Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Triana
"ABSTRAK
Dermatoglifi merupakan qambaran sulur kulit pada ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki dan telapak kaki. Pada penelitian ini dilakukan analisis dermatoglifi ujung jari tangan pada mahasiswa FMIPA UI berdasarkan golongan darah sistem ABO dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dermatoglifi di antara golongan darah 0, A, B, dan AB. Sampel terdiri dari 78 mahasiswa/mahasiswi FMIPA UI yang terdiri dari golongan darah 0 = 25 orang, golongan darah A = 20 orang, golongan darah B = 23 orang, dan golongan darah AB = 10 orang. Metoda yang digunakan adalah mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dengan tinta finger print seperti yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Urutan frekuensi tipe pola dari yang tertinggi pada mahasiswa FMIPA UI adalah loop, whorl dan arch. Indeks Dankmeijer (ID) pada golongan darah 0 = 0; A = 8,24; B = 0,93; AB = 10,53. Rata-rata Jumlah Semua Triradius (JST) pada golongan darah 0 = 13,76; A = 14,05; B = 14,52; AB = 13,5. Rata-rata Jumlah Semua Sulur (JSS) pada golongan darah 0 = 147,36; A = 129,3; B = 140,09; AB = 122,6. Hasil uji Kruskal- Wallis terhadap tipe pola, JST dan JSS pada keempat golongan darah ABO menunjukkan tidak ada perbedaan pada a = 0,05. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: tidak terdapat perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dalam hal tipe pala, jumlah semua triradius dan jumlah semua sulur pada mahasiswa FMIPA UI berdasarkan golongan darah sistem ABO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Priyantini
"ABSTRAK
Penelitian dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan terhadap pria irifertil penderita azoospermia dan pria fertil, dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan di antara kedua kelompok tersebut. Metoda yang digunakan untuk mencetak ujung jari tangan adalah metode Cummins & Midlo dengan menggunakan tinta finger print. Sampel terdiri dari 32 pria infertil penderita azoospermia dan 32 pria fertil. Hasil analisis dermatoglifi ujung ,iari tangan pria infertil penderita azoospermia menunjukkan frekuensi tipe pola whorl 46,25%; loop ulna 49.69%; loop radial 2,81%; arch 1,25; dengan Indeks Dankmeijer 2,70 dan Indeks Furuhata 88,10. Sedangkan pada pria fertil frekuensi tipe pola whorl 49,06%; loop ulna .1 49,38%; loop radial 1,25%; arch 0,31%; dengan Indeks Dankmeijer 0,63 dan Indeks Furuhata 96,90.
Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi tipe pola pada ujung jari kedua tangan pria infertil penderita azoospermia dan pria fertil menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05; X2 =3,98). Rata-rata jumlah semua triradius pada pria infertil penderita azoospermia 14,56; sedangkan pada pria fertil 14,91. Hasil uji Mann-Whitney terhadap .jumlah semua triradius pada ujung jar tangan pria infertil penderita azoospenrnia dan pria fertil .juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (Z-0,49; a0,05). Rata-rata jumlah semua sulur pada pria infertil penderita azoospermia 151.31, sedangkan pada pria fertil 158,13. Hasil uji Mann-Whitney terhadap jumlah semua sulur pada pria infertil penderita azoospermia dan pria fertil juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (Z-0,396; a=0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian adalah dermatoglifi ujung jari tangan pria infertil penderita azoospermia tidak berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan pria fertil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mettadevi Septiany Gunawan Tjio
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kuantitas pada telapak tangan pria infertil penderita azoospermia dibandingkan dengan pria fertil, sebagai kontrol. