Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adriani Ferolina
"ABSTRAK
Sodium sakarin merupakan saiah satu bahan pemanis buatan. Senyawa ini diduga dapat menyebabkan tumor. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik sodium sakarin pada kultur limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan limfosit binukleat yang diwarnai dengan Giemsa. Penghitungan dilakukan pada 1000 sel limfosit binukleat. Peinaparan dilakukan pada kuitur limfosit selatna 3 jam dengan konsentrasi 0; 1250; 2500; 3750 dan 5000 pg/ml. Pada diagram batang jumlah mikronukleus per 1000 limfosit manusia memperlihatkan kenaikan jumlah mikronukleus. Sedangkan hasil pengujian statistik (uji Dunn) inenunjukkan bahwa jumiah mikronukieus antara konsentrasi 0; 1250; 2500 dan 3750 pg/ml tidak berbeda nyata. Ferbedaan nyata terlihat antara konsentrasi 0 dan 5000 pg/ml (a = 0,2) Dan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan sodium sakarin menginduksi pembentukan mikronukleus pada kuitur limfosit binukleat manusia, tetapi efek genotoksiknya lemah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dahliah Darwis
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik formaidehida pada limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumiah mikronukleus pada sediaan limfosit yang diwarnai dengan Giernsa. Daiam pengadaan sediaan iimfosit diterapkan teknik kuitur limfosit dengan irietoda whole blood. Sampel darah berasal dari pnia sehat, tidak merokok, dan berumur 21 tahun. Pemaparan formaldehida terhadap limfosit dilakukan selama tiga jam dengan konsentrasi 0 (kontrol), 5. 10, 15, dan 20 ni/mi. Rata-rata .jumiah mikronukieus pada limfosit yang dipaparkan formaidehida dengan konsentrasi 5 ni/mi adalah 24,267; sedangkan dengan konsentrasi 20 ni/mi adaiah 37,389. Hasii uji Tukey menunjukan pemaparan formaidehida 5 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumlah mikronukieus berbeda nyata dibandingican dengan kontrol (a = 0,05). Pemaparan formaidehida 10, 15, dan 20 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumiah mikrcinukleus berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontroi (a = 0.01). Analisis regresi ilnier menuniuk]can rata-rata Jumlah mikronukieus meningkat sesual dengan meningkatnya konsentrasi formaidehida yang dipaparkan (Y = 17.3206 + 1.13385'X)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyani
"ABSTRAK
Metil karbamat merupakan pestisida pilihan setelah penggunaan dikhloro difenil trikhloroetana (DDT) dilarang. Meskipun tergolong aman karena cepat mengalami biodegradasi, metil karbamat diduga mempunyai efek genotoksik pada organisme bukan sasaran. Bentuk pengujian yang mudah dan cepat untuk mendeteksi potensi genotoksik suatu zat adalah dengan uji mikronukleus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi genotoksik metil karbamat dengan parameter induksi mikronukleus pada kultur limfosit
manusia. Limfosit manusia dipapar dengan metil karbamat konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml selama 3 jam. Mikronukleus diamati dari sediaan kultur limfosit dan
dihitung per 1.000 sel limfosit untuk tiap perlakuan. Jumlah rata-rata mikronukleus tertinggi (4,167) didapat pada konsentrasi 10 µg/ml dan terendah (3,333) pada konsentrasi 20µg/mi. Metil karbamat pada kondisi penelitian yang dilakukan mampu menginduksi mikronukleus alaupun hasil uji statistik (uji Dunn α = 0,25) menuniukkan baha jumlah mikronukleus pada konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohannes Tedjasukmana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitivitas berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) terhadap paparan sodium hipoklorit (NaOCI) dengan parameter induksi mikronukleus pada eritrosit. Paparan sodium hipoklorit yaitu 0,06; 0,12; 0,24 dan 0,48 ppm terhadap eritrosit berudu R. catesbeiana dilakukan selama 12 hari. Pengaruh paparan sodium hipoklorit dapat diamati dengan terbentuknya mikronukleus. Untuk mengamati mikronukleus, dibuat sediaan oles darah dari bagian ekor berudu yang kemudian diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Penghitungan mikronukleus dilakukan terhadap 1000 eritrosit.