Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyani
"ABSTRAK
Metil karbamat merupakan pestisida pilihan setelah penggunaan dikhloro difenil trikhloroetana (DDT) dilarang. Meskipun tergolong aman karena cepat mengalami biodegradasi, metil karbamat diduga mempunyai efek genotoksik pada organisme bukan sasaran. Bentuk pengujian yang mudah dan cepat untuk mendeteksi potensi genotoksik suatu zat adalah dengan uji mikronukleus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi genotoksik metil karbamat dengan parameter induksi mikronukleus pada kultur limfosit
manusia. Limfosit manusia dipapar dengan metil karbamat konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml selama 3 jam. Mikronukleus diamati dari sediaan kultur limfosit dan
dihitung per 1.000 sel limfosit untuk tiap perlakuan. Jumlah rata-rata mikronukleus tertinggi (4,167) didapat pada konsentrasi 10 µg/ml dan terendah (3,333) pada konsentrasi 20µg/mi. Metil karbamat pada kondisi penelitian yang dilakukan mampu menginduksi mikronukleus alaupun hasil uji statistik (uji Dunn α = 0,25) menuniukkan baha jumlah mikronukleus pada konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dahliah Darwis
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik formaidehida pada limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumiah mikronukleus pada sediaan limfosit yang diwarnai dengan Giernsa. Daiam pengadaan sediaan iimfosit diterapkan teknik kuitur limfosit dengan irietoda whole blood. Sampel darah berasal dari pnia sehat, tidak merokok, dan berumur 21 tahun. Pemaparan formaldehida terhadap limfosit dilakukan selama tiga jam dengan konsentrasi 0 (kontrol), 5. 10, 15, dan 20 ni/mi. Rata-rata .jumiah mikronukieus pada limfosit yang dipaparkan formaidehida dengan konsentrasi 5 ni/mi adalah 24,267; sedangkan dengan konsentrasi 20 ni/mi adaiah 37,389. Hasii uji Tukey menunjukan pemaparan formaidehida 5 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumlah mikronukieus berbeda nyata dibandingican dengan kontrol (a = 0,05). Pemaparan formaidehida 10, 15, dan 20 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumiah mikrcinukleus berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontroi (a = 0.01). Analisis regresi ilnier menuniuk]can rata-rata Jumlah mikronukieus meningkat sesual dengan meningkatnya konsentrasi formaidehida yang dipaparkan (Y = 17.3206 + 1.13385'X)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani Ferolina
"ABSTRAK
Sodium sakarin merupakan saiah satu bahan pemanis buatan. Senyawa ini diduga dapat menyebabkan tumor. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik sodium sakarin pada kultur limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumlah mikronukleus pada sediaan limfosit binukleat yang diwarnai dengan Giemsa. Penghitungan dilakukan pada 1000 sel limfosit binukleat. Peinaparan dilakukan pada kuitur limfosit selatna 3 jam dengan konsentrasi 0; 1250; 2500; 3750 dan 5000 pg/ml. Pada diagram batang jumlah mikronukleus per 1000 limfosit manusia memperlihatkan kenaikan jumlah mikronukleus. Sedangkan hasil pengujian statistik (uji Dunn) inenunjukkan bahwa jumiah mikronukieus antara konsentrasi 0; 1250; 2500 dan 3750 pg/ml tidak berbeda nyata. Ferbedaan nyata terlihat antara konsentrasi 0 dan 5000 pg/ml (a = 0,2) Dan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kondisi penelitian yang dilakukan sodium sakarin menginduksi pembentukan mikronukleus pada kuitur limfosit binukleat manusia, tetapi efek genotoksiknya lemah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angger Waspodo Dias Adrianto
"Paparan logam Fe diindikasikan penyebab genotoksisitas melalui pembentukan adduct 8-Hydroxy-2'Deoxyguanosine (8-OHdG). Pembentukan DNA adduct 8-Hydroxy-2'Deoxyguanosine (8-OHdG) diakibatkan stres oksidatif yang merusak DNA. stres oksidatif yang berupa radikal bebas OH timbul karena reaksi senyawa Fe dengan senyawa lain di dalam tubuh melalui reaksi Fenton. Konsentrasi 8-Hydroxy-2'Deoxyguanosine (8-OHdG) dalam urin dapat dievaluasi menggunaan alat LC-MS/MS. Konsentrasi 8-OHdG antara kelompok pengguna logam Fe dan kelompok kontrol dihitung menggunakan regresi linier kemudian diuji Independent T-test SPSS versi 23. Hasil penelitian diketahui konsentrasi rerata 8-OHdG kelompok pengguna logam Fe 153,807 +- 25,2501 ppb, sedangkan kelompok kontrol rerata konsentrasi 8-OHdG adalah 191,979 +- 26,2891 ppb. Terdapat pengaruh paparan logam Fe terhadap pembentukan 8-OHdG tetapi tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara kedua kelompok tersebut dengan nilai p=0,305 (p>0,05). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah paparan Fe pada piranti ortodonti yang mengandung logam Fe dapat menjadi pemicu terbentuknya adduct 8-OHdG sehingga dapat menjadi bioindikator genotoksisitas dan barang bukti identifikasi toksikologi forensik tetapi masih aman untuk digunakan sebagai alat perawatan di bidang kedokteran gigi.