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dermatoglifi telapak tangan pada kedua kelompok tersebut. Sampel terdiri dari 32 orang setiap kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencetak dermatoglifi telapak tangan dengan tinta finger print menurut cara yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi frekuensi pola sulur pada kelima daerah telapak tangan, yaitu: Thenar atau interdigital 1, interdigital 2, interdigital 3, interdigital 4, dan hipothenar, untuk pria infertil penderita azoosperinia adalah 14,06% , 3,13%, 28,13%, 70,31%, dan 7,81%. Sedangkan untuk pria kontrol adalah 15,63%, 1,57%, 12,50%, 57,81%, 1,57% Jumlah sulur a-b total rata-rata pada kedua belah telapak tangan pria infertil penderita azoospermia 74,25, sedangkan pria kontrol 76,22. Besar sudut atd rata-rata pada kedua belah telapak tangan pria infertil penderita azoosperinia 75,75°, sedangkan pria kontrol 77,69°. Besar derajat transversalitas rata-rata pada kedua belah telapak pnia infertil penderita azoospermia 66,38°, sedangkan pria kontrol 73,28°. Frekuensi garis lipatan simian dan Sydney (uni+bilateral) pria infertil penderita azoospermia 12,50% dan 0%, sedangkan pria kontrol 6,25% dan 3,13%. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi ada tidaknya pola sulur pada kelima daerah di telapak tangan, hanya pada interdigital 3 yang menunjukkan perbedaan (X² = 4,827; p<0,05). Hasil uji Mann-Whitney terhadap rata-rata jumlah sulur a-b (Z= -1,129; α 0,05), rata-rata besar sudut atd (Z= -0,611; α= 0,05) dan rata-rata besar sudut transversalitas (Z= -1,128; α= 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan di antara kelompok tersebut. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi garis lipatan simian (X² 0,736; p> 0,05) dan Sydney (X² = 1,016; p>0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan. Kesimpulan yang dapat diainbil dari hasil penelitian ini adalah: Dermatoglifi telapak tangan pria infertil penderita azoospermia berbeda dengan dermatoglifi telapak tangan pria kontrol hanya dalam hal frekuensi adanya pola sulur pada daerah interdigital 3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Ayu Fitri Hapsari
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi telapak tangan pada 30 penderita epilepsi grand mal primer (EGP) dan 30 orang normal untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dermatoglifi pada kedua kelompok tersebut. Metode pencetakan menggunakan tinta seperti yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pola pada daerah T 1,67% T , III 1,67%, IIII 21,67%, IIV 85,00% dan H 6,67% untuk penderita EGP; sedangkan pada orang normal T 1,67%, III 0,00%, IIII 33,33%, IIV 55,00%. dan H 10,00%. Hasil uji chi-kuadrat (x2) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (x2hit= 6,429) untuk daerah IIV telapak tangan penderita EGP dibandingkan dengan orang normal. Rata-rata jumlah besar sudut atd pada kedua telapak tangan penderita EGP 82,70°, sedangkan pada orang normal 88,03°. Rata-rata jumlah total sulur a-b pada kedua telapak tangan penderita EGP 71,74 sedangkan pada orang normal 73,20. Rata-rata jumlah besar derajat transversalitas pada kedua telapak tangan penderita EGP 56,70°, sedangkan pada orang normal 57,80°. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna baik untuk jumlah besar sudut atd (Zhit.= -1,68), jumlah total sulur a-b (Zhit= -0,17), maupun jumlah besar
derajat transversalitas (Zhit= -0,01) telapak tangan penderita EGP dibandingkan dengan orang normal. Frekuensi garis lipatan (unilateral + bilateral ) penderita EGP adalah 26,67% untuk garis simian dan 30,00%. untuk garis Sidney; sedangkan pada orang normal 23,33% untuk garis simian dan 6,67% untuk garis Sidney. Frekuensi garis lipatan Sidney bilateral untuk penderita EGP adalah 13,33%, sedangkan pada orang normal 0,00%. Hasil uji chi-kuadrat (x2) nenunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna (x2hit= 0,089) frekuensi garis lipatan simian (unilateral + bilateral); sedangkan untuk garis lipatan Sidney bilateral (x2hit= 4,286) dan unilateral + bilateral (x2hit= 5,454) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara penderita EGP dibandingkan dengan orang nornal. Kesirnpulan: Terdapat perbedaan frekuensi pola sulur pada IIV dan frekuensi garis Sidney bilateral dan unilateral + bilateral antara dermatoglifi penderita EGP dan orang normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Guntur Bumi, Author
"ABSTRAK
Penentuan golongan daran ABU dari tulang manusia telah dilakukan pada mayat di Bagian Kedmkteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta dan Bagian Hedokteran Forenaik Fakultas Kedokteran Universitaa Sumatera Utara di Medan. Mayat-mayat ini herasal dari kasus-kasus kecelakaan yang diminta oleh penyidik untuk di autapsi.
