis yang akan dilakukan akan tebih menekankan pada aspek telmis, aspek sumber daya manusia, aspek lingkungan, dan aspek finansial.
Dari analisis teknis, teknik budidaya mempengaruhi produksi TBS yang tentunya mempengaruhi pendapatan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk operasional perkebunan kelapa sawit : cara dan teknik penanaman sawit dilapangan, keterlambatan pemindahan bibit di pembibitan yang berakibat pada hasil panen tahun ke-1 dan 2, keterlambatan penanaman bibit di lapangan, kekurangan air dan pengelolaan air yang kurang baik, aplikasi pemupukan sawit, kesalahan pemupukan di lapangan, pengendalian hama tikus dan sejenisnya, jadwal pemanenan sawit .
Dari aspek sumber daya manusia, peranan sumber daya manusia sangat diperlukan dalam peleksanaan operasional perusahaan ini, karena bisnis ini merupakan bisnis padat karya dan padat modal. Untuk itu diperlukan sistem dan manajer yang dapat mengatur dan mengorganisasikan kekuatan sumber daya manusia perusahaan untuk menunjang keberhasilan dan pencapaian target kerja dilapangan sehingga efisiensi kerja dapat tereapai
Dari aspek finansial pabrik dapat dikatakan layak dilihat NPV sebesar 155,764,968 (NPV tebih besar dari 0), IRR 27% diatas discount rate (lebih besar dari 17 ,32%) dan payback period 7,48 tahun (90 bulan). Jadi proyek ini sangat menjanjikan atau memiliki prospek tinggi untuk dileksanakan karena memberikan waktu pengembalian investasi yang relalif lebih cepat dibandingkan dengan investasi di sektor ril asset seperti investasi jalan tol yang rnta-rata memberikan waktu pengemhalian Jebih lama ( diatas 20 tahun) .
Secara keseluruhan dari berhagai aspek yang ditinjau dapat dikatakan baltwa perkebunan kelapa sawit ini layak untuk diimplementasikan.

PT. Indo Sawita Group is one of tire comparry plan to develop a palm plantation integrated with palm all refinery. As for activity of development the planned is plantation for the width of 10.000 Ha with opening of from in phases started with 3.000 Ha, 3.000 Ha. and 4.000 Ha. This thesis peculiarly focussed to analyse feasibility of business plan to development of palm plantation. Therefore analysis to be done will be more emphasize at tire technical aspect, human resource aspect, environmental aspect, and financial aspect.
From technical analysis, conducting technique influence tire prodoction TBS which it is of couse influence earnings of company. Is things required to paid attention for tire operational of palm plantation : cultivation technique and way to plant a palm in tire field. delay of evacuation of seed in tire field causing a decreasing production in tire first year first and second year, delay of cultivation of seed in field, water insuffierwy and management of unfavourable water. fertilisation application, mistake of fertilization in field, operation of mouse pest and a kind of it and palm cropping schedule .
From human resource aspect role of human resource is very needed in execution of this comporry operational, because this business is high labour and capital intensive business. It's needed a system and manager which able to arrange and organization strength of human resource to support efficiency and attainment of goals.
From finansial aspect, we can say feasible to develop it because NPV equal to 155,764,968 ( NPV bigger than 0), IRR 27% (bigger than discount rate, 17,32%) and payback period 7, 48 year ( 90 months). Become this project very promise or have tire high prospect is achieved because giving the time return of the invesment is quicker relative compared to the invesment in ril asset sector like a turnpike invesment which give the longer return time (more than 20 year).
As a whale from various evaluated aspect can be said that palm plantation is competent for implementation
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>