Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Lestari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran jumlah sel T penolong (Th), sel T penekan (Ts),
rasio Th/Ts serta kadar IgE total pada penderita asma
atopik dan orang normal. Subyek p enelitian terdiri
atas 15 pasien penderita asma atopik yang berkunjung ke
Klinik Asma dan Alergi DR. Indraj ana dengan kriteria
usia 15--55 tahun, mempunyai riwayat alergi dalam
keluarga, tes phadiatop positif, kadar IgE total
diketahui dan positif terhadap kadar IgE spesifik pada
alergen Dermatophagaides pteronyssinus. Untuk kelompok
kontrol dipilih sainpel normal dengan kriteria usia 15--55
tahun dan sehat, tidak mempunyai riwayat alergi dalam
keluarga dan tes phadiatop negatif. Analisa kadar IgE
total dilakukan dengan teknik ELISA, sedangkan pemeriksaan
tes phadiatop dilakukan dengan Enzyme Immunoassay
atau dengan ImmunoCAP. Untuk peineriksaan jumlah dan
proporsi subset limfosit, yaitu sel T, Th, Ts dan sel B
dilakukan dengan menggunakan inikroskop iinunofluoresensi.
Hasil uji statistik non parametrik Mann-Whitney pada
taraf nyata ° = 0,05, menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kadar rata-rata IgE total pada penderita asma
atopik dan orang normal. Kadar rata-rata IgE total pada
penderita asma atopik lebih tinggi (419,96 kU/i)
dibandingkan orang normal (69,15 kU/l). Hasil Uji Mann-
Whitney juga menurijukkan adanya perbedaan proporsi sel T, sel Th dan sel B antara penderita asma atopik dan
orang normal. Froporsi rata-rata sel T pada penderita
asma atopik iebih rendah (52,90%) dibandingkan orang
normal (60,50%). Froporsi rata-rata sel Th pada
penderita asma atopik iebih rendah (36,90%) dibandingkan
orang normal (44%). Froporsi rata-rata sel B pada
penderita asma atopik lebih tinggi (15,20%) dibandingkan
orang normal (14%). Namun Uji Mann-Whitney untuk
melihat perbedaan jumlah sel T, Th, Ts dan B tidak
menunjukkan adanya perbedaan antara penderita asma
atopik dan orang normal. Rasio rata-rata Th/Ts pada
penderita asma atopik lebih rendah (0,96) dibandingkan
rasio orang normal (1,17), walaupun secara statistik
tidak menunjukkan adanya perbedaan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smeenk, Rund
Amsterdam: Rodop , 1982
616.079 3 SME l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Zumartini
"Alergen menyebabkan penyakit alergi,. Alergen yang terpenting ialah tungau Dermatophag oides pteronyssinus. Masalah dalam penelitian ini ialah adanya penemuan bahwa kadar igE total dan IgG- total yang kontroversial, pada penderita alergi atopik dan orang yang tidak menderita alergi. Tujuan penelitian ini ialah untuk meneliti kadar IgE total dan IgG total penderita asma bronkial dan/atau rinitis atopik yang rentan terhadap D. pteronyssinxis, dan belum mendapat pengobatan secara disensibilisasi. Penentuan kadiar IgE total dilakukan dengan teknik ELISA ("Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay"), dan IgG total dengan teknik RID ("Radial Immuno Diffusion"). Dari u^i Mann-Whitney pada "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah
"ABSTRAK
Penyakit asma bronkial dan/atau rinitis atopik terutama disebabkan oleh Dermatoohagoides pteronyssinus. Antibodi yang berperan pada reaksi alergi ialah IgE dan IgG, yaitu I gG sebagai 'short-term anaphylactic antibody' dan 'precipitating antibody'. Sebaliknya IgG dapat mencegah timbulnya reaksi alergi karena I gG berperan sebagai 'blocking antibody'. Tujuan penelitian mi meneliti peranan aktivitas antibodi IgE dan IgG terhadap D. pteronyssinus, serta hubungan antara keduanya terhadap alergen yang sama pada penderita asma bronkial dan/atau rinitis atopik sebelum dilakukan imunoteraoi. penentuan aktivitas IgE dan aktivitas I gG dilakukan dengan teknik 'Enzym Linked Immuno Sorbent Assay' (ELISA). Selain itu dilakukan pula penghitungan jumlah eosinofil. Berdasarkan uji Mann-whitney diketahui bahwa, aktivitas I gE, aktivitas I gG, serta kadar eosinofil pada penderita asma bronkial dan/atau rinitis atopik berbeda dengan orang non-alergi, yaitu lebih tinggi pada penderita ( E =66,81%; X G1 = 62,02%; X ES1 = 518,87 sel/mm3 ) daripada orang nonalergi (R E2 = 3996%; X = 40,32%; X ES 2 = 122,15 sel/ mm3 ). Dengan uji korelasi jenjang Spearman di.peroleh kesimpulan, tidak ada korelasi antara aktivitas igE dengan aktivitas I gG dan juga dengan kadar eosinofil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Endang Purnomowati