Penentuan gnlungan darah AED dilakukan denQan metoda absnrpsi elusi yang menggunakan bahah dari Biofarma Bandung serum anti A dan serum anti E' dengan titer 1 : 125, sedangkan anti H beraaal dari biji ulex europaeua dengan titer 1 : 32.
Hasil penelitian pada 30 kasus menunjukkan banwa golongan darah dari tulang masih dapat ditentukan dalam jangka waktu EO minggu setelan kematian. Perubahan intenitas reaksi aglutinasi dari (+++) menjadi (++) untuk anti A mulai terlinat setelah 4 minggu dan telah lengkap pada seluruh tulang setelah 10 minggu. Sedangkan untuk anti B dan anti H, perubahan intensitas reaksi tersebut mulai terlinat setelah 4 minggu' dan menjadi lengkap pada seluruh tulana setelah B minggu.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Pekey
"ABSTRAK
Latar Belakang : Infeksi malaria menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan pada semua usia terutama kelompok berisiko tinggi. Golongan darah ABO dikatakan dapat mempengaruhi berat ringannya malaria namun pada etnik dan geografis tertentu dapat berbeda. Meskipun beberapa penelitian terakhir mengatakan terdapat hubungan namun terdapat beberapa penelitian yang tidak menemukan hubungan tersebut termasuk di Papua New Guinea yang memiliki karakteristik etnik dan alam yang mirip dengan Papua. Selain itu pada beberapa studi sebelumnya jumlah sampel yang digunakan hanya sedikit, terdapat hasil statistik yang tidak bermakna, melibatkan sampel anak serta beberapa hanya dilakukan berbasis laboratorium Laboratory base . Pada penelitian ini kami menggunakan sampel yang lebih banyak, tidak melibatkan sampel anak dan penelitian dilakukan berbasis rumah sakit Hospital base . Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di RSUD Dok II Jayapura Indonesia dari September hingga November 2016. Sebanyak 210 subjek malaria yang memenuhi kriteria dikategorikan menjadi golongan darah O dan Non O serta malaria berat dan malaria ringan berdasarkan kriteria WHO. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 17 dengan melakukan analisis statistik kai-kuadrat dan menghitung rasio prevalensi serta interval kepercayaan. Hasil Penelitian : Dari 210 pasien, golongan darah non-O 80 pasien 38,2 dan golongan darah O 130 pasien 61,9 . Malaria berat pada golongan darah Non O sebanyak 13 kasus 16,3 dan Golongan darah O sebanyak 9 kasus 6,9 . Terdapat perbedaan prevalensi kejadian malaria berat yang bermakna antara kedua golongan darah p = 0,032 dengan Prevalensi rasio PR 2,4 IK95 : 1,06-6,42 . Golongan darah B terbanyak mengalami malaria berat p = 0,038 dan IK95 1,06-6,42 . Prevalensi malaria berat golongan darah non O pada kedua etnik lebih tinggi terutama pada etnik non Papua non Papua, PR 3,8 IK95 0,84-17,9, p=0,143 dibandingkan Papua, PR 1,83 IK 95 0,56-5,9, p=0,356 . Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna golongan darah ABO dengan berat ringanya malaria. Malaria berat lebih banyak terjadi pada Golongan darah Non O terutama golongan darah B.