Exposure to Fe metal is indicated as a cause of genotoxicity through the formation of Adduct 8-Hydroxy-2'-Deoxyguanosine (8-OHdG). The formation of 8-OHdG is caused by oxidative stress which damage structure of DNA. Oxidative stress in the form of free radicals OH arises because of reaction of Fe compound with other compound in the body through the Fenton reaction. the concentration of DNA adduct 8-OHdG in urine can be evaluated using LC-MS/MS. Concentration 8-OHdG between the Fe metal users group and the control group was calculated using linear regression then tested Independent T-test SPSS version 23. The result of the study found the average concentration of 8-OHdG Fe metal users group 153,807 +- 25,2501 ppb, while the control group the mean concentration 8-OHdG was 191,979 +- 26,2891 ppb. There is an influence of Fe metal exposure on the formation 8-OHdG but there is no statistically significant difference between of two group with a value p=0,305 (p>0,05). The conclusion that can be drawn is that exposure Fe at ortodontic devices containing Fe metal can as trigger the formation 8-OHdG adduct can be bioindicator genotoxicity and forensic toxicology evidence of identification but still save for use as a treatment in the dentistry."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Methyl methacrylate (MMA) is used widely for basic material in dental clinics. One of them is cold curing resins acrylic for orthodontics removable appliance. MMA is potentially to have the character to irritate and give an allergic reaction to oral mucous. Previous study showed that MMA have an effect on mitochondrial dehydrogenase epithelial cells by loosing its hydrogen and tight on this enzyme. The influence of cold curing resins acrylic on DNA synthesis of oral mucous epithelial is not known until at present. The purpose of this in-vitro study is to examine the DNA synthesis of fibroblast cells BHK-21 induced MMA. The result of this study is to increase the DNA synthesis from the cell culture induced MMA monomer at an incubation time of 12 and 18 hours. Toxicity of MMA was proved to increase DNA synthesis because DNA has a more sensitive effect as a toxic material may cause a deviation of oral mucous."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansjah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan cara memaparkan kadmium kiorida pada berudu katak lembu dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,25; 0,5; dan 1 ppm serta kolkisin 4 ppm (kontrol positif) selama 12 hari. Untuk setiap berudu katak dilakukan penghitungan mikronukleus per 1000 sel eritrosit. Penghitungan statistik menunjukkan, terdapat perbedaan sangat nyata (α = 0,01) antara perlakuan pemaparan dengan cadmium kiorida 0 ppm (kontrol negatif) terhadap perlakuan pemaparan dengan kadmium klorida 0,25; 0,5 dan 1 ppm. Hasil tersebut memberikan kesimpulan bahwa berudu katak lembu dapat membentuk mikronukleus pada eritrosit bila dipapar cadmium klorida dengan konsentrasi 0,25; 0,5 dan 1 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunawan
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sebagai hewan uji hayati dengan metode uji mikronukleus. Berudu R. catesbeiana dipapari merkuri klorida (HgCl2) dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol negatif); 0,0125; 0,025; 0,05 dan 0,1 ppm. Kolkisin 4 ppm digunakan sebagai control positif. Pemaparan dilakukan selama 12 hari. Mikronukleus diamati dari sediaan olesan darah ekor yang diwarnai dengan pewarna Giemsa. Penghitungan mikronukleus dilakukan pada 1000 eritrosit.