"ABSTRAK
Kadar IgE to-bal pada penderita alergi atopik lebih tinggi daripada orang nonatopik. Untuk dapat mengetahui apakah seseorang itu atopik atau tidak, diperlukan suatu pembanding yaibu suatu standar kadar IgE orang nonatopik. Selama ini di Indonesia, standar yang digunakan berasal dari luar negeri (Swedia), sedangkan standar kadar IgE orang nonatopik Indonesia belum pernah dicari.
Selain kadar IgE, pada penderita alergi atopik ditemukan juga peningkatan jumleih eosinofil. Oleh karena itu tujuan penelitian ini ialah untuk mencari standar normal kadar IgE orang nonatopik Indonesia, paling tidak kisaran kadar IgE-nya, dan mencari kisaran jumlah eosinofil orang nonatopik Indonesia yang lebih memadai.
Penentuan aktivitas IgE terhadap Dermatophagoides pteronyssinus dan kadar IgE total pada orang nonatopik Indonesia dilakukatn dengan teknik enzyme linked immuno sorbent assay (ELISA).
Dari basil penelitian ini diketahui bsihwa kadar IgE orang nonatopik Indonesia lebih tinggi daripada standar kadar IgE dari Swedia. Kisaran kadar IgE orang nonatopik Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:' 9,5 U/ml untuk kelompok umur di bawah 3 tahun, 47,2 U/ml untuk kelompok umur 3-6 tahun, 101,8 U/ml untuk kelompok umur 7-10 tahun, 124,5 U/ml untuk kelompok umur 11-14 tahun dan 156,2 U/ml untuk kelompok umur dari 15 tahun ke atas. Rata-rata jumlah eosinofil pada orang nonatopik Indonesia ialah 131 sel/mm (dengan kisaran antara 0-783 sel/mm)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminths STH dengan prevalensi terbanyak Ascaris, diketahui dapat menstimulasi aktivasi Th-2 untuk menghasilkan sitokin yang dapat mengaktivasi IgE dan sel T regulator yang menekan inflamasi kronik tubuh. Hal ini diduga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat inflamasi kronik, salah satunya diabetes melitus DM . Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi STH yang ditandai dengan kehadiran antibodi IgE total dan spesifik dengan parameter metabolik berupa kadar glukosa darah puasa GDP dan setelah tes toleransi glukosa oral TTGO . Partisipan dari penelitian potong lintang cross section ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas di 3 desa di Nangapanda daerah endemik infeksi STH yang berjumlah 298 partisipan. Kadar antibodi IgE merupakan hasil pengukuran ELISA sedangkan, kadar gula darah yang diukur menggunakan glukometer di darah kapiler merupakan data sekunder penelitian SUGARSPIN. Ditemukan hubungan negatif sangat lemah antara kadar IgE total dengan kadar TTGO rs=-0.197, p=0.001 . Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara kadar IgE total dengan kadar GDP, serta IgE spesifik dengan kadar GDP dan TTGO. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE total akan diikuti oleh penurunan kadar TTGO yang menggambarkan toleransi glukosa yang semakin baik.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths infection, whichthe most prevalent is Ascaris, is known with its capability to stimulate the activation of Th 2 to produce cytokines which can activate IgE and T reg resulting in suppression of chronic inflammation response. This may reduce the risk of diseases due to chronic inflammation, such as diabetes mellitus DM . Total and Specific Ascaris IgE level together with fasting blood glucose and oral glucose tolerance test level, are used as a study parameter. The aim of the study is to find out the relationship between STH infection, marked by total IgE and IgE specific level, and metabolic parameter, which is fasting blood glucose FBG and blood glucose after oral glucose tolerance