ABSTRACT
Background Malaria infection has caused a significant morbidity and mortality in all ages, especially in high risk groups. Various factors, including ABO blood type, can influence the severity of malaria to certain ethnic group and location. In terms of ABO blood types, several studies showed their relationship with severity of malaria. Others, such as study on Papua New Guinea which has the same characteristic with Papua Province in Indonesia, showed a contrary result. However, these studies were considered invalid due to the usage of smaller samples, with no statistical differences results, only included children and laboratory based studies. In our study, we included more samples, not involving children and did a hospital based studies. Methods This was a cross sectional study in Dok II Jayapura Hospital, Indonesia, from September to November 2016. 210 subjects were diagnosed with malaria, clinically classified according to WHO criteria and underwent ABO blood type examination. Blood type was categorized into O and Non O groups. Malaria severity was classified into severe and mild malaria. Results Out of 210 patients, 80 38.2 and 130 61.9 were Non O and O blood types respectively. Severe malaria was commonly found in Non O compare to O blood type 16.3 vs 6.9 prevalence ratio PR 2.4 95 CI 1.06 6.42 p 0.032 . Moreover, group B blood type had the highest incidence of severe malaria p 0.038 95 CI 1.06 6.42 . In addition, Non O blood group in both Papuan and Non Papuan races had a greater prevalence of severe malaria Papuan, PR 1.83, 95 CI 0.56 5.9 p 0.356, compared with Non Papuan, PR 3.8, 95 CI 0.84 17.9, p 0.143 .Conclusion There is a significant relationship between ABO blood group and the severity of malaria in Papua. Severe malaria was more common in Non O, especially type B blood group. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juli Handono
"Riset ini merupakan pengembangan berupa pengintegrasian perangkat alat uji golongan darah tipe ABO dan Rhesus berbasis kertas menggunakan metode kromatografi dan forward grouping dengan perangkat deteksi aglutinasi secara otomatis. Kertas uji dibuat dari kertas saring Whatman nomor 4 dengan tiga kolom hidrofilik dan diletakkan pada casing berbahan Polylactic Acid hasil cetak 3D. Masing-masing kolom hidrofilik diimobilisasi reagen anti-A, anti-B, dan Anti-D (resus) 3 μl dengan 2 kali iterasi, dan 40 μl jumlah sampel darah yang dibutuhkan dalam pengujian. Perangkat deteksi aglutinasi otomatis mengimplementasikan pengolahan citra metode Absolute Substract Difference (ASD) menggunakan Raspberry Pi dan PiCamera modifikasi. Tingkat akurasi perangkat 92,5% dan waktu proses selama 4 menit, waktu proses tersebut lebih singkat dari metode point of care test golongan darah lainnya.

This research is a development of integration for ABO and Rhesus blood group typing devices based on paper using chromatography and forward grouping method with automatic agglutination detection device. Paper test was made by Whatman No. 4 filter paper with three hydrophilic columns, and it were placed on a Polylactic Acid cases that was printed by a 3D printer. Each hydrophilic column was immobilized 3 μL of anti-A, anti-B, and Anti-D (resus) reagents with 2 fold iteration, and 40 μl of blood samples required in the test. Automatic agglutination detection device implements Absolute Substract Difference (ASD) method as a image processing using Raspberry Pi and PiCamera modification. The accuracy is 92.5% and 4 minute processing time, the processing time is shorter than the other point-of-care test blood typing methods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudiyah Pitaloka
"ABSTRAK
dermatoglifi merupakan pengetahuan mengenai bentuk dan pola sulur kulit pada ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kulitatif dan secara kuantitatif untuk melihat adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan antara penderita dermatitis atopic dengan kelompok orang normal. Metode yang digunakan untuk mencetak dermatoglifi ujung jari tangan adalah seperti yang dilakukan oleh Cummins & Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic menunjukan frekuensi tipe pola whorl 32, 33%; loop radial 4,33%; dan arch 3%; dengan indeks Dankmeijer 9,29 dan indeks Furuhata 50. Sedangkan pada orang normal frekuensi tipe pola whorl 46, 67%; loop ulna 51,33%; loop radial 1,33%; dan arch 0,67%; dengan indeks Dankmeijer 1,44 dan indeks Furuhata 88,63. Rata-rata jumlah total triradius pada penderita dermatitis optic 12,90; sedangkan pada orang normal 14,67. Rata-rata jumlah semua sulur pada penderita dermatitis atopic 134,70; sedangkan pada orang normal 162,03. Hasil uji chi-kuadrat terhadap frekuensi pola pada ujung jari kedua tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan bermakn; hasil uji t-student terhadap jumlah total triradius pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dan orang menunjukan adanya perbedaan; dan hasil uji mann-whitney terhadap jumlah semua sulur pada ujung jari tangan penderita dermatitis atopic dengan normal menunjukan adanya perbedaan, kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dermatologlifi ujung jari tangan penderita dermatitis atopic berbeda dengan dermatoglifi ujung jari tangan orang normal.