Hasil penghitungan statistik menunjukkan adanya perbedaan nyata (α = 0,05) antara HgCl2 0 ppm dengan HgCl2 0,0125; 0,025; 0,05; 0,1 ppm; dan dengan kolkisin 4 ppm. Dari hasil analisis regresi linier didapatkan persamaan garis Y = 5,25 + 82,82x, yang berarti peningkatan jumlah mikronukleus sesuai dengan peningkatan konsentrasi merkuri klorida yang dipaparkan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa berudu R. catesbeiana mempunyai potensi sebagai hewan uji mikronukleus untuk mendeteksi pencemaran perairan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moehhamad Hafiudien Gandi
"Pengembangan elemen sensor berbasis nanopartikel perak untuk mendeteksi pestisida telah dilakukan. Metode pabrikasi elemen sensor adalah biosintesis yakni memanfaatkan agen biologi berupa rimpang jahe dalam proses pembuatannya. Sementara itu, metode untuk pendeteksian pestisida adalah kolorimetri, metode yang mengandalkan sifat optis dari elemen sensor (nanopartikel perak). Sifat optis yang dimaksud adalah adanya penyerapan energi cahaya oleh materi akibat interaksi antara keduanya. Pengamatan yang kemudian dilakukan yakni secara visual yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan secara spektroskopi yakni berdasarkan spektrum absorbansi/serapan yang terukur oleh spektrofotometer UV-Vis (Ulraviolet-Visible).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara visual terjadi perubahan warna pada elemen sensor setelah ditetesi pestisida dithane-golongan Karbamat, dari cokelat menjadi keunguan untuk penambahan dithane 500 ppm dan agak bening untuk penambahan dithane 1000 ppm. Selain itu, pengamatan secara spektroskopi mendapati bahwa puncak absorbansi elemen sensor menurun dengan penambahan dithane 500 ppm dan menghilang untuk dithane 1000 ppm. Namun perubahan tersebut didapatkan dalam waktu tiga hari setelah proses pencampuran. Pemodifikasian nanopartikel perak dengan asam amino glisin, tryptophan, dan L-threonine juga telah dilakukan, untuk meningkatkan sensitivitas elemen sensor terhadap pestisida. Berdasarkan hasil yang didapat, hanya penggunaan tryptophan yang memberikan sedikit perubahan berupa bergesernya puncak absorbansi ketika elemen sensor termodifikasi ditetesi dithane

Development of sensor element based on silver nanoparticles for the detection of pesticides has been done. Sensor element fabrication method is the biosynthesis that utilizing ginger as biological agents in the fabricating process. Meanwhile, the method for pesticide detection is colorimetric, methods which rely on the optical properties of the sensor element (silver nanoparticles). That optical properties is the absorption of light energy by matter due to the interaction between both of them. The observations were then made based visual marked by a color change and also based spectroscopy marked by absorbance spectrum that measured by UV-Vis (Ulraviolet-Visible) spectrophotometer.
The results showed that based visual, the color changes on the sensor element after dripped by dithane pesticide-Carbamate group, from brown to purplish for 500 ppm of dithane addition and rather clear for 1000 ppm of dithane addition. Furthermore, spectroscopic observations found that the peak absorbance of the sensor element decreased with the addition of 500 ppm dithane and disappeared for 1000 ppm dithane addition. But the changes is obtained within three days after the mixing process. Modification of silver nanoparticles by amino acid glycine, tryptophan, and L-threonine has also been done to improve the sensitivity of the sensor element to pesticides. Based on the results obtained, only the use of tryptophan that gives a slight shift in the peak absorbance when modified sensor element dripped with a dithane.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Riyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Syah Putri
"Variasi konsentrasi monomer metil metakrilat (MMA), surfaktan natrium lauril sulfat (SLS) dan inisiator ammonium persulfat (APS) dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap ukuran pertikel, persen konversi dan indeks polidispersitas dan menghasilkan ukuran pertikel polimer 100-200 nm. Terjadinya polimer MMA dibuktikan dengan spektrum IR dan nilai Tg. Nilai Tg homopolimer yang diperoleh sebesar 100,070C. Kenaikan monomer, insiator APS dan surfaktan akan menaikkan persen konversi dan indeks polidispersitas.
Konsentrasi surfaktan yang kecil dengan kenaikan konsentrasi inisiator APS dan MMA maka akan memperbesar ukuran pertikel. Pengaruh kenaikan konsentrasi monomer dan inisator pada konsentrasi maksimum, maka ukuran partikel yang diperoleh sebesar 100,2 nm, PDI 0,717 dan persen konversi 89,5%. Variasi surfaktan SLS terkecil sampai 1 CMC diperoleh ukuran pertikel 96,27 nm, PDI 0,074 serta persen konversi sebesar 96,27%. Ukuran pertikel terbesar yang dihasilkan berukuran 116,8 nm dengan PDI 0,153 dan persen konversi 95,08%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>