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa paparan sodium hipoklorit dengan konsentrasi 0,06; 0,12; 0,24 dan 0,48 ppm selama 12 hari pada eritrosit berudu R. catesbeiana, menginduksi pembentukan mikronukleus yang berbeda sangat nyata dengan kontrol (α = 0,01). Uji Regresi Linier menunjukkan peningkatan jumlah mikronukleus sesuai dengan peningkatan konsentrasi sodium hipoklorit yang dipaparkan (Y = 12,525 + 67.083X)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwien Dyastutie
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui sensitivitas berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) terhadap paparan kalium dikromat. Sensitivitas berudu
R. catesbeiana dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan olesan darah yang diwarnai Giemsa. Paparan kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm pada berudu R. catesbeiana dilakukan selama 12 hari. Rata-rata jumlah mikronukleus per 1.000 eritrosit adalah 12; 12,4; 34,2; dan 22,6. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus rata-rata pada eritrosit berudu R. catesbeiana yang terpapar pada kalium dikromat dengan konsentrasi 5; 10; 20; dan 40 ppm berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol (kalium dikromat 0 ppm) pada a = - 0,01. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa jumlah mikronukleus tidak meningkat dengan adanya peningkatan paparan kalium dikromat (Y = 0,3904 + 0,1379 X). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana cukup sensitive dalam mendeteksi induksi pembentukan mikronukleus yang disebabkan oleh kalium dikromat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansjah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan cara memaparkan kadmium kiorida pada berudu katak lembu dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,25; 0,5; dan 1 ppm serta kolkisin 4 ppm (kontrol positif) selama 12 hari. Untuk setiap berudu katak dilakukan penghitungan mikronukleus per 1000 sel eritrosit. Penghitungan statistik menunjukkan, terdapat perbedaan sangat nyata (α = 0,01) antara perlakuan pemaparan dengan cadmium kiorida 0 ppm (kontrol negatif) terhadap perlakuan pemaparan dengan kadmium klorida 0,25; 0,5 dan 1 ppm. Hasil tersebut memberikan kesimpulan bahwa berudu katak lembu dapat membentuk mikronukleus pada eritrosit bila dipapar cadmium klorida dengan konsentrasi 0,25; 0,5 dan 1 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunawan
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Berudu R. catesbeiana dipapari merkuri klorida (HgCl2) dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol negatif); 0,0125; 0,025; 0,05 dan 0,1 ppm. Kolkisin 4 ppm digunakan sebagai control positif. Pemaparan dilakukan selama 12 hari. Mikronukleus diamati dari sediaan olesan darah ekor yang diwarnai dengan pewarna Giemsa. Penghitungan mikronukleus dilakukan pada 1000 eritrosit.
Hasil penghitungan statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata (α = 0,05) antara HgCl2 0 ppm dengan HgCl2 0,0125; 0,025; 0,05; 0,1 ppm; dan dengan kolkisin 4 ppm. Dari hasil analisis regresi linier didapatkan persamaan garis Y = 5,25 + 82,82x, yang berarti peningkatan jumlah mikronukleus sesuai dengan peningkatan konsentrasi merkuri klorida yang dipaparkan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana mempunyai potensi sebagai hewan uji mikronukleus untuk mendeteksi pencemaran perairan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Winiati Bachtiar
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun ada dugaan gangguan kekebalan melalui mekanisme infeksi dan mekanisme autoimun dapat berperan dalam patogenesisnya.