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada.ujung jari tangan manusia, Penelitian ini ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Hasil dan kesimpulan : Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pola 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P < 0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'arch', tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe pola 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tipe pola. 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
Bilateral Asymmetric In Derhatoglyphic Pattern On The Finger Prints Of Human.Scope and method of study : This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond fingers
Result and Conclusion: Of the four dermatoglyphic patterns type studied in men,a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found. There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariati Soetijono
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang korelasi asimetri bilateral pola dermatoglifi pada ujung jari tangan manusia. Ingin mengetahui apakah tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan berkorelasi dengan tiap ujung jari tangan kiri. Untuk ini penelitian mengenai korelasi tipe pola dermatoglifi ujung jari tangan telah dilakukan pada 30 orang mahasiswa dan 30 orang mahasiswi.
Pola dermatoglifi dibuat dengan bantuan sebuah roler,tinta sidik jari khusus dan dicetak pada sehelai kertas putih (kartu dermatoglifi). Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah stereoskop dan lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap korelasi tiap tipe pola dermatoglifi pada tiap ujung jari tangan kanan dengan tiap ujung jari tangan kiri.
Dari keempat tipe pola dermatoglifi yang diteliti, pada laki-laki korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari I (P<0,01), tipe pola 'loop radial' pada ujung jari II (P<0,05) dan tipe pa--la 'whorl pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari II (P,0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe polo 'arch', tips polo 'loop radial' dan tipe pale 'whorl' Ada perbedaan bermakna pada tipe pola 'loop ulna' pada uj;~ng jari III (P<0,05) dan pada ujung jari IV (P<0,05).
Pada wanita korelasi bermakna didapat pada tipe pola 'arch' pada ujung jari III (P<0,05) dan ujung jari V (P<0,05), tipe pola 'loop ulna' pada ujung jari. III (P<0,05) dan tipe pola 'whorl' pada ujung jari I (P<0,01) dan ujung jari V (P<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara ujung jari tangan kanan dengan ujung jari tangan kiri pada tipe pola 'loop radial' dan tipe polo 'whorl'. Ada perbedaan bermakna pada tipe polo 'arch' pada ujung jari I (P<0,05) dan ujung jari III (P<0,05) dan tips pola 'loop ulna' pada jari I (P<0,05) dan ujung jari IV (P<0,05).

ABSTRACT
This investigation was done in order to look at the existence of bilateral asymmetric correlation in dermatoglyphic pattern on the finger prints of humans especially the dermatoglyphic pattern type,on each finger. A study on the dermatoglyphic pattern type on the finger was done on 30 male students and 30 female students. The dermatoglyphics patterns were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper (dermatoglyphic card). The prints were analyzed through a stereoscope or a loupe and studies were done on the correlation of each dermatoglyphic pattern on correspond gingers of the four dermatoglyphic patterns type studied in men, a significant correlation on the 'loop ulna' pattern type on digit I (P<0,01), 'loop radial' pattern type on digit II (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit II (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger in men for the 'arch' pattern type, the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit III and digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
In women a significant correlation on the 'arch' pattern type on digit III (P<0,05) and on digit V (P<0,05), 'loop ulna' pattern type on digit III (P<0,05) and 'whorl' pattern type on digit I (P<0,01) and on digit V (P<0,05) was found.
There are no significant differences between right and left finger for the 'loop radial' pattern type and the 'whorl' pattern type. There are significant differences between right and left finger on digit I and digit III for the 'arch' pattern type, on digit I and on digit IV for the 'loop ulna' pattern type.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>