test OGTT . Participants from this cross sectional study is population aged 15 years old and above, living in 3 villages in Nangapanda endemic for STH with total population 298. IgE level was the result of ELISA done in Leiden University while the blood glucose level, which is measured by glucometer from capillary blood, is a secondary data from SUGARSPIN study. Very weak negative association was found between total IgE level and OGTT level rs 0.197, dan p 0.001 meanwhile, no other association was found between dependent and independent variables. From this study, it can be concluded that the increased level of total IgE may lower OGTT level, which representate a better blood glucose tolerance. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Alsakina Qurotuain
"Nangapanda merupakan salah satu kecamatan di Flores, Indonesia yang memiliki prevalensi kecacingan usus sebesar 87,2 . Terdapat tiga jenis spesies cacing usus yang paling sering menyebabkan infeksi kecacingan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, serta cacing tambang. Infeksi cacing usus akan menimbulkan respon imun tipe 2, sehingga menghasilkan respon imun humoral berupa pembentukan Immunoglobulin E IgE. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status infeksi kecacingan usus dengan kadar IgE Total dan IgE spesifik terhadap Ascaris lumbricoides pada penduduk Nangapanda. Status infeksi kecacingan usus ditentukan dengan menggunakan metode Kato Katz, dimana dilakukan pencarian terhadap telur cacing pada sampel tinja pasien secara mikroskopis. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran antibodi IgE total dan spesifik terhadap Ascaris dalam sampel plasma dengan menggunakan metode ELISA. Didapatkan peningkatan kadar antibodi IgE Total yang bermakna pada kelompok terinfeksi oleh setidaknya satu jenis cacing usus P

Nangapanda is one of the endemic areas in Indonesia with a very high STH prevalence 87,2 . Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworms are the most prevalent etiologies of helminth infection. When helminth infects the body, it will enhance the type 2 immune response which will lead to the production of humoral immunity such as Immunoglobulin E. This research aimed to identify the relationship between STH infection status with the Total IgE and Ascaris specific IgE levels. The STH infection status was determined by Kato Katz method to identify the presence of STH rsquo s eggs in the stool sample microscopically. In this research, the levels of total and specific IgE in the plasma samples were detected by ELISA. The levels of Total IgE was increased significantly in helminth infected group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Maurits
"Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang merupakan masalah kesehatan dengan kekerapan yang meningkat baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti di Indonesia. Di Indonesia asma merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak setelah infeksi. Berdasarkan survai kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1986 asma, bronkitis dan penyakit saluran napas lain merupakan penyebab kesakitan nomor lima dan penyebab kematian nomor sepuluh, sedangkan menurut SKRT 1992 asma, bronkitis dan emfisema penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia.
Proses inflamasi pada asma sangat kompleks karena melibatkan banyak komponen set inflamasi pada asma. Sel inflamasi yang utama berperan pada patogenesis asma adalah set limfosit T, sel mast dan eosinofil. Aktivasi sel limfosit T menyebabkan pengerahan sekresi eosinofil yang menimbukan kerrasakan epitel dan hipereaktiviti bronkus. Eosinofil merupakan sel inflamasi yang berperan dalam proses inflamasi kronik saluran napas penderita asma dan migrasi eosinofil ke saluran napas merupakan tanda khas pada penderita asma termasuk pada saat eksaserbasi. Inflamasi saluran napas ini dapat dinilai secara langsung dengan mengukur jumlah eosinofil bronkus maupun melalui eosinofil darah.