Ketidak-seimbangan jumlah dan proporsi pada subpopulasi limfosit, dapat menyebabkan kelainan kekebalan. Beberapa penelitian terhadap SAR dan hubungannya dengan subpopulasi limfosit tersebut telah dilaporkan, namun hasil yang ditemukam tidak saling mendukung. Keragaman hasil yang dilaporkan para peneliti tersebut, mungkin disebabkan karena para peneliti tidak menggolongkan penderita SAR berdasarkan tipe lasi, yaitu tipe minor dan tipe mayor. Keragaman hasil mungkin pula disebabkan oleh karena sebagian peneliti menggunakan darah lengkap sebagai bahan pemeriksaan. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menetapkan adanya kelainan kekebalan seluler yang ditemukan pada penderita SAR, dengan analisis jumlah dan proporsi subpopulasi limfosit, serta dikaitkan dengan tipe lasi SAR. Pada penelitian ini digunakan sediaan limfosit yang dimurnikan untuk menetapkan proporsi setiap subpopulasi dengan bantuan flow cyrometry. Selain proporsi, jumlah absolut setiap subpopulasi limfosit ditetapkan pula. Subjek penelitian terdiri dari 19 penderita SAR yang terdiri dari 12 penderita SAR tipe minor dan 7 penderita SAR tipe mayor, serta 8 orang normal sebagai kontrol. Hasil penelitian dianalisis secara statistik (uji Mann-Withney) dengan membandingkan proporsi dan jumlah absolut antara kelompok normal dengan penderita SAR dan antara kelompok SAR tipe minor dengan tipe mayor.
Hasil dan kesimpulan: Pada kelompok penderita SAR ditemukan nilai yang lebih rendah daripada kelompok normal pada: jumlah absolut sel Th (P< 0.05), proporsi sel Th (P< 0.01) dan nisbahTh/Ts (P<0.01). Proporsi sel Ts pada kelompok penderita SAR lebih tinggi daripada kelompok normal (p< 0.01). Nisbah Th/Ts pada penderita SAR tipe mayor lebih rendah dibandingkan dengan penderita SAR tipe minor (P<0.0 I) dan proporsi sel Ts pada penderita SAR tipe mayor lebih tinggi daripada SAR tipe minor (P< 0.01). Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada pendrita SAR ditemukan adanya tanda-tanda kelainan kekebalan seluler yang semakin nyata pada penderita SAR tipe mayor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Methyl methacrylate (MMA) is used widely for basic material in dental clinics. One of them is cold curing resins acrylic for orthodontics removable appliance. MMA is potentially to have the character to irritate and give an allergic reaction to oral mucous. Previous study showed that MMA have an effect on mitochondrial dehydrogenase epithelial cells by loosing its hydrogen and tight on this enzyme. The influence of cold curing resins acrylic on DNA synthesis of oral mucous epithelial is not known until at present. The purpose of this in-vitro study is to examine the DNA synthesis of fibroblast cells BHK-21 induced MMA. The result of this study is to increase the DNA synthesis from the cell culture induced MMA monomer at an incubation time of 12 and 18 hours. Toxicity of MMA was proved to increase DNA synthesis because DNA has a more sensitive effect as a toxic material may cause a deviation of oral mucous."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Ardiyani
"ABSTRAK
Pestisida oleh beberapa faktor dapat niencapai
iingkungan perairan. Seiain beracun dan dapat membunuh
organisme bukan target, beberapa jenis pestisida bersifat
mutagenik atau genotoksik. Bentuk pengujian yang relatif
inudah dan cepat untuk mendeteksi zat genotoksik di
iingkungan perairan adaiah dengan uji mikronukieus. Uji
tersebut tidak tergantung pada kariotip dari spesies yang
digunakan. Fenelitian ml bertujuan untuk mengetahul
pengaruh genotoksik insektisida endosuifan dengan
parameter inikronukieus pada eritrosit ikan mas Cyprtntts
cczrpo L. Ikan mas dipaparkan pada endosuifan dengan
konsentrasi 0; 0,5; 1; 2; 4 ppb selama 72 jam. Untuk
mengamati mikronukieus, dibuat preparat apusan darah yang
diambil dari bagian ekor, kemudian diwarnai dengan
pewarnaan Feuigen. Penghitungan mikronukieus dilakukan
pada 5.000 eritrosit. Pengujian statistik menunjukkan
jumiah inikronukieus antara konsentrasi U; 0,5; 1; 2; 4 ppb
tidak berbeda nyata. Dari analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan,
endosuifan tidak menginduksi mikronukieus pada eritrosit
ikan mas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>