Pada sejumlah kasus terutama anak dan dewasa muda, asma dihubungkan dengan atopi atau alergi melalui mekanisme IgE dependent Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar IgE total serum dengan hiperreaktiviti bronkus pada penderita asma. Jensen dkk menyimpulkan kadar IgE total serum tidak berhubungan dengan derajat hipereaktiviti bronkus. Peran infeksi saluran napas pada eksaserbasi asma sudah diketahui sejak lama terutama infeksi oleh virus yang diperkirakan sebesar 80% pasien. Infeksi bakteri beberapa tahun terakhir ini saja dianggap berperan pada asma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan Harsono
"Kejadian serangan asma meningkat sejalan dengan perubahan pajanan lingkungan sebagai faktor risiko, selain itu masalah obesiti mulai meningkat pada penderita asma. Magnesium dilaporkan dapat digunakan sebagai pengobatan yang efektif pada pasien asma. Keadaan hipomagnesemia diduga terjadi pada pasien asma serangan akut, pemberian magnesium secara intravena atau melalui nebulisasi dapat menyebabkan bronkodilatasi. Mekanisme selular pada brokodilatasi mungkin terjadi relaksasi otot polos, pada otot bronkial mirip dengan efek magnesium pada otot polos vaskular melalui antagonis kalsium atau mekanisme lain." Untuk melihat konsentrasi magnesium dilakukan pemeriksaan darah pasien asma dengan menggunakan pemeriksaan tidak lagsung (indirek).
Tujuan umum penelitian
Memperoleh gambaran apakah kadar magnesium intrasel eritrosit lebih rendah pada serangan asma akut dibandingkan dengan asma stabil, asma intermiten dan subjek normal.
Tujuan khusus penelitian
Mengetahui prevafensi (proporsi) kadar magnesium intrasel eritrosit antara pasien asma serangan akut, asma stabil, asma intermiten dan subjek normal.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mulia Anasis
"Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas yang timbul karena respons tubuh terhadap faktor eksogen, misalnya alergen, iritasi, dan infeksi. Sebagian pasien asma dilaporkan mengalami perkembangan gejala asma karena pajanan tungau debu rumah TDR . Identifikasi TDR, tempat hidupnya, serta densitas tungau penting dilakukan untuk mengendalikan faktor pencetus, sekaligus mencegah berkembangnya penyakit asma. Penelitian kasus kontrol ini bertujuan untuk mengetahui profil TDR pada pasien asma persisten, termasuk jenis dan kepadatan tungau, serta hubungannya dengan kadar serum IgE spesifik anti-TDR. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai Desember 2017. Sebanyak 13 pasien asma persisten dan 12 pasien kontrol telah menjalani pemeriksaan kadar serum IgE spesifik anti-TDR menggunakan Immulite 2000 xpi. Sampel debu rumah diambil dari rumah pasien dan diperiksa menggunakan metode Fain. Hasil penelitian menunjukkan variasi spesies TDR didominasi D. pteronyssinus. Kepadatan D. pteronyssinus adalah 83,9 yaitu 120 spesies tungau tersebut dari 143 tungau yang diperoleh. Kadar serum IgE spesifik anti-TDR pada pasien asma persisten lebih tinggi dibandingkan pasien normal, dengan rerata 2,35 kU/L nilai positif bila >0,35 kU/L . Kepadatan D. pteronyssinus dalam debu kamar tidur menunjukkan korelasi positif dengan kadar serum IgE anti-TDR pada pasien asma persisten.
Asthma is a chronic inflammation of airways, as a response to exogenous factors, such as alergens, irritants, and infections. Some asthmatic patients had symptoms of asthma due to exposure to house dust mites HDM alergen. Identification of HDM, the habitat, and density of mites are important to control the trigger factors, and preventing the asthma pathogenesis. This case control study aimed to determine the HDM profiles in persistent asthmatic patients, including the species, density of mites, as well as its association with specific IgE anti HDM serum levels. The study was conducted in February 2017 to December 2017. A total of 13 patients with persistent asthma and 12 control patients had screened with specific anti HDM IgE levels using Immulite 2000 xpi. The house dust samples was taken and examined using the Fain method. The results showed that HDM species was predominantly D. pteronyssinus. The density was 120 species of D. pteronyssinus from 143 mites found 83.9 . Specific anti HDM IgE serum levels in persistent asthmatic levels were higher than normal patients, with a mean of 2.35 kU L positive values if 0.35 kU L . Density of D. pteronyssinus in dust of bed room showed a positive correlation with serum IgE specific of anti HDM level in persistent asthmatic patients."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>